Bab 6 Wanita bermuka dua dan wanita bertopeng.

Qinthia tersenyum pada Elena, ia berusaha membuat dirinya terlihat baik di depan Elena. 

Setelah menatapnya cukup lama Qinthia menarik tangan Elena lalu meletakan botol kecil di tangannya, seraya berkata, "Aku berikan ini untukmu. Punyaku sangat banyak dan tidak aku butuhkan, jadi aku berikan satu untukmu. Ini Pil Sian, pil yang akan membantu memperkuat tenaga dalam mu selama bermeditasi."

"Wah! penghinaan secara tidak langsung yah, jika saja aku tidak mengena lmu maka aku akan berpikir kau itu seorang dewi," batin Elena.

"Terima kasih banyak untuk niat baik mu kak, aku sangat beruntung bertemu dengan mu," balas Elena memasang senyuman palsu.

Setelah itu Qinthia pergi dari kamar Elena. Sedetik kemudian teman sekamar Elena langsung menghampirinya untuk memuji kebaikan Qinthia yang mereka jadikan sebagai panutan.

*****

Keesokan harinya Jovanka sudah berpakaian serapi mungkin untuk pergi ke Akademik Bulan Sabit. Dia ingin meminta penjelasan langsung dari Elena tentang alasan kenapa dia pergi ke akademik tanpa pamit padanya, ia tidak suka karena Elena tidak patuh padanya. Sebagai calon duchess, Jovanka ingin Elena mengambil kelas pewaris bukan pergi menjadi petarung.

Sementara itu di sisi lain Elena memulai kelas pertamanya bersama Adrian. Pada umu.nya kelas pemanggil paling banyak menghafal mantra untuk memanggil monster, binatang roh, dan sejenisnya.

Adrian menjelaskan banyak mantra pemanggil dari berbagai level. Saat ini Elena baru saja mencapai Level dasar tingkat 1, jadi ia belum bisa memanggil satu pun monster atau sejenisnya untuk membuat kontrak. Adrian hanya menjelaskan meditasi untuk memperkuat tenaga dalam Elena sampai saat di mana Elena bisa memanggil.

"Selesai." Elena merentangkan tangannya setelah selesai bermeditasi selama 3 jam.

"Pak Adrian di mana?" batin Elena saat ia tidak melihat siapa pun di sampingnya.

"Hei kau!" panggil Qinthia pada Elena.

Melihat Qinthia yang bisa masuk ke area kelas pemanggil membuat Elena bingung. Lebih membingungkan lagi bagi Elena adalah kemarahan yang tersirat dari tatapannya.

"Apa maksudnya ini?" tanya Qinthia yang melempar botol pil ke kaki Elena.

"Apa maksud kakak bertanya pada ku seperti itu? dan ada apa dengan botol ini?" Elena balik bertanya seolah dia tidak tau apa pun.

"Semua botol ku punya simbol keluarga ku di bagian bawah, dan aku menemukan botol itu ada di tempat sampah. Terlebih lagi itu masih ada isinya. Siapa saja mungkin bisa membuangnya. Tapi jika itu ada di tempat sampah depan kamar asrama mu, berarti itu kau yang buang kan? kemarin, selain kau tidak ada yang aku berikan pil di kamar itu. Jadi jelaskan padaku apa maksud dari perbuatan mu ini."

"Jika aku tau kakak punya kebiasaan menbongkar tempat sampah, maka aku tidak akan membuangnya di sana. Tapi apa hubungannya dengan kakak walau pun aku membuang botol pil itu? pil itu telah menjadi milikku, jadi aku bisa melakukan apa saja dengan itu. Hal ini seharusnya bukan urusan kakak kan."

"Rupanya kau juga adalah wanita bermuka dua yah. Aku tidak mengira dibalik wajah mu yang polos itu, kau adalah wanita sombong. Pil itu mungkin akan habis dan siapa saja yang menerima pil itu langsung dari ku, mereka tidak akan membuang botolnya untuk menghargai kebaikan ku. Lalu kau malah membuangnya saat isinya masih penuh. Sombong sekali kau."

"Kebaikan mu? jangan membuat ku tertawa. Kau tidak tau atau berpura-pura tidak tau jika kau menghina ku secara tidak langsung dibalik kata kebaikan mu itu. Kau wanita berhati iblis yang menggunakan topeng seorang dewi. Aku sangat kasihan pada orang-orang tertipu dengan topeng itu," ejek Elena membuat rasa kesal Qinthia tidak terbendung lagi.

