Bab. 15. Sungguh Sangat Menyebalkan.

Setelah memperkenalkan diri dengan beberapa karyawan, HRD kembali mengantar Zeva ke ruangannya. Tidak lupa dia memberikan arahan untuk pekerjaan yang harus wanita itu lakukan, yang kebanyakan berurusan dengan Arion.

"Terima kasih banyak untuk penjelasannya, Buk!"

HRD itu menganggukkan kepalanya, lalu keluar dari ruangan itu untuk kembali mengerjakan pekerjaannya.

Ruangan Zeva tepat berada di depan ruangan Arion, yang artinya dia satu ruangan dengan Haris. Namun, ruangan mereka juga masih saling terhubung dengan ruangan Arion. Bahkan laki-laki itu bisa melihat tepat ke arah Zeva dari dalam ruangannya.

"Gimana? Apa Nona sudah berkenalan dengan yang lain?"

Zeva menganggukkan kepalanya dengan antusias untuk menjawab pertanyaan Haris. "Sudah, mereka semua sangat baik. Aku tidak menyangka kalau dunia kerja itu saaangat menyenangkan!" Senyumnya merekah dengan sempurna saat ini.

Haris ikut tersenyum melihat kebahagiaan diwajah Zeva, tentu saja semua orang harus baik padanya karna dia adalah istri dari pimpinan perusahaan ini.

Tanpa mereka berdua sadari, saat ini Arion sedang menatap tajam dari ruangannya. Dadanya terasa terbakar saat melihat Zeva tersenyum dengan Haris, dengan cepat dia menelpon wanita itu melalui sambungan intercom.

"Nona, telpon anda berbunyi!"

"Hah?" Zeva segera berlari kemejanya untuk mengangkat telpon dari intercom yang sedang berbunyi. "Halo, ada yang bisa dibantu?"

"ke ruanganku sekarang!"

"Hah, ini-"

Tut. Belum sempat Zeva bertanya siapa yang sedang menelpon, tetapi sambungan itu langsung mati begitu saja mambuatnya terheran-heran.

"ada apa, Nona?" tanya Haris yang sudah penasaran dengan apa yang Arion katakan, karna memang cuma laki-laki itu saja yang bisa menelpon Zeva.

"Gak papa, cuma salah sambung!" Zeva lalu mendudukkan tubuhnya di atas kursi panas.

Haris mengerutkan keningnya mendengar jawaban Zeva. "Kenapa salah sambung?"

Zeva yang sudah menghidupkan laptopnya kembali mendonggakkan kepala ke arah Haris. "Iya, masak tiba-tiba nyuruh aku ke ruangannya. Abis itu langsung mati, aku kan belum sempat tanya dia siapa!" Zeva menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Astaga!" Haris menepuk keningnya sendiri melihat kepolosan Zeva. "Nona, yang menyuruh anda tadi adalah Tuan Arion!"

"Benarkah?"

Haris menganggukkan kepalanya, dia lalu menyuruh Zeva untuk segera ke ruangan Arion sekarang juga.

Dengan malas Zeva menyeret kakinya ke ruangan Arion, dia mengetuk pintunya dan langsung masuk saat mendengar suara laki-laki itu.

"kenapa Tuan memanggil saya?" tanyanya dengan jutek, dan sangat tidak ramah kepada atasan.

"Gerakanmu sangat lambat, butuh waktu sampai 10 menit hanya untuk ke ruanganku!"

Zeva tercengang mendengar apa yang Arion katakan, andai ini tidak di perusahaan, sudah pasti dia akan melawan laki-laki itu.

Melihat Zeva diam, Arion menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyum tipis. Tentu saja Zeva tidak bisa melihat senyum yang tidak kasat mata itu.

"buatkan aku kopi!" perintahnya kemudian.

"Baik, apa ada lagi yang anda butuhkan?"

Arion menggelengkan kepalanya, membuat Zeva langsung permisi keluar dari ruangan itu.

