Part 14

Hari berikutnya, Xixi dengan tas ransel lamanya keluar dari apartemen kecil miliknya.

Hari ini dan beberapa hari berikutnya, dia akan melakukan camping dengan Lulu dan teman kampusnya yang lain.

Ini adalah kali kedua dia mengikuti camping, setelah 8 bulan yang lalu dia juga mengikuti kegiatan kampus itu.

"Hah, kenapa aku harus ikut kegiatan ini? Benar-benar membosankan." Keluh Xixi sambil menggendong ranselnya yang cukup berat. L

"Kau benar, bagaimana kalau kita tidak perlu ikut?"

Sebuah suara mengejutkan Xixi, dia melihat Leon sudah berada di bawah apartemennya.

"Leon?"

Leon menatap bangunan yang tidak begitu tinggi di depannya "Kau benar-benar bisa tinggal di apartemen seperti ini?"

"Itu bukan urusanmu, untuk apa kau kesini?"

"Lulu memintaku untuk menjemputmu, dia khawatir terjadi sesuatu padamu."

Xixi hanya mengangguk, dia lalu berjalan melewati Leon.

"Jika kau memang menjemputku karena Lulu, maka jangan membuat dia menunggu."

Leon menghela nafas, dia lalu membantu Xixi melepaskan ranselnya dan meletakan ransel itu didalam bagasi mobil.

Setelah meletakan ransel milik Xixi, Leon melihat jika Xixi sudah duduk di kursi belakang. Dia lalu membuka pintu belakang mobilnya dan menatap Xixi.

"Nona muda William, apa kau sungguh menganggapku sebagai supirmu?"

"Kau yang akan menyetir mobil ini, jadi kaulah supirnya."

"Cicilia William!"

"Berhenti berteriak padaku, jika kau tidak mau aku bisa naik bis atau taxi."

Leon manahan rasa kesalnya dan menutup pintu mobil dengan keras.

Xixi hanya diam melihat Leon yang kesal padanya.

"Kau pikir aku mau duduk di sampingmu?"

Leon mengemudikan mobilnya dengan kesal, sesekali dia melirik ke arah Xixi lewat kaca spion yang ada didepan mobil.

"Menyetirlah dengan baik, disini tidak ada apa-apa." Ucap Xixi tanpa menoleh pada Leon yang tengah melihatnya lewat kaca spion.

Leon yang ketahuan melihat Xixi secara diam-diam merasa canggung.

"Ehem. Xixi, apa kau begitu membenciku?"

"Menurut tuan muda Damian?"

"Aku...."

"Di jadikn barang taruhan, di bully karena hal itu sampai calon nyonya muda Damian juga ikut membully, bahkan memukuli ku sampai aku masuk rumah sakit, apa menurut tuan muda Damian aku tidak akan merasa benci?" Xixi menatap tajam Leon lewat kaca spion saat mengatakan kalimat terakhirnya.

Leon yang mendapat tatapan tajam itu sedikit terkejut, memang benar apa yang di katakan oleh Xixi. Jika saja dia tidak menjadikan Xixi bahan taruhan waktu itu, Xixi tidak akan di bully lebih parah, dan terlebih Rachel tidak akan membawa teman-temannya untuk memukuli Xixi diatas atap kampus.

"Aku minta maaf."

"Itu cukup mudah di katakan."

"Cicilia!"

"Tolong katakan pada calon nyonya muda Damian mu, untuk tidak melakukan hal yang akan membuat ku marah. Karena aku tidak akan segan-segan untuk membalas 1000 kali apa yang dia lakukan padaku."

"Dia bukan calon nyonya muda keluarga Damian."

Xixi hanya mengangguk.

"Apa... apa kau tidak tahu, alasan kenapa.. kenapa orang tua kita... memperkenalkan kita beberapa hari yang lalu?"

"Perjodohan? Selamat kalau begitu, kau akan menjadi kakak iparku."

"Kakak ipar?"

"Usiamu dan kakak ku sama, jadi jika bukan kalian lalu siapa?"

"Jika yang akan di jodohkan dengan ku adalah kakak mu, untuk apa paman dan bibi William membawamu dan memperkenalkan kamu pada ku?"

"Oh, jadi menurutmu kita yang akan di jodohkan?"

Leon terdiam, dia tidak tahu harus berkata apa. Meskipun dia tahu itu.

"Jika saja kau belum tahu siapa aku yang sebenarnya, apakah kamu mau di jodohkan dengan wanita culun dan miskin seperti Xixi?"

Leon menepikan mobil dan menghentikan mobilnya saat mendengar ucapan Xixi.

"Apa maksud perkataan mu?"

Xixi menatap Leon.

"Aku terkenal dengan wanita culun dan miskin di kampus. Jika kau tidak tahu identitasku sebagai anak dari keluarga William, apakah kau akan menerima wanita culun dan miskin itu?"

"Aku tidak seperti yang kamu pikirkan Cicilia. Aku...."

"Cukup, Lulu sudah menunggu ku." Xixi memperlihatkan pesan yang di terima dari Lulu pada Leon.

Leon yang kesal hanya bisa memukul setir yang di depannya.

"S*al! Semua karena mereka yang sudah membuat ku menjadikan dia bahan taruhan. Sekarang dia jadi membenciku."