"Cambuk api." Qinthia mengeluarkan senjata kekuatannya.  Elena tersenyum melihat itu.

"Rasakan ini dasar wanita tidak tau diri," teriak Qinthia mengayunkan cambuk yang menyala-nyala ke arah Elena.

Bukannya melukai Elena justru cambuk itu di tangkapnya dengan sangat muda, "Eh! apa ini? lemah sekali."

Qinthia terkejut saat melihat kekuatan Elena, "Aku berada di Level dasar tingkat 7. 6 tingkat di atasmu. Bagaimana bisa kau bisa menahan kekuatan ku?" 

"Tingkat 7? kekuatan tingkat 7 itu seharusnya begini," ucap Elena mengangkat tangannya.

"Angin datanglah dan patuhi perintahku," ucap Elena membuat angin berhembus semakin kencang di sekitar mereka. 

"Sampai jumpa lagi. Hempasan angin." Elena mengarahkan tangannya ke arah Qinthia seiringan dengan itu tubuh Qinthia terhempas oleh angin kencang ke bawah area kelas.

"Woah, manusia terbang. Indah sekali," ucap Elena tersenyum bahagia. Lalu ia melempar cambuk Qinthia mengikuti pemiliknya.

"Waktunya istirahat." Elena berbalik meninggalkan area kelas menuju ke kantin akademik.

*****

"Qinthia," panggil Louis saat masuk ke ruang kesehatan. Tadi ia langsung berlari ke sana, saat mendengar kabar jika Qinthia jatuh dari ketinggian.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Louis menyentuh pundak Qinthia.

"Kakak." Qinthia meneteskan airmata dan langsung memeluk Louis.

"Aku sangat konyol masih bertanya saat keadaan mu seperti ini," ucap Louis menatap perban di kaki dan tangan Qinthia.

"Tuan Louis, apa anda tau jika ini semua terjadi karena ulah murid baru bernama Irene. Dia sangat sombong hanya karena dia seorang ahli pemanggil. Dia tau kalau identitasnya akan sangat di hormati, mengingat seorang pemanggil hanya sedikit saja keberadaannya. Lalu tadi dia menantang kakak. Kakak tidak berani melawannya karena dia adalah murid baru. Tapi lihatlah apa yang dia lakukan pada kakak," ungkap Alice.

"Jangan mengatakan omong kosong. Itu salahku bukan dia," sela Qinthia seraya melepaskan pelukannya dari Louis.

"Irene? dia seorang pemanggil jadi dia bukan Elena yang menyamar. Sulit rasanya untuk percaya jika mereka sangat mirip. Tapi bukan orang yang sama, lagi pula keluarga Elena adalah keluarga yang di cintai oleh angin," batin Louis merasa sedikit kecewa.

"Saat menyebut nama Irene dia langsung melamun, dia mengabaikan sekelilingnya hanya karena sebuah nama. Aku tidak tau sepenting  apa nama itu bagi kakak," batin Qinthia memukul pelan ranjangnya.

"Aku mau kembali ke asrama. Ayo!" ajak Qinthia pada Alice, Alice mengangguk lalu membantu Qinthia turun dari ranjang.

"Akh!" Qinthia meringis kesakitan saat mengerakan kakinya, membuat kembali Louis tersadar dari lamuannya.

"Apa yang kau lakukan?" teriak Louis menarik Qinthia dengan lembut ke atas ranjang.

"Kakak melamun tadi. Aku pikir kakak punya banyak urusan dan masih saja memaksa datang ke mari. Jika aku kembali ke asrama sekarang maka kakak bisa kembali lalu menyelesaikan urusan kakak," jawab Qinthia berbohong.

"Tidak ada yang lebih penting darimu bagiku. Aku akan merawatmu jadi jangan berpikir untuk pergi ke mana pun tanpa aku, kau sangat berarti untuk ku Qinthia," tutur Louis membuat Qinthia tersenyum senang.

"Apa kau dengar?" tanya Louis, Qinthia mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Ternyata aku salah paham pada kakak. Aku tidak tau apa hubungannya dengan Irene. Tapi kakak tetaplah milik ku, tidak ada yang peduli pada ku seperti ini selain kakak," batin Qinthia.

"Qinthia Arsena." Panggil Adrian yang menatapnya dengan tatapan tajam.

"Masuklah Irene!" teriak Adrian lalu tidak lama masuklah Elena yang terluka di sekujur tubuhnya, luka itu adalah luka cambuk.

