2. Laki-laki Pilihan

Seorang anak perempuan berlarian di tepi pantai sambil terus tertawa riang, rambut panjangnya yang sedikit keriting di kuncir kuda tampak bergoyang ke sana ke mari mengikuti irama tubuh anak perempuan berusia sepuluh tahun itu, yang berlarian bermain bersama ombak laut selatan,

Di hamparan pasir pantai Parangtritis, Joni duduk dengan senyuman lebar menatap anak perempuan yang berlarian di tepi pantai sambil tertawa-tawa,

Baginya, melihat anak itu penuh kebahagiaan membuatnya merasa sangat senang,

"Mas,"

Tiba-tiba terdengar suara lembut perempuan dari arah belakangnya, Joni menoleh dan perempuan cantik tampak benar berdiri di belakangnya membawa dua buah kelapa,

Cepat Joni pun menyambut, mengambil kedua kelapa yang dipegang perempuan itu,

"Kenapa tidak bilang akan beli kelapa, ini berat sayang,"

Kata Joni,

Tampak sosok perempuan cantik itu tersenyum,

"Hanya kelapa, tidak apa, ada beberapa penjual minuman tapi rasanya lebih bagus minum kelapa saja,"

Ujar perempuan cantik itu, sambil kemudian menyusul duduk di tikar yang digelar di atas pasir,

Tampak delman lewat di depan sana, memuat pengunjung yang ingin menyusuri pantai tanpa harus kelelahan,

"Cantika begitu bahagia sepertinya,"

Kata Joni pada perempuan di sampingnya, yang tampak sibuk membetulkan ikatan rambutnya,

"Sudah lama dia memang ingin jalan-jalan ke Jogja, untungnya Mas mau mengajaknya,"

Ujar perempuan cantik itu yang kemudian bergelayut manja di lengan Joni,

"Aku kan sudah janji saat menikahimu, bahwa aku bukan hanya akan jadi suamimu, tapi juga akan menjadi Ayah untuk anakmu Lin,"

Joni lantas meraih tangan Linda, menggenggamnya lalu menciumnya dengan lembut,

"Aku mencintaimu, dan sudah seharusnya aku juga menyayangi anakmu,"

Kata Joni pula,

Linda tampak tersenyum mendengar kalimat yang dikatakan suaminya,

Ya, suami...

Laki-laki yang telah menikahinya secara sirih dua bulan lalu karena statusnya yang masih merupakan suami perempuan lain,

Laki-laki tampan, kaya, dan baik, siapa yang bisa menolak laki-laki dengan paket lengkap semacam itu, meskipun ia adalah suami perempuan lain tentu saja. Begitulah menurut Linda,

Linda kemudian menatap suaminya dengan kedua matanya yang memakai bulu mata anti badai,

"Sayang,"

Panggilnya lembut pada Joni,

"Yah,"

Sahut Joni tak kalah lembut, rasanya mereka memang tengah seperti pengantin baru pada umumnya,

Sedang mabuk-mabukan oleh cinta, sedang bahagia-bahagianya saat bersama,

"Apa Mas serius nantinya akan menceraikan isteri Mas?"

Tanya Linda,

Pertanyaan yang tentu saja tak diharapkan Joni mendengarnya saat ini,

Ia tampak gugup, meskipun ia mengangguk, tapi tidak dengan hatinya,

Ah yah, Anita, wanita itu, yang kini berada di rumah, wanita yang sangat mencintai pekerjaannya, yang selalu sibuk setiap hari dan nyaris tak ada waktu lagi untuk sekedar mengobrol santai dengan Joni di rumah,

Wanita yang sesungguhnya tetap menjadi ratu di dalam hati Joni, yang tempat itu tak pernah bisa digantikan perempuan manapun, meski Joni berulangkali bermain di luar rumah,

Tidak, menceraikan Anita sejatinya tak akan pernah mampu Joni lakukan, namun ia mengangguk karena tak ingin liburannya saat ini terganggu dengan tangisan Linda sepanjang hari,

"Kapan kira-kira Mas? Jika nanti aku hamil lalu kondisi kita masih seperti ini, anak kita akan kesulitan mengurus surat-surat penting,"

Lirih Linda,

Joni tampak meminum air kelapa sebentar, mengurangi rasa gugupnya dengan mengalihkan fokus ke hal lain,

"Kata Mas rumah sudah begitu dingin, kalian sudah seperti orang lain di rumah, apalagi yang perlu dipertahankan?"

