Kesialan Monica

"Ya.. ya, berikan saja itu pada suamiku, ah.. perlukah aku berikan no ponselnya.."

Marvin mengerut saat melihat Monica tidak takut sama sekali dengan ancamannya, seolah dia tak peduli dengan nasib rumah tangganya yang akan hancur karena vidio mesumnya.

Sedangkan David menepuk dahinya saat mendengar percakapan antara tuan dan nyonyanya di balik pintu

"Dasar bodoh, bagaimana jika dia tahu dialah suaminya."

Tidak mengapa bukan jika dia mengumpat bosnya lagipula Marvin juga tidak tahu.

Marvin pasti akan malu sendiri nanti..

Saat tahu bahwa dialah suaminya.

.

.

"Baiklah, tidak masalah jika kau tidak takut dengan suamimu, bagaimana jika aku membuat trending vidio ini, bukankah kau juga yang malu?"

Monica mengepalkan tangannya, dan Marvin tersenyum puas saat melihat Monica semakin tajam menatapnya.

"Apa kau selalu seperti ini dalam berbisnis?"

"Tidak selalu, hanya pada orang- orang yang keras kepala sepertimu.."

"Apa tujuanmu membeli kebun ini?"

"Aku ingin kebun ku luas karena aku akan mendirikan pabrik wine terbesar.."

"Aku bahkan sudah membeli beberapa kebun lain selain kebun tuan George"

Monica mengangguk "Jika aku berikan, apa yang aku dapatkan?" Marvin mengeryit.

"Tentu saja harga yang setimpal."

"Aku akan memikirkannya, sekarang pergilah dari pondokku!"

Marvin tercengang, dia di usir! tatapan tak percaya di layangkan Marvin pada Monica, yang tak bergeming, untuk pertama kalinya dia di usir oleh orang lain, dan tentu saja dia tersinggung.

"Apa?" Monica mengerut acuh saat melihat Marvin menatapnya.

Marvin menghela nafasnya "Baiklah hubungi aku jika kau ingin menjualnya, aku ada di vila malam ini.." Monica mengangguk dengan acuh, tak peduli dengan Marvin yang pergi begitu saja.

...

Monica menatap cermin melihat penampilannya pakaian serba hitam sudah melekat di tubuhnya, celana jeans hitam, t-shirt hitam dengan jaket kulit hitam yang membalut tubuhnya, rambutnya ia gulung menjadi gulungan di atas kepala, tidak lupa topi hitam sudah dia kenakan, Monica melihat jam di ponselnya menunjukan pukul 23:30, kira- kira setengah jam lagi dia akan beraksi.

Monica berencana akan mengambil ponsel Marvin dan menghapus vidionya yang ada di dalamnya, meski dia tak peduli namun Monica takut Marvin menyebarkannya di media sosial, dan berpengaruh buruk padanya..

Sial sekali nasibnya, jika di fikir lagi sejak awal Marvin memang membawa sial, dia terpaksa menikah, lalu di acuhkan selama tiga tahun, dan saat bertemu lagi Marvin mengancamnya dengan vidio mesum.. lalu sekarang dia harus menjadi pencuri dan mengambil ponsel suaminya diam- diam demi kehormatannya.

Dasar pembawa sial..

Monica mengintip dari balik tembok memastikan penjaga perkebunan tidak melihatnya, menaiki tembok lalu meloncat, beruntung badannya kini kecil jadi dia bisa meloncat dan berlari seperti kelinci, bayangkan jika dirinya yang masih berbadan besar, Monica rasa dia bahkan tidak bisa memanjat tembok ini.

"Merepotkan, tapi tidak masalah bukan.. lagi pula aku mencuri dari suamiku.." Monica bergumam pada dirinya sendiri, lagipula dia tidak mencuri barang dia hanya menghapus vidionya lalu pergi.

Monica memasukan jepit rambut ke dalam lubang kunci "Aku dulu pernah melakukannya saat masuk ke kamar Alexa, tapi kenapa sekarang sulit sekali.." Monica menggoyangkan pelan jepit rambutnya, hingga terdengar bunyi..

Klik..

"Ah, berhasil.." Monica memasuki villa tuan George yang sudah di beli Marvin, tentu saja karena villa itu sudah satu paket dengan perkebunannya. "Dimana kamarnya?" Monica mengendap menaiki tangga, lampu ruangan sudah di matikan beberapa menyisakan kegelapan dengan sedikit cahaya remang- remang, hingga sesekali Monica tersandung di tangga, karena tidak terlihat. "Ish.." Monica mengusap kakinya yang lagi- lagi tersandung.

Monica membuka satu kamar yang di perkirakan itu kamar Marvin, karena kamar itu yang mengarah ke balkon, "Sepertinya ini.." namun saat akan membuka pintu Monica mendengar suara langkah kaki, dan segera bersembunyi.

Monica menghela nafas lega saat melihat Marvin berjalan menjauh keluar dari kamar "Ish.. kenapa dia belum tidur, merepotkan.."

