Anaknya Nikah Sama Saya Saja, Tan!

Dinka pulang agak malaman hari ini. Meski tubuhnya terasa remuk redam—gayanya, tetapi dia masih harus mengurus Jena yang berusia 13 bulan. Jen sedang hamil muda—kebobolan katanya, dan Jena terus menangis melihat mamanya teler parah. Meski ada pengasuh tetapi Jena hanya mau bersama Dinka atau Neneknya.

Tak punya pilihan, Dinka malam itu mengajak Jen bermain di teras rumah, sekalian dia menunggu Darren mengantarkan Asi perah untuk Jena.

Di dalam, Desy sedang menjamu tamu, yang merupakan teman baik mama Desy sewaktu sekolah. Obrolan mereka sayup-sayup terdengar oleh Dinka.

"Maaf, loh Jeng ... saya ndak enak hati sama Jeng." Wanita bernama Resti itu terlihat begitu sedih saat harus membatalkan pesanan dekorasi untuk acara pernikahan putranya.

"Nggak apa-apa, Jeng Resti ... saya mengerti." Desy hanya bisa tersenyum meski hatinya menjerit. Ia menghitung berapa kerugian yang dialami kali ini. Meski sudah ada uang muka yang masuk, tetapi itu belum seberapa dari jumlah keseluruhan pembelian.

"Saya sudah memohon agar setidaknya penikahan ini tetap terjadi, setidaknya undangan dan souvenir juga dekor yang saya pesan khusus ini ndak saya batalkan. Mungkin banyak orang yang memberi saya gelar tukang cancel vendor, tapi itu sepenuhnya bukan kesengajaan, Jeng."

Desy melihat betapa tertekannya wanita Di hadapannya ini. Punya anak satu, tetapi jalan hidupnya cukup berliku.

"Kalau boleh tahu, kenapa bisa batal sampai berkali-kali sih, Jeng." Desy penasaran. "Um, Tapi kalau Jeng enggan cerita, ya, nggak apa-apa, sih Jeng."

Desy merasa kalau dia keterlaluan, tapi ya, keterlaluan juga kalau tidak mau cerita. Mana batalin pesanan sepihak saat acara sudah di depan mata pula. Walau teman, seharusnya, jangan dibatalkan dong.

"Awalnya saya kira karena sikap anak saya yang terlalu pendiam setelah kematian istrinya. Tapi lama-lama saya ngerti, Jeng ... selain ada dua anak, setelah kecelakaan terjadi, anak saya divonis impoten."

"Hah?" Desy terkejut. Bentuk dan rupa anak Resti ini, Desy tahu betul. Gagah dan perawakannya tinggi besar. Mungkin sama tingginya dengan Excel atau Jeje, wajahnya rupawan dan macho, jadi agak tidak mungkin kalau seperti itu.

"Saya tau belakangan, Jeng. Itu dirahasiakan oleh suami dan anak saya, takut kalau saya kepikiran. Saya tahu ini saja dari calon istrinya yang terakhir ini, Jeng. Mereka sesama dokter, jadi mungkin surat keterangan dari dokter bisa dibacanya dengan jelas." Resti mengenang dengan sedih, bagaimana Olla mengatakan kebenaran yang pahit itu di depan mukanya.

"Sabar, ya, Jeng. Saya yakin, ada wanita lain yang bisa menerima putranya Jeng Resti suatu saat nanti." Desy menghibur. Di usapnya tangan Resti yang menumpuk di lutut.

"Yah, saya sudah nyerah, Jeng. Siapa yang mau sama anak saya yang kondisinya begitu?" Resti menjatuhkan napasnya dengan perasaan lapang. Pasrah jika memang ini takdir untuk anaknya.

"Saya mau menikah dengan putra Tante."

Desy dan Resti menoleh ke ambang pintu, dimana Dinka sedang berdiri dengan Jena digendongan. Keduanya menatap Dinka tak percaya.

"Jangan didengarkan, Jeng. Dinka anaknya suka bercanda." Desy buru-buru meralat ucapan Dinka. Astaga ... anak ingusan itu pasti tidak paham konsep mandul dan impoten. Penopang tegaknya hubungan berumah tangga. Sumber keharmonisan keluarga.

"Saya siap dan ikhlas menerima bagaimanapun kondisi putra Tante." Dinka berkata seperti saat berorasi di depan gedung dewan. Mantap dan tanpa ragu sedikitpun.

Desy membeliak tak percaya ke arah Dinka.

"Saya serius, Tan." Dinka membalas tatapan Mamanya.

Resti terhenyak tak percaya. "I-ini—"

"Daripada Tante malu pada semua orang, mending setujui saya gantiin pengantin wanitanya."

