Duda tua

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Harry masih dikamar nya,dia sedang memeriksa laporan pekerjaan nya di dalam kamar melalui laptop miliknya. Dengan serius dia memeriksanya hingga akhirnya dia mendengar suara ketukan dari arah pintu.

Tok....Tok....Tok....

Harry turun dari tempat tidur, kemudian berjalan menuju pintu. Terlihat bik Berta berdiri didepan kamar nya ,dia ingin memanggil tuan muda nya ini agar menemui kedua orang tua nya di meja makan.

"Maaf tuan,anda dipanggil nyonya dan tuan besar" ucap Bik Berta.

"Ya ....Aku akan segera kesana" jawab Harry yang langsung menutupi pintu kamar nya dan menyelesaikan urusan nya di laptop nya ,kemudian berjalan menuju dapur.

Saat menuju dapur,Harry melihat Ana dan anaknya yang sedang bermain di taman belakang. Terlihat dari pintu dapur yang terbuka dengan lebar,dia ingin mendekati mereka tapi pasti nya harus melewati kedua orang tua nya.

"Kenapa lama sekali? Ibu dan ayah jadi menunggu mu,kami sudah lapar" ucap Ibu Karina dengan lembut,kemudian dia mengambilkan nasi dan lauk untuk suami nya .

Harry duduk disamping ibu nya,mata nya masih melihat ke arah Ana yang sedang menyuapi anak laki-laki kecil . Ibu Karina melihat arah tatap mata putra nya kemana,dia juga mengikuti arah nya dan tersenyum penuh arti.

Ibu Karina melihat jelas kalau bibir Harry tersenyum kecil,walaupun dia memakan makanan nya dengan sesekali melirik ke arah taman belakang tapi tetap saja membuat sang ibu merasa yakin kalau putra nya itu sedikit tertarik dengan Ana.

Terlihat Ana masuk ke dapur,dia mengambil minuman di dapur dan keluar lagi. Dapur dan meja makan memang hanya terpisah sekitar dua meter saja dengan meja bar yang kecil disekitar nya sebagai pembatas,karena jarak nya cukup jauh jadi biasanya mereka tidak begitu memperhatikan orang yang berada didapur.

Tapi kali ini mata Harry tidak berhenti melihat gerak-gerik yang dilakukan oleh Ana,dia terus menatap tubuh wanita itu dengan senyuman penuh arti.

Ibu Karina masih memperhatikan mata sang putra,dia tau kalau sang putra begitu tertarik dengan Ana. Dia juga tau kalau Ana adalah anak yang baik,apalagi selama seminggu ini Ana selalu menjalankan tugas nya walaupun dia memiliki anak.

"Eekkhm.....Kalau makan ya makan aja ,jangan malah ngeliatin yang ngak jelas" bentak sang ayah membuat ibu Karina juga Harry terkejut.

Harry dan kedua orang tua nya sedang duduk di ruang keluarga,mereka memang sering melakukan nya setiap kali selesai makan . Walaupun tidak ada Harry,tapi mereka masih suka berduaan disana membahas apa saja yang dilakukan seharian ini.

"Jadi bagaimana pertemuan mu dengan Mabel ? Apa kau jadi menikahi nya ?" tanya sang ayah membuat Harry hanya diam saja, entah kenapa dia tidak begitu tertarik membahas hal ini lagi.

"Sayang....Kenapa ngak dijawab? Ayah nanya tuh ?" ucap ibu Karina dengan lembut,sedangkan sang ayah terlihat kesal dengan tingkah anak nya yang sok cuek.

Ternyata sang ayah juga memperhatikan tatapan Harry pada pembantu baru nya itu,dia juga ngak pernah mempermasalahkan hal itu. Selama anak nya saling mencintai dan hidup bahagia,menurut nya ngak masalah jika memiliki menantu dari keluarga biasa saja .

"Aku juga bingung mau berkata apa yah,karena pak Ferry bilang Mabel belum ingin menikah. Dia mau kuliah di luar negeri dengan kakak nya" jelas Harry.

