Zeva menggeliatkan tubuhnya saat sinar mentari pagi terasa menyilaukan mata, perlahan namun pasti kedua matanya mulai terbuka dan menyipit saat rasa silau kembali menerpa.
"Duuh, haus sekali!"
Dia segera menggeser tubuhnya sampai turun dari ranjang, tangannya menyambar ikat rambut yang tergeletak di atas meja.
Zeva lalu keluar dari kamarnya untuk mengambil minum, dia menuruni anak tangga dengan gontai karna tubuhnya terasa sangat lemas.
Mama Zara yang saat itu sedang berkutat di dapur tidak sadar kalau putrinya ada di sana, dia berbalik untuk mengambil tomat yang ada di dalam kulkas.
"Astaga!"
Tubuhnya terjingkat kaget saat melihat Zeva, apalagi melihat penampilan putrinya yang tampak sangat menyeramkan dengan mata sembab.
"Sayang, kau baru bangun?"
Zeva menganggukkan kepalanya lalu mengambil sebotol air mineral, dia menenggak air itu untuk membasahi tenggorokannya.
"Hah, segarnya!"
Dia lalu kembali menutup kulkas tanpa menghiraukan keberadaan Mamanya, dan wanita paruh baya itu tau kalau saat ini putrinya masih sangat marah.
"Zeva, tolong dengar Mama dulu!"
Mama Zara memegang pergelangan tangan Zeva membuat wanita itu tidak bisa bergerak, tetapi Zeva masih membelakangi sang Mama dan enggan untuk melihat ke belakang.
"Sayang, Mama mohon!"
Zeva menghela napas berat, dia lalu memutar tubuhnya dan menghadap ke arah sang Mama. "Apa aku tidak bisa menentukan jalan hidupku sendiri, Ma?" Dia menatap Mamanya dengan mata berkaca-kaca.
Mama Zara yang melihat semua itu tentu ikut sedih, dia lalu menarik tangan Zeva dan membawanya ke taman belakang rumah.
Mereka duduk di bawah pohon mangga yang tampak rindang, hawa sejuk di pagi ini sungguh sangat menenangkan.
"Sayang, lihat Mama!"
Mama Zara memegang dagu Zeva, dan menegakkan wajah putrinya agar melihat ke arahnya.
"Nak, tidak ada satu orangtua pun yang ingin menyakiti hati putrinya sendiri! Juga tidak ada orangtua yang ingin melihat anaknya menderita, semua yang mereka lakukan itu demi kebaikan anak mereka sendiri!"
Mama Zara menarik napas panjang sebelum melanjutkan ucapannya, dia berharap kalau putrinya akan mengerti dengan apa yang dia maksud.
"kami memang salah karna tidak memberitahumu mengenai perjodohan itu, tapi, kami tidak salah karna sudah menjodohkanmu dengan Arion!"
Zeva meremmas kedua tangannya dengan erat, air matanya terus tumpah membanjiri wajahnya saat ini.
"kami mengerti kenapa kau menolaknya, Sayang! Kau pasti sangat terkejut karna baru tau tentang hal ini, kan?"
"Tidak, aku mencintai laki-laki lain! Aku mencintai Gavin, Ma!"
Deg, Mama Zara terdiam mendengar pengakuan dari Zeva. Dia tidak menyangka kalau apa yang Daffa katakan adalah benar, ternyata putrinya sudah mencintai laki-laki lain.
"Sayang, dengarkan Mama! Setiap orang pasti pernah jatuh cinta, bahkan Mama dulu juga beberapa kali jatuh cinta pada teman-teman Mama! Tapi, kita tidak boleh sembarangan dalam menentukan pasangan hidup. Belum tentu laki-laki yang kita cintai itu baik untuk kita, tapi laki-laki yang orangtuamu pilihkan, sudah jelas baik untukmu!"
Zeva menatap Mamanya dengan nanar, tau apa Mamanya itu soal baik dan buruk untuknya. Selama ini dia selalu dipaksa untuk menuruti kemauan mereka, tetapi sekarang tidak lagi.