Zeva menutup pintu ruangan Arion dengan kesal. "Kenapa dia gak bilang sama OB aja sih kalau mau kopi, memangnya aku sekretaris pembuat kopi apa!" Dia lalu pergi ke arah dapur untuk membuatkan pesanan laki-laki menyebalkan itu.

Beberapa saat kemudian, Zeva sudah kembali ke ruangan itu dengan secangkir kopi ditangannya. Dia meletakkan kopi itu di atas meja dengan penuh kehati-hatian, jika tidak laki-laki itu pasti akan mengamuk padanya.

"Apa ada lagi, Tuan?"

Arion menggelengkan kepalanya tanpa melihat ke arah Zeva, dia tetap fokus dengan apa yang sedang dia kerjakan saat ini.

Waktu berlalu dengan sangat cepat, tidak terasa saat ini sudah masuk jam istirahat membuat para karyawan pergi ke ruang makan yang sudah disiapkan oleh pihak perusahaan.

Zeva menggeliatkan tubuhnya yang terasa sangat pegal, dia menyelesaikan proposal yang diberi oleh Haris tadi dengan sangat baik.

"Tunggu, kenapa aku jadi mengerjakan semua ini? Bukannya aku mau membuat keributan?" Dia baru ingat kalau akan membalas perbuatan Arion dengan membuat keributan di perusahaan, tetapi dia menjadi tidak tega karna suasana kerja di tempat ini sangat nyaman.

"Hey, Zeva! Kau tidak makan siang?"

Tiba-tiba ada 2 orang wanita yang menghampiri Zeva membuat dia melihat ke arah pintu. "Iya, ini aku mau makan siang!"

"Kalau gitu ayo, kita bareng!"

Zeva langsung menganggukkan kepalanya dan bersiap untuk pergi, tetapi langkahnya ditahan oleh Haris yang baru saja keluar dari ruangan Arion.

"Nona, anda dipangil oleh Tuan Arion!"

Zeva langsung berdecak kesal saat mendengarnya. "Maaf, kalian duluan saja ya. Aku masih ada pekerjaan!"

Kedua wanita itu menganggukkan kepala lalu pergi ke ruang makan, sementara Zeva sendiri langsung masuk ke dalam ruangan itu tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu.

"Ini namanya melanggar aturan kerja, mana ada pemimpin yang mengganggu jam istirahat karyawannya!" Zeva langsung mencerca Arion saat sudah berdiri di depan laki-laki itu, tentu saja dengan tangan yang bersedekap dada.

"Temani aku makan!" Dengan santainya Arion berjalan ke arah sofa di mana sudah tersaji berbagai macam makanan, tentu saja Zeva membulatkan matanya saat melihat semua itu.

"Kau, kau menyuruhku datang untuk makan?"

Arion beralih melihatnya dengan tajam membuat Zeva langsung gugup, tetapi dia merasa kesal sekali dengan sikap laki-laki kurang ajar itu.

"duduk!"

"Tidak, aku mau makan bersama teman yang lainnya!" Zeva mendengus sebal dan langsung keluar dari ruangan itu.

Brak!

"Dasar laki-laki si*alan! Apa dia tidak bisa membuatku hidup tenang?" Ingin sekali Zeva memukul mulut Arion, tetapi keberaniannya belum sebanyak itu.

Tanpa menunggu lama lagi, Zeva segera berjalan ke lantai 1 di mana ruang makan berada. Terlihat tempat itu sangat ramai sekali karna memang semua karyawan makan di sana.

Begitu Zeva lewat, banyak pasang mata yang memperhatikannya. Terutama kaum pria, tentu pandangan mereka tertuju pada dada dan bongkahan pantatnya.

"Gila, itu sekretaris barunya Tuan Arion, kan?"

Langkah kaki Zeva terhenti saat mendengar ucapan seseorang, dia lalu beralih melihat ke arah kiri di mana sumber suara berasal.

