90 HD BAB 9 - Bimbang

Tepuk tangan meriah Serena dapatkan malam itu, dia melambaikan tangannya dan ingin melakukan hal lain.

Namun, tiba-tiba Etnel datang dan langsung menggendongnya untuk menjauhi panggung.

"Sudah cukup, kau sedang mabuk," ucap Etnel seraya berjongkok dan meminta Serena untuk naik ke punggungnya.

Serena yang setengah sadar langsung naik ke punggung lelaki itu. "Kau seperti kuda poni!"

"Kuda poni apanya?" Etnel segera berdiri dan berjalan keluar dari festival karena ingin kembali ke penginapan.

Sepanjang jalan, Serena terus bergumam di telinga Etnel sambil menggesek-gesekkan dadanya di punggung lelaki itu tanpa sadar.

"Lebih baik jangan minum lagi kalau kau akan berakhir seperti ini, misal aku tidak datang entah apa yang terjadi," gerutu Etnel kemudian.

Hanya butuh beberapa menit untuk sampai di penginapan, Etnel langsung membaringkan Serena ke atas ranjang ketika masuk di kamar yang mereka tempati.

Etnel menaikkan selimut tapi tangannya ditangkap oleh Serena.

"Temani aku," gumamnya.

Malam ini, Serena tidak ingin ditinggal. Ternyata di alam bawah sadarnya gadis itu tidak mau sendirian.

Etnel terpaku sejenak, dia kemudian mengelus kepala Serena supaya tenang.

"Aku akan di sini sepanjang malam," ucap Etnel.

Lelaki itu kemudian membuka baju dan berbaring di samping Serena, perempuan itu langsung memeluk Etnel seperti guling.

Kalau Serena tidur pulas, lain hal dengan Etnel yang hanya bisa menatap langit-langit kamar.

Dia masing bingung dengan perasaannya sendiri.

"Apa Izzy akan segera menikah?" gumamnya.

Kalau mantan calon istrinya itu menikah, dia harus datang dalam keadaan move on.

Etnel meraih ponselnya untuk menghubungi Patrick, orang kepercayaan king De Servant.

"Aku butuh pengawalan transaksi emas dari anggota De Servant yang tersebar," ucapnya.

"Kapan kau butuh?" tanya Patrick.

"Satu atau dua hari lagi," jawab Etnel.

Dia memang ingin tinggal beberapa hari lagi sesuai permintaan Serena.

"Segera selesaikan urusanmu di luar, di sini akan ada pernikahan king Izek dan nona Izzy," ucap Patrick memberitahu.

"Aku tidak yakin karena ada klien lagi yang harus aku temui," sahut Etnel memberi alasan.

"Kau tidak menghindar, bukan?" tanya Patrick.

Etnel mengelus rambut Serena yang tidur di dadanya. "Tentu saja tidak, tenang saja aku pasti datang jika sempat, butuh persiapan yang matang untuk dua pernikahan sekaligus, bukan?"

Setelah panggilan terputus, Etnel mendengus kasar. Dia kembali menatap Serena dan menjauhkan anak-anak rambut perempuan itu.

"Serena...." panggil Etnel yang ingin mengganggu tidur perempuan itu. "Sepertinya sekarang waktu yang tepat untuk mencoba rasa stroberi!"

Dia ingin tidur lelap setelah berolahraga malam bersama Serena.

Terdengar lenguhan dari bibir perempuan itu yang langsung dicium oleh Etnel, anggap saja itu tanda persetujuan.

Etnel menggeser tubuhnya untuk mencari pengaman rasa stroberi yang sebelumnya gagal dipakai.

Dan malam itu, Serena seperti bermimpi menunggang kuda karena tubuhnya terus bergoyang ke sana kemari.

Saat terbangun, dia sudah mendapati dirinya yang tanpa busana dan Etnel yang berbaring tengkurap di sampingnya.

"Ternyata kau bersenang-senang sendirian semalam ya," gerutu Serena. Dia melihat pengaman stroberi yang sudah terpakai.

"Aku masih banyak macam rasa dan aku ingin mencoba semuanya," tambahnya.

Serena merasakan pusing karena mabuk semalam, dia ingin membangunkan Etnel dengan menggambar pola-pola di punggung telanjang lelaki itu memakai jarinya.

"Kapan kau akan mencintaiku?" tulis Serena.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***