Siang harinya.
Miranda mencoba mempromosikan beberapa kosmetik di beberapa tetangga kompleks. Namun satu pun kosmetik nya tidak ada yang laku terjual.
Di kantor.
Tomy menanyakan jadwal pertemuan dengan klien selanjutnya. Sekretaris nya mengatakan kalau waktunya itu pukul 2.00 siang. Sekretaris nya berkata ia perlu menemui beberapa investor sebelum pertemuan itu. Ia perlu mengkonfirmasi sesuatu yang dikatakan kemarin.
"Sekarang apa yang akan kita lakukan?"
"Bagaimana kalau kita pergi makan siang sambil jalan - jalan sebentar sambil menunggu jam 2 siang."
Keduanya pun menikmati banyak tempat dan mengabadikannya dengan kamera. Pergi ke tempat wisata, jajan makanan, bahkan belanja. Keduanya sangat menikmati.
Keduanya masuk ke sebuah toko. Gina tertarik ketika melihat sepasang cincin berlian yang terpajang di etalase.
"Apa kamu menyukai cincin itu? tanya Tomy tatkala melihat wajah Gina berbinar.
"Aku sangat menyukai cincin itu dan ingin memiliki cincin itu."
Tomy menyarankan, "Kalau suka lebih baik beli saja."
"Tapi, cincin itu sangat mahal."
"Bagi ku itu tidak mahal jika kamu menyukainya."
Tomy pun meminta pelayan untuk membungkus cincin yang disukai Gina.
"Pelayan, tolong bungkus cincin yang di sukai kekasih saya!"
"Maaf Pak. Cincin ini ada yang punya."
Tomy heran, "Kalau sudah dipesan kenapa masih dipajang disana?"
Pelayan berkata, "Pasti ada kesalahan kenapa cincin itu masih terpajang di etalase."
Tomy memohon karena kekasihnya sangat ingin memiliki cincin itu. Tapi kembali pelayan minta maaf.
"Maaf Pak lebih baik melihat cincin yang lainnya saja. Disini masih banyak cincin yang sangat bagus dari pada cincin yang di sukai kekasih anda."
Tomy pun berkata, "Aku akan membayarnya secara tunai. Dan aku akan membayar dua kali lipat dari harga aslinya."
Tapi pelayan tetap tak bisa menjualnya.
Tomy kembali memohon pada pelayan agar diperbolehkan dirinya lah yang membeli cincin itu. Kekasihnya benar - benar menyukai cincin itu. Pelayan kembali menegaskan kalau ia tak bisa menjual cincin itu pada kepada Tomy karena sudah ada yang memesan.
Gina langsung pasang muka memelas, “Aku tak tahu bagaimana mengatakannya tapi cincin itu akan menjadi cincin terakhir yang aku beli. Aku rasa kamu mengerti dengan apa maksud dan mau ku?"
Akhirnya pelayan toko Luluh juga hatinya.
Gina mencoba cincin cantik itu dan sangat menyukainya. Ia menatap cincin itu yang sudah masuk kejari nya. Tomy memuji cincin itu terlihat sangat cantik dan manis ketika Gina mengenakannya
Tomy dan Gina sudah sampai di restouran mewah. Tomy bilang banyak pebisnis yang sering datang kesini.
❤️❤️❤️❤️❤️
Setelah berjuang selama berbulan - bulan akhir segala upaya yang Miranda lakukan akhirnya membuahkan hasil. Kini ia sudah memiliki toko sendiri walau pun masih kecil - kecillan dan beberapa karyawan untuk membantu meringankan pekerjaan nya. Ini demi sebuah mimpi yang ingin ia wujudkan. Ini demi sebuah harga diri yang selalu di remehkan dan di anggap tak berguna oleh suami dan Ibu mertua nya.
**********
Miranda sudah bergegas ingin pergi ke toko di mana Ia melihat cincin dulu. Barang kali cincin itu masih ada di sana. Ternyata pemilik cincin di toko perhiasan yang dibeli Tomy untuk Gina adalah milik Miranda. Pelayan minta maaf, ia menyadari kesalahannya.
❤️❤️❤️❤️❤️
...1 TAHUN KEMUDIAN...
Tomy membelikan boneka baru buat Putri. Ada berbagai macam jenis boneka yang Tomy bawa untuk Putri. Tapi Putri sama sekali tidak tertarik dengan boneka - boneka itu. Ia malah mengambil buku gambar dan crayon. Putri mulai menggambar sesuatu.