"Jadi bagaimana ? Apa dia ngak mau membantu perusahaan papa nya?" tanya sang ayah yang tau kalau Harry mencoba perjodohan dengan menanam saham di perusahaan papa Mabel.

"Dia sedang mencari investor lain,agar dirinya tidak dinikahkan dengan seorang duda tua seperti ku " jelas Harry dengan santai.

"Ha....ha.....Kau sadar kalau sudah tua hah?" tawa sang ayah membuat ibu Karina mencubit perut suami nya itu.

Walaupun ibu Karina tau putra nya itu sudah cukup tua dan semestinya anak nya sudah sekolah ,tapi saat ini malah belum memiliki istri lagi. Membuat nya melakukan perjodohan dengan wanita mana pun,tapi tetap saja tidak pernah cocok dengan sang putra.

Tak lama Ana membawa cemilan juga teh diatas nampan,dia meletakan nya di atas meja . Mata Harry tak lepas dari mata Ana,dia ingin Ana melihat nya hingga akhirnya Ana pun melihat nya.

Ana terkejut saat Harry menunjuk ke arah pipi nya,dia bingung karena dia tau maksud jari Harry seperti itu. Apalagi saat ini ada kedua orang tua Harry disana,bagaimana mungkin dia mencium pipi Harry didepan mereka.

Tatapan tajam Harry membuat Ana merasa takut,sikap kedua nya membuat kedua orang tua Harry bingung tapi ibu Karina mengerti maksud putra nya itu.

Cup....

Ana mengecup pipi Harry dengan cepat,kemudian dia ingin kembali ke dapur karena merasa malu sedangkan Harry tersenyum senang. Kedua orang tua Harry terkejut,mereka menatap ke arah wajah Harry yang masih tersenyum.

"Berhenti" bentak sang ayah pada Ana saat Ana sudah berdiri dan ingin berjalan.

Ana berhenti dan berbalik dengan wajah yang sudah memerah,sang papa masih merasa bingung juga terkejut sedangkan ibu Karina senang melihat wajah Harry yang tersenyum senang walaupun awal nya dia juga bingung dan terkejut.

"Kenapa kau mencium putra ku? Apa kau ingin menggodanya ? Atau kalian sudah memiliki hubungan khusus?" tanya ayah Harry sambil menatap ke arah Ana yang masih menundukan kepala nya.

"Hhmmm....Itu permintaan Tuan Harry tuan" jawab Ana singkat.

"Kenapa?Kalian berpacaran ?" tanya Ayah Harry,Ana menggelengkan kepala nya.

"Aku takut di pe...." jawab Ana tapi langsung dipotong oleh Harry.

"Kau kembali lah ke dapur" potong Harry dengan santai sambil tersenyum tipis.

Ana mengangguk dan sedikit membungkukkan tubuhnya ,kemudian berjalan meninggalkan Harry dan kedua orang tua nya. Dia berjalan menuju dapur dengan jantung yang berdegub dengan kencang ,seolah ingin keluar dari tubuh nya.

Kedua orang tua Harry menatap ke arah Harry dengan tatapan intimidasi,mereka ingin tau ada hubungan apa putra nya dengan pembantu baru mereka. Apalagi sampai wanita itu mencium pipi Harry seperti itu,ayah Harry menatap dengan kesal karena putra nya itu hanya tersenyum saja .

"Jangan senyum-senyum ngak jelas seperti itu,jelaskan semua nya" bentak sang ayah membuat Harry tetap diam dan tersenyum.

"Sayang....Kamu ngak boleh mempermainkan perasaan wanita,itu ngak baik. Kalau memang kau ingin menikah dengan Mabel ,maka jangan mengganggu Ana. Dia anak baik,ibu ngak suka kamu bersikap seenak nya begini" ucap ibu Karina dengan cukup kuat.

Bersambung

Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘

Terpopuler

Comments

Heryta Herman

Heryta Herman

duda ga ada akhlak...ga sopan sama orang tua...

2024-03-10

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

duda somplak...masak minta cium pelayan di depan org tua

2023-02-20

0

Rezqi Fatimah [🐧²⁴]

Rezqi Fatimah [🐧²⁴]

semangat Thor,lanjut

2023-02-13

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!