Pagi tahun baru langit terlihat putih cerah, fajar mulai menyingsing berganti pada peran matahari tidak lama lagi , mereka bilang di pagi tahun baru langit cerah baik untuk menyambut rejeki di tahu ini bahkan bintang tai yang(Aura Matahari) sedang menaungi orang-orang yang memiliki keberuntungan pada tahun kali ini.
Di sebuah kamar mendominasi berwarna putih Khan masih terlelap dalam tidur nya, perihal kebahagiaan semalam membuat dia tidur terlalu nyenyak hingga pagi ini dan cukup enggan untuk membukakan bola mata nya jauh lebih cepat dari biasanya.
Beberapa pelayan sudah bergerak masuk secara perlahan kedalam ruang tersebut, menyiapkan berbagai macam keperluan makan pagi dan kopi panas sang tuan.
Khan bisa mencium aroma kuat kopi kesukaan nya, membuat laki-laki tersebut yang terlelap dalam posisi tengkurap menampilkan punggung kekar nya tanpa penutup di atas nya sedikit mengernyitkan keningnya. Dia sempat menggerakkan sedikit bagian daripada tubuhnya tapi setelah itu dia kembali tenggelam dalam tidur nya.
"Belum bangun?" Suara seseorang cukup mengejutkan, membuat para pelayan langsung bergerak mensejajarkan diri, memberikan hormat pada sosok yang baru saja masuk kedalam kamar tersebut saat ini.
"Pukul berapa dia pulang?" Sosok seorang wanita masuk kedalam sana, suara nya memang terdengar lembut dan hangat tapi cukup mampu memecah keadaan, seperti nya dia tidak sabaran ingin melihat Khan bangun saat ini juga.
Dibelakang wanita tersebut terlihat Nick bergerak dengan terseok-seok, laki-laki tersebut seperti nya baru bangun dari tidur nya, tapi diseret dengan cara yang kejam dalam keinginan nya tidur dan bangun kesiangan di tanggal merah luar biasa dalam perubahan tahun yang tidak biasa.
Dia rela memilih tidak mendapatkan liburan tahun baru ke luar negeri atau luar kota demi tidur pulas hingga sore hari, tapi sepertinya dia harus menahan mimpi terindah nya dan mematuhi ucapan wanita dihadapan nya tersebut dengan raut wajah penuh kesedihan dan kesusahan.
Para pelayan masih menundukkan kepala mereka, seorang kepala koki terlihat melangkah maju, laki-laki paruh baya lebih tersebut menjawab.
"Tuan pulang lewat pukul 4 pagi, nyonya" Dia menjawab tanpa berani menatap wanita dihadapan nya tersebut, karena dia tahu tidak ada yang berani menatap sembarangan wanita itu.
Nyonya Ayana, istri Gao Han Hillatop tidak lain mommy Khan. Wanita tersebut terlihat lemah lembut dan hangat, tapi dia jelas memiliki adikuasa menguasai seluruh rumah, suami dan anak-anak nya.
Mendengar jawaban laki-laki tersebut membuat nyonya Ayana terlihat menghela pelan nafas nya, dia bergerak mendekati kasur dimana Khan berada sembari dia memerintah kan para pelayan agar segera keluar dari kamar tersebut. Para pelayan patuh, menundukkan kepala mereka dan pergi dengan cepat dari sana.
"Untie....aku pikir membangunkan Khan dalam tidur lelapnya akan jadi masalah besar, sebaiknya...." Nick bicara pelan, berusaha berbisik-bisik dibalik telinga sang bibi nya.
"Akan jauh lebih jadi masalah besar saat berita terus menyebar dan untie tidak tahu jika dia akan menikah dengan gadis yang bahkan belum pernah dia bawa kerumah" Wanita tersebut mulai berkacak pinggang, menatap Nick dengan tatapan siap menelan laki-laki tersebut sekarang juga.
"Kau tidak ingin menjelaskan kepada untie apa yang terjadi? siapa gadis itu dan kau.... bukankah untie meminta mu mengawasi Khan sebelum daddy mu menyerahkan perusahaan nya kepada mu" Wanita tersebut mulai mengeluarkan jurusan ocehan seribu angin.
