Pernikahan Kilat

Marvin tidak menyangka dengan kata- kata gadis gendut di depannya ini, apa katanya tadi tubuhnya tipis..

Sudah jelas terlihat tubuhnya atletis dengan bagian perut yang sixpack, bahkan para gadis mengakui bahwa dia pria tampan dan seksii.

Dan gadis gendut di depannya ini yang Marvin kira berat badannya lebih dari 90 kg ini mengatakan dia tipis, what the..!

Belum lagi tangan besar dan gemuk miliknya menekan lehernya hingga nafasnya terasa tercekat, sial dia tak bisa menganggap remeh gadis gendut ini.

Marvin salah dia tak hanya gemuk tapi raksasa, karena tangannya yang besar membuatnya merasa tercekik.Marvin harus segera melepas tangan gadis ini, jika tidak dia bisa mati karena kehabisan nafas, tapi tangannya yang kekar tak sebanding dengan tangan gemuk penuh lemak yang semakin menghimpitnya, benar- benar sial.

Marvin berfikir dengan cepat, lalu saat bibir mungil gadis itu mendesis otaknya seolah bekerja dua kali lipat..

"Jangan berani menghinaku apalagi Ayahku, atau akan ku pastikan tubuhmu semakin tipis karena himpitan tubuhku yang kau bilang gendut ini!."

Memanfaatkan keadaan Marvin yang merasa terdesak dengan cepat menggerakan bibirnya dengan gerakan terbatas kearah bibir mungil yang masih memberi peringatan padanya, tak dia gubris perkataan gadis itu, fokusnya hanya kearah bibir merah muda yang masih mengoceh hingga saat bibir mereka menempel sempurna, Marvin bisa merasakan tubuh gadis gendut itu menegang, Marvin melu mat bibir gadis itu dan merasakan tangannya mulai mengendur, mungkin karena terkejut, saat itu harusnya Marvin mendorong tangan si gemuk, namun yang terjadi Marvin justru menggerakkan bibirnya ke arah berlawanan seolah mencari posisi yang pas, dan saat masih menikmati bibir gadis itu Marvin merasakan dirinya terdorong dan terjatuh.

"Pria mesum sialan!" teriak Monica yang kini sedang mengusap bibirnya kasar.

Marvin menghela nafasnya, bagaimana mungkin dia terbuai dengan bibir si gendut ini, hingga dia lupa tujuan awalnya adalah melepaskan diri dari kekuasaan gadis ini.

Marvin menormalkan rautnya lalu dengan tenang berdiri dan memasukan tangannya ke saku celana kainnya, sial dia malu bukan main, tapi dia tak bisa menunjukan ke tidak berdayaan nya di depan gadis ini.

Marvin menghela nafasnya gadis ini sepertinya tidak takut ancaman jadi Marvin harus bermain halus "Baiklah, maafkan aku.. aku hanya sedang emosi, tapi terlepas dari itu, aku menyayangi kakekku, dan aku tak ingin mengecewakannya.." Monica berdecih, sial gadis itu masih mengusap kasar bibirnya apa menurutnya bibirnya begitu menjijikan, tapi kenapa bibir gadis gendut sialan itu terasa manis untuknya.

Marvin bahkan sempat terpaku pada kedua mata bulat gadis itu saat melotot tajam ke arahnya. mata biru yang tersembunyi di balik kaca mata bulatnya seolah menghipnotisnya hingga dia sedikit terpana, beruntung dia bisa dengan cepat membuat otaknya kembali waras.

"Tidakkah kau lihat bahwa nyawa kakekku berada di ujung tanduk, setidaknya kau bisa mengasihaninya dengan menerima permintaan kakekku terakhir kali.." Monica mengatupkan bibirnya lalu otaknya dengan cepat merespon, kenapa dia harus peduli, dia saja baru bertemu hari ini dengan pria tua itu.

"Dan juga janji bersama orang mati itu tidak boleh di permainkan, aku yakin almarhum kakekmu juga akan merasa sedih jika kau tidak melakukan wasiatnya."

Kali ini Monica merenung dan memikirkan ucapan Marvin, dan sialnya dia mulai tergugah.

"Aku tetap tidak mau!" Marvin menghela nafasnya lelah lalu berjalan meninggalkan Monica yang tertegun, saat melihat punggung Marvin berjalan menjauh tanpa bicara lagi.

Monica mengikuti Marvin dan memasuki ruang rawat pria tua bernama Louis itu dia berniat menolak, masa bodoh dia tidak mau menerima pernikahan yang menurutnya konyol ini.

Namun saat memasuki ruangan Monica tertegun melihat tatapan Louis begitu penuh harap padanya, belum lagi tatapan semua orang yang berada di sana, seolah memohon padanya termasuk ayahnya.

