Pasha mendengus geram kala dia mendapat pelepasannya. Tapi kali ini tidak senikmat seperti biasa, karena Natalie meminta pria itu untuk memakai pengaman saat bercinta dengannya. Sejak Natalie menjalani prosedur pembukaan kembali tubektomi yang dia lakoni, wanita itu jadi ekstra hati-hati. Dia tidak mau mengandung anak Pasha, yang berujung pada drama "keguguran palsu" yang ternyata aborsi.
Natalie yakin itu anak Pasha, maka dia menggugurkannya. "Tidak enak, Nat." Protes Pasha. Pria itu menjatuhkan tubuhnya disamping Natalie. Sementara Natalie hanya acuh mendengar perkataan Pasha.
"Terserah. Kalau kau tidak mau, kau bisa pergi."
"Aku akan pergi dan rahasiamu akan kusebarkan pada semua orang. Pada suamimu dan pada polisi."
Natalie yang hampir memejamkan matanya, mendelik pada Pasha. Dia bingung bagaimana lepas dari ancaman Pasha. Dua rahasia itu benar-benar mengikat Natalie pada Pasha.
"Aku tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Lendra kalau dia tahu kau menggugurkan anaknya."
"Itu anakmu bukan anak Lendra."
"Dari mana kau tahu."
Natalie kicep, sebab utama dia menggugurkan kandungan itu sepele, dia tidak mau tubuhnya menjadi jelek karena hamil. Satu lagi alasan yang akan membuat Lendra marah besar.
"Kau tahu benar alasanku menggugurkan anak itu kan?"
"Lalu kenapa kau melepas tubektomi-mu?"
Pasha bertanya heran. Natalie menghela nafas lalu mulai bercerita soal desakan Lendra agar dirinya hamil. Kalau tidak, pria itu akan menarik majalah fashion yang tengah Natalie kelola.
"So, Lendra berhasil menemukan cara untuk menekanmu?"
Ledek Pasha. "Kau tahu kan, memiliki majalah fashion adalah impianku. Dan aku mendapatkannya gratis dari kakek mertuaku. Apalagi ini dibawah LJK FM, aku tidak mau kehilangan itu semua."
Pasha terkekeh mendengar ucapan Natalie. Majalah fashion? Dia juga bisa memberikan itu semua untuk Natalie, tapi tidak akan setenar LJK Fashion Magazine. Pasha sama kayanya dengan Lendra, jika Lendra hanya membawa Aditama Group di belakangnya. Namun Pasha bukan apa-apa jika Lendra mengumpulkan seluruh asetnya jadi satu.
"Aku bisa memberimu fashion magazine jika kau mau."
Kata Pasha kembali mencium pipi Natalie. Jika sudah begini, bisa dipastikan ronde kedua menunggu di depan mata.
*
*
Livia keluar dari kantor ketika matahari mulai merayap ke sisi timur. Atta akan mengantarkan Livia ke apartemen yang Vera sediakan. Vera sengaja menempatkan Livia di salah satu jaringan apartmen milik Aditama Group. Berharap Lendra bisa menemukan Livia.
"Besok kita akan konfrontasi dua kubu itu. Kita akan lihat bagaimana Pramana menjawab, jika kita bisa menunjukkan bukti kalau Bu Vera tidak pernah menandatangani berkas itu."
Atta mengangguk paham. Pria itu pikir kalau ide Livia cukup cerdas. Dia juga ingin mendengar bagaimana keinginan para pekerja lepas itu.
"Aku ada di lantai bawah jika perlu sesuatu. Tapi kulkasmu sudah tak penuhin kok. Kamu gak perlu keluar kamar lagi. Entar ilang, aku yang kena marah Christo."
Livia tersenyum mendengar celotehan Atta. Wanita itu langsung masuk ke kamar setelah mengganti passcode pintu apartemennya dengan tanggal lahir si kembar. Wanita itu lantas meraih ponselnya dan menghubungi sang putri, yang dipanggil barbie oleh Christo. Senyum Livia mengembang melihat wajah Irish di layar ponselnya.
Rasa rindu itu jelas terlihat walau baru satu hari berpisah dengan Irish. Pun dengan Irish yang langsung berkata dia merindukan sang ibu. Hingga kata-kata dari Vera membuat Irish melompat senang.
"Kita akan menyusul Ibu, minggu depan."
"Tapi Nek...."
"Anggap saja liburan untuk Irish. Juga untukmu."
Livia diam. Jika sudah seperti ini, dia akan membawa Irish untuk bertemu ibunya, nenek Irish.
"Bagaimana?"
Berganti Christo yang memenuhi layar Macbook Livia. Wanita itu lantas bercerita soal Pramana yang sepertinya mencoba memancing di air keruh.