Tomy penasaran dan melihat apa yang digambar Putrinya itu. Kemudian terdengar suara perut Putri yang keroncongan. Tomy terkekeh dan menebak bukankah Putri lapar. Ia tanya Putri mau makan apa, pizza, hamburger, spaghetti? Putri menjawab semuanya ingin dia makan.
Keduanya pun makan spaghetti di restouran. Tomy tersenyum begitu melihat Putri makan dengan lahap. Ada panggilan telepon dari Mama Dinda. Tomy pun menjawabnya.
"Kamu ada dimana sekarang?"
"Aku ada di restoran?"
"Apakah Putri ada bersama kamu sekarang? Karena dari tadi Mama cari - cari di seluruh ruangan yang ada di dalam rumah, tapi tetap tidak menemukan Putri."
Tomy kemudian memberikan ponselnya pada putrinya. Terdengar suara sang Nenek yang memanggil nama cucunya.
"Nenek minta di bawakan makanan apa?"
"Nenek nggak minta apa - apa sayang. Kalian pulang hati - hati ya."
Sambungan telepon terputus.
❤️❤️❤️❤️❤️
Malam harinya mereka kembali kerumah.
Di kamar.
Sembari membuka jas nya, Tomy beranjak kekamar mandi untuk membersihkan badannya lalu makan.
Miranda memungut baju kotor Tomy, dan lagi - lagi ia harus terkejut tatkala mendapati nota belanja yang cukup fantastis dari sebelumnya. Sedangkan jika ia yang meminta uang untuk keperluan hari - hari selalu jawaban sama, tidak ada.
Tomy keluar kamar mandi.
"Itu milik klien. Dia meminta aku untuk menemani nya hari ini berbelanja. Tentu saja aku tidak bisa menolaknya."
Miranda duduk diam di tempat tidurnya. Ia nampak tersenyum sinis, dan sesaat kemudian berubah jadi agak sangar. Tapi, ia tidak akan percaya begitu saja dengan ucapan sang suami.
Tomy memeluk istrinya. Miranda melepas pelukannya, ia masih penasaran dengan nota belanja itu. Tomy mengecup lembut kening istrinya dan kembali memeluknya. Ia mengajak istrinya segera makan malam. Miranda mengangguk.
❤️❤️❤️❤️❤️
Miranda pun mencari informasi tentang pemilik nota itu dan pekerjaannya melalui sahabatnya Wina. Wina menjelaskan kalau pemilik nota itu, Gina sekaligus sahabat Tomy yang kini menjadi sekretaris sementara Tomy.
Miranda heran dan bertanya - tanya kenapa Tomy tega melakukan itu padanya. Ia memerlukan informasi lebih mengenai pemilik nota itu. Ia meminta Wina untuk mengirimkan data itu padanya.
Wina bertanya apa sekarang Miranda lalukakan. Apakah sedang bekerja atau sedang beristirahat (tidak bekerja). Miranda menjawab sedang beristirahat. Ia pun menutup teleponnya.
Miranda kembali membaca artikel tentang perusahaan sang suami.
Tomy masuk kamar dan langsung merebahkan tubuhnya di kasur usai bersantai bersama Ibu dan Anaknya. Handphone di nakas tiba - Tiba berdering, itu dari Gina. Tapi, Tomy memilih mengabaikan panggilan itu karena sedang bersama sang Istri.
Keduanya akhirnya tertidur dengan pulas. Jam 7 pagi mereka membuka mata dan terlihat panik. Keduanya panik karena terlambat, Miranda bergegas menuju kamar anaknya, Tomy masuk ke dalam kamar mandi mencari kemeja. Miranda sambil mempersiapkan semua perlengkapan anaknya dan mencari di lemari.
“Tidak ada kemeja.” teriak Tomy, Miranda menyuruh agar mencari di teras. Tomy berlari mencari pakaianya dan ternyata tak menemukan.
“Aku tidak bisa pakai yang kotor? Aku hari ini ada pertemuan penting dengan klien.” kata Tomy. Tomy mengeluh istrinya yang belum mencuci pakaian sejak kemarin.
“Aku tidak sempat!” ucap Miranda sembari mempersiapkan anaknya. Tomy kesal istrinya mulai berubah.
Miranda melihat jam, meminta Tomy agar mengantar anak mereka karena sudah sangat terlambat. Tomy menolak karena dirinya pun sudah terlambat. Dan jika hadir di kantor tidak tepat waktu bisa - bisa klien membatalkan kontrak kerja dengan perusahaan nya. Miranda kesal kalau dia juga terlambat. Tomy meminta maaf dengan bergegas pergi lebih dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments