Sang Pewaris Lautan
Sebuah gua yang indah di negeri antara darat dengan lautan luas. Gadis cantik bermata jernih tampak turun dari tempat tidurnya.
Gadis yang berpakaian putih panjang dengan selendang berwarna hijau kuning tersampir di tubuhnya.
Perlahan kakinya melangkah menimbulkan suara gemerincing dari gelang di kaki kanan nya. Suara yang merdu sekali.
Gadis itu masuk kedalam sebuah kolam jernih beraroma bunga teratai. Aroma yang ringan namun menenangkan segala situasi.
Dia melepaskan semua pakaiannya hingga hanya tersisa kain putih yang melilit dada juga bagian bawah perutnya.
Gadis itu memejamkan mata dan menghirup aroma di sekelilingnya. Dia membasuh perlahan tubuhnya dengan air di kolam. Tampak sebuah tatto naga besar bermata hijau dan kuning berada di bagian belakang tubuhnya. Ekor naga itu bahkan sampai menyentuh pusarnya.
Di lengan kirinya terlihat lambang pixiu, di lengan kanan terlihat naga kecil. Di paha kanannya terdapat merak besar dan di paha kirinya terlihat elang perkasa.
Seluruh tatto pada tubuhnya itu tampak hidup dan indah.
Seekor anjing berjenis husky tampak mendekati lokasi gadis itu berendam.
Anjing itu tampak sangat cantik berbulu putih lebat dan bersih.
"Baruna... " Anjing itu bersuara .
"Ada apa Snowy? " Tanya gadis yang bernama Baruna itu.
"Kau terbangun? " Anjing itu lalu tiba-tiba berubah menjadi lelaki tampan di hadapan Baruna.
"Iya. Aku hanya ingin menenangkan diri di kolam. Ada masalah apa?" Tanya Baruna.
"Sepertinya langit marah. Akan ada badai besar hari ini. Aku sudah mengungsikan semua mahluk laut ke tempat yang aman" Ucap Snowy.
Baruna terdiam sejenak.
" Apa akan ada ombak besar? " Tanya Baruna lagi.
" Sepertinya. Apa kau akan menghentikan nya? " Tanya Snowy.
Baruna tidak menjawab. Dia keluar dari kolam itu segera. Tampak tubuhnya sudah tertutupi pakaian berwarna hijau dan kuning yang melilit tubuhnya seperti pakaian seorang Dewi.
"Kau jaga perbatasan. Aku akan melihat lihat dulu di luar sana" Ucap Baruna memerintah.
Baruna melangkahkan kakinya dengan santai. Baruna berjalan menyusuri pantai, memasuki pemukiman warga yang tampak ramai berpesta.
alkohol bahkan obat obatan tampak dimana-mana. Baruna mengabaikan mereka.
Dirinya tidak ingin menyapa para manusia-manusia itu. Dia juga sengaja tidak menampakkan dirinya saat ini.
Baruna terus berjalan menyusuri desa dekat laut itu, tanpa sengaja dia berhenti di sebuah rumah yang cukup baik tampaknya.
Terdengar suara jeritan perempuan di dalam.
" Ampun Tuan. Saya mohon hentikan. Saya benar-benar tidak kuat Tuan" Ucap perempuan itu memohon.
" Hei! Kau budak ku. Tidak pantas kau menolak permintaan ku!" Ucap seorang Pria dengan kasar.
" Tuan, tolong saya mohon. Saya sedang hamil anak Tuan " Ucap perempuan itu lagi.
" Alah! Aku tidak peduli! Kau harus melayani ku! Bahkan bagus jika kau keguguran! Aku juga tidak ingin punya keturunan dari orang rendahan seperti mu! " Ucap Pria itu lagi.
" Tapi Tuan.. Argh... " suara perempuan itu merintih kesakitan.
" Sudah ku bilang diam atau akan aku pukul lagi kau ini!" bentak pria itu yang ternyata memukul si perempuan.