"Kau yakin?" Marvin berjalan keluar kamar dengan bertelanjang dada juga ponsel di telinganya, dia sedang menghubungi seseorang

"Apa dia selalu seperti itu, tidur telanjang dada." melihat Marvin yang bertenajang dada Monica menutup wajahnya "Kenapa aku menutup wajahku, ish dia itu suamiku, aku bahkan tidak masalah melihatnya telanjang" Monica menggerutu. "Tapi kan tetap saja memalukan" jelas gerutuan Monica itu hanya di ucapkan dalam hati, jika tidak mungkin Marvin akan mendengarnya.

"Kau bercanda.. ya, ya aku akan datang dengan wanita nanti" Marvin berjalan menuruni tangga dan pergi ke dapur, lalu mengambil minuman di dalam lemari es, Monica mengendap mengikuti Marvin dari belakang.

Marvin meletakkan ponselnya di meja bar di sebelahnya "Apa katanya aku gay, memangnya kenapa jika aku tidak pernah pergi dengan wanita..sial." Marvin meneguk minumannya.

Saat Marvin sibuk menggerutu di belakangnya Monica mengambil ponsel Marvin lalu pergi mengendap ke arah pintu belakang, namun belum juga sampai Marvin sudah menyadarinya.

"Eh, kemana ponselku" Marvin berjongkok melihat di bawah meja bar, siapa tahu jatuh. "Tidak ada sudah jelas aku menyimpannya disini."

Monica bersembunyi di balik pilar untuk menyembunyikan tubuh kecilnya.

"Tuan kau sedang apa?" Monica memejamkan matanya saat mendengar suara David, bertambah satu lagi manusia pembawa sial, kalau bukan karena David membawanya ke hotel saat dia mabuk hal ini tidak akan terjadi.

"Oh, Dav. aku yakin menyimpan ponselku disini, tapi saat aku berbalik sudah tidak ada"

"Benarkah? mungkin kau lupa menyimpannya di kamar.."

"Tidak aku baru saja selesai menelpon.."

"Baiklah biar aku menghubunginya lewat ponselku.."

"Ya, sial sekali.. cepatlah.."

Monica bisa mendengar Marvin menggerutu mencari ponselnya, Monica menggenggam ponsel Marvin lalu dia ingat harus mematikan ponsel Marvin, bagaimana jika ponselnya berdering.

Monica akan mematikan ponsel Marvin namun terlambat saat David menghubunginya, dan ponsel Marvin berdering..

Sial..

Marvin mengalihkan pandangannya pada ponselnya, yang terdengar dari balik pilar, lalu berjalan mendekat.

Monica mengeram dalam hati, bagaimana sekarang, jika dia tertangkap habislah dia, Monica melihat pintu keluar tinggal beberapa meter lagi, lalu mendengar langkah kaki Marvin semakin mendekat, dengan memejamkan matanya Monica memutuskan untuk lari.

Marvin membelalakkan matanya saat melihat seseorang berbaju hitam berlari dari arah di mana ponselnya berada.. "Pencuri!" Marvin lari mengejar di ikuti David di belakangnya.

"Dav cepat tangkap dia!"

"Dia membawa ponselku!" Monica terus berlari ke arah yang gelap menuju perkebunan anggur, berharap Marvin menyerah.

Sayang sekali Marvin terus mengejarnya, Monica melihat gudang anggur dari kejauhan dan menoleh ke belakangnya Marvin belum terlihat, dia memutuskan akan bersembunyi disana, kakinya sudah lelah berlari..

Perkebunan anggur tuan George lumayan luas..

Monica menunduk di antara keranjang anggur, dengan memeluk ponsel Marvin "Harus.. cepat.. aku akan menghapusnya lalu menyimpan ponselnya disini, biar dia menemukannya.." nafas Monica terengah, dia sungguh lelah.

Monica menggulir layar ponsel Marvin, namun ponsel tersebut memiliki kata sandi, Monica menyingkap sedikit lengannya dimana sudah dia pertimbangkan lebih dulu, dan mencatat apa saja yang dia kira penting, tanggal ulang tahun Marvin, kakeknya atau pun orang tuannya, dari mana Monica tahu, tentu saja dari dokumen keluarga yang di milikinya.

Monica menekan tanggal ulang tahun Marvin..

Gagal.

Ulang tahun kedua mertuanya, yang juga sama brengsek dengan anaknya, bagaimana tidak mereka juga sama seperti Marvin lupa memiliki menantu, dan lagi- lagi.. Gagal.

Monica menekan no asal yang sudah dia tulis, namun semua gagal.

Hingga ponsel Marvin tiba-tiba mati.

Monica memukul kepalanya yang ternyata bodoh dan tak bisa memecahkan kata sandi ponsel Marvin.

"Sekarang ponselnya mati" Monica berfikir bagaimana jika dia hancurkan saja, biar saja Marvin membeli ponsel baru, yang penting vidio di dalamnya hilang bersama hancurnya ponsel Marvin.

