Part 2

Pak Surya yang melihat Fajar tidak mengedipkan matanya saat melihat anak perempuannya, dia langsung berdehem.

Seketika Fajar tersadar dari lamunannya di saat mendengar suara Pak Surya.

"Perempuan dan laki-laki tidak boleh tinggal satu rumah!"kata Pak Surya sambil menatap lekat wajah Fajar.

"Tapi di rumah itu kan ada beberapa kamar, jadi perempuan dan laki-laki bisa punya tempat masing-masing "jawab Fajar.

"Perempuan bisa tinggal di rumah ini, sedangkan rumah yang itu khusus untuk laki-laki.Lagi pula rumah ini juga sangat luas bisa ditempati untuk beberapa orang lagi"kata Pak Surya.

"Pokoknya perempuan harus tinggal terpisah dengan laki-laki!"

Fajar hanya melempar tatapannya kepada beberapa temannya yang ikut bersamanya, mereka yang dari kota tidak mengerti cara berpikirnya Pak Surya.Mereka terbiasa di satu ruangan dengan perempuan tanpa ada larangan dari orang dewasa, atau siapapun bahkan tidak sedikit pula dari mereka satu kamar dengan seorang perempuan.

"Kenapa bisa seperti itu Pak, kita tinggal di kota tidak ada yang pernah melarang satu rumah dengan perempuan" jawab salah seorang temannya Fajar.

"Di sini kampung dan budayanya beda lagi dengan kota, mau tinggal terpisah atau cari tempat lain "kata Pak Surya dengan penuh penekanan.

Seketika Fajar berpikir, ini sudah sore jika harus mencari tempat tinggal baru untuk mereka tempati bersama teman-teman perempuannya sangat tidak mungkin.Bahkan mungkin saja semua tempat tidak menerima laki-laki dan perempuan dalam satu rumah.

"Baiklah, Pak... saya akan memberitahu teman-teman perempuan untuk pindah ke rumah ini "jawab Fajar sambil menundukkan pandangannya, dia takut melihat sorot mata Pak Surya yang sangat tajam.

"Terima kasih banyak, Pak! sudah menerima kami di desa ini dengan baik mohon bimbingannya untuk satu bulan ke depan "kata salah satu orang yang bersama Fajar.

"Baiklah, silakan minum dulu!"kata Pak Surya.

"Pak boleh bertanya?"kata salah satu orang yang bersama Fajar.

"Iya,nanya soal?"jawab Pak Surya.

"Perempuan yang tadi itu anak nya yah?"Langit bertanya dengan ragu.

"Dia anak anak saya"

"Cantik"hanya itu yang terucap dari bibir langit.

Setelah cukup lama mereka berada di rumah Pak Surya,sudah saatnya berpamitan dan kembali ke rumah yang mereka sewa.

Dan memberitahukan kepada teman perempuan nya untuk pindah ke rumah Pak Surya.

Waktu berlalu begitu cepat, mereka sudah sampai di rumah sewa.

Teman-teman perempuan sudah pindah ke rumah Pak Surya.

Tinggal para lelaki yang tinggal di rumah ini.

Di saat semua ramai bercerita banyak hal, dan membicarakan seorang perempuan yang di lihat di rumah nya Pak Surya.

Mereka memuji kecantikan alami yang terpancar,beda lagi dengan Fajar yang terlihat biasa saja.

"Kamu kenapa dari tadi diam saja,apa nggak betah di sini?"tanya Langit terhadap Fajar.

"Nggak,dari tadi aku coba hubungi Papa sama Mama bahkan Kakak juga, mereka nggak ada yang aktif nomor nya"jawab Fajar dengan pandangan lurus ke depan.

"Nggak ada pulsa nya kali atau jaringan di sini kurang bagus"ucap Langit berusaha untuk menenangkan sahabat nya,dia sangat tahu betul bahwa keluarga sahabat nya itu jauh dari kata harmonis.

"Sudah lah,aku ke depan dulu"Fajar berkata sambil bangkit dari duduknya,lalu melangkahkan kaki dengan perlahan untuk keluar rumah dan mencari udara segar di halaman rumah,dan menikmati gelap nya malam di kampung, semilir angin di temani terang bulan.Sudah berhasil membuat Fajar merasa lebih tenang, setelah beberapa saat menarik nafas dan membuang nya dengan perlahan.

