20. Flu

Di rumahnya, Andah kembali menyiapkan makanan untuk keluarga. Sepulang dari kampus tadi, Ojan kembali ke tempat dia bekerja.

Sebelum mereka berpisah, Andah meminta suaminya untuk fokus bekerja. "Kalau kamu kerja, jangan lirik-lirik siapa pun ya? Awas lho, kalau kamu ketahuan selingkuh."

"Selingkuh?" tanya Ojan kembali.

"Iya, selingkuh. Selingkuh itu, artinya kamu melirik wanita lain di saat aku tidak ada."

Ojan menggelengkan kepalanya. "Ojan tidak lirik-lirik dan lihat yang lain kok. Ojan kan hanya sayang sama Andah. Andah kan istri Ojan."

Andah merasa gemas melihat ekspresinya memberi alasan. Hingga membuatnya mencubit kedua pipi Ojan.

Di dapur, Andah terkekeh sendiri saat mengingat kejadian akhir-akhir ini bersama suami yang tidak diketahui berapa umurnya, tetapi berlaku layaknya anak sepuluh tahun. Dengan setengah bernyanyi dan hati riang ia kembali melanjutkan pekerjaan.

"Kenapa ini? Apa terjadi sesuatu?" Inggrid muncul sembari meninggikan dagu, melirik Andah, menyandarkan pintu yang menghubungkan dapur dengan ruang makan.

"Bukan urusanmu." Raut Andah yang tadinya ceria berubah datar dengan seketika.

Inggrid mengernyitkan bibirnya bergetar geram melihat tingkah laku sang anak tiri. "Dasar, anak kurang ajar."

"Kalau Ibu tidak kurang ajar, aku juga tidak akan kurang ajar!" Andah tidak melirik orang yang berbicara dengannya sama sekali. Andah masih sibuk dengan kegiatannya di dapur.

"Jika tidak bisa membantu, lebih baik Ibu pergi."

Inggrid mengernyit, menautkan gigi-gigi putih, dan kening berkerut. Tak lama kemudia, terdengar suara yang keluar dari hidungnya, beranjak meninggalkan Andah sendirian.

Andah menyunggingkan senyuman tipis melirik kepergian ibu tirinya, tetapi tangannya masih cekatan dalam mengerjakan semuanya.

Saat Ojan pulang, Andah menyambutnya dengan penuh cinta. Namun, Inggrid memasang muka julid melihat Andah yang berlaku sangat berbeda kepada Ojan. Andah terlihat sangat keibuan saat bersama Ojan.

"Giliran sama lakinya, sok dewasa." rutuk Inggrid melihat dari pintu kamarnya.

Andah mengabaikan Inggrid dan merangkul lengan Ojan yang terus berceloteh tentang pengalamannya bekerja tadi.

"Bajumu udah basah, mandi dulu yah?! Setelah itu, kita akan makan malam bersama." titah Andah.

Ojan mengangguk patuh mengambil handuk. Dia berlari kecil menuju kamar mandi karena telah kedinginan oleh pakaiannya yang basah.

Tak beberapa lama kemudian, Andah dan yang lain telah duduk bersama di depan meja makan. Ojan sedang sibuk memijit-mijit Yanto, ayah mertuanya dengan semangat.

"Ayah, tadi Ojan nyuci mobionya sambil main air."

"Oh, karena itu pakaian kamu bisa jadi sebasah itu?" sela Andah lagi.

"Soalnya pas nembakin airnya kekecengan kan, eeh malah kena baju Ojan. Jadinya sekalian main air."

"Haatciimm."

Ojan bersin dan hidungnya terlihat mengeluarkan cairan bening.

"Ya aampuun, kamu sampai flue?" Andah memeriksa kening Ojan.

"Wah, masa main saja udah membuatmu masuk angin seperti ini?"

Andah segera mengambilkan makanan ke piring suaminya. Ketika hendak mengambil lauk, ternyata sendok Andah dan Inggrid bertabrakan. Inggrid tidak mau kalah, memilih untuk mengambil duluan.

Andah membiarkannya dan hanya menggelengkan kepala melihat tingkah ibu tirinya yang ikut bergabung duduk bersama di meja makan.

Setelah dirasa cukup, Andah menyerahkan piring itu kepada Ojan yang memijit-mijit lengan ayahnya. "Hati-hati, kamu lagi flue. Nanti ayah ikutan flue jika terlalu dekat denganmu."

Ojan menghentikan aktivitas memijit dan memasang wajah cemberut. "Padahal Ojan suka bercerita sama ayah."

"Iya, nanti kalau flu kamu udah bener-bener sembuh. Habis makan, nanti minum obat ya?"

Ojan menganggukkan kepala mulai menikmati makan malamnya. Andah menyuapkan ayahnya terlebih dahulu dengan makanan yang bertekstur lebih lembut.

Setelah ayahnya memberi kode kenyang, giliran dia yang menyantap menu buatannya sendiri. Dia melirik sang suami belum menghabiskan makanannya. Tidak biasanya Ojan makan sepelan ini.