Yakinlah saat seorang ibu mengomel maka panjang Omelan mereka bisa melebihi panjang nya rel kereta api, sekalem apapun atau selembut apapun seorang wanita di masa remaja nya setelah mereka memiliki anak katakan pada Nick kenapa mereka bisa berubah menjadi wanita paling cerewet di dunia? bahkan saat bicara seolah-olah seperti kendaraan yang lepas rem nya, lebih tepatnya seperti racing knalpot motor RX king jaman bahulak, bahkan suara nya tetap kencang meskipun mereka harus menuruni tanjakan dimana rem nya tidak akan mampu berfungsi menghentikan laju kendaraan nya.
Nick hanya bisa diam, mengurungkan niatnya untuk membela Khan, jangankan bisa membela Khan, pada akhirnya dia lebih dulu harus merasakan jurus amukan badai petir, matahari, hujan, salju dan ....
"Oh god, apapun itu" Nick hanya bisa menghela panjang nafasnya, mendengar kan ocehan untie nya, istri dari uncle kandung nya tersebut.
Khayalan Nick adalah, dia mendapatkan sebuah headset motif beruang besar di balik telinga nya, membiarkan suara musik memenuhi bagian telinga dan kepalanya hingga dia tidak lagi harus mendengar ocehan dari untie kesayangan nya itu.
"Apakah aku harus mengajukan surat pengunduran diri saja tuhan?" Nick bertanya didalam hatinya, seolah-olah ada banyak sekali taburan kertas warna-warni di atas kepala nya, dia berpikir dengan keras bagaimana caranya agar tidak lagi jadi asisten Khan.
Menghadapi Khan dan tingkah arogansi nya membuat dia terkadang harus banyak-banyak mendapatkan stok kesabaran nya, ditambah untie nya yang selalu minta laporan tiap hari tentang apa yang dilakukan putra nya. Dia belakangan menjadi seorang pengkhianat, harus bisa menyakinkan untie Ayana nya jika Khan tidak memiliki skandal apapun dan tidak melakukan hal buruk apapun tapi dia juga harus menyakinkan Khan jika untie Ayana tidak pernah meminta informasi soal apapun juga tidak meminta nya untuk mengawasi sepupu nya tersebut.
Ohhhhh menjadi Nick sangat berat, bahkan tidak seberat rindu kepada Dilan.
"Nick" Dan wanita tersebut meneriaki nama nya dengan kencang, meskipun terdengar halus tapi tetap memekakkan telinga.
"Yes untie?" Nick bertanya sambil melebarkan senyuman nya.
"Apa kamu mendengar apa yang untie bicarakan?" Wanita tersebut menaikkan ujung alisnya.
"Ah.... yang mana?"
Gubrakkkkkkk.
Dan bisa-bisanya laki-laki tersebut bicara seperti itu pada untie nya
"Nick......"
"Oh shi..ttt" Nick berteriak didalam hati nya saat dia melihat wanita tersebut siap memukuli nya dengan sapi lidi yang ada di samping kiri wanita tersebut.
"No.... untie...ampun...." Dan bayangkan bagaimana perasaan Nick?.
"Bukan aku yang berbuat kenapa aku yang harus bertanggung jawab......?" Dia lari terbirit-birit mencoba menghindari pukulan untie Ayana.
Sedangkan Khan seperti tanpa dosa, beringsut dari posisi tidurnya, mencoba menarik kaki dan tangan nya dan memaksakan diri untuk bangun dengan cepat dari posisi nya.
"Ada apa ini?" Dia bertanya sambil berusaha membiasakan bola matanya, rasa kantuk masih menerjangnya.
"Khan....kau benar-benar sialan" Nick terlihat berteriak histeris saat bagian sapu menghantam pantatnya.
Bagaikan gerakan slow motion laki-laki tersebut lari sambil berteriak dengan mulut terbuka dimana untie Ayana melayangkan sapu ke bagian pantat nya, Khan hanya bisa menaikkan ujung alisnya untuk beberapa waktu.
"Ada apa dengan dia?" Khan bertanya didalam hatinya seperti tanpa dosa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
arie nuz laila
duhhhh Gusti, kenapa begitu detail pemaparan nya kak eva, benar semua juga, wkwkwkwk, really exactly right
2023-05-13
3
#manhwa bL
Khan anak siapa thor bukan ayana ke guguran dan harus angkat rahim jadi Khan itu anak siapa
2023-04-09
0
tegar chaliq
Nick kamu itu bagaikan buah simalakama maju kena mundur kena dan kenapa Mommy Ayana sekarang lebih suka bawa sapu lidi ya 🤦🤦🤦
2023-03-02
0