"benar! Lihat saja dadanya itu, aku rasa dia sengaja memakai pakaian ketat supaya bisa menggoda Tuan Arion!"

"Benar, dia sepertinya ingin menggoda Tuan Arion. Cih, murahan sekali. Padahal Tuan Arion sudah menikah!"

Tbc.

Episodes
1 Bab. 1. Perjodohan.
2 Bab. 2. Penolakan.
3 Bab. 3. Keputusan Mutlak.
4 Bab. 4. Pernikahan.
5 Bab. 5. Perjuangan di Malam Pertama.
6 Bab. 6. Pemandangan Indah.
7 Bab. 7. Sebuah Pilihan.
8 Bab. 8. Bertemu Dengan Gavin.
9 Bab. 9. Kemarahan yang Sangat Besar.
10 Bab. 10. Kekhawatiran Keluarga.
11 Bab. 11. Apartemen Elit.
12 Bab. 12. Strategi Untuk Menjinakkan Zeva.
13 Bab. 13. Bekerja di Perusahaan.
14 Bab. 14. Menjadi Sekretaris Istimewa.
15 Bab. 15. Sungguh Sangat Menyebalkan.
16 Bab. 16. Pura-pura Membawa Bencana.
17 Bab. 17. Rasa Malu yang Tidak Tertandingi.
18 Bab. 18. Apa Kau Tidak Normal?
19 Bab. 19. Bertemu Dengan Gavin.
20 Bab. 20. Sebuah Perjanjian.
21 Bab. 21. Merasa Bebas.
22 Bab. 22. Kelancangan yang Manjadi-jadi.
23 Bab. 23. Suapin Aku!
24 Bab. 24. Godaan Mama Audy.
25 Bab. 25. Tamu yang Tidak Diharapkan.
26 Bab. 26. Keanehan yang Haris Rasakan.
27 Bab. 27. Amarah yang Tertahan.
28 Bab. 28. Kebenaran yang Sangat Menyakitkan.
29 Bab. 29. Cinta yang Menyakitkan.
30 Bab. 30. Tetap Merasa Khawatir.
31 Bab. 31. Perasaan yang Tidak Disadari.
32 Bab. 32. Sakit di Balas Sakit.
33 Bab. 33. Nonton Bersama.
34 Bab. 34. Perjanjian 1 Tahun.
35 Bab. 35. Kesepakatan Kedua Belah Pihak.
36 Bab. 36. Ulang Tahun Perusahaan.
37 Bab. 37. Perhatian yang Membuat Panas.
38 Bab. 38. Kemarahan yang Tidak Bisa Ditahan.
39 Bab. 39. Teruslah Bertengkar.
40 Bab. 40. Wanita Asing.
41 Bab. 41. Makan Malam Istimewa.
42 Bab. 42. Kabar Kecelakaan.
43 Bab. 43. Tingkah Absurd Arion.
44 Bab. 44. Mengambil Keputusan Besar.
45 Bab. 45. Ikhlaskanlah Aku.
46 Bab. 46. Membuka Lembaran Baru.
47 Bab. 47. Permulaan.
48 Bab. 48. Malam yang Luar Biasa.
49 Bab. 49. Honeymoon.
50 Bab. 50. Memupuk Rasa Cinta.
51 Bab. 51. Lupakan Semua Masa Lalu.
52 Bab. 52. Pertengkaran yang Tidak Berarti.
53 Bab. 53. Keputusan yang Salah.
54 Bab. 54. di luar Batas Normal.
55 Bab. 55. Tidak Ada Lagi yang Tersisa.
56 Bab. 56. Kebahagiaan dan Rasa Sakit.
57 Bab. 57. Terungkapnya Kebenaran.
58 Bab. 58. Pencerahan Pokok Masalah.
59 Bab. 59. Bangkit Dari Keterpurukan.
60 Bab. 60. Pertemuan yang Direncanakan.
61 Bab. 61. Pertemuan Setelah Sekian Lama.
