Vampire And His Adventure
Chapter 1 beginning Revisi
"Sedikit lagi... Oke sip, perangkat portal ini siap. Selamat tinggal Ibuku tercinta, selamat tinggal Ayahku tersayang, hahaha... Selamat tinggal keluarga Van Zeander! "
TOK TOK TOK
"Tuan muda, kiriman kapsul darah Anda sampai" Xaver menoleh ke pintu.
"Oke, letakkan saja di depan pintu, aku akan mengambilnya nanti "
"Baik Tuan muda "
Xaver meletakkan perangkat portal itu di dalam saku pakaiannya. Ia membuka pintu untuk mengambil kapsul darah yang dia pesan kemarin.
Kapsul darah adalah kapsul merah kecil seukuran kapsul obat. Kapsul darah memuat sari darah dalam jumlah yang cukup, satu kapsul darah setara dengan darah untuk makanan Vampir selama se bulan. Jadi itu tidak akan membuatmu gila karna haus darah.
Teknologi itu, Ayah dari Xaver yang menciptakan. Benar, keluarga Zeander adalah pemimpin asosiasi penyelidikan ilmiah Vampir. Karna Xaver adalah satu-satunya Anak laki-laki, Ayahnya ingin Xaver mewarisi seluruh ilmu yang pernah di geluti Ayahnya.
Xaver menghela nafas lelah. Ia mengambil toples kapsul darah itu dan meletakkannya di dalam saku pakaiannya. Dan toples besar berisi kapsul darah tampak menonjol dalam sakunya.
"Sepertinya ini terlalu menonjol? Nanti akan membuat keluargaku curiga. Hm... Berpikir! Berpikir! Aku harus bagaimana?! "
Tiba-tiba Xaver mengingat tasnya karna alarmnya berbunyi. Hari ini ia memiliki jadwal menjemput tiga Adik kembarnya dari sekolah Monster, di perbatasan.
Setelah mematikan Alarm. Xaver berpikir, sepertinya menggunakan tas untuk menyimpan kapsul darahnya bukanlah ide buruk.
Ia meletakkan isi tasnya ke dalam laci meja labnya. Lalu memasukkan toples kapsul darahnya ke tas. Setelah itu ia memakai tas selempang itu. Dan pergi menemui Adik-adik perempuannya di sekolah mereka.
Xaver merubah dirinya menjadi kelelawar. Dan terbang menuju sekolah adik-adiknya. Minggu ini memasuki liburan semester untuk sekolah Monster. Jadi keluarga besar Zeander mengutus Xaver untuk menjemput Adiknya, sekaligus meminta Xaver untuk pulang.
Xaver memasuki gerbang sekolah. Lalu kembali berubah ke bentuk Vampirnya.
"Hoam.. Ugh aku sedikit mengantuk, sinar matahari membuatku ingin tidur. "
Xaver merenggangkan tangannya. Lalu duduk di tempat duduk yang berjejer di depan asrama putri. Di sini, Vampir bukanya anti matahari, melainkan ini adalah dunia Gaib yang di ciptakan oleh leluhur Monster, jadi tidak ada yang akan tersakiti oleh matahari, karna ini adalah dunia gaib.
Agar tidak terjadi kekacauan, para leluhur membuat batasan-batasan tertentu. Ada daerah untuk setiap jenis Monster. Ada juga satu kota yang boleh di isi berbagai jenis Monster. Daerah ini di sebut perbatasan. Di sini juga tempat seperti sekolah umum di dirikan.
"Halo Kak, sedang menunggu si kembar ya?" Seorang Mumi perempuan bertanya sambil manatap Xaver dengan tatapan memuja.
"Hm.. Ya, bagaimana denganmu?" Tanya Xaver.
"Ya, aku menunggu Ibu, liburan ini aku ingin pulang ke kotaku."
Xaver hanya berdehem mengiyakan. Suasana ini membuatnya terlampau mengantuk. Kenapa pula adik-adiknya sangat lama. Tak lama kemudian beberapa siswi lainnya bermunculan untuk duduk di sekitar Xaver.
Dalam hatinya Xaver sempat membatin. 'Apakah aku setampan itu?'
Menurut Ayah dan Ibunya juga beberapa saudarinya, Xaver memang tampan. Jika ia lihat sang Ayah pun juga demikian, jadi ia berasumsi bahwa ia setampan Ayahnya. Tapi asumsi itu selalu membuatnya ragu, bagaimanapun juga ia tidak dapat melihat bayangannya di cermin.
"Halo Kak Xaver, aku Fury, sepertinya Kakak mengantuk? " ucap gadis serigala di sisi kirinya.
Mumi perempuan tadi sudah di jemput oleh Ibunya, posisinya kini di gantikan oleh seorang peri laut. Tampilan peri laut ini hampir mirip seperti duyung, hanya saja mereka jahat dan biasanya pemakan manusia. Tapi di sisi lainnya mereka memiliki suara yang sangat indah, itu juga yang di gunakannya untuk menangkap manusia.
