Part 2

Flash Back

Dimana aku?" Sebuah pertanyaan muncul dari benakku.

"Kenapa bisa aku disini?" Diriku bertanya-tanya tentang kejadian yang tidak biasa ini, dan tidak bisa dinalar secara akal. Karena rasa penasaran diriku aku bangkit dan segera menyusuri tempat itu untuk mencari tahu dimana aku berada.

Namun, walau sudah menyusuri setiap penjuru tempat itu, tetap saja aku tidak tahu dimana aku berada. Tapi saat aku menyusuri tempat itu, aku merasa ada yang sedang mengikuti.

Flash Back End

"Siapa disana?!" Aku menoleh kebelakang dengan wajah ketakutan. Sosok itu bersembunyi di balik pohon besar. Mendengar suara dariku, perlahan sosok itu menampakkan dirinya.

"Tenang Anak Muda ... aku hanyalah seorang Kakek-kakek," ucap dan jelas sosok itu.

"Fiuh ...." Aku bernapas lega, karena ternyata yang mengikutiku hanyalah seorang kakek-kakek. Kemudian aku bertanya tentang kenapa? kakek itu mengikuti diriku.

"Kakek, kenapa kakek mengikutiku?" tanyaku kepada Sang Kakek.

"Oh, kakek cuma penasaran, soalnya kakek belum pernah melihatmu?" Kakek itu menatapku dengan rasa penasaran. Aku yang terus-menerus ditatap mulai risih dan segera angkat bicara.

"I-iya, Kek aku juga tidak tahu ... sebenarnya ini dimana, Kek?" Jawabku dengan bingung.

"Begitu ya, jadi kamu orang baru, kan?" tanya Kakek itu.

"Ya ... bisa dibilang begitulah," jawabku tidak yakin, namun Kakek itu melihatku dengan mata yang berbinar-binar, batinku bertanya-tanya ada apa ini.

"Ka-kakek."

"Ah iya, maaf maaf ... kalau begitu kamu ikut kakek, ya." Kakek itu mengajakku ikut dengannya, tapi aku tidak langsung setuju, namun bertanya terlebih dahulu.

"Ikut Kakek? Kemana?"

"Ke rumah Kakek, di Desa Mienai, bagaimana mau ikut?"

"Desa Mienai ya. Ternyata orang di sini menggunakan bahasa jepang juga," batinku dan memutuskan untuk ikut dengan Kakek.

Setelah selang beberapa menit kami akhirnya sampai di Desa Mienai. Yang terlihat dimataku adalah sebuah Desa yang dikelilingi oleh dinding kayu yang kokoh dengan tinggi kurang lebih tiga meter. Kemudian kami berdua pun masuk ke dalam Desa, namun Sang Kakek harus meneriaki penjaga gerbang dulu, dan Kakek itu juga menjelaskan tentang diriku. Setelah mendengar penjelasan tentang diriku penjaga gerbang itu kelihatan senang dan segera membuka gerbang.

Ketika gerbang terbuka, Kakek mengajakku berkeliling Desa terlihatlah rumah-rumah yang bergaya Jepang, tapi yang aku herankan di sini tidak ada rumah dari semen, dan bahkan  tidak ada sedikitpun semen di sini. Satu kata yang terlintas di kepalaku yaitu aneh, padahal dari yang aku lihat orang-orang di sini menggunakan pakaian dari bahan kain yang dijahit. Walau kelihatan sederhana, tapi setidaknya mereka masih berpakaian. Benda-benda dari logam juga banyak di sini, yah walaupun tidak ada mobil dan sepeda motor, haha.

Kemudian Kakek itu memberikan pengumuman kepada seluruh warga Desa tentang diriku.

"Perhatian seluruh warga desa! Diharapkan untuk berkumpul ke sumber suara!" teriak Kakek itu dan warga desapun mulai berkumpul.

"Ada apa ini."

"Iya, kenapa? ada apa?"

"Kenapa kita disuruh berkumpul di sini?"

"Apa kau tahu sesuatu."

"Tidak tahu, tanyakan langsung aja ke orangnya."

"Oi! kakek Sasaki, kenapa kami disuruh berkumpul di sini?" tanya seorang warga.

"Tenang-tenang, aku hanya ingin mengumumkan bahwa kita kedatangan orang baru," ucap Kakek Sasaki.

"Apa? Orang baru."

"Orang baru yang diramalkan itu."

