"Oke..., aku setuju, dan juga aku penasaran dengan restoran yang dikatakan ibuku tadi pagi?, apakah kalian berdua sering datang kerestoran itu?"
"Hehehe..., itu sebenarnya terjadi saat aku mendatangi keluargamu untuk minta di ajari ilmu beladiri, setelah disetujui oleh ayahmu aku langsung mengajak mereka berdua dan kami bertiga makan malam bersama direstoran itu!"
"Ohh..., begitu ceritanya, ehh..., tapi aku hanya membawa pakaian casual seperti ini, apakah tidak apa-apa aku berpakaian seperti ini dan jalan bersamamu?"
"Hmm..., begini saja sebelum kesana sore ini kita pergi ke mall dulu, aku memiliki Black Card sama seperti punya adikku Mellisa, kami sudah diberikan kartu itu sejak kami masuk sekolah kelas-6, dan aku akan mentraktirmu, dan mohon jangan menolak, hitung-hitung sebagai Royalti karena sudah memakai namamu ditempat usahaku tanpa persetujuanmu!, bagaimana?"
"Dengan wajahmu yang memelas seperti itu apakah bisa aku menolak?, tapi jangan yang berlebihan, aku tidak terbiasa dengan sesuatu yang terlalu mewah, lebih baik disimpan untuk hal-hal yang mendesak, hmm..., satu lagi kedepan aku minta kamu sebisanya menyesuaikan diri dengan gaya hidupku dan keluargaku karena kami berasal dari keluarga tingkat bawah yang hidup sederhana, lihat ini..., ini adalah tabungan sejak ayahku mulai bekerja, dan ketika aku berusia 2 tahun, kartu tabungan ini telah berganti dengan namaku, dan aku sendiri tidak tahu berapa jumlah uang yang tersimpan dalam kartu itu sampai saat ini!" kata Ray sambil menunjukkan kartu emas miliknya.
"Hmm..., itu adalah Gold Card, yang artinya tabungan didalamnya ada jumlah minimalnya yaitu sebesar 1 juta dollar!, mmm..., kalau punyaku dan adikku memang diberikan oleh ayah dari hasil usahanya dalam bisnis yang sekarang ditekuninya, dan setiap bulan saldo didalam tabungan kami masing-masing akan bertambah, dan aku juga tidak selalu berfoya-foya dengan uang dalam kartu ini, kecuali sekali saat aku membeli mobil porsche itu, selain itu hanya untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya kuliah!"
"Baguslah aku senang mendengarnya, ayo bersiaplah katanya kita mau ke mall?"
"Iya..., sedikit lagi, aku masih ingin bermanja-manja denganmu saat ini, bolehkan sayang...?, Cuuupphh..." kata Lily sambil memberikan kecupan kilat dipipi Ray.
"Ly..., lakukan dengar benar, sebagaimana mestinya seorang kekasih...!"
"Ehh..., seharusnya bagaimana?, mencium dipipi juga adalah tanda kasih dan sayang terhadap oang yang dicintai...!, apa harus disini...?" kata Lily sambil menempelkan jari telunjuknya dibibir Ray, dan ditanggapi oleh Ray dengan anggukan kepala.
"Hmmmpphh..."
Saling menempel dan bertukar saliva keduanya larut dalam kebahagiaan, selama 10 menit tangan Lily tidak lepas dari leher Ray, demikian juga Ray yang tida henti-hentinya menekan bagian belakang kepala Lily sambil membelai rambutnya yang panjang dan hitam.
"Sayang...!, aku ingin, mulai saat ini semua yang ada padaku itu juga adalah milikmu begitupun sebaliknya, kamu mau kan Ray...?, please, ini untuk menjaga saling percaya dan saling memahami diantara kita!"
"Baiklah..., tapi aku juga ingin agar hal ini diketahui oleh kedua orangtuamu, dan aku juga akan berusaha untuk memberi pemahaman kepada ayah dan ibuku, karena setahuku dari dulu mereka mengajariku untuk selalu hidup sederhana!"
"Ok deal...!, aku mengusulkan kalau kamu setuju, untuk kartu tabunganmu, akan tetap seperti itu tidak akan kita gunakan dan aku yang akan menyimpannya, dan ketika aku dan kamu sudah bekerja, kita akan menambah jumlah tabungan itu dan akan mewariskannya kepada anak-anak kita nanti, itu adalah bentuk penghargaan dan hormat kepada ayah dan ibumu yang telah melakukannya untukmu!"
"Tapi bagaimana, mmppttthh" sebelum menjelaskan lebih lanjut mulut Ray telah ditutup oleh bibir Lily.
"Dengarkan penjelasanku dulu sampai selesai sayang...!, kita akan mampir ke bank nasional dan membuat Black Card milikku menjadi 2 buah kartu, satu untukku dan satunya lagi untukmu, itu bisa dilakukan karena kartu itu memang atas namaku, bagaimana?"
"Huhh..., tapi tolong nantinya jelaskan kepada kedua orangtuamu, sebelum mendapat persetujuan dari mereka aku tidak akan pernah menggunakan kartumu itu!"
