Kelak dirimu akan mengerti bahwa memilih
Pasangan itu tidak hanya tentang cinta.Tapi,juga tentang siapa yang akan menemani ibadahmu hingga menutup mata.
...(Umar bin Khatab)...
...****************...
"Revi,Anna..!!' seru seseorang yang terlihat berdiri tak jauh dari tempat duduk mereka.
Kedua gadis yang mendengar nama mereka di panggil pun menoleh pada sumber suara.Betapa kagetnya mereka bertemu dengan orang yang di juluki manusia kulkas sepuluh pintu itu.
"Bang Gatra !!" seru kedua gadis itu.
Mereka saling pandang dan menampakkan wajah yang terlihat panik.
Dan kelakuan kedua gadis itupun tidak luput dari pandangan Chaca.
" Kalian kenapa,kok kayak takut gitu," ucap Chaca memandang orang yang sedang berjalan ke arah meja mereka.
" Ngapain kalian di sini,kenapa nggak pulang,masih pake seragam lagi..mau jadi anak bandel !!" sentak pria bernama Gatra itu.
Mendengar ucapan yang tak mengenakkan tentunya membuat Chaca kupingnya terasa gerah.Akhirnya dia pun ikut melontarkan kata-kata pada Gatra.
"Bisakah tuan berbicara lebih pelan," ucap Chaca dengan menatap sang lawan bicara dengan tatapan mata yang entah.
Gatra berdecih mendengar ucapan Chaca yang menurutnya sangat tidak penting baginya.Karena bagi seorang Gatra tidak pernah menghiraukan pendapat atau ketidak sukaan orang lain terhadap kelakuannya.
"Chhh..kamu siapa yang bisa nyuruh saya,mereka adik-adik saya.Anda jangan mengajarkan yang tidak-tidak pada adik saya."ucap Gatra dengan menunjukkan jarinya ke wajah Chaca.
Mendengar ucapan Gatra sontak membuat Chaca kesal.Apalagi dengan tuduhan Gatra yang seenaknya saja.
"Jaga ucapan anda yah,saya tidak melakukan apapun pada adik anda,saya bertemu dengan mereka pun karena Bayu yang meminta.Jadi, kalau mau ngomong itu di pikir pake otak anda,ngerti ?!" ungkap Chaca dengan menggebu.
Mendengar nama sepupunya disebut Gatra mengernyitkan dahinya.
"Kamu pacaran sama Bayu?" tanya Gatra dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Bukan pacaran,kita berteman baik."jawab Chaca dengan pasti.
"Nggak pacaran tapi mau nikah kan kak,jadi kak Chaca pastinya akan menjadi istri kakak sepupu ku yang alim itu."cicit Revi membuat Gatra menatap tajam kearah sang adik.
"Bang Gatra,Revi sama Anna nggak akan sembarangan pergi sama orang kecuali jika kita memang kenal.Kita jalan sama kak Chaca juga di suruh sama kak Bayu."ungkap Anna.
"Tapi, nggak harus masih pake seragam juga kan,"ujar Gatra tak mau kalah.
"Iyaa,lagian sebantar doang kok.."ucap Revi memberikan alasan pada sang kakak.
"Ya sudah, Abang pergi dulu.Jangan lama-lama,kalau mau pergi harus ijin sama orang rumah yang bener,jangan bohong."ujar Gatra langsung pergi begitu saja.
"Astaga,itu orang nyeremin amat plus ngeselin banget.."batin Chaca melihat sosok Gatra.
"Maaf ya kak Chaca soal sikap abang ku tadi."ucap Revi tak enak hati pada Chaca.
"Nggak apa-apa Rev, mungkin abang kamu kayak gitu karena khawatir takut kalian salah pergaulan."ujar Chaca.
...----------------...
Setelah pertemuan dengan dua gadis itu,hubungan Chaca dengan keluarga besar Bayu pun terjalin dengan baik.Chaca begitu dekat dengan Revi dan Anna.
"Chaca..!!" seru sang ibu dari arah dapur.
Chaca yang mendengar teriakan ibunya langsung keluar dari kamarnya.
"Ada apa bu,kenapa teriak-teriak."ucap Chaca saat dia masuk ke dapur.
"Bisa tolongin ibu nggak ?" tanya sang ibu pada anak gadisnya.
"Minta tolong apa bu?" tanya Chaca yang duduk di bangku meja makan.