62 Bab. 62. Kehamilan Zeva.
63 Pomosi Novel Mengejar Cinta Semu.
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab. 1. Perjodohan.
2
Bab. 2. Penolakan.
3
Bab. 3. Keputusan Mutlak.
4
Bab. 4. Pernikahan.
5
Bab. 5. Perjuangan di Malam Pertama.
6
Bab. 6. Pemandangan Indah.
7
Bab. 7. Sebuah Pilihan.
8
Bab. 8. Bertemu Dengan Gavin.
9
Bab. 9. Kemarahan yang Sangat Besar.
10
Bab. 10. Kekhawatiran Keluarga.
11
Bab. 11. Apartemen Elit.
12
Bab. 12. Strategi Untuk Menjinakkan Zeva.
13
Bab. 13. Bekerja di Perusahaan.
14
Bab. 14. Menjadi Sekretaris Istimewa.
15
Bab. 15. Sungguh Sangat Menyebalkan.
16
Bab. 16. Pura-pura Membawa Bencana.
17
Bab. 17. Rasa Malu yang Tidak Tertandingi.
18
Bab. 18. Apa Kau Tidak Normal?
19
Bab. 19. Bertemu Dengan Gavin.
20
Bab. 20. Sebuah Perjanjian.
21
Bab. 21. Merasa Bebas.
22
Bab. 22. Kelancangan yang Manjadi-jadi.
23
Bab. 23. Suapin Aku!
24
Bab. 24. Godaan Mama Audy.
25
Bab. 25. Tamu yang Tidak Diharapkan.
26
Bab. 26. Keanehan yang Haris Rasakan.
27
Bab. 27. Amarah yang Tertahan.
28
Bab. 28. Kebenaran yang Sangat Menyakitkan.
29
Bab. 29. Cinta yang Menyakitkan.
30
Bab. 30. Tetap Merasa Khawatir.
31
Bab. 31. Perasaan yang Tidak Disadari.
32
Bab. 32. Sakit di Balas Sakit.
33
Bab. 33. Nonton Bersama.
34
Bab. 34. Perjanjian 1 Tahun.
35
Bab. 35. Kesepakatan Kedua Belah Pihak.
36
Bab. 36. Ulang Tahun Perusahaan.
37
Bab. 37. Perhatian yang Membuat Panas.
38
Bab. 38. Kemarahan yang Tidak Bisa Ditahan.
39
Bab. 39. Teruslah Bertengkar.
40
Bab. 40. Wanita Asing.
41
Bab. 41. Makan Malam Istimewa.
42
Bab. 42. Kabar Kecelakaan.
43
Bab. 43. Tingkah Absurd Arion.
44
Bab. 44. Mengambil Keputusan Besar.
45
Bab. 45. Ikhlaskanlah Aku.
46
Bab. 46. Membuka Lembaran Baru.
47
Bab. 47. Permulaan.
48
Bab. 48. Malam yang Luar Biasa.
49
Bab. 49. Honeymoon.
50
Bab. 50. Memupuk Rasa Cinta.
51
Bab. 51. Lupakan Semua Masa Lalu.
52
Bab. 52. Pertengkaran yang Tidak Berarti.
53
Bab. 53. Keputusan yang Salah.
54
Bab. 54. di luar Batas Normal.
55
Bab. 55. Tidak Ada Lagi yang Tersisa.
56
Bab. 56. Kebahagiaan dan Rasa Sakit.
57
Bab. 57. Terungkapnya Kebenaran.
58
Bab. 58. Pencerahan Pokok Masalah.
59
Bab. 59. Bangkit Dari Keterpurukan.
60
Bab. 60. Pertemuan yang Direncanakan.
61
Bab. 61. Pertemuan Setelah Sekian Lama.
62
Bab. 62. Kehamilan Zeva.
63
Pomosi Novel Mengejar Cinta Semu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!