Linda tampak terus mencecar, sepertinya ia lupa saat ini mereka ada di mana,

"Sayang, bisakah kita membahasnya nanti saja? Setelah kita pulang dari Jogja, lagipula kau bilang ingin mencari rumah untuk pindah dari rumah Ibu, lebih baik kita fokus mencari rumah dulu saja, baru kita bahas ini,"

Kata Joni,

Linda tampak menarik tangannya dan berhenti bergelayut di lengan Joni,

"Mas seperti selalu berusaha menghindari pembicaraan soal perceraian mas dengan Anita,"

Linda merajuk,

Joni menghela nafas, ia menatap Linda yang matanya memakai softlens itu berkaca-kaca,

"Aku memikirkan anak-anakku, mengertilah sayang, bukankah kamu pernah cerita bagaimana sulitnya menjelaskan pada Cantika tentang hubunganmu dengan Ayah Cantika yang harus berpisah, aku juga sama seperti itu, sulit menjelaskan pada anak-anak jika nantinya kami memutuskan untuk tidak bersama,"

Kata Joni,

Linda meneteskan air mata, lagi-lagi ia merasa begitu sakit memikirkan nasib pernikahan sirihnya yang entah akan sampai kapan, pernikahan yang kapan saja bisa diakhiri dengan mudah oleh pihak laki-laki karena tidak berkekuatan hukum negara sama sekali,

"Kamu tidak akan mendapatkan apapun dari harta suamimu, andai kemudian kamu dibelikan banyak hal olehnya, lalu kemudian suami sirihmu meninggal dan isteri pertamanya tahu, maka semua harta yang ada padamu bisa diambil alih oleh isteri sah nya,"

Linda teringat apa yang dikatakan saudaranya beberapa hari lalu,

"Negara hanya tahu harta yang dihasilkan suami yang menikah kamu secara siri adalah harta gono gini dengan isteri sahnya, harta yang hanya berhak dimiliki ahli waris, yaitu anak-anak mereka dari perkawinan yang sah,"

Kata saudara sepupu Linda lagi, yang membuat Linda benar-benar semakin ingin membuat Joni cepat bercerai dengan istri pertamanya, dan menjadikan pernikahan mereka menjadi pernikahan yang sah secara negara, bukan hanya sah secara agama,

"Mamah... Mamah..."

Tiba-tiba terdengar suara Cantika yang memanggil Linda, yang kemudian tampak anak perempuannya kini berlari menuju ke arahnya,

Celana Cantika tampak basah, pun juga sebagian kaos yang dikenakannya,

"Wah kenapa malah basah semua?"

Tanya Joni menyambut Cantika yang kini duduk di tikar di depan Joni dan Linda,

"Ombaknya besar Pah, tapi suka deh,"

Kata Cantika dengan wajah yang tampak begitu ceria,

"Cantika haus,"

Kata Cantika kemudian, sambil ia melihat kelapa yang ada di atas tikar,

"Minumlah, setelah ini kita pulang ke hotel dan makan siang di restoran hotel saja ya,"

Kata Joni,

Cantika mantuk-mantuk,

"Tapi nanti malam jadi ke Malioboro ya Pah?"

Tanya Cantika lagi pada Joni, seolah Joni memang benar-benar Ayah kandungnya,

Tampak Joni mengusap kepala Cantika,

"Tentu saja, kan Papah sudah janji,"

Ujar Joni,

"Horeee, Cantika mau beli banyaaaaak sekali, sampai uang Papah habis,"

Kata Cantika sambil tergelak, lalu meraih satu buah kepala untuk ia minum airnya dari sedotan,

Linda tampak tersenyum melihat kedekatan Joni dan Cantika,

Nyatanya, begitu banyak laki-laki hadir dalam hidupnya, namun hanya Joni yang mampu mendapatkan hati Cantika,

Ketulusannya pada Cantika tergambar jelas dari sikapnya pada Cantika, dan nyatanya anak-anak yang hatinya masih bersih selalu mampu membedakan mana orang yang sungguh-sungguh menyayangi mereka dan mana yang hanya sekedar basa-basi,

Dan hal ini, adalah salah satu alasan juga untuk Linda bisa terus bersama Joni, bagaimanapun caranya.

...****************...

Terpopuler

Comments

estycatwoman

estycatwoman

Wah pelakor gni kita santet aja gmn guys 😅

2024-05-02

1

Putrii Marfuah

Putrii Marfuah

namanya rumah tangga, pasti ada naik turunnya

2023-02-14

0

Esti Restianti

Esti Restianti

anak orang di sayang" anak sendiri di biarin.
situ sehat???

2023-02-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!