"Dinka!" Desy melotot makin lebar ke arah Dinka. Astaga anak ini ...!

"Mama mau aku nikah, kan? Mama mau aku punya suami, kan? Ya, sekarang aku mau nikah! Sama anak Tante Resti. Teman Mama." Dinka menegaskan, seolah Desy tidak punya pilihan. Mamanya telak tersudut, sehingga tak bisa berkata-kata.

Desy ... andai tidak sedang berada di depan Resti, sudah dipastikan akan mengamuk tak terkira. Ya ampun, anak ini! Desy gemas dibuatnya sampai tanpa sadar dia meremas sofa.

Resti tertawa canggung. "Duh, Jeng ... saya jadi ndak enak hati sama Jeng, loh, ini. Saya nggak bermaksud buat curcol dan berakhir seperti ini—"

"Jangan nggak enak, Tan." Dinka mendekat, menatap Resti dengan raut wajah sumringah. "Enak aja! Bilang sama putra Tante, agar besok menemui saya di ... di ... dimana saja menyesuaikan waktu putra Tante saja. Saya kasih WA saya."

Resti melongo saat Dinka mengambil ponsel Resti dan mengetikkan nomornya.

"Nah, bisa via tele atau WA, sesuai kemauan putra Tante. Tante tenang aja, saya jamin dengan diri saya sendiri, saya tidak akan kabur di hari pernikahan itu." Ponsel terulur ke arah Resti, sampai wanita itu melihat bagaimana Dinka menamai kontaknya di ponselnya.

"I-ini—"

"Sekarang, Tante boleh pulang! Nggak usah merasa nggak enak sama Mama saya. Yang kita lakukan adalah win-win solution yang terbaik bagi kita semua." Dinka menarik pelan wanita itu agar berdiri. "Selamat malam, Tan."

Desy menahan geram melihat tingkah anaknya. Tetapi dia masih menunggu sampai Resti keluar.

"Apa-apaan kamu, Din?!" Desy berdiri, membuat Jena yang tidak tahu apa-apa dan takut suara keras memengang jilbab yang dikenakan Dinka erat-erat seraya menatap sang nenek.

"Apaan sih, Ma?" Senyum ceria Dinka luntur seketika, dia berdecak kesal. "Mama mau protes pada keputusan Dinka?"

"Jelas ... kamu nggak tau—"

"Aku tahu, kok, Ma!" Dinka membantah. "Aku tahu dengan jelas, tapi kan semua aku lakukan agar Mama tidak merugi banyak."

"Mama lebih baik merugi daripada melihat masa depan anak Mama hancur di depan mata!" Desy merepet menahan tangis yang sudah bercampur dengan amarah. Dinka sama sekali tidak paham konsep menikah dan berumah tangga. Hubungan harmonis suami istri tercipta dari kemampuan pria memuaskan istri. Semua berawal di ranjang, jadi bagaimana bisa Dinka dengan enteng bilang ikhlas menerima keadaan pria itu?

"Aku yakin akan bahagia, Ma! Aku yakin 1000%!" Dinka terlihat tidak ragu apalagi takut. "Mama percaya sama Dinka yang akan menjalaninya. Yang jelas, Mama dapat mantu dan Mama tidak harus membatalkan pesanan yang terlanjur Mama buat pada pemasok bunga dari Bandung dan Malang itu."

Usia berkata, Dinka langsung meninggalkan sang Mama. Senyumnya terukir memenuhi bibir. Ah, senangnya ... meski harus capek ngurus Jena, tapi dia dapat jackpot. Dimana lagi dia bisa menemukan double bonus begini, kan?

"Dinka!" Desy berteriak seraya memegang dada. Astaga ... Desy tak kuasa lagi menahan beban tubuhnya. Kakinya lemas, tenaganya lenyap, hanya dengan memikirkan nasib Dinka di masa depan.

Dinka sama sekali tidak menoleh, justru mempercepat langkah ke kamar.

"Ya Allah, gimana nasib keluarga hamba di masa depan?!" Desy meratap kepergian Dinka dengan air mata berlinang. Dia tidak mampu berpikir sekarang.