Marvin melihat sedikit celah dari pintu gudang anggur, jadi pasti pencurinya masuk ke dalam gudang anggur, Marvin memberi isyarat pada David untuk tidak berisik, lalu dia mengendap masuk. akan Marvin pastikan dia akan menangkap pencuri ponselnya.. dan menghukumnya.

Lihat saja..

..

Like..

Komen..

Vote..

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

hahaaa.. kocak 😂

2025-03-22

0

Siti Masitah

Siti Masitah

kok botol x sih

2025-02-01

0

Heriyani Lawi

Heriyani Lawi

wanita bodoh, knp gak di buang aja tu hp, beres

2025-01-03

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Monica Harvey
3 Marvin Alfaro
4 Pernikahan Kilat
5 Pernikahan Alexa
6 Bunga Lily
7 Memulai Kembali
8 Aurora..?
9 Merasa Terhina
10 Tiga Tahun Kemudian
11 Pertemuan
12 Tidak Mengenali
13 Gugatan Cerai Sudah Dilayangkan
14 Kecupan Setelah Tiga Tahun Berlalu
15 Sial..?
16 Apa Yang Terjadi Sebenarnya..?
17 Suaminya Sendiri
18 Kesialan Monica
19 Tertangkap
20 Terkurung
21 Siapa Suaminya..?
22 Warisan Terakhir
23 Tidak Akan Bercerai
24 Alasan Marvin
25 Kesempatan
26 Bunga..?
27 Memikat
28 Bukan Up tapi Promo
29 Mengawasi
30 Terbakar
31 Pergi Ke Perkebunan
32 Misteri Marvin
33 Agnes Dan Sofia
34 Muhasabah Cinta: Di Akhir Usia
35 Ambisi Stevan
36 Alasan Sebenarnya
37 Lebih Dekat
38 Lebih Intenss
39 Awal Baru
40 Sakit Sekali..
41 Mengetahui
42 Berpisah..?
43 Tidak Akan Menyerah
44 Pergi
45 Andrew
46 Belum Ketemu
47 Bertemu Sofia
48 Menemui Dokter
49 Bagaimana Perasaanmu?
50 Bertemu Lagi
51 Pulang
52 Tetap Bercerai
53 Tidak Rela
54 Melakukannya Untukmu
55 Bersatu Kembali
56 Mendampingi
57 Jangan Beraninya kau!
58 Ingin Punya Tiga Anak
59 Jangan Dibaca Siang Hari Lagi Puasa!
60 Dear My Ex Husband
61 Promo
62 Kisah Belum Usai
63 Boleh Mampir
64 My Sweet Daddy
65 Broken Marriage
66 Mampir Yuk!
67 mampir yuk
68 Bukan Sekedar Secretary
69 Gara-gara Mantan
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Prolog
2
Monica Harvey
3
Marvin Alfaro
4
Pernikahan Kilat
5
Pernikahan Alexa
6
Bunga Lily
7
Memulai Kembali
8
Aurora..?
9
Merasa Terhina
10
Tiga Tahun Kemudian
11
Pertemuan
12
Tidak Mengenali
13
Gugatan Cerai Sudah Dilayangkan
14
Kecupan Setelah Tiga Tahun Berlalu
15
Sial..?
16
Apa Yang Terjadi Sebenarnya..?
17
Suaminya Sendiri
18
Kesialan Monica
19
Tertangkap
20
Terkurung
21
Siapa Suaminya..?
22
Warisan Terakhir
23
Tidak Akan Bercerai
24
Alasan Marvin
25
Kesempatan
26
Bunga..?
27
Memikat
28
Bukan Up tapi Promo
29
Mengawasi
30
Terbakar
31
Pergi Ke Perkebunan
32
Misteri Marvin
33
Agnes Dan Sofia
34
Muhasabah Cinta: Di Akhir Usia
35
Ambisi Stevan
36
Alasan Sebenarnya
37
Lebih Dekat
38
Lebih Intenss
39
Awal Baru
40
Sakit Sekali..
41
Mengetahui
42
Berpisah..?
43
Tidak Akan Menyerah
44
Pergi
45
Andrew
46
Belum Ketemu
47
Bertemu Sofia
48
Menemui Dokter
49
Bagaimana Perasaanmu?
50
Bertemu Lagi
51
Pulang
52
Tetap Bercerai
53
Tidak Rela
54
Melakukannya Untukmu
55
Bersatu Kembali
56
Mendampingi
57
Jangan Beraninya kau!
58
Ingin Punya Tiga Anak
59
Jangan Dibaca Siang Hari Lagi Puasa!
60
Dear My Ex Husband
61
Promo
62
Kisah Belum Usai
63
Boleh Mampir
64
My Sweet Daddy
65
Broken Marriage
66
Mampir Yuk!
67
mampir yuk
68
Bukan Sekedar Secretary
69
Gara-gara Mantan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!