Hubungan Toxic
"Astaga!! Matilah aku kalau telat!" Gumam Elena yang nampak gusar sembari terus melangkah cepat di trotoar jalanan untuk menuju kampusnya yang tidak terlalu jauh dari kostannya.
Ya, ini hari pertama Elena masuk kuliah, bisa masuk ke universitas negeri terbaik di kota itu merupakan sebuah kebanggaan tersendiri baginya, apalagi ia bisa masuk ke kampus bergengsi itu lewat jalur prestasi dan mendapatkan beasiswa.
Dan benar saja, begitu tiba di kampus, Elena sudah harus mendapati sekumpulan mahasiswa baru yang sudah berbaris rapi di tengah lapangan.
"Haih kan bener aku telat, duh gimana ini??" Gumam Elena yang merasa semakin panik sembari terus melangkah cepat menuju barisan itu.
Takut mendapat hukuman, Elena pun berniat menyelinap dan ingin masuk begitu saja ke dalam barisan, namun malang, aksi itu dengan cepat ketangkap basah oleh seorang kakak tingkat yang kala itu tengah mengospek mereka.
"Heh kamu!!" Seru wanita yang kala itu tengah melotot menatap Elena.
Hal itu pun sontak membuat wanita polos berambut ikal itu seketika terkejut hingga langsung menghentikan langkahnya.
"Duhh ketauan, mati aku!" Gumam Elena dalam hati dengan perasaan yang begitu tegang.
Disaat yang sama, seluruh orang-orang yang ada disana pun nampak serentak menoleh ke arah Elena dengan tatapan bermacam ragam, mulai dari sinis hingga menatapnya aneh.
"Sini!!" Seru wanita yang dikenal bernama Febby, yang cukup populer di kampus.
Elena pun semakin gemetaran.
"Sa,, saya kak??" Tanyanya sembari menunjuk dirinya sendiri.
"Ya iyalah!! Menurutmu siapa lagi??" Jawab Febby jutek.
Dengan langkah ragu-ragu, mau tidak mau Elena harus melangkah menghampiri Febby yang kala itu berdiri angkuh di depan barisan. Elena pun berdiri di hadapan Febby dengan kepala yang terus menunduk karena malu, juga takut.
"Baru juga masuk udah berani mau ngibulin kakak tingkat!!" Ketus Febby sembari mulai memandang sinis ke arah Elena dari ujung kaki hingga rambut.
"Memangnya dia kenapa sih Feb?" Tanya salah satu kakak tingkat, dia seorang lelaki, bernama Bram.
"Anak ini telat!! dan mau nyobak masuk ke dalam barisan diem-diem!" Jawab Febby meninggikan suaranya.
Bram pun terdiam sesaat sembari terus memandangi Elena.
"Heh, siapa namamu?" Tanya Bram kemudian.
"El,, Elena kak." Jawab Elena yang kala itu masih terus menundukkan kepalanya.
"Woi!! kalau di ajak ngomong tu, liat muka orang yang ngajak lo ngomong!!" Tegas Bram yang juga mulai merasa kesal.
Dengan ragu-ragu, Elena pun akhirnya mulai menegakkan kepalanya dan menatap Bram dengan tatapan sendu. Hal itu membuat matanya yang bulat, hidungnya yang bangir, serta bulu mata yang begitu tebal juga lentik jadi begitu jelas terlihat.
Melihat bagaimana keindahan wajah Elena yang cantiknya begitu natural, sontak membuat Bram terperangah.
"Wah, anaknya ternyata cantik banget." Celetuk Bram dalam hati.
"Kenapa mukamu Bram? Gitu banget liatnya!" Ketus Febby.
"Ah eng,,, enggak kok, biasa aja!" Jawab Bram yang seketika langsung tersentak.
"Hmm cantik sih cantik, tapi attitude minus!" Celetuk salah satu kakak tingkat yang lain, ia dikenal bernama Ame.
"Maaf kak," Ucap Alena dengan mulut bergetar.
"Maaf, maaf!! Simpan aja maaf lo!!" Ketus Febby sembari mulai melipat kedua tangannya di dada.
"Gak ada kata maaf! Lo harus di hukum!!" Tambah Febby lagi.
Mendengar hal itu, kedua mata Elena nampak semakin membulat sempurna.
"Di,, di hukum kak?" Elena pun nampak semakin gemetaran.
"Ya iyalah! Satu, karena lo udah telat, dua karena lo udah nyobak ngecoh kita semua!" Jelas Febby.
