Kemelut Cinta CEO Duda

Kemelut Cinta CEO Duda

Hilang alamat

Luna Anggraini, gadis berparas cantik dan mungkin bisa di kategorikan primadona desa, akhirnya menginjakkan kaki di kota besar. Ia yang sebenarnya tidak ingin pergi meninggalkan sang Ayah seorang diri di kampung halamannya, namun karena desakan Ayahnya Ia akhirnya berada di kota ini.

Luna sapaan akrab gadis itu menghela nafas setelah turun dari mobil travel yang membawanya dari kampung halamannya, mobil yang di sewa khusus oleh Ayahnya sendiri.

" Ayah, Luna sudah tiba di Jakarta. Bagaimana keadaan Ayah disana. Hupptt, baru beberapa jam saja rasanya sudah berpisah selama setahun. " Gumam Luna.

Ia menatap secarik kertas pemberian sang Ayah, sebagai alamat yang harus Ia datangi setelah tiba di kota besar itu. Sambil membayangkan wajah sang Ayah yang begitu Ia sayangi, Pria itu menginginkan dirinya sukses di tempat lain. Menggunakan kelebihannya di tempat yang lebih layak dari pada menjadi anak dari juragan sapi di kota terpencil.

" Eh.... eh, kok terbang sih. Aduh, tu... tunggu aku. "

Luna mengejar kertas bertuliskan alamat seseorang yang di berikan Ayahnya itu, memunguti di jalanan seperti seseorang sedang memungut sampah pada waktu ospek ketika baru memasuki sekolah menengah pertama. Namun sekuat apa Ia berusaha mengejar kertas itu malah semakin menjauh darinya.

" Hussshh hossshhh haaaah...... ah, capek banget. Kenapa terbang, sekarang Aku harus kemana. Alamat itu saja sudah entah kemana. " Gadis cantik itu akhirnya menyerah, Ia mengatur nafasnya yang ngos-ngosan mengejar secarik kertas pemberian Ayahnya.

Setelah merasa nafasnya mulai teratur Luna akhirnya melanjutkan langkahnya, entah sudah berapa lama Ia berjalan seorang diri dengan pikiran bingung.

" Sekarang Aku harus apa, tidak mungkin kalau Aku memberitahu Ayah kalau alamat yang di berikan Ayah itu hilang. Pasti Ayah akan khawatir, Aku tidak mau membuat beliau khawatir. "

Sementara di kota terpencil, seorang Pria yang masih sangat gagah namun lebih memilih menutupi ketampanan nya dengan kumis dan jenggot yang memenuhi wajahnya.

Beliau sangat frustasi karena selalu di kejar kejar janda di sekitar tempat tinggal mereka bahkan di kampung seberang pun namanya begitu tersohor. Seorang juragan sapi yang sangat tampan serta memiliki seorang bidadari yang cantik rupawan.

Semua penduduk kampung tidak ada yang tau dimana juragan sapi itu berasal, yang mereka tau beliau dulu datang dari kota entah kota mana dan membawa seorang Putri cantik tanpa adanya seorang Istri. Hal itu berlaku sampai saat ini, Pria itu masih betah menduda meskipun banyak yang menginginkannya.

" Assalamu'alaikum Abah. " Sapa seorang Pria muda ramah.

" Waalaikum salam, eh Nak Abi. Wah tumben datang kemari sore sore begini. " Pria yang mang lebih akrab si sapa Abah itu terkejut melihat anak seorang kepala desa di tempatnya menyapanya.

Abimayu, anak dari Kepala Desa setempat. Memiliki wajah yang tampan, seperti Pria Pria di Arab Saudi sana { hihihi author ngehalu, biar saja deh. Mumpung ngehalu belum ada yang larang}

Abah segera mencuci tangannya yang kotor karena ada tamu penting, masa Ia harus berbicara di kandang sapi.

" Ayo Nak, kita bicara di depan saja. " Ajak Abah yang melangkah lebih dulu.

Abimayu mengikuti langkah Abah hingga sampai di teras rumah, Abah langsung masuk dan mengambil air mineral dalam bentuk gelas beserta sedotannya untuk sang tamu.

" Ini di minum dulu, maaf ! Abah hanya punya ini saja, maklum lah. " Abah tersenyum ramah.

Meskipun tertutup kumis dan jenggot namun tetap tidak bisa sepenuhnya menutupi ketampanannya. Meskipun di usia yang sudah hampir menginjak lima puluh tahunan itu.

" Ah Abah nggak usah repot repot, ini juga sudah lebih dari cukup. " Sahut Abi merasa tak enak hati.

Masa hanya bertandang doang harus di suguhkan air, ya meskipun hanya air mineral.