Di saat Fajar memejamkan matanya dan mulai menikmati suasana malam, terlintas di kepala nya wajah teduh seorang gadis yang baru di lihat nya beberapa jam yang lalu.

" Astaga...kenapa dia yang muncul, padahal aku sedang merindukan Ayah sama Ibu. Dasar pengacau"Fajar berbicara sendiri, lalu memukul-mukul kepala dengan tangannya sendiri.

Fajar menatap langit yang di penuhi cahaya bintang dan bulan "andaikan kamu tahu bagaimana rasa ku pada saat ini, selama ini hanya bisa memandang ke indahan mu tanpa bisa menyentuh mu. Begitu juga dengan rasa cinta ku untuk ibu, hanya bisa membayangkan bisa di sentuh oleh nya. Tidur di pangkuan nya, dan itu semuanya hanyalah hayalan. Seperti aku memandang mu pada saat ini" ucap Fajar dalam hati sambil terus memandang langit.

Setelah cukup lama Fajar berada di luar rumah bersama gelapnya malam, di temani sang bintang dan sinar sang rembulan.

Dia balik badan untuk segera masuk kembali ke dalam rumah, sebab cacing di perut nya sudah demi ingin segera di kasih makanan.

"Makan yuk! seperti nya cacing sudah tidak bisa di ajak kompromi" ajak Fajar terhadap salah satu sahabat nya, yang berada di ruang tengah.

"Apa yang bisa di makan, hanya ada indomie lagian anak perempuan pindah ke rumah Pak Surya siapa yang mau masak" jawab Langit tanpa menoleh ke arah Fajar.

"Ke depan yuk! perasaan ada deh di sebelah sanah warung nasi, aku nggak bisa makan kalau bukan nasi" kata Fajar sambil meraih dompet yang ada di dalam tas nya.

Begitu juga dengan Langit dia langsung bangkit, dan mengikuti langkah Fajar untuk segera keluar dari rumah tersebut dan mencari makan di luar.

Kedua lelaki asing yang berada di kampung ini, berjalan mengikuti kaki dan cahaya lampu yang bersinar di sepanjang jalan. Untuk mencari sesuatu yang mereka ingin kan, setelah beberapa saat mereka berjalan akhirnya sampai di tempat tujuan di mana warung tersebut menjual nasi.

Di saat Fajar hendak memesan nasi fokusnya teralihkan oleh tempat di sebrang jalan, di sanah tempat pengajian anak-anak perempuan.

Terlihat suasana sangat ramai anak kecil sedang mengaji, hati kecil Fajar berkata.

"Mereka yang masih kecil terlihat sangat bahagia belajar membaca Al-Quran, kenapa gua yang sudah sebesar ini sampai nggak bisa membaca Al-Quran" ucap Fajar dalam batin, sungguh miris rasanya hidup Fajar yang jauh dari pendidikan agama. Sudah merasa sukur dia nggak terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang salah jalan, bahkan tidak sedikit juga teman-teman nya yg mengonsumsi obat-obatan terlarang.

"Kenapa bengong? katanya mau makan" kata Langit sambil menepuk bahu Fajar.

Seketika Fajar tersadar dari lamunannya.

"Eh iya" jawab nya singkat.

Kedua sahabat itu memesan makanan hingga perut mereka merasa sudah cukup, untuk menampung makanan yang di pesannya.

"Bu,itu perempuan yang sedang mengajar anak-anak mengaji siapa? " tanya Fajar terhadap ibu penjual Nasi.

"Owhh, itu ya"

Terpopuler

Comments

👙⃝ʀɪsᴍᴀ 𝐙⃝🦜

👙⃝ʀɪsᴍᴀ 𝐙⃝🦜

Nah bener itu alangkah baiknya perempuan dan laki2 gak boleh tinggal bersama biar gak terjadi yang tidak diharapkan

2023-05-01

2

𝗙𝗘𝗕𝗕𝗬

𝗙𝗘𝗕𝗕𝗬

di desa sama di kota berbeda peradaban .kak 😔🤔🤣🤣

2023-05-01

1

Ra2_Zel

Ra2_Zel

Nah ini nih, kenapa sering terjadi hamil diluar nikah. Karena terbiasa tidur sekamar dengan lawan jenis

2023-04-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!