"Sudah kuduga. Dia sejak tahun lalu ingin berkuasa di sana. Dia tahu pabrik kita belum punya penerus..."
"Jadi dia ingin mengambil alih kepemimpinan pabrik itu?"
Christo menjawab pertanyaan Livia dengan anggukan. "Karena itu, Nenek ingin kamu berada di sana untuk sementara. Sampai keadaan stabil."
Livia tertegun, wanita itu pikir ada makna tersirat di balik perkataan Christo. Pria itu tidak sedang berkata Livia yang akan memimpin di sana kan.
Livia buru-buru menggelengkan kepalanya. Dia tidak menginginkan apapun dari Vera, dia hanya ingin berterima kasih karena sudah menolong dirinya lima tahun yang lalu sampai sekarang. Livia tahu, apa yang dia lakukan tidak sebanding dengan semua yang Vera berikan untuknya.
Wanita itu menghembuskan nafasnya pelan. Lantas berjalan menuju balkon apartemennya. Lima tahun, akhirnya hari ini dia kembali. Ada pedih yang dia rasa. Tapi kepedihan itu segera sirna kala senyum Irish terbayang di pelupuk mata. Namun raut wajah sedih itu kembali terlihat, kala senyum Isac yang terkenang di benaknya.
Tanpa Livia tahu, di depan sana, terpisah oleh sebuah kolam renang yang berada di lantai 10, berbeda tower apartemen. Lendra juga berada di balkon apartemen. Apartemen Vera dan Lendra berada di lantai yang sama tapi berbeda tower. Tidak ada yang menyadari kehadiran masing-masing. Lendra memang sering ke apartemennya jika dia merindukan Livia. Ya, apartemen itu adalah tempat Livia dan Lendra bercinta lima tahun lalu.
*
*
Di sisi lain, terlihat Irish yang membuka matanya kembali, setelah Vera beranjak dari kasur tempat mereka tidur. Setelah pintu tertutup kembali, Irish membuka laci di samping tempat tidurnya. Dikeluarkannya dua lembar foto dari dalam laci tersebut. Yang selembar adalah foto sang kakak, Isac.
"Kak, Irish rindu kakak."
Gadis kecil itu memeluk foto sang kakak. Seorang anak laki-laki dengan wajah serupa dengannya. Jika mereka kembar identik bisa dipastikan jika keduanya sulit dibedakan. Setelah puas memeluk foto Isac. Irish berganti melihat satu foto lainnya. Foto seorang pria memakai setelan formal berwarna hitam. Lengkap dengan dasi kupu-kupunya. Di mata Irish pria itu sangat tampan. Sama seperti wajah sang kakak.
Kredit Pinterest.com
"Ayah, Irish dan Isac juga rindu dengan Ayah."
Lirih Irish. Tanpa seorang pun tahu, Isac dan Irish tahu siapa ayah mereka. Isac yang cerdas berhasil menemukan foto sang ayah di ponsel sang Ibu saat ponsel Livia tertinggal di rumah waktu itu.
Bagaimana si kembar tahu itu ayah mereka. Sebab tidak ada foto pria selain Christo dan foto Lendra di ponsel Livia. Terlebih wajah Lendra sangat mirip dengan Irish dan Isac. Jadi keduanya menyimpulkan kalau Lendra adalah ayah mereka.
"Tunggu aku, Kak. Aku akan datang setelah memenuhi permintaan kakak."
Tubuh Irish mulai bergetar, perutnya terasa tidak nyaman. Gadis kecil itu menyimpan kembali foto Isac dan sang ayah. Lantas naik ke tempat tidur. Menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Hanya hal itu yang Irish lakukan saat dia merasa tidak enak badan. Dia tidak pernah bercerita pada Livia kalau dirinya tidak baik-baik saja.
"Kakak, Irish rindu Kakak."
Dalam bayangan mata Irish, sang kakak tengah berbaring di depannya. Tersenyum sambil mengusap kepala Irish sayang.
"Bertahanlah sebentar lagi. Kita akan segera bertemu ayah."
Irish ikut tersenyum saat Isac tersenyum. Hingga perlahan mata Irish terpejam. Tanpa ada yang tahu rahasia si kembar.
****
Up lagi readers,
Jangan lupa ritual jempolnya...
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Mafufu Rawr
rahasianya berupa foto atau malah penyakit yg mereka derita?
2023-03-25
1
Mafufu Rawr
pinter bet neh anak
2023-03-25
1
@ℛᎧʂʂᥱᥒᥡᥲrN⃟ʲᵃᵃ࿐
ahhhhhh makkkk mewekkkkk 😫😭
2023-03-17
1