Bab 4 Irene Castiello.

"Ada apa ini?" tanya seorang wanita cantik yang datang menghampiri Sonia dan Ernest bersama para pelayannya.

"Ibu? apa yang membawa ibu kemari?" tanya Ernest tersenyum ramah pada wanita itu yang tidak lain adalah sang ibu bernama Jovanka.

"Ibu datang karena ada sesuatu yang harus ibu katakan pada mu. Tapi sepertinya kau terlihat sedang sibuk saat ini, padahal ibu ingin membicarakan tentang Elena mu. Apa kau bisa meluangkan waktu mu nanti?" tanya Jovanka pada Ernest dan sesekali menatap Sonia dengan tatapan merendahkan.

"Kenapa harus nanti? kita bicarakan saja sekarang. Ayo ke ruang baca ku," ajak Ernest pada Jovanka.

"Tunggu Ernest." Sonia mencekal tangan Ernest yang hendak beranjak pergi, "Kita sedang membicarakan Elena juga kan, jadi kita selesaikan dulu pembicaraan kita."

"Ah! dia terlihat sangat khawatir sekarang, ini semakin menarik," batin Jovanka tersenyum di balik kipasnya.

Ernest melepaskan tangannya dari cekalan Sonia dan berkata, "Kita bicarakan itu nanti."

Setelah itu Ernest melangkah pergi lebih dulu menuju ruang bacanya, sementara Sonia ditinggalkan begitu saja dengan perasaan kecewa dan sedih.

"Sahabat pada umumnya mendukung hubungan sahabatnya. Tapi bukannya mendukung kau malah menikung, aku tidak habis pikir kenapa wanita bangsawan kelas atas seperti Elena mau berteman dengan orang rendahan seperti mu. Tidak hanya rendah dalam status sosial kau juga rendah dalam bersikap," hina Jovanka yang mendapatkan tatapan nyalang dari Sonia.

"Bibi jangan menghina ku seperti itu karena anda tidak akan tau siapa yang akan menjadi pendamping Ernest. Mungkin hari ini dia mencintai Elena. Tapi anda tidak akan tahu isi hati manusia yang bisa berubah setiap saat, dan mungkin saja perubahan hati itu akan terjadi pada Ernest. Lagi pula siapa yang peduli tentang sebuah hubungan saat ini, jangan kan menikung banyak wanita di luar sana merampas pria orang lain demi mendapatkan posisi yang terbaik," balas Sonia membuat Jovanka semakin ingin menghinanya.

"Kalau begitu coba gapai posisi itu jika kau bisa bahkan jika harus merangkak maka merangkaklah. Jangan lupa belajar menjilat sepatu Elena mulai dari sekarang agar jalan mu semakin mudah, jangan kecewakan aku. Satu hal lagi, aku tidak akan membiarkan kau meracuni pikiran Ernest tentang kepergian Elena ke akademik," ucap Jovanka seraya menutup kipasnya kemudian pergi menyusul Ernest.

"Sial!" Sonia menjatuhkan vas bunga di dekatnya untuk melampiaskan amarah.

"Aku tau jika wanita tua itu akan meluruskan isi hati Ernest tentang kepergian Elena. Rencanaku jadi kacau karena dia, tapi kau jangan senang dulu karena aku tidak akan diam saja. Ernest adalah milik ku," batin Sonia menghentakan kakinya dan pergi dari kediaman Ransom.

*****

Setelah melakukan perjalanan panjang akhirnya Louis tiba di akademik bulan sabit, di depan gerbang akademik Qinthia yakni adik sepupunya datang untuk menyambut Louis secara langsung.

"Lama tidak bertemu Kak Louis, aku senang bisa melihatmu di akademik ini. Mohon kerja sama mu untuk 5 tahun ke depan," ucap Qinthia tersenyum manis pada Louis.

Louis terpaksa harus membalas senyuman itu walau pun ia tidak bisa tersenyum, saat ini ada begitu banyak beban di hatinya yang tidak bisa ia lepas.

"Ayo kita jalan ke ruang pendaftaran sambil bercerita. Aku ingin tau apa alasan yang membuat kakak berubah pikiran dan melakukan pelatihan saat ini, coba katakan pada ku," lanjut Qinthia berjalan pelan di samping Louis.

"Tidak ada alasan khusus. Aku hanya merasa memulai sesuatu lebih cepat itu malah lebih baik, lagi pula aku sudah menyelesaikan semua kelas pewaris. Itu saja," jawab Louis berbohong.

