Episode.2

Sejak tadi Arini menatap ruang operasi yang ada di depannya. Dia begitu khawatir dengan keadaan neneknya. Arini berharap semoga operasinya lancar dan neneknya bisa kembali sehat.

"Arini," terdengar seseorang yang memanggilnya dari arah ng. Arini menoleh ke samping melihat Mila yang baru datang.

"Kak Mila, ada apa?" Arini berdiri, menyambut kedatangan Mila.

"Rin, kamu harus ikut saya sekarang juga!" pintanya.

"Kemana, Kak? Lalu bagaimana dengan nenek jika aku pergi?"

"Ke rumahku. Kamu akan menikah hari ini juga. Kebetulan suami saya sudah setuju untuk menikah denganmu. Untuk nenekmu,  tenang saja ya. Saya akan menyewa satu perawat khusus untuk menjaga ibumu selama kamu pergi," ucap Mila.

Rasanya berat harus meninggalkan neneknya sendirian. Tapi mau bagaimana lagi, Arini harus menurut dengan Mila yang sudah membantunya membayarkan biaya operasi.

"Baiklah," sedikit dengan perasaan terpaksa, Arini mengiyakan permintaan Mila.

Arini sama sekali tidak memikirkan pernikahannya yang sudah di depan mata. Sejak kemarin yang dia pikirkan hanya kesembuhan neneknya.

Sepanjang jalan ARini hanya menatap ke luar kaca mobil. Menatap kendaraan yang berlalau lalang. HIngga tak sadar jika sekaang mobil yang dia naiki sudah berhenti di depan rumah MIla.

''Rin, ayo turun!'' MIla menatap Arini yang masih melihat ke luar.

''Eh iya, Kak.''

Mereka berdua turun dari mobil. Mila menggandeng tangan Arini memasuki rumah. MIla mengajaknya masuk ke kamar tamu.

Arini menatap kamar yang begitu luas dan mewah. INi baru pertama kalinya memasuki kamar semewah itu. ARini tak bisa membayangkan bagaimana nyamannya tidur di kamar semewah itu.

''Rin, ayo duduk! Aku akan sedikit meriasmu,'' ucap Mila.

Arini menurut, dia mendekati Mila dan duduk di kursi depan meja rias. Arini yang tak pernah memoles wajah, dia hanya diam saja menurut dengan apa yang di lakukan oleh Mila. Walaupun hanya riasan sederhna, namun ARini terlihat sangat cantik.

Setelah selesai di rias, Arini berganti pakaian dengan kebaya putih. Tak lupa dia menggenakan hijab di kepalanya.

''Sudah, Kak.'' ucap Arini yang sudah selesai memakai jilbabnya.

''Ayo kita keluar!'' ajaknya.

Arini mengekor Mila keluar dari kamar. SEsampainya di ruang depan, ternyata sudah ada Alex, BU Susan dan beberapa orang yang lain.

Alex hanya menatap ARini sekilas. Dia sama sekali tak terpukau melihat kecantikan ARini. Bgainya wanita yang paling cantik hanya istrinya saja.

''Mari Pak Alex, kita langsung mulai saja ijab qabulnya. Berhubung saya masih harus pergi ke tempat lain,'' ucap Pak penghulu yang duduk di hadapan Alex.

''Baik, Pak.'' jawab Alex.

Mereka semua beranjak dari duduknya lalu pergi menuju ke temmpat yang telah di siapkan untuk ijab qabul.

Alex menjabat tangan Pak penghulu dan mulai mengikuti arahan untuk mengucapkan ijab qabul. Hnaya sekali ucap, Alex mampu mengucapkannya dengan benar. Setelah selesai ijab qabul, Pak penghuluu langsung berpamitan pergi karena harus menikahkan lagi di tempat lain.

Arini menatap MIla yang sedang mengobrol bersama BU Susan.

''Kak MIla, apa aku boleh ke rumah sakit? Aku ingin bertemu dengan nenek,'' ucap Arini.

''Besok saja, Rin. Kmau tenang saja, ada perawat yang menjaga nenekmu. Lebih baik kamu istirahat saja di kamar yang tadi,'' uuucap Mila.

''Baik, Kak.'' dengan teepaksa ARini harus menunda keinginannya.

Arini pergi ke kamar karena akan mengganti pakaian yang dia kenakan.

....

....

Malam harinya, Arini dan yang lainnya sedang duduk bersama di ruang keluarga.

''Sebentar ya, aku mau ke dapur dulu,'' Mila beranjak dari duduknya lalu pergi menuju ke dapur.

