rindu.

Beberapa hari berlalu...

Saat di kantor William tak henti memikirkan Aretha, seperti itu ternyata rasa nya making love.

pantas sang kakak terdengar menikmati dengan beberapa ******* dan lenguhan panjang tak tertahan, ternyata rasanya luar biasa.

Tak rugi ia mengeluarkan uang banyak untuk hal menakjubkan seperti itu, kedua nya bahkan dalam ikatan suci pernikahan.

beberapa teman nya justru memilih Ons untuk mendapatkan hal seperti itu, di saat ia ingin menikah tuhan langsung memberikan ia jalan dengan mempertemukan nya dengan Aretha.

"Aretha kau membuat ku rindu..!"

gumam William mengingat malam pertama mereka yang begitu indah, Ia juga mendapati Aretha yang masih bersegel. beruntung bukan.

setelah pekerjaan nya selesai, gegas William membereskan berkas dan pergi meninggalkan kantor.

"kak Willi....!"

seorang gadis cantik memanggil lalu menghampiri Wiliam yang hendak naik ke atas motor.

"ada apa ?"

tanya William mengerutkan keningnya memindai gadis cantik itu semakin dekat.

"boleh aku nebeng motor nya sampai depan ?"

tanya Alesa yang juga magang di kantor itu.

"HM, boleh lah...!"

jawab Wiliam tak enak juga jika menolak, Alesa menebeng sampai gang depan.

Arnold memperhatikan William bersama alesa, keduanya terlihat dekat apa mungkin mereka memiliki hubungan dekat ? kedua nya belum lama saling kenal.

William tertegun saat alesa mendekap erat pinggang nya, tentu hal itu membuat William risih bukan.

"maaf Alesa jangan seperti ini, aku sudah punya kekasih !"

Alesa langsung melepaskan pelukannya dari pinggang Wiliam, kecewa mendengar ungkapan pria itu.

awal pertemuan mereka alesa langsung jatuh cinta pada William yang tampan dan juga ramah.

tapi ternyata pria itu sudah memiliki kekasih, namun Alesa tak gentar ia akan terus mendekati Wiliam selama pria itu belum menikah.

Gegas William melajukan kendaraan roda dua nya menuju rumah, ia sangat merindukan teman ranjang nya itu.

Aretha sendiri tengah memasak makanan untuk William, Aretha senang karena kondisi sang kakak mulai membaik meskipun masih dalam keadaan koma namun Ari bisa melewati masa kritis nya.

"sayang Aretha...!"

panggil William dari luar membuat Aretha menoleh ke belakang dan mendapati William tersenyum langsung memeluk nya.

"cepat pulang ?"

tanya Aretha melihat jam di dinding, William lebih cepat satu jam dari biasanya.

"rindu kamu...!"

sahut William langsung menelisik ke leher jenjang milik Aretha yang langsung mematikan kompor nya, kalau sudah seperti ini William tak pernah menunda waktu berlanjut ke ranjang, entah siang, sore atau malam apa lagi.

beberapa waktu berlalu Aretha mulai terbiasa dengan William yang selalu meminta hal itu, tentu pria itu tak mengenal waktu.

Aretha sendiri tak bisa menolak, apa lagi William bersikap sangat baik pada nya.

"simpan dan gunakan jika kamu butuh...!"

William menyodorkan dua buah ATM pada nya, Pria itu bilang ia bebas membeli apa pun yang ia mau. Tentu hal itu membuat Aretha senang, dia yang sebelumnya harus bekerja keras terlebih dahulu untuk mendapatkan sesuatu, kini ia bisa mendapatkan hal itu dari Wiliam dengan menjadi teman ranjang nya, tentu dalam ikatan suci pernikahan meskipun semua itu akan berakhir nanti.

William terus mencumbu Aretha, mencium bibir nya hingga Keduanya berlanjut ke ranjang, Tak ada yang mengetahui hubungan mereka karena Arnold sendiri tak pernah mengunjungi William di rumah nya.