"Jadi nanti kakak akan menggunakan nama keluarga ku untuk mendaftar? aku tidak bermaksud apa-apa hanya saja sekolah ini tidak menerima gelar bangsawan kan, jadi dari pada menggunakan nama keluarga kerajaan yang mencolok akan lebih baik jika kakak pakai nama keluarga kami. Aku hanya menawarkan saja."

"Terima kasih karena sudah memikirkan aku. Tapi aku datang dengan persiapan, aku punya nama keluarga yang cocok untuk ku," tolak Louis secara halus, mendengar penolakan itu membuat Qinthia kecewa padahal ia berharap nama mereka bisa menyatu.

"Dan Qin …." Louis terdiam saat tatapannya tertuju pada seorang gadis yang membawa tas melewati dia dan Qinthia.

"Apa itu benar-benar Ana?" gumam Louis. Namun terdengar jelas oleh Qinthia, karena penasaran Qinthia pun berbalik menatap siapa orang yang mencuri perhatian Louis darinya.

Sayangnya wanita itu telah berjalan jauh di depan, sehingga Qinthia tidak bisa melihat wajahnya. Walau pun tidak bisa melihat wajah wanita itu Qinthia tetap membencinya karena Louis menatap wanita itu dengan tatapan berbinar, ia tidak suka ada orang mencuri perhatian Louis darinya.

"Kakak." Qinthia memegang tangan Louis membuatnya tersadar kembali lalu mengalihkan tatapannya dari wanita yang telah menghilang dari pandangannya.

"Maafkan aku. Tadi aku melihat orang yang ku kenal, mungkin aku salah lihat karena orang yang aku kenal itu tidak mungkin ada di sini. Ayo!" Louis melepaskan tangan Qinthia darinya.

Qinthia menatap tangannya untuk waktu yang lama, ini bukan pertama kali Louis melepaskan tangannya lebih dulu. Kali ini Qinthia hanya perlu bersabar karena tidak lama lagi, Louis akan menjadi tunangannya.

Sementara itu di sisi lain Elena akhirnya sampai di depan pintu ruang pendaftaran, Elena menghela nafas pelan kemudian melangkah masuk menuju meja pendaftaran.

"Selamat siang, aku ingin mendaftar sebagai murid tahun pertama," ucap Elena berusaha menahan rasa gugup.

Wanita tua di meja itu menatapnya selama beberapa saat lalu ia mengeluarkan buku dan pena dari dalam laci meja seraya bertanya, "Siapa nama mu?"

Akademik Bulan sabit di kenal dengan sebagai satu-satunya akademik terbaik di Kekaisaran Oswlad, itu karena akademik ini lebih mengutamakan persaingan dengan potensi diri sendiri tanpa mendapatkan dukungan dari keluarga mereka.

"Namaku Irene Castiello, panggil saja begitu," jawab Elena mengarang namanya sendiri.

"Baiklah, silahkan pergi ke ruangan sebelah kanan. Kau perlu melakukan ujian untuk menentukan apa keahlianmu," ucap wanita itu menunjuk pintu berwarna merah, Elena mengangguk dan pergi ke ruangan itu.

Brak!

Louis membanting pintu ruang pendaftaran karena terlalu tergesa-gesa ingin memastikan apa wanita yang ia lihat tadi benar-benar kenalannya atau tidak. Tapi dia terlambat karena wanita itu sudah menuju ruangan yang lain, itu adalah ruangan khusus wanita yang membuat Louis tidak bisa ke sana.

"Hei nak! di mana sopan santunmu? apa begitu caranya membuka pintu?" teriak wanita tua di meja pendaftaran pada Louis, karena ulah Louis ia hampir saja kena serangan jantung.

"Maafkan aku, aku tidak sengaja tadi," jawab Louis merasa sangat malu.

"Katanya tadi mungkin salah lihat. Tapi dia berjalan kemari secepat kilat seperti orang kesetanan," batin Qinthia.

Wanita tua itu menghela nafas dan kembali duduk lalu ia bertanya, "Katakan apa yang kau butuhkan lalu pergilah."

"Aku ingin mendaftar sebagai murid tahun pertama. Tapi bisakah aku sendiri yang menulis namaku di buku itu?" tanya Louis membuat wanita itu semakin kesal.

"Apa alasanmu sampai ingin melakukan itu? bukan hanya tidak punya sopan santun, kau juga sangat lancang ternyata. Aku tidak percaya ini," balas wanita itu.