*

*

*

Terpopuler

Comments

jumirah slavina

jumirah slavina

d'usir secara halus spy Emak'y gak bs nolak lg
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-12-17

3

Asha Zhafira

Asha Zhafira

😂😂😂

2023-09-11

1

ireneeee_

ireneeee_

padan juga muka mamanya. mentang2 dia orang tua, mulutnya ga di jaga. ingat ya, sekumit kata2 yang menyinggung anak2, kalau ga ada kata maaf... itu akan memberkas ya

2023-08-09

0

lihat semua
Episodes
1 Karma Does Exist
2 Anaknya Nikah Sama Saya Saja, Tan!
3 Oh My God, Ternyata ....
4 Perampas Oksigen
5 Mantan Yang Meresahkan
6 Sidang Umum Dewan Keluarga
7 The Day
8 Jadi, Gimana Din?
9 Dengkul Ajaib Dinka
10 Maunya Tante Olla
11 Itu Kan ...?
12 Pingsan, Dong! Wkwkwkw!
13 Keracunan Tanaman Keramat
14 Nggak Boleh Berhasil.
15 Honeymoon Mode Irit
16 Stuck With Dr. Abid
17 Suami, Jangan Tinggalin Istri
18 Si Lebah Yang Tersesat
19 Nggak Ada Foto Lain
20 Aku di Sini dan Kau di Sana
21 Abid Menyerah
22 Sudah Pelupa, Penakut Pula, Haish!
23 Ya, Kenapa Kalau Udah Nikah?
24 180821
25 Kejedot Pala Batu
26 Beneran Berfungsi atau Cuma ...?
27 Mau Bukti?
28 Ingat Kata Dokter, Dinka!
29 Sikap Olla
30 Astagfirullah, Itu Apa, Bid?
31 Dinka Baper
32 Setelah Begitu, Pasti Begini ....
33 Sambil Menyelam Minum Susu
34 Yakin Bertahan Dengan Pria Seperti Itu?
35 Lamaran Setelah Sah
36 Saranku: Jangan Sampai Jadi
37 Mantan Bahagia, Diriku Terluka
38 Jangan Keluar Di Dalam
39 Sudah Meleleh
40 Kiss-mu Semangatku
41 Tak Terbendung
42 Rencana Olla
43 Hanya Urusan Pekerjaan
44 Aku Mau Empat, Mas!
45 How Crazy I am?
46 Dikira Dibuang, Ternyata ....
47 Diam-Diam Melelehkan
48 Pony Yang Menggemaskan
49 Mari Selesaikan di Sini
50 Attitude-nya Mana? Astaga?!
51 Mari Kita Merusuh
52 Gimana Anak Papa, Din?
53 Move On Itu Segampang Itu
54 Bahagia Itu Sederhana
55 Obat Kuwat
56 PROMO NOVEL GRESYA SALSABILA(Izinkan Aku Mencintai Istrimu)
57 Buat Suami Kok Coba-Coba
58 Maaf, Baru Update
59 Nggak Ada Alasan Benci Kamu
60 Memeluk Bahagia
61 Ngidam Tahu Bulat yang Gedenya Sama
62 Move On
63 Gender Reveal
64 Bee Oh Bee
65 Aku Pergi, Mas!
66 Kau Yang Tidak Punya Hak
67 Tidak Seperti Seseorang di Masa Lalunya
68 Bukan Kamu Juga kan, Yang Dipanggil?
69 Mari Bicara Mas
70 Harusnya Kamu Berhenti Selagi Bisa
71 Dia Bukan Penuntut
72 Apa Judulnya Woey
73 Jangan Hubungi Aku Lagi!
74 Lebah Yang Tak Punya Malu
75 Jauh-jauh Sana
76 Aku Antagonisnya
77 "Ya, Kenapa Mesti Heran, Tante?"
78 Akhir Drama Si Lebah
79 Rebirth: Kurebut Hati Suamiku Kembali by misshel
80 Banyaknya Tak Terkatakan
81 Baby-nya Cowok
82 Ketakutan Yang Tak Bisa Hilang
83 Sore Hari Yang Teduh
84 Sakit, Dokter!
85 Dinka Saja, Selamatkan Dinka saja!
86 Kami Rindu Kamu
87 Ujian Cinta Kita
88 Prince Arion Akhchazia
89 Nothing Special
90 Salam Lebaran
91 Akhir Tapi Bukan Yang Terakhir
92 Yah, Nggak Digendong Lagi Dong
93 Dinka Si Pawang Bocil Ep-Ep
94 Sekampung, Satu Saja Tidak Ada Yang Peka
95 Gagal Maning
96 Perkerjaan Tambahan Sus Heni
97 Kita Harus Tahu Diri
98 Akhirnya ....
99 Kok Nggak Hamil-Hamil, Padahal ...?!
100 Aku Nggak Marah, Kok!