Itulah kenapa menikah di sarankan untuk pria dewasa, salah satunya adalah agar ia bisa memiliki tempat yang halal untuk melampiaskan hasratnya, seperti hal nya William, ia bahkan tak pernah melewatkan satu malam bersama Aretha.

"aku lelah bang, sudah !"

sahut Aretha saat William membangunkan nya.

"sayang aku ingin mengajak mu jalan jalan, kita makan di Tempat angkringan yuk !"

ajak William namun Aretha malah menggeleng kan kepala nya, ia lelah dan mengantuk, itu karena ulah William yang bermain cukup lama.

"ya sudah kita kembali tidur saja !"

ujar William terkekeh saat mendengar hujan turun lagi.

***

Bunga mengamati ponselnya, hampir satu bulan ini selama di Bandung William tak pernah menghubunginya, mungkin kah William benar benar marah padanya ?

"kalau sudah tiada baru terasa ?!"

ejek asri sahabat bunga, Ia terkekeh melihat wajah bunga yang langsung cemberut.

"William tuh sebentar doang kalo ngambek, tenang aja aku datangin juga dia langsung lengket lagi ?"

jawab bunga dengan percaya diri.

"yakin ngo, di Bandung tuh banyak cewek cantik ! gue rasa si William udah kepecincut kembang Bandung !"

Asri kembali terkekeh namun tidak di hiraukan oleh Bunga, Ia mencoba untuk menghubungi William namun tidak bisa, nomor William tak bisa di hubungi.

"apa Weekend ini aku datang ke Bandung ya!?"

gumam bunga yang mulai merasa kehilangan sosok William yang bucin pada nya.

sementara William tengah memeluk teman ranjang nya yang sangat luar biasa, cantik sudah tidak di ragukan lagi.

dan yang terpenting Aretha selalu berusaha untuk memahami keinginan hasrat nya.

William yang awalnya menolak pindah ke Bandung, justru kini ia betah karena memiliki teman ranjang seperti Aretha.

"Will gimana kamu betah di Bandung ?"

tanya sang ayah kala itu.

"betah yah, kalau Bisa aku mau lebih lama lagi di Bandung ?"

jawab William terkekeh membuat sang ayah sedikit heran, namun ia juga bersyukur karena William mau mandiri dan jauh dari orang tua.

dia itu kan sangat manja, dan di Bandung ada Aretha yang memanjakan nya bagaimana Mungkin ia merasa tidak betah.

***

pagi menjelang, hujan turun lagi. Aretha mematikan pendingin ruangan di kamar itu, Gegas ia beranjak dari ranjang untuk mandi terlebih dahulu karena jika William bangun maka acara mandi nya akan sangat lama.

Aretha menoleh ke arah William yang tertidur pulas setelah ia keluar dari kamar mandi, segera ia mendekat untuk membangun Kan William.

"ini sudah pagi bang, ayo bangun ! kita berjamaah subuh..!"

Aretha terkesiap saat William Menarik tubuh nya lalu memeluk nya erat.

"aku sudah mandi, aku ingin kita pergi keluar pagi ini ?!"

ujar Aretha membuat William menyeringai lebar.

"hujan sayang, kita main petak umpet aja di rumah !"

jawab William sambil terkekeh kecil.

"kau ini bangun, ya sudah aku sholat duluan !"

jawab Aretha manyun.

"cie ngambek, oke tunggu sebentar ya!"

jawab William senyum mencubit pipi Aretha yang sedikit Cabi.

Aretha tersenyum saat William masuk ke dalam kamar mandi, kedua nya tak pernah melewatkan sholat subuh berjamaah di rumah, gegas Aretha menyiapkan pakaian untuk William agar lebih cepat karena waktu sudah hampir siang.

"cepat bang !"

titah Aretha, tak lama William keluar dan melihat Aretha sudah menggunakan mukena berwarna putih tulang.

"siang ini pergi ke rumah sakit ya bang !"

"ya tapi kalau hujan kita di rumah saja. Abang malas pergi kalau hujan !"

"baiklah !"

jawab Aretha tak memaksa lalu keduanya sholat subuh berjamaah.

bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!