Elena dengan cepat berlari ke kamarnya dan benar saja penataan ruangan di sana sama dengan kamarnya saat berusia 15 tahun, bahkan sosok yang selalu dia rindukan masih ada di sana.
"Ah! Nona Elena, apa waktu minum teh sudah selesai?" tanya Mimi yang sedang membersihkan lemari pakaian Elena.
Elena tidak menjawab ia malah mendekati Mimi lalu memeluknya, perlahan ia mulai terisak mengingat bagaimana ia memperlakukan Mimi di kehidupan sebelumnya karena Sonia.
"Eh! ada apa nona? apa anda terluka karena tuan muda mengejek Tuan Ernest lagi?" tanya Mimi pada Elena.
Elena melepaskan pelukannya lalu menggeleng seraya berkata, "Bukan karena itu, aku menangis karena aku sadar telah memperlakukan mu secara tidak adil."
Ekspresi wajah Mimi berubah menjadi kesal. Ia menggenggam tangan Elena seraya berkata, "Yang nona katakan itu tidak benar, saya selalu merasa apa yang nona lakukan tidak salah. Lagi pula jika ada kesalahan maka itu dari saya bukan dari nona. Jangan merasa bersalah karena saya atau saya akan sedih."
"Entah kebaikan apa yang aku lakukan di kehidupan sebelumnya sampai bisa di percayai oleh mu seperti saat ini, aku beruntung memiliki Mimi bersama ku."
"Justru yang beruntung di sini adalah saya karena nona sudah menyelamatkan saya bersama saudara saya dari jalanan, terima kasih nona," ucap Mimi setulus mungkin.
Di kesempatan kedua ini Elena berjanji akan membalas apa yang telah Ernest dan Sonia lakukan padanya, dulu karena Sonia sangat tidak suka pada Mimi ia sampai memecat Mimi tepatnya 3 bulan dari sekarang. Tapi kali ini tidak lagi, ia tidak akan kehilangan Mimi lagi. Lagi pula ia punya ingatan tentang kehidupan sebelumnya yang akan dia gunakan untuk memperkuat kekuatan keluarganya agar tidak tunduk pada keluarga Ernest.
Namun ada satu hal yang membuat Elena penasaran yakni pria yang samar-samar ia lihat saat kesadarannya akan hilang, pria itu menangkap tubuh Elena yang akan tumbang. Entah kenapa Elena merasa dia itu tidak asing baginya, tapi siapa dia? pikir Elena.
*****
Louis duduk di meja kerjanya menatap keluar jendela, ia masih tidak bisa menerima kenyataan jika dirinya kembali ke masa lalu lagi. Dia tidak tahu harus senang, atau tidak akan semua ini, karena di kehidupan sebelumnya ia gagal merebut Elena dari Ernest bahkan dia berpikir jika harus mengulang kehidupan ini 1000 kali pun ia tidak yakin hati Elena akan berpaling dari Ernest.
Di hari itu saat mendengar Elena akan menikah ia bergegas menuju kediaman Duke Ransom. Tapi sesampainya di sana yang ia lihat adalah Elena merobek lehernya sendiri, padahal ia sudah berusaha datang lebih cepat hanya saja dia gagal lagi.
Sudah 3 kali ia mengulangi kehidupannya. Namun hasil akhir dari setiap kehidupan itu tetap sama, Elena selalu tiada dan dia selalu datang terlambat. Kini jika kali ini pun gagal maka dia tidak akan punya kesempatan lagi, ia ingin menyerah karena semua usaha yang ia lakukan selalu sia-sia.
Rasanya ia tidak bisa memaafkan Ernest bahkan setelah 3 kali membunuhnya di 3 kehidupan. Jika saja Louis sampai memaksa Elena untuk menikah dengannya, apa akan ada yang berubah? pikir Louis. Sayangnya ia tidak bisa mengambil risiko dengan mendapat kebencian dari Elena, jika dia memaksa Elena maka apa bedanya dia dengan Ernest pikir Louis lagi.
"Fil, katakan pada ayahanda aku akan mengambil pelatihan selama 5 tahun," perintah Louis pada asistennya.
