ARHQ ETHNIC

Chapter 3 Arhq ethnic Revisi

Meski tekanan dan desissan marah yang di keluarkan Xaver kadang membuat Kepala suku terkejut, tapi itu tidak berhasil membuat lakunya berhenti.

Kepala suku segera membuka tudung hitam yang melindungi tubuh Xaver dari cahaya Matahari. Orang-orang suku terlebih yang perempuan, berdebar kala melihat wajah tampan Xaver. Yang tadinya mereka kira kepala kelelawar itu ternyata kepala manusia yang terlihat tampan.

Di balik jubah itu ada wajah Pria tampan dengan taring, telinga yang runcing, dan netra merah. Kulit lelaki itu begitu putih seperti mayat. Rambut hitam pendeknya di potong rapi menambah daya tarik Lelaki itu.

Tapi...

Tapi asap-asap tipis yang menguar dari tubuhnya membuat orang heran. "Sshsss...."

Xaver mendesis perih dengan mata yang tertutup. Ada rasa pedih di permukaan kulit yang terkena sinar matahari.

"Argghh!!! " Xaver melepas ikatan di tangannya, dengan tenaganya hinggga tali itu hancur. Setelahnya ia berubah menjadi kucing hitam dan melesat ke rumah Kepala suku. Saat berjalan Xaver sempat berteriak.

"Kepala suku sialan! "

Sekarang Kepala suku dan anggota suku percaya dengan apa yang di katakan rim pemburu, Mahluk itu jelas bukan manusia. Dia dapat berubah menjadi hewan dan memiliki wajah tampan.

Kepala suku tersadar ketika menyadari bahwa mahluk hebat itu mengumpat padanya. Dengan langkah mendominasi yang seolah melekat pada dirinya, Kepala suku memasuki kediamannya. Namun langkah mendominasi dan aura dingin yang di pancarkan kepala suku, menghilang ketika melihat sosok mungil yang bersembunyi di sudut ruangan utama di rumahnya.

Sosok itu gemetaran, dan matanya yang cemerlang tampak berair seperti bayi yang hendak menangis.

"Mahluk hebat itu kini menjadi kucing kecil yang hendak menangis huh?" Ejek si Kepala suku.

"Grrr.. Ini karna kau membuka penutup kepalaku! Mana ku tahu ternyata legenda yang di katakan leluhurku itu benar!"

"Dengar mahluk asing, aku tidak segan-segan membakarmu di bawah cahaya Matahari, jika seandainya kau tidak mau membantuku." Ancam Kepala suku.

"Perempuan ini! Akhhh!! Mengapa berlagak sekali! Sialan!"

"Aku berlagak ya..." Kepala suku membuka papan yang menjadi jendela di rumahnya. Sinar UV kembali mengenai kulit kucing hitam kecil itu.

"Shhhh... oke-oke, kau menang! Akan ku lakukan apapun! Tutup jendelanya!" Xaver menyerah, ia kembali ke bentuk Vampir. Kepala suku menutup kembali jendelanya.

"Apa yang kau inginkan dariku?!" Ucap Xaver.

"Jika aku tidak salah, kau jelas hanyalah Mahluk mitologi kuno. Mengapa kau bisa muncul di dunia manusia ini? Vampir?"  Tatapan mengintimidasi itu seolah menyihir Xaver untuk menjawab semua pertanyaan si Kepala suku cantik itu.

"Aku hanya mampir, mana ku tahu ternyata aku akan muncul di sini. Sekarang aku tanya, bagaimana mungkin anggota suku pedalaman yang sepertimu mengetahui tentang kami? Para Vampir?"

"Hm..  Aku anak kota yang tersesat saat study camping. Orang suku ini menahan ku. Namun karna kemampuanku, Kepala suku sebelumnya mengangkat ku menjadi Anaknya. Sekarang Tuan Vampir, aku ingin kamu membantu kami menghabisi suku di sebrang sungai. Mereka terus memangsa hewan di daerah kami, memperkosa gadis di suku kami, dan membunuh anggota suku kami. Aku sebagai Kepala suku saat ini ingin kamu membantuku."

Xaver mendecih pelan. "Jika aku menolak?"

"Anda akan aku rebus dalam sup bawang putih." Si Kepala suku menyeringai.

Xaver bergidik melihatnya. "Oke, aku setuju. Jika mereka ku makan boleh 'kan?"

Kepala suku mengangguk. "Itu tentu saja di perbolehkan. Selama Tuan Vampir berkerja sama." 

Kepala suku dan Xaver saling berjabat tangan, mereka memulai kesepakatan.

"Kau harus menyediakan tempat untukku tidur dan beristirahat." Ujar Xaver setelahnya.

"Itu bisa di atur."

"Kepala suku! Kepala suku!" Tiba-tiba seorang gadis cilik memasuki rumah Kepala suku dengan wajah panik.

"Cuupa? Ada apa?" Tanya Kepala Suku.

"Kakakku! Dan Ibuku di culik oleh suku di sebrang sungai!"

"Apa!?" Kepala suku terkejut. Ia segera memanggil tim pemburu agar ikut dengannya. Xaver merubah dirinya menjadi Phanter hitam.

"Hei 'Kepala suku' naiklah."

"Tapi Matahari.. "

"Sekarang mendung, lagi pula aku ingin makan hehehe... " Phanter seukuran meja makan 6 kursi itu menepuk kedua kaki depannya konyol.

( ̄- ̄|||)  Kepala suku.

Kepala suku segera menaiki punggung Phanter hitam itu .

"Yuhu! Kita akan berjalan-jalan. Juga makan-makan!" Phanter hitam itu berlari mengikuti Moren si ketua tim pemburu.