"tidak, sudah cukup selama ini aku menuruti kemauan Mama dan Papa! Sekarang tidak lagi, aku tidak mau menikah dengan laki-laki yang tidak aku cintai!"
"cinta bisa tumbuh dengan seiring waktu jika kalian terus bersama, kalian-"
"Cukup, sudah cukup!"
Zeva langsung berdiri dengan suaranya yang melengking kuat, dia sudah tidak bisa lagi menahan semua ini.
"Sudah cukup selama ini kalian mengaturku, sekarang kalian tidak bisa lagi mencampuri pasangan hidupku!"
Papa David dan putranya yang mendengar teriakan Zeva langsung berlari ke arah taman, mereka melihat Zeva dan Mamanya sedang saling berhadapan.
"kami melakukan ini demi kebaikanmu, Sayang! Kami-"
"cukup! Kenapa kalian selalu saja memaksaku, bukankah aku ini anak kalian? Kenapa kalian tidak bisa sedikit saja melihat aku bahagia, hah, kenapa?" teriak Zeva.
"aku sudah punya kekasih, dan aku mencintainya! Aku tidak mau menikah dengan laki-laki lain selain dia, aku tidak mau!"
"Sudah cukup, Zeva!"
Papa David yang sejak tadi diam angkat bicara, dia berjalan cepat ke arah mereka yang sedang melihat ke arahnya.
"Hentikan keras kepalamu ini, kau harus menikah dengan Arion baik suka ataupun tidak! Kami sudah menyiapkan semuanya, jadi kau tidak bisa lagi menolak!"
Ingin rasanya Zeva pergi jauh dari rumah ini, bahkan bila perlu dia mati sekalian. Tidak ada gunanya dia hidup dalam keadaan tertekan seperti ini, dia bahkan tidak bisa menentukan kebahagiaannya sendiri.
"Kalian egois, kalian hanya memikirkan kebahagiaan kalian sendiri! Pokoknya aku tidak mau!"
Zeve segera berlari dan hendak masuk ke dalam rumah, tetapi tangannya langsung ditahan oleh Papa David.
"Kau berhutang nyawa dengan mereka, Zeva! Kau berhutang nyawa dengan kedua orangtua Arion!"
Deg, Zeva terdiam saat mendengar apa yang Papanya ucapkan sementara Papa David langsung memegangi kedua bahu putrinya itu.
"Kenapa selama ini kami tidak pernah mengizinkanmu punya kekasih? Itu karna kau sudah kami jodohkan, dan kau harus menikah dengan Arion!"
Zeva menatap Papa David dengan terisak, apapun yang dia katakan sepertinya tidak berpengaruh apapun untuk keluarganya.
"jika bukan karna pertolongan kedua orangtuanya, mungkin saat ini kau sudah tiada! Mereka hanya meminta seorang menantu yang baik, dan itu sudah menjadi sebuah kehormatan untuk kita!"
"tapi aku tidak pernah menyuruh mereka untuk menolongku, tidak pernah!" teriak Zeva lagi.
"cukup, Papa tidak mau dengar apapun lagi. Pernikahanmu dan Arion sudah ditetapkan, jadi tidak ada lagi penolakan darimu! Ingat Zeva, darah itu sangat kental. Darah mereka telah mengalir ditubuhmu, dan seumur hidup kau tidak akan bisa membalas semua itu!"
"Yang dikatakan Papamu benar, Sayang! Relakan semua ini, Mama yakin ini adalah yang terbaik untukmu!"
Zeva hanya bisa menundukkan kepalanya, dia sudah tidak bisa lagi untuk menolak semua yang diinginkan keluarganya.
"Tuhan, kenapa semua ini terjadi padaku? Kenapa aku tidak punya kuasa untuk hidupku sendiri?"
•
•
•
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Faridah
😩
2025-01-13
0
Windy Lyana
hah pernah di posisi Zeva .walaupun bertahan ttp gak bs bahagia n malah nyakiti diri sendiri .itu pengalaman q.
2023-02-03
3