Tak lama suara itu berubah menjadi suara ******* di sertai erangan meminta tolong dari si perempuan. Sepertinya dia merasa tersiksa dengan pergumulan panas itu.
Baruna memejamkan matanya. Warna netranya berubah menjadi hijau di sebelah kiri dan kuning di sebelah kanan. Mata Baruna bisa menembus masuk melihat ke dalam rumah itu.
Baruna melihat 2 gadis yang tampak masih kecil terikat tanpa busana, dan seorang pria sedang menyetubuhi wanita muda di hadapannya hingga ************ wanita itu tampak mengeluarkan darah.
Wajah Baruna memanas tampak marah. Amarahnya ternyata membuat tanah desa itu itu terguncang.
" Hahhh. Hahhh. Apa ituuu?? "
" Laariiii"
" Woi lariii ada gempa!! "
Suara orang orang-orang bersahut sahutan ketakutan merasakan gempa yang terjadi mendadak.
Termasuk pria biadab yang berada dalam rumah itu, pria itu berlari keluar ketakutan dengan mengenakan sarung.
Baruna menembus rumah itu dan masuk kedalam dengan wujud wanita cantik mirip seperti gadis rusia. Dia masuk tanpa banyak berbicara dan melepaskan dua gadis kecil juga membantu wanita muda itu.
" Terima kasih Mbak" ucap wanita muda itu sambil menahan sakit.
" Kalian segera kenakan pakaian kalian. Dan segeralah pergi ke arah hutan dekat gunung. Pergi setinggi mungkin. Sebentar lagi akan terjadi ombak besar" ucap Baruna.
"Maksud Mbak? " wanita muda itu tampak kebingungan.
" Turuti saja perkataan ku. Di depan ada sebuah kereta tua. Ini kuncinya. Pergilah" ucap Baruna tanpa bisa di bantah.
Wanita muda itu membawa dua gadis kecil itu segera pergi menaiki kereta tua. Tentunya Baruna sudah menutupi pandangan pria bajingan itu agar tidak bisa melihat kepergian wanita muda tadi.
" Kalian benar-benar manusia kotor. Jika langit ingin menghukum kalian maka akan aku biarkan saja. Kalian tidak pantas di tolong " ucap Baruna.
Baruna melangkah dengan santai. Namun langkahnya bahkan lebih cepat di banding kereta tua yang di bawa oleh wanita muda tadi.
Baruna tiba di atas puncak bukit di dekat desa itu. Tampak para warga sudah kembali ke rumah masing-masing karena setelah gempa tadi tidak ada kejadian apapun di laut.
Air laut juga tidak surut seperti akan terjadi tsunami. Warga tampak bersantai kembali ke rumah masing-masing dan melakukan aktivitas mereka.
Hanya saja pria bajingan tadi tampak kelimpungan mencari wanita wanita pemuasnya.
"Ah sial! susah payah aku mendapat dua gadis perawan malah semua hilang. Pasti wanita tidak tahu diri itu sudah membawa mereka pergi! Sialan! " maki pria bajingan itu yang terdengar di telinga Baruna.
" Kau akan mati mengenaskan pria bodoh. Kau hanya mementingkan nafsu ************ mu saja! Kau tak pantas hidup lebih lama" ucap Baruna dengan mata menyala.
Sejam kemudian Wanita muda dan dua gadis itu tampak berjalan menaiki bukit secara perlahan. kereta tua itu tidak mampu memanjat bukit yang tinggi.
Ketiga nya tampak kelelahan dan sampai di sebuah gua yang cukup besar di bukit.
" Ah ada gua. Ayo kita istirahat di sana" ajak wanita muda itu.
" Kak. Aku takut" ucap salah satu gadis itu.
" Jangan takut. Aku akan membantu kalian lepas dari pria gila itu" ucap wanita muda itu.
Mereka memasuki gua itu perlahan. Tampak cahaya api di dalam gua itu.
" Ada api. Apa itu api naga?" ucap salah satu gadis kecil dengan polosnya.
" Kau percaya itu?" tanya yang lainnya.
