Bab 20

Brakkk!

Gebrakan meja yang keras membuat Kia terkejut, sontak dia berdiri karena sedikit takut melihat siapa pelakunya.

Ya, siapa lagi kalau bukan Kleo dan yang lainnya. Mereka langsung menemukan keberadaan Kia di kantin. "Waahh wahh, pantesan saja kita menunggu sampai jamuran, ternyato lo di sini lagi makan enak yah!" sahut Kleo dan.

Byuurr

Minuman milik Sila dia tumpahkan tepat di atas kepala Kia. "Lo sudah berani melawan ha? Gue kan sudah suruh lo untuk naik ke atas!" ucapnya lagi sambil mendorong Kia dan terjatuh ke lantai.

Teman yang lainnya juga ikut menyirami Kia sisa minuman orang lain yang ada di atas meja. "Mampus lo, makanya jangan sok melawan!"

Kia tak berkutik, dia akhirnya tau, jika dia tidak menuruti apa yang Kleo mau dia akan diperlakukan lebih dari biasanya. Rambut dan bajunya sudah basah, dia melihat sekitar, orang-orang hanya melihatnya tak ada yang membantunya atau menegur tindakan Kleo, termasuk penjaga kantin, bukan mereka tidak ingin membantu, tapi mereka tau siapa orang tua Kleo, yang bisa menghancurkan usaha mereka.

"Berdiri loh! Dan ikut kami ke atas sekarang juga!" pinta Kleo dengan suara pelan tapi tegas.

Kia menurut, dia berdiri dan ikut naik ke rooftop. Tidak tau lagi apa yang akan dia alami, dia terlihat sudah pasrah.

"Cepat! Lo mau Angga makin marah sama gue ha? Awas saja jika itu terjadi, lo akan tau akibatnya!" ujar Kleo kesal karena Kia berjalan sangat lambat.

Tiba di rooftop semoa orang terkejut, karena Angga sedang bersama Sila. Tentu juga mereka bingung dan bertanya-tanya, apa yang sila lakukan di rooftop.

"Kenapa Sila di sini? Pantasan dia sangat lama ke toiletnya, apa sesuatu sudah terjadi ke padanya?" Kia bergumam dalam hatinya.

Angga dan Sila baru melihat kedatangan mereka. Sila terkejut melihat penampilan Kia yang sangat berantakan, dia segera berjalan mendekat dengan emosi.

Plaakkk plakkk!

Sila menampar pipi Kleo, "Lo apakan Kia ha?" tanyanya dengan marah yang menggebuh, hatinya sungguh tidak tega.

"Anjrit lo! Beraninya lo nampar gue?" dia bertanya balik sambil mengayungkan tangannya untuk membalas, tapi Sila dengan sergap langsung menangkisnya.

"Sakit? Kenapa, lo tidak suka? Itulah yang Kia rasakan, jadi gue harap lo berhenti bertindak kurang ajar, karena kartu kalian ada di tangan gue!"

"Siapa lo ha? Larang-larang gue, dan lo tidak usah ikut campur!" Kleo masih belum terima, dia masih ingin membalasnya.

"Tentu gue ikut campur, karena Kia sahabat gue, jadi jangan pikir gue hanya akan diam melihat sahabat gue di perlakukan buruk oleh kalian!" katanya membela.

Kia yang mendengarnya sangat terharu, Sila membelanya tanpa pamrih. Tapi dia juga sedikit iri melihat Sila yang terlihat sangat keren, bisa melawan jika ada yang menindasnya. Jika saja dirinya bisa seperti itu, mungkin semua hal yang buruk tidak terjadi ke padanya.

"Hahah bodoh, apa tadi, sahabat? Mana ada sahabat yang mengambil kalung milik sahabatnya sendiri?" kata Kleo, entah dia sengaja atau keceplosan.

Sila tersenyum kecil. "Wah kayaknya lo punya indra ke enam yah, padahal kejadian itu hanya gue dan Kia yang tau!"

"Berhenti!" teriak Angga kesal melihat perdebatan mereka yang tidak ada habisnya. "Lo berdua bisa pergi!" unjuknya ke pada Sila dan Kia.

Sila menatap Angga sejenak, lalu menarik tangan Kia untuk turun dan mencari toilet, mengganti pakaian dengan seragam cadangan yang dia bawa.