"Nama keluargaku sangat sulit untuk di tulis jadi biarkan aku tulis sendiri, ku mohon."

"Sesulit apa pun bisa aku tulis jika kau eja satu persatu hurufnya, jadi jangan memohon lagi."

"Aku sangat ingin menulisnya sendiri, biar aku tulis sendiri nyonya."

"Ada apa dengan kakak? kenapa dia ingin sekali menulis namanya sendiri?" batin Qinthia penasaran.

*****

Bersambung.

Silakan tinggalkan jejak and dukung selalu author, karena dukungan kalian sangatlah berarti😘

Terpopuler

Comments

kutu kupret🐭🖤🐭

kutu kupret🐭🖤🐭

ouoohhhh🖕
satu pereekk lagi🖕🖕💣

2023-05-07

1

Livyana 171

Livyana 171

Menarik nih mereka🤭

2023-04-30

1

Frando Kanan

Frando Kanan

ternyata pke nma samaran

2023-03-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kembali ke masa lalu.
2 Bab 2 Awal yang baru.
3 Bab 3 Pergi untuk melupakan.
4 Bab 4 Irene Castiello.
5 Bab 5 Ada yang berbeda.
6 Bab 6 Wanita bermuka dua dan wanita bertopeng.
7 Bab 7 Ratu permainan.
8 Bab 8 Penguasa monster.
9 Bab 9 Amarah Jovanka dan pesan Author.
10 Bab 10 Rencana gagal.
11 Bab 11 Yoluta.
12 Bab 12 Liotin kenangan.
13 Bab 13 Akibat terlalu lengah.
14 Bab 14 Persiapan pertandingan.
15 Bab 15 Tidak ada yang berubah.
16 Bab 16 Aku mencintai mu.
17 Bab 17 Pertandingan di mulai.
18 Bab 18 Tujuan utama Elena.
19 Bab 19 Inilah saatnya.
20 Bab 20 Manfaatkan aku, Elena.
21 Pesan author
22 Bab 21 Aku tidak butuh bantuan siapa pun.
23 Bab 22 Berikan beban itu pada Luca.
24 Bab 23 Lupakan saja dia.
25 Bab 24 Elena berpetualang.
26 Bab 25 Kehilangan uang di kota orang.
27 Bab 26 Abigail, wanita berapi.
28 Bab 27 Bertemu lagi.
29 Bab 28 Keadilan penguasa kota.
30 Bab 29 Lukisan kebahagiaan.
31 Bab 30 Rencana sukses.
32 Bab 31 Putra dewa angin.
33 Bab 32 Masalah daging.
34 Bab 33 Kebetulan yang aneh.
35 Bab 34 Louis dengan semua rencananya.
36 Bab 35 Wanita di balik jeruji besi.
37 Bab 36 Elios, dewa yang dibuang.
38 Bab 37 Misi di tebing yang tinggi.
39 Bab 38 Aku menemukannya.
40 Bab 39 Bertemu Elios.
41 Bab 40 Keponakan Elios, Jolicia.
42 Bab 41 Aku benci anak genius.
43 Bab 42 Tujuan kedua Elena.
44 Bab 43 Bukan tukang kebun.
45 Bab 44 Perkiraan Sonia yang salah.
46 Bab 45 Air hujan Undine.
47 Bab 46 Berdebat dengan Kenzi.
48 Bab 47 Festival panen.
49 Bab 48 Surat pertama dari Leon dan Elios.
50 Bab 49 Melihat bukan ikut.
51 Bab 50 Manisan buah.
52 Bab 51 Fokuslah Elena.
53 Bab 52 Keberhasilan Haura.
54 Bab 53 Keberhasilan dalam ujian.
55 Bab 54 Keluar dari Daratan Agung.
56 Bab 55 Arti Irene bagi ku.
57 Bab 56 Akhirnya pulang.
58 Bab 57 Ancaman Liana.
59 Bab 58 Louis dan masalah dapurnya.
60 Bab 59 Jangan menghina makanan.
61 Bab 60 Harga dari sebuah persahabatan.
62 Bab 61 Akibat dari menguping.
63 Bab 62 Drama dalam perjamuan.
64 Bab 63 Di kirim pulang.
65 Bab 64 Tiada hari tanpa rencana.
66 Bab 65 Tidak pernah merasa aman.
67 Bab 66 Menghilang tanpa jejak.
68 Bab 67 Tempat apa ini?