"Kayaknya lo belum sadar satu hal lagi Feb." Ucap Ame.
"Apa itu?" Febby pun melirik ke arah Ame.
"Liat aja tuh anak, dia bener-bener gak pake atribut ospek kayak yang lain!!"
Febby pun seketika kembali menoleh ke arah Elena, dan benar, ia baru menyadari jika Elena kala itu memiliki penampilan paling normal di antara mahasiswa baru yang lainnya yang sudah memakai banyak atribut, mulai dari memakai kalung yang terbuat dari petai, jengkol, hingga memakai topi yang terbuat dari kertas karton berbentuk macam-macam.
"Oh iya, aku baru nyadar!" Celetuk Febby yang kembali memandangi penampilan Elena yang tidak memakai satu atribut ospek pun.
Elena pun terdiam sembari menelan ludahnya sendiri, disaat yang sama Elena pun menyadari jika saat itu ia benar-benar sedang dalam masalah besar.
"Duh, habislah aku!!" Gumamnya dalam hati.
"Wahh, ternyata ada yang mencoba melawan aturan main kita nih." Ujar Febby sembari mulai melangkah untuk semakin mendekati Elena.
"Mana atribut ospek lo ha? Kenapa gak lo pakek? Mau sok cantik lo disini? Iya?!!"
"Maaf kak, saya kesiangan banget hari ini, ja,, jadi lupa bawa."
"What??!! Lupa katamu?!!"
Elena pun mengangguk pelan.
"Wah wah, bener-bener harus dihukum ni anak!!" Febby yang merasa semakin kesal akhirnya merasa tidak bisa mentoleransi hal itu.
"Me, ada sisa atribut gak?"
"Ada dong." Jawab Ame sembari tersenyum.
"Bawa kesini dan suruh anak ini pakek sebelum dia kita hukum!"
"Ok!"
Dua menit kemudian, Ame pun kembali dengan sudah membawa sebuah topi dari kertas karton berbentuk kerucut, kalung yang terbuat dari jengkol, juga sebuah tulisan yang bertuliskan "Saya kodok dungu"
"Nih, lo pakek sekarang!!" Ucap Ame sembari menyerahkan atribut itu pada Elena.
Elena pun terdiam sesaat saat memandangi tulisan itu.
"Haish!! Lama lo ya!!" Gerutu Ame yang seolah tidak sabar sembari langsung memakaikan topi serta kalung jengkol itu pada Elena. Juga tak ketinggalan pula ia mengalungkan tulisan "saya kodok dungu" itu ke leher Elena hingga semua orang yang membacanya pun mulai terkekeh.
"Nah sekarang, lo harus jalan sambil jongkok keliling lapangan, sambil bilang sesuai apa yang di tulis di gelar lo itu!!" Ucap Febby yang kembali melotot.
"Se,, sekarang kak??"
"Ya sekarang dong!! Masa tahun depan?!!"
Elena pun terdiam, ia benar-benar malu dan juga merasa sangat sedih kala itu.
"Cepetan!!" Ketus Febby yang langsung menekan kedua pundak Elena hingga membuatnya seketika terjongkok.
"Ayo mulai!! Kelilingi lapangan ini sebanyak 50 putaran!" Ucap Febby dengan begitu santai, seolah tanpa belas kasih.
Hal itu cukup mengundang rasa kejut bagi banyak orang terutama para mahasiswa baru.
"Hah?! 50 putaran?? Apa gak kelewatan itu?" Celetuk seorang mahasiswa.
"Feb, lo serius nyuruh dia keliling lapangan 50 putaran?? Gila lo ya!" Ucap Bram seketika yang sedikit merasa tidak tega.
"Biarin! Itu pantes untuk dia!" Jawab Febby.
Febby pun kembali memusatkan pandangannya ke arah barisan para mahasiswa baru.
"Kalian lihat kan, ini yang bakal terjadi sama kalian juga kalau kalian datang telat, berani mengecoh kakak tingkat, juga bersikap sok cantik karena gak mau pake atribut ospek! Ngerti??!!"
"Ngerti kak!" Jawab mahasiswa itu secara serentak.
"Good!" Febby pun tersenyum puas.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Rexyy Syaputra
hello guys
2023-02-16
0
Runa💖💓
Kakak Tingkat seharusnya jadi contoh dan panutan
nggak seperti ini
Kating sudah kelewat an , ini mah pembullyan, bisa dilaporkan
2023-02-05
2
M.azril maulana
saya mampir kak,tp....klo bisa virzara lnjutin donk kak 🙏🙏🙏
2023-02-03
2