"Kenapa diam,masih mikirin dia?"tanya Gatra dengan ketus.
Cahaya menatap jengah ke arah Gatra
"Su'udzon kamu tuh,mana ada.Aku kepikiran kenapa mulut dia bisa kayak coberan gitu ngomongnya."terang Cahaya masih tak habis pikir dengan sikap Bayu yang sekarang.
"Makanya jangan ketipu sama kealiman,kadang yang alim ternyata suhu."cibir Gatra.
Cahaya mengalihkan pandangan ke arah suaminya."Maksudnya dia nggak sebaik yang orang lihat,terus semua cuma kamuflase gitu?"tanya Cahaya.
"Entahlah,aku sepupunya saja nggak ngerti jalan pikirannya.Dulu dia selalu bilang nggak baik pacaran sebelum nikah,karena memang aku sama mama nya Alka pacaran satu tahun lalu menikah,padahal kita cukup jaga batasan kok,tapi kakeknya dia selalu bilang jangan pacaran seperti aku.Yang ada nabung dosa,padahal aku sama mamanya Alka pun ketemu cuma kalau lagi sempat.Apalagi dulu aku lagi sibuk dengan magang di Perusahaan papa."ungkap Gatra
"Walaupun memang aku salah,karena aku pacaran dan itu tidak di perbolehkan sama agama."ucap Gatra lagi.
"Karena Bayu sotoy itu tiba-tiba muncul jadi udahan belanjanya."gerutu Cahaya
"Bukannya belanja udah semua kan, maksud keperluan Alka yang penting."ucap Gatra
"Sudah sih,untung saja keperluan Alka aku utamain."
"Ya sudah,nanti kalau kurang bisa belanja lagi.Lagian aku juga lupa,kita belanja dekat sama Apartement nya Bayu."
"Oh ya,hemmm..dia punya Apartement?"
"Lebih tepatnya Apartement Bayu tapi, Rana tinggal di sana juga."
"Astaghfirullahal'adzim,jadi mereka kumpul keb* !!" seru Cahaya menutup mulutnya tak percaya dengan otak Bayu.
"Entahlah apa istilahnya,sudahlah jangan ngeghibahin dia lagi,supek otak aku ."keluh Gatra.
Akhirnya Cahaya pun berhenti membahas tentang Bayu dan Rana.
...****************...
Di malam hari setelah makan malam Gatra duduk di depan meja belajar Cahaya dengan sibuk menatap laptopnya.
"Mas mau aku buatin kopi?"
Gatra menghentikan kegiatan sejenak dan menoleh kearah Cahaya yang sedang menidurkan Alka.Gatra merasa ada sesuatu yang tidak biasa.Panggilan Cahaya yang biasa nya memanggilnya dengan sebutan Bang kini dia ganti dengan sebutan 'mas'.
"Aku nggak salah denger kan?" tanya Gatra menatap Cahaya dengan menyipitkan matanya.
"Nggak boleh kalau aku manggil 'mas' ke kamu?" tanya Cahaya dengan ekspresi mengigit bibirnya.
Melihat tingkah istrinya membuat Gatra gemas apalagi kelakuan Cahaya yang tanpa sadar membuat jantung Gatra berdetak tak menentu.
"Boleh saja,aku malah lebih suka kamu manggil aku 'mas' kayak gimana gitu.."
ucap Gatra dengan menaik turunkan alisnya.
"Tapi, jangan sampe gigit bibir juga kali.."lanjut Gatra.
"Emang kenapa?"tanya Cahaya polos
Gatra tersenyum dan beranjak dari tempat duduknya.Lalu perlahan dia mendekati sang istri.Cahaya yang melihat tingkah suaminya hanya bisa menjalankan silvanya dengan susah payah.
Rasanya tenggorokan nya tiba-tiba mengering.Dia butuh air dan udara yang masuk ke dalam paru-paru nya.Rasanya sesak nafas nya melihat wajah Gatra dengan begitu dekat dengan hembusan nafas yang begitu nyata di depannya.
"Ma_mas mau ngapain ?"
Cahaya tergagap mana kala tangan Gatra tiba-tiba menyelipkan helaian rambut Cahaya yang menutupi bagian wajahnya.
"Kalau kamu melakukan hal itu lagi,tak segan-segan aku menci*m nya."bisik Gatra di telinga Cahaya.
Cahaya yang mendapat bisikan dari Gatra sontak membuat bulu kuduknya meremang.
"A_aku buat kopi dulu mas.."ucap Cahaya menyingkirkan tubuh Gatra yang mengungkungnya.
