Diabaikan

Duel sengit antara geng tiger dan Sky sedang terjadi di lapangan belakang sekolah. Para siswa banyak memilih tak pulang ke rumah, karena merasa tertarik menonton perkelahian antar pelajar itu. Yang membuat tontonan semakin seru adalah perkelahian yang tak seimbang. Tapi, dimenangkan oleh pemain tunggal. Ya, Sky sedang dikeroyok oleh Geng nya Tiger. Tapi, ia masih bisa melawan geng Tiger yang berjumlah 6 orang itu.

"Waahh... Bahaya ini..!" Marwah yang ikut menonton aksi tak pantas itu, berlari masuk ke pekarangan sekolah. Ia bergegas menuju kantor guru. Berharap di ruangan itu masih banyak guru dan satpam.

Sesampainya di ruangan guru. Bu Naina dan Bu Susi dibuat terkejut melihat Marwah yang datang ke kantor itu dalam keadaan panik

"Bu, ada siswa berkelahi di lapangan belakang sekolah!" Lapor Marwah dengan tegangnya. Ia terlihat ngos-ngosan.

"Siapa yang bertengkar?" tanya Bu Naina dengan penuh kecemasan.

"Geng nya Tiger dan Sky, murid baru itu bu!"/Jawab Marwah, masih terlihat kesusahan bernapas, karena lelah berlari.

Bu Naina yang tengah serius mengerjakan tugasnya yaitu buku kerja 3 guru. Beranjak dari duduknya. Ia masukkan laptopnya ke dalam tas ranselnya.

" Nai, kamu mau ke mana?" Bu Susi menahan tangan Naina, yang melintas di hadapannya.

"Ya, lihat anak-anak lah Bu." Sahut Naina cepat.

"Biarin saja, gak usah kita ikut campur. Jam sekolah da habis. Kan sudah ada peraturannya. Kalau sudah habis jam sekolah dan anak-anak sudah keluar 100 meter dari gerbang sekolah, itu bukan urusan kita lagi. Pihak Komite juga tahu ketentuan itu. Sudah, kamu duduk saja, anggap tak tahu apa-apa. Nanti kamu yang ketiban sial. Kamu tahu sendirikan, sekarang semuanya serba salah." Ujar Susi masih menahan tangannya Naina.

Naina tak suka dengan cara berfikir Bu Susi. "Bu, kita gak boleh abai begini. Apalagi kita tahu ada perkelahian antar siswa kita." Ujar Bu Naina. Menghempaskan tangannya Bu Susi kuat.

Sesampainya di tempat kejadian. Geng nya Tiger sudah lari kocar kacir. Terlihat Sky sedang merapikan pakaiannya yang acak acakan. Dan saat itu juga para siswa yang menonton atraksi itu kabur secepat kilat. Karena mereka tak mau berurusan dengan Bu Naina, yang terkenal tegas itu. Mereka tak mau dijadikan saksi.

Bu Naina menghampiri Sky dengan muka kesalnya. Sky tersenyum tipis melirik Bu Naina, yang menatapnya tajam. Ekspresi wajah Bu Naina, menunjukkan kemurkaan yang hakiki. Ingin rasanya dia menelan bulat-bulat Sky.

"Bu, maaf. Jangan tatap aku seperti itu. Nanti ibu jatuh cinta padaku." Ujar Sky masih me lirik-lirik Bu Naina yang masih terlihat berang padanya .

"Cukup, cukup Sky. Kamu sudah kelewat batas. Apa sih yang mau kau tunjukkan di sekolah ini. Kamu baru satu minggu di sini. Tapi, kamu sudah kuat onar lima kali." Pungkas Bu Naina penuh emosi. Kedua tangan masih berkacak pinggang menatap Sky, yang sedari tadi merapikan penampilannya.

Huufft..

"Yang kelewat batas itu mereka bu. Aku tak pernah duluan buat masalah. Mereka yang selalu cari gara-gara." Sahut Sky sopan. Ia sudah merapikan pakaian dan rambutnya.

"Tak mungkin ada asap, kalau tak ada api!" Bu Naina masih terlihat emosional.

Huufft

Sky menarik napas panjang. Ia pun menatap serius Bu Naina. "Ada yang tak beres dengan sekolah kita bu. Siswa siswi pada membuat circle masing masing. Sekolah kita gak sehat. Sebaiknya para guru harus lebih memperhatikan para siswa, saat sedang istirahat." Ujar Sky sopan.

"Gak usah kamu ajari kami sebagai guru. Kamu itu anak didik. Jangan sok tahu!" Tegas Bu Naina, menunjuk Sky dengan kesalnya. Berani sekali Sky mengatakan sekolah itu gak sehat. Padahal sekolah itu kan, sekolah percontohan.

Sky menatap malas Bu Naina. Ia sudah lelah berkelahi, malah dimarah marahi lagi. Siapa yang tak Bete. Lagi pula mereka berkelahi bukan di jam pelajaran sekolah. Peserta didik sudah pada pulang.

"Marwah, kamu ada waktu? anterin aku berobat. Sepertinya tanganku terkilir. Kamu bisa bawa motor kan?" Sky menjejar Marwah dengan banyak pertanyaan. Mengabaikan Bu Naina yang bengong di hadapannya.

"Eemm... I, iya Sky. Aku bisa bawa motor." Sahut Marwah enggan. Ia lirik Bu Naina yang menatap malas mereka. Bu Naina kesal, ia tak dihargai oleh Sky.

"Ayok Wah!" Sky melambaikan tangannya, mengajak Marwah pergi dari tempat itu.

"Bu, aku duluan ya bu!" ujar Marwah segan pada Bu Naina. Marwah sebenarnya juga merasa tak enak hati pada Bu Naina, harusnya ia tak melapor ke kantor guru tadi. Toh, Sky menang dalam perkelahian.

"Iya. Hati-hati ya Marwah!" Bu Naina tak bisa berbuat banyak untuk menasehati Sky, karena memang sekarang bukanlah di jam sekolah.

Bu Naina memperhatikan lekat Marwah yang membonceng Sky. Hingga kedua anak muridnya itu hilang dari pandangan, ia pun bergegas dari tempat itu.

***

Bersambung

Terpopuler

Comments

Siti Nurmila

Siti Nurmila

💪💪💪💪

2023-02-06

0

nana

nana

ku tunggu upnya kak.... semangat terus.... cerita nya seru...

2023-02-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!