Delia menoleh karena mendengar suara tegas dari seorang pria yang ia yakini sangat berkharisma. Benar saja, begitu menoleh Delia langsung terpana menatap wajah pria berahang tegas itu.
Mata hazel milik Bima bersitatap dengan mata bening hitam milik Delia. Sejenak Bima tertegun menatap gadis yang wajahnya sudah memerah karena minuman beralkohol itu.
Gadis didepannya memang benar gadis Asia yang berasal dari Indonesia. Kulit yang kuning langsat dengan hidung sedang dan bibir tipis yang dihiasi tahi lalat membuat Bima terpesona.
Mereka saling tatap dengan jarak yang cukup dekat. Delia mengulas senyum. Sepercik ide terpikirkan didalam otaknya.
"Hai, tampan! Maukah kau menemaniku malam ini?" Delia mengatakannya dengan suara sensual.
Delia masih dalam kondisi sadar saat mengatakannya. Delia juga tidak yakin jika pria di depannya ini paham dengan maksudnya. Delia pikir Bima bukan orang Indonesia juga.
Bima mendekatkan bibirnya ke telinga Delia. "Nona, apa kau yakin dengan yang kau katakan?"
Delia membulatkan mata. Ternyata pria didepannya juga orang Indonesia. Delia menggigit bibir bawahnya. Kini ia bimbang apa yang akan ia lakukan setelah ini.
Memori sore tadi kembali terngiang di otaknya. Pemandangan panas yang dilakukan oleh Daniel dan Selina membuat hatinya meradang. Sudah Delia tebak jika mereka bukan hanya sekali melakukan hal itu.
"Baiklah! Kau orang Indonesia juga kan? Kalau begitu, bawa aku ke tempatmu..." Delia memantapkan hatinya sambil menatap Bima.
Bima malah bimbang. Gadis ini sedang tidak baik-baik saja, pikirnya. Mana mungkin Bima malah mengambil kesempatan dalam kesempitan. Meski dia brengsek, dia tidak akan mengambil keuntungan dari gadis yang tidak dikenalnya ini.
"Ya sudah! Aku akan mencari pria lain saja!" Delia beranjak dari duduknya dan berjalan sempoyongan keluar klub.
Bima yang merasa bertanggungjawab karena sama-sama dari negara yang sama segera mengejar Delia. Entahlah, Bima tidak rela jika ada yang menyentuh Delia selain dirinya. Sangat aneh, pikir Bima.
Di sudut ruangan klub yang bertanda VVIP, Aron menghampiri meja kawan-kawannya.
"Hai, buddy. Dimana Bima dan Daniel?" tanya Aron yang hanya melihat Arjuna disana ditemani dua wanita seksi di kanan dan dikirinya.
"Entahlah! Bima tadi tiba-tiba pergi. Lalu Daniel... Sepertinya dia menghabiskan malam dengan sekretarisnya." Dua wanita disamping Arjuna memberikan segelas wine untuk pria itu.
"Hah! Ya sudah! Kau bersenang-senanglah! Aku akan menyapa tamu yang lain." Aron meninggalkan Arjuna yang sedang asik dengan kedua wanitanya.
Di kamar hotel, Daniel meneguk wine langsung dari botolnya. Hatinya gelisah memikirkan Delia yang sudah mengetahui hubungan gelapnya dengan Selina. Daniel masih bertelanjang dada usai bicara dengan Delia.
Selina yang sudah kembali ke kamar hotel, mencoba mendekati Daniel. Selina tahu saat ini Daniel sedang marah. Pastinya Daniel takut jika Delia mengadu pada kedua orang tuanya tentang kelakuannya selama ini. Sudah dua tahun Daniel membayar Selina untuk memuaskannya.
Tentu saja itu tidak gratis. Selina mau melakukan ini dengan alasan ibunya yang sedang sakit butuh biaya banyak. Selina memanfaatkan kesempatan itu untuk selalu meminta uang pada Daniel tiap kali Daniel ingin memakainya. Mirip dengan wanita penghibur.
Selina sudah tak peduli lagi dengan itu. Ia hanya ingin hidupnya dan keluarganya menjadi lebih baik. Terbukti kini Selina bisa membelikan ibunya tempat tinggal yang layak. Meski uang yang ia dapatkan dari hasil menjual tubuhnya pada Daniel, bosnya sendiri.
"Tuan..." Selina dengan ragu duduk disamping Daniel.
"Maafkan aku..." Selina menundukkan wajahnya. Ia tahu tidak seharusnya ia menjadi duri dalam hubungan Daniel dan Delia. Tapi mereka memang sudah berhubungan jauh sebelum Daniel dijodohkan dengan Delia.
Sebenarnya Selina ingin berhenti setelah tahu Daniel sudah dijodohkan, tapi logikanya tak bisa memungkiri jika dirinya membutuhkan Daniel untuk bertahan hidup. Selina akhirnya kembali berkubang dalam lumpur dosa bersama Daniel. Sebuah kenikmatan yang Selina berikan pada Daniel akan digantikan dengan harta yang berlimpah.
Daniel meletakkan botol wine ke meja. "Kenapa kau meminta maaf? Ini bukan salahmu!"