69 Bab 68 Masa lalu kaisar naga.
70 Bab 69 Permata terakhir darinya.
71 Bab 70 Vivian yang malang.
72 Bab 71 Sumpah setia yang di tolak.
73 Bab 72 Kau harus bertindak sepertinya.
74 Bab 73 Elena di culik.
75 Bab 74 Janji Hans.
76 Bab 75 Kehangatan Elena.
77 Bab 76 Sikap lancang Rafael.
78 Bab 77 Kejutan dari kekuatan Elena.
79 Bab 78 Perdebatan dan keyakinan Hans.
80 Bab 79 Keberhasilan Elena.
81 Bab 80 Tetua agung.
82 Bab 81 Avatar dewi ramuan.
83 Bab 82 Apa yang Elena tidak tahu.
84 Bab 83 Bukan putri Rani.
85 Bab 84 Kau memang putri kami, Elena.
86 Bab 85 Ingin mengerjainya sedikit.
87 Bab 86 Kebenaran tentang Elena.
88 Bab 87 Kembali dengan perasaan lega.
89 Bab 88 Bermain cantik ala Arthur.
90 Bab 89 Kalian akan tinggal bersama ku.
91 Bab 90 Menyukaimu apa adanya.
92 Bab 91 Kembali ke menara.
93 Bab 92 Sampai jumpa.
94 Bab 93 Kejutan.
95 Bab 94 Mulut untuk bergosip.
96 Bab 95 Penculikan Jolycia.
97 Bab 96 Bala Bantuan.
98 Bab 97 2 Kehidupan Sebelumnya.
99 Bab 98 Berbohong padanya.
100 Bab 99 Ada yang aneh.
101 Bab 100 Mencoba mengingat.
102 Bab 101 Pria yang suka berkorban.
103 Bab 102 Memanfaatkan kasih sayang Elena.
104 Bab 103 Siapa Elena?
105 Bab 104 Terapi ledakan.
106 Bab 105 Orang konyol selalu muncul.
107 Bab 106 Jangan memaksa ku.
108 Bab 107 Apa ini semua?
109 Bab 108 Yang mana gadis bernama Elena?
110 Bab 109 Sosok asli Alfred.
111 Bab 110 Ruang potret.
112 Bab 111 Membuatnya terlalu sakit.
113 Bab 112 Ayo, kembali pada nona.
114 Bab 113 Bukti kepribadian Elena.
115 Bab 115 Penyelamatan Alma.
116 Bab 115 Nyaris ketahuan.
117 Bab 116 Perintah untuk Dewa Perang.
118 Bab 117 Datang ke kediaman Alfred.
119 Bab 118 Akhir dan pertemuan.
120 Bab 119 Berikan dia kebahagian, bukan yang terbaik.
121 Bab 120 Tamat.
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1 Kembali ke masa lalu.
2
Bab 2 Awal yang baru.
3
Bab 3 Pergi untuk melupakan.
4
Bab 4 Irene Castiello.
5
Bab 5 Ada yang berbeda.
6
Bab 6 Wanita bermuka dua dan wanita bertopeng.
7
Bab 7 Ratu permainan.
8
Bab 8 Penguasa monster.
9
Bab 9 Amarah Jovanka dan pesan Author.
10
Bab 10 Rencana gagal.
11
Bab 11 Yoluta.
12
Bab 12 Liotin kenangan.
13
Bab 13 Akibat terlalu lengah.
14
Bab 14 Persiapan pertandingan.
15
Bab 15 Tidak ada yang berubah.
16
Bab 16 Aku mencintai mu.
17
Bab 17 Pertandingan di mulai.
18
Bab 18 Tujuan utama Elena.
19
Bab 19 Inilah saatnya.
20
Bab 20 Manfaatkan aku, Elena.
21
Pesan author
22
Bab 21 Aku tidak butuh bantuan siapa pun.
23
Bab 22 Berikan beban itu pada Luca.
24
Bab 23 Lupakan saja dia.
25
Bab 24 Elena berpetualang.
26
Bab 25 Kehilangan uang di kota orang.
27
Bab 26 Abigail, wanita berapi.
28
Bab 27 Bertemu lagi.
29
Bab 28 Keadilan penguasa kota.
30
Bab 29 Lukisan kebahagiaan.
31
Bab 30 Rencana sukses.
32
Bab 31 Putra dewa angin.
33
Bab 32 Masalah daging.
34
Bab 33 Kebetulan yang aneh.
35
Bab 34 Louis dengan semua rencananya.