"Benar, kalau Kakak mengantuk, aku akan menyanyikan lagu tidur untuk Kakak " ucap si peri laut.
Xaver menguap lebar, lalu merenggangkan tangannya. Tangan berbulu Fury mengusap kepala Xaver, awalnya Xaver tidak suka, tapi Xaver sudah terlampau mengantuk. Tak tinggal diam si peri laut ikut menyanyikan lagu pengantar tidur.
Kesadaran Xaver sepenuhnya menghilang, kini ia sedang tertidur nyenyak, di tengah tengah Fury dan si peri laut.
"Kak Xaver sangat tampan ketika tertidur." Ujar Fury yang masih asik mengusap kepala Xaver.
"Benar, Kakak kami memang tampan, Ibu bilang Kakak adalah cetakan Ayah atau Ayah versi mini." Ucap Celyne, adik kembar Xaver yang tertua.
"Tapi sayang sekali, Ibu memiliki kriteria ketat untuk memilih Istri Kak Xaver." Ucap Cia, adik kembar Xaver yang tengah.
"Ya, sehingga ku rasa kalian tidak memiliki kesempatan lagi hahaha..." Ucap Rica, Adik kembar Xaver yang terakhir sekaligus Putri bungsu.
Celyne, Cia dan Rica membangunkan Kakak laki-laki kesayangan mereka. Xaver membuka matanya, menguceknya pelan.
"Eh kalian.. Hoam.. Sudah keluar ya? ayo kita pulang."
Xaver berubah menjadi kelelawar, di ikuti tiga kelelawar kecil yang tak lain dan tak bukan adalah adik kembarnya. Mereka terbang bersama ke area kawasan vampir.
"Kak, mengapa Kakak bisa ketiduran?" Tanya Celyne.
"Benar, kenapa pula harus tidur di paha si genit Fury." Ucap Cia.
"Iya, mereka tidak menggoda Kakak kan?" Tanya si bungsu Rica.
"Hoam... Tidak, aku tadi hanya ketiduran. Beberapa hari.. Eh tidak... Beberapa bulan lalu aku tidak tidur karna mengerjakan sesuatu. Dan sekarang sesuatu itu sudah siap. Jadi aku benar-benar mengantuk."
Si kembar menghela nafas lega. Mereka dan saudari Xaver yang lain sama protectivenya seperti Ibu Xaver. Mereka begitu menjaga saudara laki-laki mereka dengan ketat, tanpa membiarkan perempuan lain mendekat. Memang keterlaluan, tapi mereka menyayangi Xaver. Mereka ingin Xaver bersama orang yang tepat, dan mencari orang yang tepat itu butuh waktu yang sangat lama.
Pada akhirnya empat kelelawar berbeda usia itu sampai di kastil keluarga besar Zeander.
"Hoam... kalian temuilah yang lainnya. Aku mengantuk, jika Ayah bertanya aku di mana, katakan aku sudah tidur duluan." Xaver pergi meninggalkan tiga adiknya.
"Haih sebenarnya apa sih yang Kakak buat." Ucap Celyne.
Adik-adik kembarnya menggidikkan bahu. Mereka bertiga sama-sama tidak tahu menahu urusan Kakak laki-laki mereka. Mereka pun memutuskan untuk melihat tujuh saudari lainnya.
Di keluarga Zeander memang sangat ramai. Di dalam pohon keluarga terdapat banyak orang. Karna pada generasi ke 33 atau Ayah dari Xaver memiliki 11 anak. Uniknya hanya Xaver sendiri yang anak laki-laki. Membuat keberadaannya istimewa di dalam keluarganya.
Xaver merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya. Xaver melihat kembali perangkat portal tadi. Perangkat itu berbentuk bulat seperti kelereng, serta bening seperti kaca. Di dalamnya terdapat portal semu yang terus berputar. Jika di aktifkan, portal itu akan keluar dan membawa Tuannya ke tempat lain.
"Benar! Rencana ini sangat hebat!" Senyum yang lebih mirip seringai, terpatri di wajah tampan Xaver.
TOK TOK TOK
Lamunannya buyar kala pintu kamarnya di ketuk dari luar.
"Xaver, apa kamu masih lelah?" Tanya Ayahnya yang mengetuk pintu.
"Hm.. Sedikit, ada apa Ayah?" Tanya Xaver.
"Itu... Hm... Sepupumu Zingle berulang tahun malam ini, maukah kau datang?"
"Mengapa tidak Celyne dan Adik-adiknya saja?" Tanya Xaver.
"Mereka tidak mau, katanya ingin menjenguk Nenek Wilson di daerah utara kota Vampir."
"Hm... Baiklah bangunkan aku ketika waktu berangkat tiba."
"Ya, selamat tidur." Ucap sang Ayah yang di balas suara dengkuran halus Xaver.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Ya Fi
pantau dulu bang,
2023-07-03
2