"Dimana? Dimana dia?" Warga semakin ricuh setelah mendengar ada orang baru yang datang, dan aku juga tahu bahwa yang dimaksud Kakek Sasaki sebagai orang baru adalah diriku, dan juga dia bilang aku ini orang yang diramalkan, diramalkan untuk apa? Untuk dikorbankan? Dan sejak itu juga aku mulai berkeringat dingin karena rasa kekhawatiran yang besar serta mulai berpikir tentang kronologi paling mengerikan.

"Ini dia orang barunya," ucap Kakek Sasaki dan mengarahkan pandangannya kepadaku.

"Itu dia?"

"Dia kelihatan biasa-biasa saja."

"Apa yang istimewa darinya."

Semua orang merasa tidak yakin dengan yang dikatakan Kakek Sasaki bahwa aku adalah orang yang diramalkan. Yah, aku sendiri juga tidak yakin sih. Lalu ada seorang warga yang angkat bicara.

"Kakek Sasaki, dimana kau bertemu dengannya?" tanya warga yang tadi, dia kelihatan yang paling aktif diantara yang lain, terbukti dari pertanyaan yang terus dilontarkannya kepada Kakek Sasaki.

"Aku menemukannya di tanah lapang atas bukit, kemudian aku mengikutinya, tapi dia sadar aku mengikutinya, hehe," jawab Kakek Sasaki tertawa kecil sambil menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gatal.

"Hmm, kurang menyakinkan ... begini saja deh, jika dia memang orang yang diramalkan, dia pasti bisa membaca tulisan di prasasti itu, jadi bagaimana kalau kita uji dia untuk membaca tulisan di prasasti itu, apa kalian semua setuju?!"

"SETUJU!" ucap semua orang yang ada di situ dan Kakek Sasaki hanya mengangguk setuju.

"Apa yang akan terjadi padaku," batinku.

Aku dibawa ke tempat prasasti itu berada yang bertepatan berada di tengah desa, akupun melihat prasasti itu dan ternyata tulisan yang ada di situ adalah tulisan Kanji dan Hiragana.

"Jadi, bagaimana? apa kau bisa membacanya, Nak?" tanya Kakek Sasaki kepadaku.

"Akan aku coba, Kek," ucapku dan mulai membaca.

...Akan ada seorang pendatang,...

"Pendatang? Maksudnya aku," batinku.

...Dimana kedatangannya akan membuat bencana yang besar datang....

"Apa? Bencana besar?" Tubuhku bergetar hebat karena ketakutan.

...Namun, bencana besar itu dapat dihentikan,...

"Hmm," aku mulai tenang setelah kalimat itu aku baca.

...Dapat dihentikan oleh pendatang itu sendiri....

"Apa!" kagetku, "Aku mana mampu menghentikannya," batinku, kemudian aku menoleh, ternyata masih ada sedikit tulisan dibawahnya, lalu aku membacanya.

...Untuk pendatang, semoga beruntung menghentikan bencana besar, ingatlah akan ada yang selalu mendukung dan membantumu....

Dan selesailah aku membaca tulisan di prasati itu. Tentu saja aku syok mengetahui kebenaran di prasasti itu. Kemudian Kakek Sasaki bertanya apa yang tertulis di prasasti itu.

"Nak, apa kamu sudah membacanya?"

"Su-sudah, Kek," jawabku dengan gagap.

"Apa yang tertulis di situ?"

"Yang tertulis adalah akan datang bencana yang besar."

"Apa? Bencana besar?" kaget semua orang di situ.

"Bencana apa?" tanya seorang warga kepadaku.

"Aku tidak tahu, tapi yang jelas bencana itu dapat dihentikan, dan tertulis di sana yang dapat menghentikannya hanyalah aku, orang yang diramalkan."

Suasana di sini tiba-tiba hening, kemudian orang yang aktif tadi mulai buka mulut.

"Hidup orang yang diramalkan!" Dan direspon oleh seluruh warga.

"HIDUP!"

Aku disanjung-sanjung oleh semua orang yang ada disitu dan membuatku sangat senang. Kesenangan yang tidak pernah terbayang akan bisa kudapatkan. Selama hidupku aku tidak pernah merasa sesenang dan sebahagia ini. Aku bersyukur aku berada di tempat ini, semoga ini akan bertahan untuk selamanya.

BERSAMBUNG..............

HALLO GUYS MASIH INGAT SAMA AKU? MAAF SEBELUMNYA KALAU CERITA INI AKU HAPUS KARENA HARUS MELAKUKAN BEBERAPA PERBAIKAN, JADI KALI INI AKU UPLOAD KEMBALI

Terpopuler

Comments

Ra Ok

Ra Ok

nah loh ke dunia lain

2024-01-07

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!