Cahaya melangkah dengan cepat keluar kamarnya.Jantungnya sudah tidak aman lagi karena saat ini dia merasakan jantungnya berdetak kencang.
Saling buru-buru nya Cahaya tak melihat jalan dan akhirnya Cahaya menabrak sang ibu.
Bruk..
Cahaya menabrak tubuh ibunya yang baru saja keluar dari kamarnya.Dengan sedikit terhuyung ke belakang dan untung saja sang ayah dengan cepat menahan tubuh sang ibu jadi tak benar-benar jatuh.
"Astaghfirullahal'adzim Caca kamu kenapa sih,jalan nggak lihat-lihat !!"
Omelan sang ibu membuat Cahaya makin panik.
"Kamu kenapa to ndok' kayak di kejar setan gitu?" tanya sang ayah heran dengan tingkah sang putri.
"Ma_maaf bu,yah,Caca nggak sengaja.Cuma,Caca rasa jantungan lihat mas Gatra ." ungkap Cahaya dengan wajah paniknya.
Respon kedua orang tuanya pun hanya terkekeh geli mendengar cerita sang putri.
"Kamu ini loh,sama suami saja salah tingkah.Kayak ABG lagi kasmaran."ledek sang ayah lalu melangkah ke dapur di ikuti sang ibu yang ikut ke dapur juga.
Cahaya mendengus kesal dengan kata- kata ayahnya.Diapun melangkah menyusul orang tuanya ke dapur.
"Ayah sama ibu malah ketawa dengar omongan aku,terus Caca nggak lagi catuh cinta tuh.."elak Cahaya menimpali ledekan sang ayah.
"Terserah anak cantik ayah,yang jelas ayah pesan sama kamu,kalau pun kamu belum cinta sama nak Gatra setidaknya perlakukan dia seperti selayaknya suami.Di urus,disayangi dan jangan lupa di manjain."pesan sang ayah.
"Ihhh kok gitu yah, mas Gatra bukannya kayak Alka yang butuh di manja-manja.Dia bisa apa-apa sendiri.Jadi,nggak perlu lah di manja-manja kayak bocah."ujar Cahaya.
"Manja-manja bukan soal di beliin mainan nak ,tapi..manjanya yang lain misalnya di peluk kalau lagi tidur ,siapkan segala keperluan nya dari dia bangun tidur sampai tidur lagi bahkan kalau dia bangunin kamu tengah malam buat ngelakuin ibadah ninaninu lakukan, service dia dengan baik.Jangan ngedumel ,jangan pernah menolak.Karena ,kamu akan berdosa .Kalau suamimu nggak ridho dirimu akan di lacnat sepanjang malam."ungkap sang ayah dengan panjang lebar.
"Walahhh..mumet yah, Caca nggak tahu apa yang ayah omongin."ucap Cahaya membuat kedua orang tuanya tepok jidat di buatnya.
"Ya sudah bawain tuh kopinya buat suamimu.Inget kata ibu,jangan sampai kamu menolak kalau suamimu minta di service.Kalau Alka ganggu kalian bisa bawa ke kamar ibu."ujar sang ibu senyum penuh arti.
"Nggak,Alka nggak ganggu kok bu..lagian kasur Caca kan sudah di ganti yang lebih gede ukuran nya."terang Cahaya membuat kedua orang tuanya hanya mengangguk pasrah melihat kepolosan anaknya.
Sampai di kamar ,Cahaya lihat Gatra yang sedang fokus dengan laptopnya seperti semula.
"Ma_mas,kopinya Caca taruh mana?" tanya Cahaya berdiri dekat Gatra.
"Sini,"Gatra meraih tangan istrinya yang terasa dingin.
Lalu mengambil cangkir yang ada di tangan Cahaya dan di letakkan di meja belajar.Namun, tangan Cahaya belum dia lepaskan dan dengan perlahan dia menarik tubuh Cahaya memeluk pinggang nya dan membenamkan kepalanya di perut Cahaya.
"Sebentar saja,aku butuh kamu."ucap Gatra lirih.
Cahaya sejenak terpaku dengan apa yang terjadi saat ini namun, perlahan tangannya bergerak membelai rambut suaminya dengan lembut.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Sandisalbiah
sepolos itu Ca... sampaibgak tau apa itu ninu-nana..🤦♀😅😅
2024-03-17
0
Nar Sih
romatis nya mas gatra sama caca yaa,semoga cpt mlm pertama,sipp lanjut kakk
2023-02-16
0
Riska Awalliah
lanjut kak
2023-02-16
0