"Siap laksanakan boss, hehehe..., aku senang dan bahagia karena mulai saat ini kamulah bossnya, i love you so much honey...!"
"I love you too...!"
"Ayo berangkat, pertama kita akan singgah di bank nasional dulu, terus langsung ke Mall, aku yang menyetir, berikut kalau kamu sudah hafal jalannya kamulah yang akan mengendalikannya sayang...!"
Pasangan kekasih baru itu segera meluncur dijalanan Kota Brashington, dan sesuai rencana mereka mampir ke Bank Nasional State kemudian melanjutkan perjalanan mereka kesebuah Mall, disana Lily membeli sebuah gaun berwarna biru langit yang sangat anggun, kemudian untuk Ray dipilihnya setelan suite formal berwarna biru dongker ditambah beberapa pakaian casual yang bisa dipakai Ray saat berkuliah nanti. Setelah cukup berbelanja mereka kembali ke rumah Lily untuk bersiap keacara makan malam spesial mereka, juga sebagai tanda jadian menjadi sepasangan kekasih. sebelumnya Lily telah mereservasi sebuah meja untuk tempat makan malam melalui sambungan telepon.
Restoran Good Felling adalah sebuah restoran bintang 5 yang terletak dipunggung sebuah bukit, dari lokasi restoran para pengunjung dapat melihat pemandangan seluruh Kota Brashington, tempat ini memang menjadi andalan bagi para pasangan untuk makan malam. Tepat jam 8 malam sebuah mobil Porsche memasuki area parkir restoran, kemudian dari dalamnya turun Ray disusul Lily dengan pakaian senada berwarna biru, keduanya berjalan bergandengan tangan dan disambut oleh para pelayan restoran dan mengantar mereka kemeja yang sudah dipesan sebelumnya oleh Lily.
"Silahkan duduk tuan dan nona!, dan selamat menikmati Welcome Drink dari restoran kami!, untuk pemesanannya silahkan melihat buku menu yang sudah berada diatas meja!" kata seorang waitress kepada Ray dan Lily yang barusan duduk.
"Sayang...!, kamu mau pesan makanan apa?, " tanya Lily saat mereka sedang menikmati minuman ringan yang sudah disiapkan oleh pihak restoran.
"Pilihkan saja menu yang sama denganmu, aku bisa makan apa saja!"
"Baiklah, dan untuk minumannya bagaimana kalau anggur merah dengan kadar alkohol rendah?" tanya Lily untuk mendapatkan persetujuan dari Ray, karena dia tahu Ray tidak bisa minum minuman yang beralkohol.
"Hmm..., minta yang beralkohol sangat rendah, dan hanya untuk kali ini aku meminumnya oke...!"
"Baik, pelayan...!, ini pesanan kami dan tolong untuk dipercepat"
"Baik nona...!, pesanan akan segera kami antarkan" kata waitress tersebut dengan sopan dan ramah.
Selama menunggu hidangan makan malam tiba, Lily senantiasa memegang tangan Ray dengan mesra. Mereka berdua tenggelam dalam suasana hening dan penuh romantis ditemani alunan musik instrumentalia cinta,
"Apa kamu senang?" tanya Ray yang melihat sang kekasih menatapnya terus tanpa berkedip.
"Kamu sangat tampan Ray!, pastinya banyak gadis yang akan melirikmu!"
"Hehehe..., aku memang sudah tampan sejak lahir, buktinya adikmu selalu mendekatiku waktu sekolah!, padahal dia adalah salah satu dari 4 ratu kecantikan disekolah kami"
"Cantik mana aku atau Mellisa?" kata Lily sambil memanyunkan bibirnya.
"Sama cantiknya!, tapi kelebihanmu karena bersikap dewasa dan agresif, hal itu yang membuatku tertarik hingga terpesona kepadamu!"
"Benarkah...?, apa masih ada yang lain selain wajah dan sikapku?"
"Hmm..., seluruh bentuk tubuhmu aku suka!, dan pastinya sangat suka!"
Blusshh...
Wajah Lily langsung merah merona dan dia langsung menundukkan wajahnya menghadap kebawah, tapi didalam hatinya berbunga-bunga dan ada ratusan kupu-kupu yang beterbangan mengitari dadanya. 15 menit kemudian 3 orang pelayan datang membawa hidangan makan malam pesanan mereka, dan ada seorang Waitter yang khusus membawa sebotol anggur merah beserta tempat pendinginnya, setelah menunjukkan botol anggur tersebut kepada Ray dan Lily kemudian menyebutkan umur anggur tersebut sang pelayan segera membuka tutup botol dan menuangkan sedikit anggur merah tersebut kedalam gelas dan menyerahkannya kepada Ray dan Lily untuk dicicipi.
Acara makan malam mereka berakhir pada pukul 11 malam, dan keduanya segera kembali kekediaman Lily, dalam perjalanan pulang Lily tetap menyetir mobilnya karena Ray selain belum mempunyai surat ijin mengendarai mobil juga dia belum mengetahui dengan benar seluk beluk jalan di Kota Brashington.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
ASong@
lanjut thor 👍🆙️
2023-05-05
3
DeManda
nice.....👍
2023-03-06
2