"Kenapa makanannya belum habis? Makanannya nggak enak ya?"

Ojan menegakkan kepalanya. "Bukan, masakan buatan Andah adalah yang paling enak di dunia." Ojan kembali menyuapi makanan masuk ke dalam mulutnya meskipun makanan dikunyah dengan sangat lamban.

"Apa karena kamu mulai demam kali ya? Paksain aja makannya ya? Biar setelah ini, kamu minum obat flue."

"Hatciiiim." Ojan kembali bersin. Sebagian makanan yang ada di mulutnya menyembur mengenai Ingrrid yang tepat berhadapan dengannya.

"Bocah ini?" Inggrid mengusap wajahnya yang terkena makanan hasil tembakan maut dari mulut Ojan yang bersin.

Tubuh Andah bergetar karena menahan tawa melihat kejadian ini. Andah mengusap kepala Ojan sambil menyuapi makanan ke mulutnya sendiri.

Ternyata hidung Ojan telah mengeluarkan air bening yang encer. Tanpa pikir panjang Ojan mengusapnya dengan lengan kaus oblong yang dia pakai.

"Ih, jangan pakai itu! Jorok tau nggak?" Andah menarik tisu yang ada di atas meja.

Setelah itu mengusap cairan pada hidung Ojan. "Minum obatnya sekarang aja." Andah menuju lemari tempat menyimpan peralatan kesehatan.

Andah mencari obat yang bisa menurunkan panas lalu mengeluarkannya dari dalam strip obat, menyerahkannya kepada Ojan.

Ojan terlihat sedikit enggan meminumnya. Andah membesarkan mata dan memaksa sang suami berlaga imut itu meminum obat tersebut.

"Nah, pinter." Andah mengusap kepala Ojan. "Nah, kamu istirahat aja duluan. Aku mau membereskan semuanya dan mengantarkan ayah ke dalam kamar."

Ojan menganggukkan kepala bergerak menuju kamarnya. Dia langsung merebahkan diri ke atas ranjang memasang selimut dan tidur dalam hitungan menit.

Saat Andah telah berada di dalam kamarnya, dia tersenyum menemukan Ojan telah lelap dalam tidurnya. Andah kembali memeriksa kening sang suami.

"Masih hangat."

Andah mulai menggigit jari. Dia berpikir bagaimana pun juga ia harus bekerja. Jika tidak bekerja, hutangnya kepada Mamih Lova tak akan kunjung lunas.

"Tapi gimana nih? Dia sedang sakit begini, apa boleh aku tinggal?"

Andah mondar-mandir menggigit jemarinya. "Pergi? Tidak! Pergi? Tidak! Pergi!"

Andah mencari sesuatu kembali pada peralatan kesehatan yang ada. Ia tersenyum saat menemukan sesuatu yang sering dipakai meskipun ia telah dewasa.

Andah memasang kompres penurun panas tepat di kening Ojan. "Cepat sembuh ya? Aku harus pergi kerja dulu agar aku bisa mengumpulkan uang untuk membayar semua hutang yang aku punya."

Andah membelai lembut salah satu pipi pria yang tidur itu. Setelah hatinya teguh, Andah pun bangkit.

Namun, tangannya telah ditarik oleh Ojan.

"Jangan pergi, Ojan sakit. Ojan kedinginan." Pria itu menarik tangan Andah hingga Andah jatuh menimpa dirinya.

Ojan memeluk Andah dengan sangat erat. "Andah tidak boleh pergi," rengeknya.

"Hmmm, baik lah. Malam ini, aku tidak jadi pergi."

Namun, Andah tidak lagi mendengar jawaban dari Ojan. Hanya hela nafas teratur dan hangat keluar dari mulutnya.

Andah pun mencoba untuk melepaskan diri. Tubuhnya telah berkeringat karena kepanasan memeluk Ojan. Namun, Ojan tidak mau melepaskannya meski terlihat lelap dalam tidurnya.

"Bagaimana caranya aku bisa melepaskan diri?" Keringat sudah membanjiri dirinya. Akan tetapi, wajah Ojan terlihat sangat nyaman dan tentram dalam posisi itu.

"Hmmm, sepertinya malam ini tidak apa kita tidur seperti ini."