" Ibu ku berkata dunia ini di jaga oleh naga. kalau melihat gua yang ada bola api tandanya ada naga di sana" jelas gadis kecil itu dengan polos.
" Aku takut" ucap gadis kecil lainnya.
Wanita muda itu mengambil sebuah balok berjaga jaga jika menemui perampok atau binatang buas di dalam gua itu.
Namun ternyata salah, mereka melihat seorang wanita cantik yang menolong mereka tadi.
" Ah. Anda kan.... " wanita muda itu terkejut melihat Baruna ada di sana.
" Kalian sudah sampai? Ayo kemari. Makanlah buah buahan dan air itu. Kalian pasti lapar" ucap Baruna.
Wanita muda dan dua gadis kecil itu mendekati Baruna dan menikmati makanan mereka.
Wanita itu masih heran dengan Baruna. Mereka saja yang menggunakan kereta tua tadi baru bisa tiba sekarang, bagaimana orang di hadapannya ini sudah ada di dalam gua.
" Jangan pikirkan apapun. Makan dan istirahat lah. Jangan keluar sampai besok pagi. Mengerti? " ucap Baruna menegaskan.
" Kenapa? " tanya Wanita muda itu heran.
" Patuhi saja perkataan ku maka kalian akan selamat. Jangan keluar sampai besok pagi. Tetap lah di sini. Jika matahari sudah terbit kalian boleh pergi sejauh-jauhnya ke kota. Dan ambil ini sebagai biaya kalian di sana ", ucap Baruna menyerahkan sebuah tas berisi beberapa baju yang cocok untuk mereka juga sejumlah uang sebesar 30 juta.
" I-ini... " Wanita itu tergagap.
" Ini pertama dan terakhir kalinya aku bisa membantu kalian. Selanjutnya tergantung kalian dalam menjalani hidup. Mengerti? " tanya Baruna dengan tegas.
Wanita muda itu tampak mengangguk menangis bahagia.
" Anak dalam kandungan mu akan selamat. Dia akan menjadi anak laki-laki yang sehat. Jaga dia dengan baik. Dan dua gadis kecil ini jangan biarkan mereka kembali ke rumah mereka, karena mereka akan di jual lagi oleh keluarga ayahnya nanti" ucap Baruna mengingatkan.
" Baiklah. Aku akan merawat kedua gadis kecil ini sebagai keluarga ku. Terima kasih atas bantuan mbak. Kalau boleh tanya nama mbak siapa? mbak seperti bukan orang dari sini" ucap wanita muda itu yang merasa beruntung menemukan dewi penolongnya.
" Aku.. Sang Pewaris... Setelah hari ini lupakan wajahku dan jalani hidup dengan baik " ucap Baruna lalu berjalan keluar dari gua itu.
Wanita muda itu tampak mencoba mengejar Baruna, namun dia tidak bisa menemukan siapapun.
Tak lama dia melihat badai besar bergemuruh di luar, ombak tampak menerjang menyapu seluruh desa mereka.
Suara erangan minta tolong terdengar dimana-mana. Banyak yang tidak sempat menyelamatkan diri karena hujan badai yang kencang dan ombak yang tiba-tiba menerjang rumah mereka.
Itu lah hukuman dari langit untuk para manusia yang sudah benar-benar lupa pada kuasa Nya.
Baruna menatap kerusakan desa itu dengan datar tanpa ekspresi. Lalu menghilang dari gelapnya malam.
.
.
.
Disclaimer : SEMUA CERITA-TOKOH-TEMPAT-KEADAAN HANYALAH FIKSI BELAKA. TANPA MENGURANGI RASA HORMAT KEPADA SIAPAPUN SEMOGA KARYA INI DAPAT MENGHIBUR TEMAN-TEMAN SEKALIAN.
-Linalim-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
~V~
Mak💜
2023-07-06
1
Desy Putri Ayuni
pararunten. aku minta sesajen di sini🤣🤣
2023-06-29
1
Zphyr Stwrt
Haaai
2023-06-27
1