36
Bab 35 Wanita di balik jeruji besi.
37
Bab 36 Elios, dewa yang dibuang.
38
Bab 37 Misi di tebing yang tinggi.
39
Bab 38 Aku menemukannya.
40
Bab 39 Bertemu Elios.
41
Bab 40 Keponakan Elios, Jolicia.
42
Bab 41 Aku benci anak genius.
43
Bab 42 Tujuan kedua Elena.
44
Bab 43 Bukan tukang kebun.
45
Bab 44 Perkiraan Sonia yang salah.
46
Bab 45 Air hujan Undine.
47
Bab 46 Berdebat dengan Kenzi.
48
Bab 47 Festival panen.
49
Bab 48 Surat pertama dari Leon dan Elios.
50
Bab 49 Melihat bukan ikut.
51
Bab 50 Manisan buah.
52
Bab 51 Fokuslah Elena.
53
Bab 52 Keberhasilan Haura.
54
Bab 53 Keberhasilan dalam ujian.
55
Bab 54 Keluar dari Daratan Agung.
56
Bab 55 Arti Irene bagi ku.
57
Bab 56 Akhirnya pulang.
58
Bab 57 Ancaman Liana.
59
Bab 58 Louis dan masalah dapurnya.
60
Bab 59 Jangan menghina makanan.
61
Bab 60 Harga dari sebuah persahabatan.
62
Bab 61 Akibat dari menguping.
63
Bab 62 Drama dalam perjamuan.
64
Bab 63 Di kirim pulang.
65
Bab 64 Tiada hari tanpa rencana.
66
Bab 65 Tidak pernah merasa aman.
67
Bab 66 Menghilang tanpa jejak.
68
Bab 67 Tempat apa ini?
69
Bab 68 Masa lalu kaisar naga.
70
Bab 69 Permata terakhir darinya.
71
Bab 70 Vivian yang malang.
72
Bab 71 Sumpah setia yang di tolak.
73
Bab 72 Kau harus bertindak sepertinya.
74
Bab 73 Elena di culik.
75
Bab 74 Janji Hans.
76
Bab 75 Kehangatan Elena.
77
Bab 76 Sikap lancang Rafael.
78
Bab 77 Kejutan dari kekuatan Elena.
79
Bab 78 Perdebatan dan keyakinan Hans.
80
Bab 79 Keberhasilan Elena.
81
Bab 80 Tetua agung.
82
Bab 81 Avatar dewi ramuan.
83
Bab 82 Apa yang Elena tidak tahu.
84
Bab 83 Bukan putri Rani.
85
Bab 84 Kau memang putri kami, Elena.
86
Bab 85 Ingin mengerjainya sedikit.
87
Bab 86 Kebenaran tentang Elena.
88
Bab 87 Kembali dengan perasaan lega.
89
Bab 88 Bermain cantik ala Arthur.
90
Bab 89 Kalian akan tinggal bersama ku.
91
Bab 90 Menyukaimu apa adanya.
92
Bab 91 Kembali ke menara.
93
Bab 92 Sampai jumpa.
94
Bab 93 Kejutan.
95
Bab 94 Mulut untuk bergosip.
96
Bab 95 Penculikan Jolycia.
97
Bab 96 Bala Bantuan.
98
Bab 97 2 Kehidupan Sebelumnya.
99
Bab 98 Berbohong padanya.
100
Bab 99 Ada yang aneh.
101
Bab 100 Mencoba mengingat.
102
Bab 101 Pria yang suka berkorban.
103
Bab 102 Memanfaatkan kasih sayang Elena.
104
Bab 103 Siapa Elena?
105
Bab 104 Terapi ledakan.
106
Bab 105 Orang konyol selalu muncul.
107
Bab 106 Jangan memaksa ku.
108
Bab 107 Apa ini semua?
109
Bab 108 Yang mana gadis bernama Elena?
110
Bab 109 Sosok asli Alfred.
111
Bab 110 Ruang potret.
112
Bab 111 Membuatnya terlalu sakit.
113
Bab 112 Ayo, kembali pada nona.
114
Bab 113 Bukti kepribadian Elena.
115
Bab 115 Penyelamatan Alma.
116
Bab 115 Nyaris ketahuan.
117
Bab 116 Perintah untuk Dewa Perang.
118
Bab 117 Datang ke kediaman Alfred.
119
Bab 118 Akhir dan pertemuan.
120
Bab 119 Berikan dia kebahagian, bukan yang terbaik.
121
Bab 120 Tamat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!