Terpopuler

Comments

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Lanjuutt

2023-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 1. Sang Penari
2 2. Pria Amnesia
3 3. Digrebek
4 4. Kekacauan
5 5. Sah Dinikahi Bocah
6 6. Bocah Gede
7 7. Cowok Imut
8 8. Bodyguard
9 9. Bodyguard-2
10 10. Pura-pura Amnesia
11 11. Diusir
12 12. Kompensasi
13 13. Maafkan Aku
14 14. Love You, Suamiku!
15 15. Ikut ke Kampus Andah
16 16. Nyasar
17 17. Geonino Luke Abraham
18 18. Seperti Adik
19 19. Lenanda
20 20. Flu
21 21. Obrolan Pria Dewasa
22 22. Keluarga Abraham
23 23. Mengusir Parasit
24 24. Menakhlukan Geon
25 25. Menggoda Geon
26 26. Peresmian Hubungan
27 27. Kudeta
28 28. Hasrat yang Tertahan
29 29. Minuman + Obat Perangs*ng
30 30. Malam Pertama
31 31. Kehidupan yang Sebenarnya
32 32. Menjadi Geon yang Dulu
33 33. Tak Jera
34 34. Merindukan Ojan
35 35. Perubahan Sikap
36 36. Jenjang Berikutnya
37 37. Kabar Tak Terduga
38 38. Musibah Sekaligus Berkah
39 39. Kabar Kehamilan
40 40. Bangkit Kembali
41 41. Buah Bibir
42 42. Bayangan Wanita Lain
43 43. Pilihan Sulit
44 44. Penyesalan
45 45. Sebuah Keputusan
46 46. Gundah
47 47. Bertemu Kembali
48 48. Kemelut Hati
49 49. Kecurigaan Lenanda
50 50. Asal Mendapat Uang
51 Fie Ame : Kehamilan Istri Amnesiaku
52 51. Kekacauan Hati Geon
53 52. Melupakanmu
54 53. Mengulang Kenangan
55 54. Sebuah Penjelasan
56 55. Nelangsa
57 56. Pelarian
58 57. Kembalilah Padaku!
59 58. Pernyataan Cinta
60 59. Huru Hara
61 60. Dia, Istriku
62 61. Segombal Ojan
63 62. Ketemu Daddy
64 63.
65 64. Andah vs Lenanda
66 65. Istri Geonino Luke Abraham
67 66. Menunggu Istri
68 67. Rencana Pembalasan
69 68. Terungkap Rahasia Hutang
70 69. Menggantikannya
71 70. Bagai Saudara
72 71. Pertama dan Utama
73 72. Kedatangan Lenanda
74 73. Luahan Hati
75 74.
76 75. Ulah Lenanda
77 76. Pilihan Hidup atau M4ti
78 77. Bukti Nyata Cinta
79 78. TAMAT
80 JANGAN LUPAKAN AKU
81 HANYA AKU YANG MENCINTA
82 HANYA AKU YANG MENCINTA
Episodes

Updated 82 Episodes

1
1. Sang Penari
2
2. Pria Amnesia
3
3. Digrebek
4
4. Kekacauan
5
5. Sah Dinikahi Bocah
6
6. Bocah Gede
7
7. Cowok Imut
8
8. Bodyguard
9
9. Bodyguard-2
10
10. Pura-pura Amnesia
11
11. Diusir
12
12. Kompensasi
13
13. Maafkan Aku
14
14. Love You, Suamiku!
15
15. Ikut ke Kampus Andah
16
16. Nyasar
17
17. Geonino Luke Abraham
18
18. Seperti Adik
19
19. Lenanda
20
20. Flu
21
21. Obrolan Pria Dewasa
22
22. Keluarga Abraham
23
23. Mengusir Parasit
24
24. Menakhlukan Geon
25
25. Menggoda Geon
26
26. Peresmian Hubungan
27
27. Kudeta
28
28. Hasrat yang Tertahan
29
29. Minuman + Obat Perangs*ng
30
30. Malam Pertama
31
31. Kehidupan yang Sebenarnya
32
32. Menjadi Geon yang Dulu
33
33. Tak Jera
34
34. Merindukan Ojan
35
35. Perubahan Sikap
36
36. Jenjang Berikutnya
37
37. Kabar Tak Terduga
38
38. Musibah Sekaligus Berkah
39
39. Kabar Kehamilan
40
40. Bangkit Kembali
41
41. Buah Bibir
42
42. Bayangan Wanita Lain
43
43. Pilihan Sulit
44
44. Penyesalan
45
45. Sebuah Keputusan
46
46. Gundah
47
47. Bertemu Kembali
48
48. Kemelut Hati
49
49. Kecurigaan Lenanda
50
50. Asal Mendapat Uang
51
Fie Ame : Kehamilan Istri Amnesiaku
52
51. Kekacauan Hati Geon
53
52. Melupakanmu
54
53. Mengulang Kenangan
55
54. Sebuah Penjelasan
56
55. Nelangsa
57
56. Pelarian
58
57. Kembalilah Padaku!
59
58. Pernyataan Cinta
60
59. Huru Hara
61
60. Dia, Istriku
62
61. Segombal Ojan
63
62. Ketemu Daddy
64
63.
65
64. Andah vs Lenanda
66
65. Istri Geonino Luke Abraham
67
66. Menunggu Istri
68
67. Rencana Pembalasan
69
68. Terungkap Rahasia Hutang
70
69. Menggantikannya
71
70. Bagai Saudara
72
71. Pertama dan Utama
73
72. Kedatangan Lenanda
74
73. Luahan Hati
75
74.
76
75. Ulah Lenanda
77
76. Pilihan Hidup atau M4ti
78
77. Bukti Nyata Cinta
79
78. TAMAT
80
JANGAN LUPAKAN AKU
81
HANYA AKU YANG MENCINTA
82
HANYA AKU YANG MENCINTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!