Sejujurnya Xaver bukan orang yang sulit di dekati. Dia adalah tipe orang yang ramah dan mudah bergaul. Hanya saja kehidupan yang serba di batasi oleh Ayahnya, membuatnya terlalu bosan memandang dunia. Saat bebas seperti ini ia selalu merasa menjadi diri sendiri. Tidak ada Ibu yang akan mengomelinya, atau Ayah yang menasihatinya. Ia akan bebas mengikuti aturannya sendiri.

Tak lama kemudian mereka sampai di area yang di tunjuk oleh Cuupa. Di sana Xaver merasakan aroma Darah. Ia segera mengikuti aroma itu. Tanpa memperdulikan panggilan anggota suku lain atau panggilan si Kepala suku.

"Tuan Vampir Anda ingin kemana?"

"Aku mencium aroma darah!" Jawab Xaver.

Lalu mereka sampai ke sebuah gua. Gua yang begitu besar dan gelap. Kepala suku merasa tidak yakin dapat melewati tempat ini dengan baik.

Xaver menurunkan Kepala suku, lalu merubah dirinya menjadi Vampir dan mengulurkan tangan kepada Kepala suku. "Aku dapat melewatinya dengan baik. Jika kau ragu, peganglah tanganku kita akan memasukinya bersama." Ujar Xaver.

Kepala suku memegang tangan Xaver. Mereka memasuki jalan di dalam gua itu. Karna takut ketahuan oleh pihak musuh, Xaver melewati langit-langit gua. Karna takut jatuh kepala suku memeluk Xaver untuk berpegangan.

Tak lama kemudian jalan yang di ambil Xaver menunjukkan pemandangan mustahil bagi mereka. Ada sebuah kotak kayu besar yang memiliki banyak batang jeruji seperti sel penjara. Di sana banyak anggota suku yang belakangan ini menghilang entah kemana. Kepala suku mengepalkan tangannya marah.

Saat Xaver melirik Kepala suku, Kepala suku begitu marah seolah-olah ingin menghabisi seluruh suku di sebrang sungai. Jika tidak salah, suku itu bernama Arhq. Xaver menahan pergerakan Kepala suku agar lebih tenang.

"Diamlah, lihat ada orang yang datang." Bisik Xaver.

Kepala suku menoleh ke arah yang di tunjuk Xaver. Di sana ada Cuupa si gadis kecil yang dalam kondisi baik-baik saja. Di susul beberapa orang tim pemburu yang di ikati rantai di kaki dan tangannya.

Di sisi cuupa ada pula orang dari suku Arhq. "Bagus sekali kerjamu Cuupa. Tapi mengapa aku tidak menemukan Kepala suku mu itu?" Ujar anggota suku Arhq.

"Tapi Tuan Zhire, bagaimana dengan Kakak dan Ibuku?!" Tanya Cuupa.

"Hm... Perjanjian mengatakan, aku akan mengembalikan Kakak dan Ibumu jika kau berhasil membawa Kepala suku dan tim pemburu. Tapi kau hanya membawa tim pemburu. Tugasmu belum sempurna Cuupa..."

Gadis kecil itu meneteskan air matanya sedih. Gadis kecil itu memegangi tangan Tuan Zhire itu. Dengan suara gemetar ia berkata. "Tapi mau bagaimana lagi Tuan Zhire... Hiks..."

Orang yang di panggil Tuan Zhire itu menghempaskan tangan mungil Cuupa, yang memohon padanya.

"Katakan kemana Kepala sukumu itu?"

"Hiks hiks... Kepala suku pergi dengan... Menunggangi Phanter hitam. Hiks hiks... Tapi Phanter itu bukan Mahluk biasa, dia dapat berubah menjadi laki-laki dewasa seperti Anda. Hiks..."

Zhire segera memanggil anggota suku Arhq yang lainnya. "Dhile, masukkan Gadis kecil ini dan orang-orang suku Kaurex lainnya ke sel. Mereka sudah tidak berguna lagi."

Cuupa semakin menangis keras dan memohon-mohon pada lelaki bernama Zhire itu, untuk melepaskan Ibu dan Kakaknya. Tetapi Zhire menghempaskan tangannya, membuat Cuupa terjatuh. Anggota tim pemburu yang melihat itu ingin membantu. Tapi mereka merasa di bohongi saat Cuupa membawa mereka ke sarang suku Arhq, sehingga mereka agak enggan untuk membantu Cuupa.

"Kepala suku, kita harus kembali untuk mengamankan Anggota suku terlebih dulu. Setelah memasuki malam, aku akan menghabisi mereka semua untukmu."

Kepala suku sempat terharu dengan nada serius yang Xaver katakan. Saat berbalik Kepala suku malah melihat tampang konyol Xaver yang membayangkan suku Arhq menjadi santapan makan malamnya.

(¬_¬) 'Aku gagal terharu'

Xaver membawa kepala suku melayang melewati langit di daerah suku Kaurex.

"Kau bisa lihat dari sini, pilihlah tempat mana yang dapat kau gunakan untuk persembunyian." Ujar Xaver.

"Hm... Sepertinya daerah itu bagus." Kepala suku menunjuk area perbukitan, dengan gua yang tidak terlalu besar ataupun kecil.

"Pilihan yang tepat, kau bisa memanggil anggota suku kemari. Untuk tempatnya aku yang akan mengurusnya, kau juga minta anggota suku untuk membawa barang yang bisa mereka gunakan untuk menginap di tempat itu semalaman." Ujar Xaver sambil menurunkan Kepala suku di daerah suku Kaurex.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!