"Bisakah kau jelaskan apa yang terjadi padaku?" tanya Adrian pada Qinthia, membuat wajah dewi akademik itu berubah menjadi pucat pasi.

*****

Bersambung.

Silakan tinggalkan jejak and dukung selalu author, karena dukungan kalian sangatlah berarti😘

Terpopuler

Comments

kutu kupret🐭🖤🐭

kutu kupret🐭🖤🐭

emang salah babi menentang vermillion 🤣🖕🖕

2023-05-07

0

Livyana 171

Livyana 171

Wahhh ky nya bkln muter nih cerita nya ,klo elena penasaran dgn siapa yg memolongnya dimasa lalu dan pangeran mahkota jg sdh salh paham tuh kynya soal identitas nya elena🤭

2023-04-30

2

Frando Kanan

Frando Kanan

apaan sih?! krg kerjaan lo jovanka?

2023-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kembali ke masa lalu.
2 Bab 2 Awal yang baru.
3 Bab 3 Pergi untuk melupakan.
4 Bab 4 Irene Castiello.
5 Bab 5 Ada yang berbeda.
6 Bab 6 Wanita bermuka dua dan wanita bertopeng.
7 Bab 7 Ratu permainan.
8 Bab 8 Penguasa monster.
9 Bab 9 Amarah Jovanka dan pesan Author.
10 Bab 10 Rencana gagal.
11 Bab 11 Yoluta.
12 Bab 12 Liotin kenangan.
13 Bab 13 Akibat terlalu lengah.
14 Bab 14 Persiapan pertandingan.
15 Bab 15 Tidak ada yang berubah.
16 Bab 16 Aku mencintai mu.
17 Bab 17 Pertandingan di mulai.
18 Bab 18 Tujuan utama Elena.
19 Bab 19 Inilah saatnya.
20 Bab 20 Manfaatkan aku, Elena.
21 Pesan author
22 Bab 21 Aku tidak butuh bantuan siapa pun.
23 Bab 22 Berikan beban itu pada Luca.
24 Bab 23 Lupakan saja dia.
25 Bab 24 Elena berpetualang.
26 Bab 25 Kehilangan uang di kota orang.
27 Bab 26 Abigail, wanita berapi.
28 Bab 27 Bertemu lagi.
29 Bab 28 Keadilan penguasa kota.
30 Bab 29 Lukisan kebahagiaan.
31 Bab 30 Rencana sukses.
32 Bab 31 Putra dewa angin.
33 Bab 32 Masalah daging.
34 Bab 33 Kebetulan yang aneh.
35 Bab 34 Louis dengan semua rencananya.
36 Bab 35 Wanita di balik jeruji besi.
37 Bab 36 Elios, dewa yang dibuang.
38 Bab 37 Misi di tebing yang tinggi.
39 Bab 38 Aku menemukannya.
40 Bab 39 Bertemu Elios.
41 Bab 40 Keponakan Elios, Jolicia.
42 Bab 41 Aku benci anak genius.
43 Bab 42 Tujuan kedua Elena.
44 Bab 43 Bukan tukang kebun.
45 Bab 44 Perkiraan Sonia yang salah.
46 Bab 45 Air hujan Undine.
47 Bab 46 Berdebat dengan Kenzi.
48 Bab 47 Festival panen.
49 Bab 48 Surat pertama dari Leon dan Elios.
50 Bab 49 Melihat bukan ikut.
51 Bab 50 Manisan buah.
52 Bab 51 Fokuslah Elena.
53 Bab 52 Keberhasilan Haura.
54 Bab 53 Keberhasilan dalam ujian.
55 Bab 54 Keluar dari Daratan Agung.
56 Bab 55 Arti Irene bagi ku.
57 Bab 56 Akhirnya pulang.
58 Bab 57 Ancaman Liana.
59 Bab 58 Louis dan masalah dapurnya.
60 Bab 59 Jangan menghina makanan.
61 Bab 60 Harga dari sebuah persahabatan.
62 Bab 61 Akibat dari menguping.
63 Bab 62 Drama dalam perjamuan.
64 Bab 63 Di kirim pulang.
65 Bab 64 Tiada hari tanpa rencana.
66 Bab 65 Tidak pernah merasa aman.
67 Bab 66 Menghilang tanpa jejak.
68 Bab 67 Tempat apa ini?
69 Bab 68 Masa lalu kaisar naga.