"Tolong sebelum kamu ke toko,anter makan siang bapak ke pabrik yaa..," ucap sang ibu dengan menyodorkan rantang susun yang akan di bawa Chaca ke pabrik.
"Ibu memeng mau kemana?" tanya Chaca
"Ibu mau ke rumah Bu RT,katanya dia mau pesan katering sama ibu."ungkap sang ibu.
"Bukan nya biasanya mereka yang akan ke sini Bu,kenapa harus ibu kesana,"
"Bu RT ada tamu,calon besannya makannya ibu mau kesana,lumayan..buat tambahan."ujar sang ibu dengan membelai lembut rambut putrinya .
Chaca pun akhirnya sebelum ke toko rotinya dia harus ke pabrik tempat sang ayah bekerja.
Ayah Cahaya adalah seorang Operator mesin produksi di sebuah pabrik makanan ringan di Jakarta.Sudah puluhan tahun beliau bekerja disana.
Chaca saat ini sudah berada di area pabrik.Dia memarkirkan motor matic nya di parkiran motor karyawan.Setelah memastikan penampilan nya dia pun kearah dimana gedung produksi ada di bagian kiri gedung tinggi itu.
"Assalamualaikum pak Hamid,"ucap Chaca pada salah satu security yang dia kenal sebagai teman sang papa.
"Wa'alaikumsalam,ehh..Chaca.Mau anter makan siang?" tanya pak Hamid pada Chaca.
"Iya pak,boleh nitip saja pak.Takutnya bapak lagi sibuk di dalam."ujar Chaca pada pak Hamid.
"Ahh iya boleh dong,kebetulan lagi ada kunjungan dari kantor pusat soalnya."ujar pak Hamid.
"Oke deh, Chaca titip ke bapak aja kalau gitu.Nanti biar bapak Chaca yang ambil ke pak Hamid."ujar Chaca.
"Siip,kamu mau baru mau ke toko?"
"Iya pak, kebetulan lagi nggak rame banget."ujar Chaca.
"Kalau gitu Chaca pamit ya pak, Assalamualaikum.."pamit Chaca.
"Wa'alaikumsalam, hati-hati Cha..!!" seru pak Hamid dan di acungi jempol oleh Chaca.
......................
Di parkiran,saat Chaca ingin pergi meninggalkan pabrik tiba-tiba dia mender ada suara nangis anak kecil yang terdengar jelas olehnya.
Karena memang parkiran motor itu agak tersembunyi dari arah jalanan dan di sampig-sampinya pun tembok menjulang tinggi membuat Chaca merinding disko.
"Huaaaaa..Atut..huaaaaaa..!!" tangisan anak kecil makin nyaring terdengar di telinga Chaca.
Mata Chaca pun menangkap sosok anak kecil yang sedang menangis di dekat deretan motor yang berjajar disana.Chaca tak habis pikir kenapa anak itu bisa tersesat disana.
"Heiii sayang,kamu kenapa kok nangis..."ucap Chaca dengan mengangkat tubuh si bocah dari deretan motor-motor.
"Huaaaaa...bundaaa.." rengek si bocah laki-laki yang begitu menggemaskan.
"Ehhh..bunda nya di mana sayang, tante anter ke bunda yaa.."
Chaca kaget dengan rengekan bocah itu,dia pun berpikir untuk mencari ibu dari sibocah.
"Bundaa..hiks hiks.."ucap si bocah itu yang masih terisak.
Chaca terkejut dengan tingkat si bocah memeluk leher Chaca dengan kencang dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Chaca yang tertutup hijab.
Chaca melangkah menuju lobby kantor pabrik sang ayah dan di sana terlihat banyak orang yang panik karena mendengar teriakan seseorang.
"Temukan segera putra saya,CEPAT !!" bentak laki-laki yang Chaca kenal dengan nama Gatra.
Sementara di samping Gatra terlihat wanita paru baya yang sedang menangis pilu di dalam dekapan seorang laki-laki paruh baya yang di yakini Chaca adalah suaminya.
"Permisi..." Chaca memberanikan diri untuk mendekati keramaian itu...
Hampir semua orang melihat sosok Chaca yang sedang menggendong anak kecil.
"ALKA..!!"
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Ayu galih wulandari
Lanjuuut kak...aqu melimpir di sini karyamu bagus loh..☺☺☺😘😘😘😘😘
2024-02-17
0
Lala Kusumah
lanjuuuuutttt....
2023-02-04
1
Shall
keren kak
2023-02-04
0