Mila menyipakna empat gelas minuman. setelah selesai dia membawanya menuju ke runag keluarga.

''Tara, minumannya sudah jadi nih,'' MIla menaruh satu perssatu gelas ke atas meja. Dia mempersilakan mereka untuk minum.

Mila tersenyum saat melihat suaminya menghabiskan minumannya tanpa tersisa sama sekali. Taak lama, Alex merasa gerah. Mila tersneyum melihat obat yang dia campur ke dalam minuman suaminya sudah mullai bereaksi.

''Sayang, Mas ke kamar dulu ya. Gerah sekali nih,'' Alex berlalu pergi dari hadapan mereka.

BU Susan merasa heran melihat menantunya yang tiba-tiba gerah. Padahal cuaca malam ini sangat dingin karena di luar sedang hujan.

Mila emndekati ibunya lalu berbisik.

''Mmah jangan heran gitu deh. Tadi itu aku kasih obat perangsang di minuman Mas Alex. Biar Mas Alex langsung meiduri ARini malam ini juga,'' bisik Mila.

Bu Susan tersneyum mendnegar penuturan anaknya. Ternyata anaknya suka bergerak cepat.

''Bagus, sekarang lebih baik kamu suruh Arini masuk ke kamar,'' ucap BU Susan yang jga berbisik.

Mila menurut dengan ibunya. Dia langsung menyuruh ARini untuk masuk ke kamar  tamu. Setelah itu MIla pergi menuju ke kamarnya. Sesampainya di kamar, dia melihat suaminya yang sedang duduk gelisah.

''Mas, kamu kenapa?''

Melihat kedatangan istrinya, langsung saja Aleex mendekat. Alex menyerang istrinya dan mulai memberikan sentuhan-sentuhan.

''Mas, bagaimana jika kita melakukannya di kamar lain. Aku bosan melakukannya di kamar ini,'' ucap MIla smabil emngaungkan ke dua tagannya di leher suaminya.

''Apa pun, asal bersama kamu pasti mau,'' jawabnya.

MIla mengandeng tangan suaminya menuju ke lantai bawah. Dia membuka pintu kamar tamu dan meminta suaminya untuk masuk. MIla mendnegar gemercik suara air dari dalam kamar mandi. UNtung saj Arini berada di kamar mandi, jadi dia tak perlu menjelaskan apa pun. MIla meminta suaminya untuk duduk di pinggir ranjang, sednagkan dirinya berpamitan pergi sebentar ke dapur.

Setelah keluar dari kamar, Arini buru-buru mengunci pintu kamar itu dari luar. Dia yakin jika rencananya akan berhasil.

Arini yang baru keluar dari kamar mandi tercengang saat melihat keberadaan Alex.

''Kak Alex, kenapa ada disini?''

Alex menoleh ke sumber suara. Dalam penglihatannya dia melihat sosok Mila. Padahal yang ada bersamanya saat ini adalah Arini. Efek minuman yang dia minum sungguh luar biasa.

''Mila, sini sayang! Mas sudah tak tahan,'' Alex mengisyaratkan dengan tangannya agar Arini datang menghampirinya.

'''Saya bukan Kak MIla, ini saya Arini,'' ucapnya.

Alex yang memang tak suka menunggu, langssung saja mendekati Arini. Hasratnya sudah berada di ubum-ubun dan harus di lampiaskan detik ini juga.

''Kak Alex mau ngapain?'' Arini memundurkan tubuhnya saat melihat Alex mulai mendekatinya. TUbuhnya gemetar menahan takut. Walaupun saat ini ke duanya sudah sah menjadi sepasang suami istri, namun Arini belum siap untuk melakukan malam pertama mereka.

''Sayang, malam ini kamu snagat cantik. Tapi kenapa kamu menutup kepalamu segala? Kamu lebih cantik jika tidak memakai penutup kepala,'' Alex menarik jilbab instan yang di kenakan oleh Arini.

''Jangan!'' Arini hendak mengambil jilbab miliknya lagi, namun Alex sudah melemparnya ke sembarang arah.

''Menurutlah cantik! Biasanya kamu juga tak pernah menolakku loh,'' Alex mencolek dagu Arini.

''Apa aku harus merelakan semuanya malam ini?'' gumam Arini saat tubuhnya seakan melayang karena Alex menggendongnya ala bridal style.

Malam yang panjang terjadi antara ke duanya. Sekarang Arini sudah menjadi seorang istri seutuhnya. Walaupun ada rasa tak rela di hatinya karena dia belum siap.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

walaupun tak rela harus direlakan juga Arini..

2023-09-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!