Daniel mengangkat wajah Selina hingga menghadap dirinya. "Layani aku! Aku butuh pelepasan sekarang! Puaskan aku!"
Selina mengangguk. Ia segera mencium bibir Daniel dengan lembut. Awalnya lembut lama kelamaan menjadi kasar dan menuntut. Daniel suka dengan perlakuan Selina yang agresif. Daniel selalu ingin Selina yang memulai permainan.
Setelah hasratnya terpancing, barulah Daniel yang akan memimpin permainan. Daniel melepaskan ciuman dan menggendong Selina menuju tempat tidur. Dengan perasaan yang masih kesal, Daniel merobek dress Selina dengan kasar. Membuangnya asal hingga tak menyisakan apapun di tubuh Selina. Daniel segera memimpin permainan. Kali ini Daniel sedikit kasar dan membuat Selina mengaduh kesakitan.
"Tuan, sakit!" pekik Selina ketika Daniel menggigit kedua aset di dadanya. Remasan tangan Daniel begitu keras dan kasar. Selina sama sekali tidak menyukainya.
Daniel tak suka jika Selina terus mengeluh. Ia memilih untuk langsung memimpin permainan dengan melesakkan pusakanya masuk ke lembah peraduannya.
"Akh! Sakit, Tuan!" Selina meringis kesakitan karena permainan Daniel kali ini begitu kasar. Daniel tidak peduli. Toh ia akan membayar Selina berapapun yang gadis itu minta.
Di tempat berbeda, Bima memapah Delia yang berjalan sempoyongan menuju kamar hotel tempatnya menginap. Hotel yang sama dengan yang ditempati Daniel tentunya.
"Tidak! Aku tidak mau kesini!" seru Delia. Masih jelas dalam ingatannya sore tadi ia memergoki Daniel bercumbu bersama Selina.
Delia memilih melepaskan tangan Bima dan berjalan menjauhi hotel. Bima mengikuti langkah Delia hingga mereka tiba di sebuah hotel lain yang tak jauh dari hotel tadi.
Bima memesan sebuah kamar untuk Delia. Ya, Bima berencana untuk meninggalkan Delia usai mengantarnya. Setidaknya Bima bisa tenang karena Delia sudah aman dari gangguan para pria nakal di kota ini.
Bima merebahkan tubuh Delia diatas ranjang. "Nona, tugasku sudah selesai. Aku harus pergi! Lain kali jangan mabuk sendirian. Itu berbahaya untukmu!"
Bima akan beranjak pergi, namun tangan Delia menarik tangan Bima.
"Jangan tinggalkan aku! Apakah semua pria itu sama? Mereka akan meninggalkan wanita yang tidak mereka inginkan?" gumam Delia dengan mata terpejam.
Bima kembali duduk diatas ranjang. "Nona, kita tidak saling mengenal. Aku menolongmu hanya demi rasa kemanusiaan. Jadi, sebaiknya kau istirahat saja."
Mata Delia terbuka. Ia melihat pria tampan di depannya. Delia sudah memantapkan hatinya.
"Karena kita tidak saling mengenal, bagaimana kalau kita melakukannya satu kali saja. Setelah itu lupakan!"
Mata Bima membelalak tak percaya. Bima sangat yakin jika gadis ini adalah gadis baik-baik. Bagaimana bisa ia bicara begitu pada Bima? Bima juga pria normal. Ia tidak akan bisa menolak jika gadis itu memohon dengan tatapan sendu seperti itu.
Delia bangkit dari tempat tidur. "Lalukanlah, Tuan! Lagipula kita tidak akan bertemu lagi kan?"
Bima menatap manik hitam Delia. Ada kesungguhan tersirat disana. Bima memperhatikan bibir Delia yang merekah. Hasratnya mulai terpancing.
Malam ini Bima akan melanggar sumpahnya sendiri. Padahal ia sudah berjanji tidak akan memberikan keperjakaannya jika belum bertemu gadis yang tepat.
Namun malam ini, ada rasa tak biasa yang Bima rasakan terhadap gadis yang tak dikenalnya ini.
"Jangan pernah menyesalinya, Nona. Namaku Bima Antara, kau harus menyebut namaku ketika kau mengerang dibawahku nanti."
Tanpa pikir panjang Bima segera meraup bibir gadis di depannya ini dengan gerakan yang sangat pelan. Bima tahu ini adalah pertama kalinya gadis ini melakukan hal ini. Bima akan memperlakukannya dengan sangat hati-hati.
Delia membalas sapuan bibir Bima. Debaran hatinya tak terhenti ketika Bima menyentuhnya dengan sangat lembut.
Apakah ini keputusan yang benar? Hati Delia masih bertanya dengan keputusannya malam ini.
#tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Anthi Panrelly
emang yakin masih perjaka,,,,!!! bukannya sda di ambil mulut wanita bayaran...🤭🤭🤭🤭🤭
2023-09-12
1
Be___Mei
tolong mak! masker ku pecah 🤣🤣🤣, harusnya tegang tapi aku jadi senyam senyum
2023-02-06
1
Be___Mei
dosa terindah 🥲. di hadapankan dengan cuan dan cowok mapan, tampan seperti Daniel, yakin selina main nggak pake hati?
2023-02-06
0