Dari pada tetap di sini dan memikirkan Elena setiap saat, Louis lebih memilih untuk pergi dari ibukota dan mengikuti pelatihan lalu masuk ke dunia bela diri. Mungkin dengan cara ini dia akan melupakan semua tentang Elena.
"Ini cara yang salah. Tapi waktu 5 tahun itu tidak lama, aku akan kembali sebelum Elena menikah lalu menyelamatkan keluarga Abraham dari Ernest. Karena 5 tahun kemudian Elena akan pergi melakukan pelatihan, saat itu juga semua kebusukan Ernest diketahui oleh keluarga Abraham yang membuat mereka harus menghadapi penderitaan luar biasa. Kali ini rencanaku tidak akan gagal, kau tunggulah aku Ernest," batin Louis.
*****
"Apa?" seluruh anggota keluarga Abraham yang sedang menyantap makan siang terkejut dengan permintaan Elena.
"Baru kemarin kau merengek tidak mau masuk dunia bela diri, lalu kenapa mendadak berubah pikiran?" tanya Austin, ayah dari Elena.
"Aku hanya berpikir akan lebih baik untuk masuk dunia bela diri, itu semua demi keluarga kita. Aku perlu membangun kekuatan untuk diri ku sendiri di masa depan, aku rasa itu benar," jawab Elena sedikit gugup.
"Kau yakin? kau selalu bilang ingin belajar hal lain seperti merajut, memasak, atau menyulam agar bisa menjadi istri yang sempurna untuk Ernest. Apa kau mau beralih menjadi istri berotot untuknya?" ejek Aaron membuat semua yang ada di meja makan menatap tajam kearahnya.
"Aku hanya mencoba hal baru, dulu itu sampai kemarin aku belum berpikir dengan baik jadi jawabanku seperti itu. Sekarang berbeda karena aku sudah berpikir dengan baik," jawab Elena dengan ketusnya.
"Ayah dengan senang hati akan mendukungmu, tapi jika kau sudah pergi maka tidak akan waktu untuk menyesal. Ayah tidak merubah keputusan semudah itu jika kau sampai menyesal," ancam Austin, ia ingin memastikan Elena sungguh-sungguh atau tidak.
"Aku tidak akan menyesal, aku sangat yakin. Justru aku yang akan membuat ayah meminta ku pulang karena terlalu merindukan ku setelah aku pergi bertahun-tahun," jawab Elena membuat kedua kakaknya merasa bangga.
"Kau akan berangkat minggu depan. Ayah akan …."
"Tidak!" Elena memotong ucapan Austin, "Aku akan pergi besok ke Akademik Bulan sabit, aku sudah memutuskan untuk ke sana."
"Sayang, kau itu wanita. Pergi besok terlalu cepat karena ibu masih ingin membelikan mu pakaian bela diri wanita yang cocok, lalu peralatan kecantikan seperti riasan wajah. Kau …."
"Ibu. Aku tidak perlu itu semua," potong Elena lagi, "Aku pergi besok itu sudah di tetapkan, kalau soal pakaian itu akan di sediakan oleh akademik jadi tenang saja. Lagi pula mulai sekarang aku tidak akan memakai riasan wajah, atau perhiasan karena itu sangat menganggu kecuali, saat menghadiri acara formal."
Mereka semua tersenyum bahagia dengan mata berkaca-kaca karena Elena yang sekarang terlihat sangat dewasa, sulit bagi mereka untuk percaya jika gadis di depan mereka masih dengan gadis yang kemarin menangis karena tidak mau belajar bela diri.
"Padahal putri ku yang kemarin membuat ku takut karena ia selalu mementingkan kecantikannya. Tidak mau kulitnya kasar, tidak suka jika dirinya tidak berdandan, dan tidak mau melewatkan berbagai macam perwatan tubuh. Syukurlah dia berubah menjadi anak yang normal," batin Liliana memberikan kecupan jauh untuk Elena.
*****
Bersambung.
Silakan tinggalkan jejak and dukung selalu author, karena dukungan kalian sangatlah berarti😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
CaH KangKung,
mampir kak.....jejak..🥀
2023-03-15
1
Frando Kanan
apa mungkin....Louis ini yg selamatkn. Elena?
2023-03-06
3
Rose_Ni
wah...udah 3 kali balik ke masa lalu,enaknyaa
2023-02-18
1