" Oh ya, sebenarnya ada maksud apa Nak Abi datang kerumah Abah ini. "Tanya Abah pelan takut menyinggung anak orang terpandang di desanya itu.

Orang tua Abimayu memang bukan orang sembarangan, mereka juga orang kaya di kota. Namun Abraham lebih memilih mengikuti Istri cantiknya dan tinggal di kampung menjadi seorang kepala desa meninggalkan semua hingar bingar Ibukota. Semua pekerjaan di kota beliau serahkan pada orang kepercayaannya dan hanya sesekali Abraham ke kota besar kalau ada hal yang benar benar mendesak dan mengharapkan kehadirannya.

" Anu.... A, anu Bah. " Abimayu mendadak grogi, Ia jadi ragu dan malu berhadapan langsung dengan Abah apalagi ini menyangkut sesuatu yang sangat penting baginya.

Abah menatap pemuda di sampingnya itu, Ia tersenyum karena sudah mengetahui apa maksud dari pemuda itu menemuinya.

" Nggak usah malu Nak, pasti mau nanya soal Luna anak cantiknya Abah kan. "

Abimayu langsung mengangguk cepat berulang kali dengan wajah merona, Ia malu karena Ayah dari gadis yang sudah mencuri seluruh hatinya itu mengetahui maksud kedatangannya tanpa harus Ia utarakan.

" Mau nanya apa Nak. " Tanya Abah lagi.

Abimayu menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan untuk menghilangkan rasa gugupnya sebelum memulai perkataannya.

" Anu Bah, apa benar Luna pergi ke kota. Maaf, tadi dengar dari Mama soalnya. "

Abah mengangguk pelan membenarkan

" Iya Nak Abi. "Jawab nya.

" Maaf Bah bukannya Abi bermaksud lancang, tapi untuk apa Luna di ijinkan ke Jakarta. Jakarta itu kota besar dan Luna tidak punya siapa siapa disana yang melindunginya, belum lagi Luna selama ini kan belum pernah keluar dari desa ini. Abi hanya takut Luna kenapa kenapa. "

Abah menatap pemuda tampan di sampingnya yang dari wajahnya nampak sangat jelas menunjukkan kekhawatirannya.

" Abah yakin Nak, InsyaAllah Nak Luna baik baik saja. Dia pasti bisa menjaga diri dimana pun Dia berada. "

Abi tidak bisa berbuat apa apa, toh diantara mereka juga belum ada status yang jelas. Yang di sesali Pria tampan itu hanyalah karena dirinya belum mengungkapkan isi hatinya pada belahan jiwanya itu.

Karena tahun ini Luna baru akan menginjak delapan belas tahun jadi rencananya Ia baru mengungkapkan perasaannya pada gadis itu pada saat ulang tahunnya, namun sayang Luna keburu pergi bahkan tanpa pamit padanya.

Disaat keduanya diam, tiba-tiba ponsel Abi yang berada didalam saku baju kokonya berdering. Dengan segera Abah merogohnya, senyum langsung terpancar di wajahnya ketika melihat nama siapa yang berada di layar ponselnya.

" Ah Putrinya Ayah. "Gumam Abah langsung menggeser ke tombol hijau.

" Waalaikum salam sayangnya Ayah, bagaimana kabarnya disana Nak, apa sudah sampai dan apa sudah ketemu sama mereka. " Abah langsung bertanya panjang seperti rel kereta api.

Ia tersenyum ketika mendengar suara di seberang telepon.

" Tentu saja Nak, kan Ayah khawatir. Tapi kenapa Nak tidak Video Call saja Nak, Ayah ingin melihat wajah kamu Nak. Hm... bukan hanya Ayah sih, tapi ada si....

Hati Abi bertalu-talu, jantungnya rasanya ingin melompat dari tempatnya hanya dengan mendengar suara wanita yang sudah mendiami hatinya itu.

" Ada Nak Abi sayang, apa kamu mau bicara dengannya Nak atau Ayah balik Video call saja Nak biar bisa lihat wajah cantik anaknya Ayah. "

Tiba-tiba raut wajah Pria itu berubah namun hanya sebentar saja lalu kemudian tersenyum kembali.

" Ya sudah nggak apa apa sayang, yang penting kamu sudah sampai dengan selamat. Ingat pesan Ayah ya, jangan lupa makan dan jangan tinggalkan kewajiban ya. "

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu

2023-04-23

1

andina

andina

kayak asib ali hidungnya lah,,

2023-03-30

0

❤️⃟Wᵃfនӈᷭɜͧiͤււͤaᷠᶫᵌᵌ✨

❤️⃟Wᵃfនӈᷭɜͧiͤււͤaᷠᶫᵌᵌ✨

sabar Abi meskipun belum mengungkap perasaan kalau emang kalian ditakdirkan pasti suatu saat kalian akan di pertemukan

2023-03-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!