Di rooftop mereka masih berkumpul, Kleo masih terlihat kesal karena mendapat tamparan, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa jika Angga sudah ikut berbicara.

"Apa lo bicarakan dengan Sila?" tanya Dikta yang sudah menyimpan banyak pertanyaan sejak tadi.

Angga terdiam sejenak, "Hah, dia orangnya!" balasnya sambil mengacak-acak rambutnya sendiri, merasa prustasi.

"Maksud lo?" tanya Dikta lagi yang belum mengerti. "Jangan bilang, dia orang yang memiliki bukti rekaman vidio itu!"

Angga kembali diam, dia tak menyangka orang yang mengancamnya selama ini adalah Sila. Dia makin khawatir karena Sila dengan Bundanya saling kenal.

"Lah kok bisa? Bagaimana caranya dia mengambil rekaman vidio?" Kleo juga terkejut, dia sedikit mengelus dada karena tidak balik menampar Sila tadi.

"Gue juga tidak tau, untuk saat ini kita hanya bisa menurutinya, jika tidak, vidio akan tersebar!" kata Angga yang makin prustasi, karena dia tidak bebas lagi melakukan balas dendam.

~Flasback on

Sila yang dari toilet tidak sengaja melihat Kloe dan temannya turun dari tangga, dia bersembunyi ingin mendengarkan ucapan mereka, di mana Kleo mengoceh karena harus mencari keberadaan Kia.

Sila langsung menuju rooftop karena tidak melihat kehadiran Angga, ada suatu hal yang ingin dia tanyakan. Setibanya di sana, dia melihat Angga termenung.

"Angga! Kenapa lo sekarang berubah?" Sila bertanya tanpa basa basi.

Angga menatap Sila sejenak, keduanya sudah saling kenal sejak duduk di bangku sekolah dasar, "Bukan urusan lo! Apa lo ke sini cuman mau nanya itu?"

Sila geram, karena Angga terlihat tidak mengenalnya. "Tidak, banyak hal yang ingin gue tanyakan. Termasuk, lo yang selalu membully Kia! Apa motif lo ha?"

Angga tentu terkejut karena Sila mengetahuinya, tapi dengan cepat dia mengubah ekspresi wajah sesantai mungkin. "Cih apa dia memberitahu lo?" tanyanya kesal, karena dia sudah memberitahu Kia untuk tidak mengatakan ke pada siapapun.

"Kenapa lo masih menuduhnya? Gue melihatnya sendiri dengan jelas! Kalian melakukan perundangan!"

Sekitika Angga paham, siapa orang yang mengancamnya melalui pesan. "Oh jadi lo orangnya, dan jika lo melihatnya kenapa lo tidak menolongnya? Apa lo bermuka dua?"

Sila masih menahan amarahnya, dia benar-benar tak percaya Angga bisa berubah ke padanya, padahal dulu mereka berteman baik pada umumnya. "Apa dengan gue menolongnya atau menegur kalian, bisa membuat Kia tidak dirundung lagi? Tidak kan? Jadi gue hanya bisa merekam Vidio dan menjadikan itu sebagai senjata! Lo tau kan apa yang terjadi jika rekaman itu tersebar, bukan cuman nama baik lo yang buruk, tapi juga nama sekolah dan orang tua lo!"

Angga tentu emosi, dia tidak suka diancam atau di atur oleh orang lain. "Kurang ajar lo, awas lo ya, kalau lo berani menyebarkan vidionya, lo akan menyesal!"

"Hee, lo yang akan menyesal, bukan gue. Lo pikir gue takut sama kalian? Tidak, tidak sama sekali!"

"Jadi apa mau lo ha?" Angga sudah mulai prustasi, karena tidak memiliki ide untuk membalas Sila.

Sila tersenyum kecil, "Lo dan sahabat kampret lo itu, berhenti mengaggu Kia! Jika sekali lagi gue melihatnya, maka booom!" gertaknya.

Angga hanya diam, dia tidak bisa berkata apa-apa. Untuk sementara, dia hanya bisa mengiyakan, dia akan memikirkannya nanti, cara yang lain untuk melakukan balas dendam.

~Flasback off

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!