70 Bab 69 Permata terakhir darinya.
71 Bab 70 Vivian yang malang.
72 Bab 71 Sumpah setia yang di tolak.
73 Bab 72 Kau harus bertindak sepertinya.
74 Bab 73 Elena di culik.
75 Bab 74 Janji Hans.
76 Bab 75 Kehangatan Elena.
77 Bab 76 Sikap lancang Rafael.
78 Bab 77 Kejutan dari kekuatan Elena.
79 Bab 78 Perdebatan dan keyakinan Hans.
80 Bab 79 Keberhasilan Elena.
81 Bab 80 Tetua agung.
82 Bab 81 Avatar dewi ramuan.
83 Bab 82 Apa yang Elena tidak tahu.
84 Bab 83 Bukan putri Rani.
85 Bab 84 Kau memang putri kami, Elena.
86 Bab 85 Ingin mengerjainya sedikit.
87 Bab 86 Kebenaran tentang Elena.
88 Bab 87 Kembali dengan perasaan lega.
89 Bab 88 Bermain cantik ala Arthur.
90 Bab 89 Kalian akan tinggal bersama ku.
91 Bab 90 Menyukaimu apa adanya.
92 Bab 91 Kembali ke menara.
93 Bab 92 Sampai jumpa.
94 Bab 93 Kejutan.
95 Bab 94 Mulut untuk bergosip.
96 Bab 95 Penculikan Jolycia.
97 Bab 96 Bala Bantuan.
98 Bab 97 2 Kehidupan Sebelumnya.
99 Bab 98 Berbohong padanya.
100 Bab 99 Ada yang aneh.
101 Bab 100 Mencoba mengingat.
102 Bab 101 Pria yang suka berkorban.
103 Bab 102 Memanfaatkan kasih sayang Elena.
104 Bab 103 Siapa Elena?
105 Bab 104 Terapi ledakan.
106 Bab 105 Orang konyol selalu muncul.
107 Bab 106 Jangan memaksa ku.
108 Bab 107 Apa ini semua?
109 Bab 108 Yang mana gadis bernama Elena?
110 Bab 109 Sosok asli Alfred.
111 Bab 110 Ruang potret.
112 Bab 111 Membuatnya terlalu sakit.
113 Bab 112 Ayo, kembali pada nona.
114 Bab 113 Bukti kepribadian Elena.
115 Bab 115 Penyelamatan Alma.
116 Bab 115 Nyaris ketahuan.
117 Bab 116 Perintah untuk Dewa Perang.
118 Bab 117 Datang ke kediaman Alfred.
119 Bab 118 Akhir dan pertemuan.
120 Bab 119 Berikan dia kebahagian, bukan yang terbaik.
121 Bab 120 Tamat.
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1 Kembali ke masa lalu.
2
Bab 2 Awal yang baru.
3
Bab 3 Pergi untuk melupakan.
4
Bab 4 Irene Castiello.
5
Bab 5 Ada yang berbeda.
6
Bab 6 Wanita bermuka dua dan wanita bertopeng.
7
Bab 7 Ratu permainan.
8
Bab 8 Penguasa monster.
9
Bab 9 Amarah Jovanka dan pesan Author.
10
Bab 10 Rencana gagal.
11
Bab 11 Yoluta.
12
Bab 12 Liotin kenangan.
13
Bab 13 Akibat terlalu lengah.
14
Bab 14 Persiapan pertandingan.
15
Bab 15 Tidak ada yang berubah.
16
Bab 16 Aku mencintai mu.
17
Bab 17 Pertandingan di mulai.
18
Bab 18 Tujuan utama Elena.
19
Bab 19 Inilah saatnya.
20
Bab 20 Manfaatkan aku, Elena.
21
Pesan author
22
Bab 21 Aku tidak butuh bantuan siapa pun.
23
Bab 22 Berikan beban itu pada Luca.
24
Bab 23 Lupakan saja dia.
25
Bab 24 Elena berpetualang.
26
Bab 25 Kehilangan uang di kota orang.
27
Bab 26 Abigail, wanita berapi.
28
Bab 27 Bertemu lagi.
29
Bab 28 Keadilan penguasa kota.
30
Bab 29 Lukisan kebahagiaan.
31
Bab 30 Rencana sukses.
32
Bab 31 Putra dewa angin.
33
Bab 32 Masalah daging.
34
Bab 33 Kebetulan yang aneh.
35
Bab 34 Louis dengan semua rencananya.
36