101 Fairy Genolla
102 Kita Sudah Menikah Sah, Lalu Apalagi?
103 Bye, Suami ....
104 Kita Nggak Harus Jadi Musuh, Olla!
105 Di Atas Ranjang Dosen Dingin(Promo Novel)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Karma Does Exist
2
Anaknya Nikah Sama Saya Saja, Tan!
3
Oh My God, Ternyata ....
4
Perampas Oksigen
5
Mantan Yang Meresahkan
6
Sidang Umum Dewan Keluarga
7
The Day
8
Jadi, Gimana Din?
9
Dengkul Ajaib Dinka
10
Maunya Tante Olla
11
Itu Kan ...?
12
Pingsan, Dong! Wkwkwkw!
13
Keracunan Tanaman Keramat
14
Nggak Boleh Berhasil.
15
Honeymoon Mode Irit
16
Stuck With Dr. Abid
17
Suami, Jangan Tinggalin Istri
18
Si Lebah Yang Tersesat
19
Nggak Ada Foto Lain
20
Aku di Sini dan Kau di Sana
21
Abid Menyerah
22
Sudah Pelupa, Penakut Pula, Haish!
23
Ya, Kenapa Kalau Udah Nikah?
24
180821
25
Kejedot Pala Batu
26
Beneran Berfungsi atau Cuma ...?
27
Mau Bukti?
28
Ingat Kata Dokter, Dinka!
29
Sikap Olla
30
Astagfirullah, Itu Apa, Bid?
31
Dinka Baper
32
Setelah Begitu, Pasti Begini ....
33
Sambil Menyelam Minum Susu
34
Yakin Bertahan Dengan Pria Seperti Itu?
35
Lamaran Setelah Sah
36
Saranku: Jangan Sampai Jadi
37
Mantan Bahagia, Diriku Terluka
38
Jangan Keluar Di Dalam
39
Sudah Meleleh
40
Kiss-mu Semangatku
41
Tak Terbendung
42
Rencana Olla
43
Hanya Urusan Pekerjaan
44
Aku Mau Empat, Mas!
45
How Crazy I am?
46
Dikira Dibuang, Ternyata ....
47
Diam-Diam Melelehkan
48
Pony Yang Menggemaskan
49
Mari Selesaikan di Sini
50
Attitude-nya Mana? Astaga?!
51
Mari Kita Merusuh
52
Gimana Anak Papa, Din?
53
Move On Itu Segampang Itu
54
Bahagia Itu Sederhana
55
Obat Kuwat
56
PROMO NOVEL GRESYA SALSABILA(Izinkan Aku Mencintai Istrimu)
57
Buat Suami Kok Coba-Coba
58
Maaf, Baru Update
59
Nggak Ada Alasan Benci Kamu
60
Memeluk Bahagia
61
Ngidam Tahu Bulat yang Gedenya Sama
62
Move On
63
Gender Reveal
64
Bee Oh Bee
65
Aku Pergi, Mas!
66
Kau Yang Tidak Punya Hak
67
Tidak Seperti Seseorang di Masa Lalunya
68
Bukan Kamu Juga kan, Yang Dipanggil?
69
Mari Bicara Mas
70
Harusnya Kamu Berhenti Selagi Bisa
71
Dia Bukan Penuntut
72
Apa Judulnya Woey
73
Jangan Hubungi Aku Lagi!
74
Lebah Yang Tak Punya Malu
75
Jauh-jauh Sana
76
Aku Antagonisnya
77
"Ya, Kenapa Mesti Heran, Tante?"
78
Akhir Drama Si Lebah
79
Rebirth: Kurebut Hati Suamiku Kembali by misshel
80
Banyaknya Tak Terkatakan
81
Baby-nya Cowok
82
Ketakutan Yang Tak Bisa Hilang
83
Sore Hari Yang Teduh
84
Sakit, Dokter!
85
Dinka Saja, Selamatkan Dinka saja!
86
Kami Rindu Kamu
87
Ujian Cinta Kita
88
Prince Arion Akhchazia
89
Nothing Special
90
Salam Lebaran
91
Akhir Tapi Bukan Yang Terakhir
92
Yah, Nggak Digendong Lagi Dong
93
Dinka Si Pawang Bocil Ep-Ep
94
Sekampung, Satu Saja Tidak Ada Yang Peka
95
Gagal Maning
96
Perkerjaan Tambahan Sus Heni
97
Kita Harus Tahu Diri
98
Akhirnya ....
99
Kok Nggak Hamil-Hamil, Padahal ...?!
100
Aku Nggak Marah, Kok!
101
Fairy Genolla
102
Kita Sudah Menikah Sah, Lalu Apalagi?
103
Bye, Suami ....
104
Kita Nggak Harus Jadi Musuh, Olla!
105
Di Atas Ranjang Dosen Dingin(Promo Novel)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!