Monica benci perasaan lembut yang tersembunyi di hatinya, rasa tak tega yang selalu muncul saat seseorang menatapnya seperti sekarang.

Jadi dengan tidak berdaya kepalanya hanya bisa mengangguk lemah, dan Louis pun menghela nafasnya lega.

Monica tak percaya dalam hitungan menit semuanya sudah siap, semua dokumen pernikahan sudah ada di depannya lengkap beserta cincin pernikahan yang Monica kira tidak akan cukup di jari manisnya.

Monica hanya mampu mengedipkan matanya tak percaya, Monica melihat pria yang duduk di sebelahnya dengan tenang menandatangani semua dokumen bahkan dengan raut tanpa ekspresi.

Apa semua selesai secepat ini.. dan kini dia sudah sah menjadi istri dari pria bernama Marvin ini, yang baru dia ketahui nama lengkapnya, Marvin Alfaro.

"Maafkan aku, karena tak tahu.. Ehmm " wanita paruh baya yang sejak tadi hanya menatapnya kini bersuara dengan tak enak hati, dan Monica mengerti saat melihat cincin yang dia perkirakan bahkan tak bisa masuk ke jari kelingkingnya.

"Tidak masalah Nyonya.." Monica memilih mengambil kotak cincin tersebut dan menyimpannya, setelah Marvin mengambil dan mengenakannya satu cincin di jari manisnya.

"Aku ibu Marvin, panggil aku Ibu" Monica tersenyum mengangguk.

Marvin menghela nafasnya lalu melihat kakeknya "Kakek sudah puas, sekarang kakek harus sembuh.." Louis mengangguk dan menepuk tangan Marvin.

"Kau harus berjanji mempertahankan pernikahan ini selamanya, dan jangan membuat aku kecewa.. Sekarang walau aku harus mati, aku sudah tenang" Louis menghela nafasnya dan melihat kearah pengacaranya.

"Bacakan wasiatku!" pria berjas yang sejak tadi memegang tas kerjanya mengangguk dan membuka sebuah dokumen yang dia keluarkan lebih dulu.

"Aku Louis Alfaro dengan kesadaran penuh mewariskan sebagian hartaku kepada cucuku, dan sebagian lagi kepada cucu menantuku dengan syarat pernikahan, juga kepemilikan perusahaan kepada cucu ku Marvin dengan syarat pembagian hasil yang merata antara dia dan istrinya.."

Pengacara hendak membuka kembali dokumen keduanya, namun tertahan saat Louis mencegahnya, dan berbisik "Bacakan itu jika terjadi sesuatu pada pernikahan cucuku" sang pengacara mengangguk lalu menegakkan kembali punggungnya.

Louis tersenyum lalu memejamkan matanya "Sepertinya mata tua ini terlalu lama terbuka.." Marvin berdiri dan berjalan mendekat kearah Louis, begitupun pasangan paruh baya yang sejak tadi ada di ruangan tersebut yang Monica tau adalah orang tuan Marvin atau anak dari kakek Louis.

Seperti mimpi Monica tidak pernah menyangka kehidupannya berubah dari gadis bebas tanpa beban kini sudah menyandang status istri orang.

Lamunan Monica terhenti saat mendengar tangis dari ibu Marvin, Hilda, juga Marvin yang memanggil kakeknya, Monica memejamkan matanya setidaknya dia sudah memenuhi keinginan kakek tua itu sebelum dia menjemput ajalnya.

...

Marvin menghela nafasnya lelah dia masih menenangkan ibunya yang masih terisak, dan berdiri di depan tanah merah yang menenggelamkan kakeknya.

Albert dan Monica masih menunggu disana, dengan Alexa yang juga hadir setelah mendapat panggilan dari Albert.

Monica melihat pria paruh baya yang dia ketahui Ayah Marvin mendekat "Maafkan kami, kami mungkin belum bisa menyambutmu" Monica mendongak dan dia tahu pria bernama Stevan ini sedang bicara padanya, jadi Monica hanya mengangguk dia tahu pria ini juga sedang bersedih meski dia berusaha menyembunyikan tangisnya.

"Bisakah kami membawa Monica pulang, karena kami juga harus mempersiapkan pernikahan kakak Monica.." Albert bicara dengan hati- hati, dia menyadari harusnya dia menyerahkan putrinya setelah resmi menyandang status istri Marvin, tapi keadaan mendadak ini membuatnya harus melepas putrinya dengan cepat dan dia tidak siap.

Stevan mengangguk "Ya.. " Steven melihat ke arah Marvin "Lagi pula Marvin juga masih harus menenangkan Ibunya.. dia begitu dekat dengan ayahku, jadi dia pasti sangat sedih sekarang.." Albert mengerti dan mereka pergi dari sana.

Saat akan pergi Monica melihat kearah Marvin yang juga melihat ke arahnya, entah tatapan apa yang Marvin berikan karena matanya tersembunyi di balik kaca mata hitam yang dia kenakan.

...

Jadi, suka tak? cus👇

Like..

Komen...

Vote..

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

suka

2025-03-21

0

Masitoh Itoh

Masitoh Itoh

seperti kawin kontrak saja

2024-06-13

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

kawin gantung ini namanya... 🤭🤭
apapun yg terjadi kedepannya jd lah Momo yg tangguh...

2024-05-29

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Monica Harvey
3 Marvin Alfaro
4 Pernikahan Kilat
5 Pernikahan Alexa
6 Bunga Lily
7 Memulai Kembali
8 Aurora..?
9 Merasa Terhina
10 Tiga Tahun Kemudian
11 Pertemuan
12 Tidak Mengenali
13 Gugatan Cerai Sudah Dilayangkan
14 Kecupan Setelah Tiga Tahun Berlalu
15 Sial..?
16 Apa Yang Terjadi Sebenarnya..?
17 Suaminya Sendiri
18 Kesialan Monica
19 Tertangkap
20 Terkurung
21 Siapa Suaminya..?
22 Warisan Terakhir
23 Tidak Akan Bercerai
24 Alasan Marvin
25 Kesempatan
26 Bunga..?
27 Memikat
28 Bukan Up tapi Promo
29 Mengawasi
30 Terbakar
31 Pergi Ke Perkebunan
32 Misteri Marvin
33 Agnes Dan Sofia
34 Muhasabah Cinta: Di Akhir Usia
35 Ambisi Stevan
36 Alasan Sebenarnya
37 Lebih Dekat
38 Lebih Intenss
39 Awal Baru
40 Sakit Sekali..
41 Mengetahui
42 Berpisah..?
43 Tidak Akan Menyerah
44 Pergi
45 Andrew
46 Belum Ketemu
47 Bertemu Sofia
48 Menemui Dokter
49 Bagaimana Perasaanmu?
50 Bertemu Lagi
51 Pulang
52 Tetap Bercerai
53 Tidak Rela
54 Melakukannya Untukmu
55 Bersatu Kembali
56 Mendampingi
57 Jangan Beraninya kau!
58 Ingin Punya Tiga Anak
59 Jangan Dibaca Siang Hari Lagi Puasa!
60 Dear My Ex Husband
61 Promo
62 Kisah Belum Usai
63 Boleh Mampir
64 My Sweet Daddy
65 Broken Marriage
66 Mampir Yuk!
67 mampir yuk
68 Bukan Sekedar Secretary
69 Gara-gara Mantan
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Prolog
2
Monica Harvey
3
Marvin Alfaro
4
Pernikahan Kilat
5
Pernikahan Alexa
6
Bunga Lily
7
Memulai Kembali
8
Aurora..?
9
Merasa Terhina
10
Tiga Tahun Kemudian
11
Pertemuan
12
Tidak Mengenali
13
Gugatan Cerai Sudah Dilayangkan
14
Kecupan Setelah Tiga Tahun Berlalu
15
Sial..?
16
Apa Yang Terjadi Sebenarnya..?
17
Suaminya Sendiri
18
Kesialan Monica
19
Tertangkap
20
Terkurung
21
Siapa Suaminya..?
22
Warisan Terakhir
23
Tidak Akan Bercerai
24
Alasan Marvin
25
Kesempatan
26
Bunga..?
27
Memikat
28
Bukan Up tapi Promo
29
Mengawasi
30
Terbakar
31
Pergi Ke Perkebunan
32
Misteri Marvin
33
Agnes Dan Sofia
34
Muhasabah Cinta: Di Akhir Usia
35
Ambisi Stevan
36
Alasan Sebenarnya
37
Lebih Dekat
38
Lebih Intenss
39
Awal Baru
40
Sakit Sekali..
41
Mengetahui
42
Berpisah..?
43
Tidak Akan Menyerah
44
Pergi
45
Andrew
46
Belum Ketemu
47
Bertemu Sofia
48
Menemui Dokter
49
Bagaimana Perasaanmu?
50
Bertemu Lagi
51
Pulang
52
Tetap Bercerai
53
Tidak Rela
54
Melakukannya Untukmu
55
Bersatu Kembali
56
Mendampingi
57
Jangan Beraninya kau!
58
Ingin Punya Tiga Anak
59
Jangan Dibaca Siang Hari Lagi Puasa!
60
Dear My Ex Husband
61
Promo
62
Kisah Belum Usai
63
Boleh Mampir
64
My Sweet Daddy
65
Broken Marriage
66
Mampir Yuk!
67
mampir yuk
68
Bukan Sekedar Secretary
69
Gara-gara Mantan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!