Bab 35 Wanita di balik jeruji besi.
37
Bab 36 Elios, dewa yang dibuang.
38
Bab 37 Misi di tebing yang tinggi.
39
Bab 38 Aku menemukannya.
40
Bab 39 Bertemu Elios.
41
Bab 40 Keponakan Elios, Jolicia.
42
Bab 41 Aku benci anak genius.
43
Bab 42 Tujuan kedua Elena.
44
Bab 43 Bukan tukang kebun.
45
Bab 44 Perkiraan Sonia yang salah.
46
Bab 45 Air hujan Undine.
47
Bab 46 Berdebat dengan Kenzi.
48
Bab 47 Festival panen.
49
Bab 48 Surat pertama dari Leon dan Elios.
50
Bab 49 Melihat bukan ikut.
51
Bab 50 Manisan buah.
52
Bab 51 Fokuslah Elena.
53
Bab 52 Keberhasilan Haura.
54
Bab 53 Keberhasilan dalam ujian.
55
Bab 54 Keluar dari Daratan Agung.
56
Bab 55 Arti Irene bagi ku.
57
Bab 56 Akhirnya pulang.
58
Bab 57 Ancaman Liana.
59
Bab 58 Louis dan masalah dapurnya.
60
Bab 59 Jangan menghina makanan.
61
Bab 60 Harga dari sebuah persahabatan.
62
Bab 61 Akibat dari menguping.
63
Bab 62 Drama dalam perjamuan.
64
Bab 63 Di kirim pulang.
65
Bab 64 Tiada hari tanpa rencana.
66
Bab 65 Tidak pernah merasa aman.
67
Bab 66 Menghilang tanpa jejak.
68
Bab 67 Tempat apa ini?
69
Bab 68 Masa lalu kaisar naga.
70
Bab 69 Permata terakhir darinya.
71
Bab 70 Vivian yang malang.
72
Bab 71 Sumpah setia yang di tolak.
73
Bab 72 Kau harus bertindak sepertinya.
74
Bab 73 Elena di culik.
75
Bab 74 Janji Hans.
76
Bab 75 Kehangatan Elena.
77
Bab 76 Sikap lancang Rafael.
78
Bab 77 Kejutan dari kekuatan Elena.
79
Bab 78 Perdebatan dan keyakinan Hans.
80
Bab 79 Keberhasilan Elena.
81
Bab 80 Tetua agung.
82
Bab 81 Avatar dewi ramuan.
83
Bab 82 Apa yang Elena tidak tahu.
84
Bab 83 Bukan putri Rani.
85
Bab 84 Kau memang putri kami, Elena.
86
Bab 85 Ingin mengerjainya sedikit.
87
Bab 86 Kebenaran tentang Elena.
88
Bab 87 Kembali dengan perasaan lega.
89
Bab 88 Bermain cantik ala Arthur.
90
Bab 89 Kalian akan tinggal bersama ku.
91
Bab 90 Menyukaimu apa adanya.
92
Bab 91 Kembali ke menara.
93
Bab 92 Sampai jumpa.
94
Bab 93 Kejutan.
95
Bab 94 Mulut untuk bergosip.
96
Bab 95 Penculikan Jolycia.
97
Bab 96 Bala Bantuan.
98
Bab 97 2 Kehidupan Sebelumnya.
99
Bab 98 Berbohong padanya.
100
Bab 99 Ada yang aneh.
101
Bab 100 Mencoba mengingat.
102
Bab 101 Pria yang suka berkorban.
103
Bab 102 Memanfaatkan kasih sayang Elena.
104
Bab 103 Siapa Elena?
105
Bab 104 Terapi ledakan.
106
Bab 105 Orang konyol selalu muncul.
107
Bab 106 Jangan memaksa ku.
108
Bab 107 Apa ini semua?
109
Bab 108 Yang mana gadis bernama Elena?
110
Bab 109 Sosok asli Alfred.
111
Bab 110 Ruang potret.
112
Bab 111 Membuatnya terlalu sakit.
113
Bab 112 Ayo, kembali pada nona.
114
Bab 113 Bukti kepribadian Elena.
115
Bab 115 Penyelamatan Alma.
116
Bab 115 Nyaris ketahuan.
117
Bab 116 Perintah untuk Dewa Perang.
118
Bab 117 Datang ke kediaman Alfred.
119
Bab 118 Akhir dan pertemuan.
120
Bab 119 Berikan dia kebahagian, bukan yang terbaik.
121
Bab 120 Tamat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!