Leon kembali mengemudikan mobilnya menuju kampus mereka.

Setelah sampai di depan kampus, para mahasiswa yang melihat Xixi menaiki mobil Leon terkejut dan saling berbisik.

Xixi yang melihat itu hanya diam saja, dia berjalan ke arah belakang mobil lalu membuka pintu bagasi mobil dan mengambil ranselnya.

"Xixi!"

Xixi melihat Lulu melambaikan tangannya, di samping Lulu ada sebuah koper berukuran sedang dan sebuah tas yang berisi tenda.

"Apa kau sudah lama menunggu ku?"

Lulu menggelengkan kepalanya "Tidak, apa Leon melakukan sesuatu padamu selama perjalanan kesini?"

Xixi menggeleng "Dia... dia tidak melakukan apa-apa padaku."

"Baguslah kalau begitu."

Leon menatap Xixi yang bisa mengubah karakternya dengan baik di depan dirinya dan orang lain.

"Bahkan seorang artis pun tidak bisa melakukan itu dengan sempurna."

Leon lalu pergi meninggalkan Xixi dan Lulu untuk memarkirkan mobilnya, karena mereka akan pergi ke tempat tujuan dengan menggunakan bis.

"Ayo kita duduk disana dulu." Ajak Lulu.

"Baiklah."

Xixi dan Lulu pergi ke kursi yang tidak jauh dari mereka berdiri.

Bis yang akan membawa mereka belum sampai, karena jadwal pemberangkatan masih 30 menit lagi. Jadi mereka harus menunggu untuk beberapa saat.

"Xixi, apa kau tidak merasa jika Leon akhir-akhir ini berubah padamu?" Tanya Lulu.

Xixi menggelengkan kepalanya "Aku tidak tahu, apakah menurutmu dia berubah?"

"Iya, dia sangat berubah. Sebelumnya dia sangat tidak peduli padamu, bahkan tidak pernah melihat atau menyapamu. Ah, dia juga menjadikanmu barang taruhan. Tapi... beberapa hari ini dia seperti orang yang berbeda. Dia selalu menyapamu, tersenyum dan juga sering membantu mu."

Xixi hanya mengangguk mendengar perkataan Lulu.

"Mungkin itu karena dia sudah tahu siapa aku yang sebenarnya. Saat kau tahu aku yang sebenarnya, apakah kau akan berubah padaku juga, Lulu?"

Tak berapa lama bis yang akan mengantarkan mereka akhirnya sampai, semua para mahasiswa berkumpul di depan bis yang sudah di beri nomor didepan bis masing-masing itu.

"Baiklah semuanya, kalian simpan tas kalian semua di bagasi, dan masuk satu persatu untuk pendataan. Setelah sampai di sana, saya akan memberikan nomor untuk mendirikan tenda bagi kalian." Ucap seorang dosen pada semua mahasiswa yang ada disana.

"Baik pak!" Ucap para mahasiswa bersamaan.

Setelah itu Xixi, Lulu dan mahasiswa yang lain mulai memasukan tas atau barang bawaan mereka yang lainnya kedalam bagasi bis. Ketua anggota juga mendata barang yang mereka bawa dan mencatat nama-nama mereka.

Lulu dan Xixi mendapat tempat duduk yang terpisah, Lulu duduk di deretan depan. Sementara Xixi duduk di deretan tengah.

Bagi Xixi awalnya tidak masalah, tapi setelah tahu jika yang duduk dengannya adalah Leon. Dia ingin bertukar tempat duduk dengan orang lain, tapi tentu saja itu tidak bisa dia lakukan.

Xixi yang sudah duduk lebih dulu diam dan menatap keluar jendela saat Leon berdiri tepat di samping kursi.

Leon hanya bisa menganggukan kepalanya setelah melihat wanita yang duduk dengannya adalah Xixi.

"Mungkin Tuhan melakukan ini agar aku bisa membuktikan pada Xixi, jika ku bukan laki-laki yang hanya melihat latar belakang seorang wanita, baru akan menyukai wanita itu."

Leon menggelengkan kepalanya, dia seolah menghapus apa yang ada didalam pikirannya tadi.

Setelah meletakan tas nya di atas, Leon duduk di kursi samping Xixi.

Selang beberapa menit setelah semua mahasiswa naik, bis pun berangkat dan membawa mereka ke tempat tujuan camping mereka.

Di tengah perjalanan Xixi yang semalaman begadang, tertidur dan tidak sengaja kepalanya membentur sisi bis.

Leon yang melihat Xixi tertidur menatapnya dengan lembut.

"Jika di lihat lagi, meski dia memakai kacamata dan menjadi wanita culun. Dia tetap terlihat cantik."

Xixi membetulkan posisi tidurnya yang kurang nyaman, Leon yang melihat itu menarik kepala Xixi dengan pelan lalu menyenderkan kepala Xixi pada bahunya.

Entah apa yang sedang Leon lakukan, dia merasa senang saat Xixi tertidur menyender pada bahunya. Ada perasaan nyaman tersendiri, hingga akhirnya dia pun tertidur dan kepalanya tidak sengaja menyender pada kepala Xixi.

Terpopuler

Comments

Renireni Reni

Renireni Reni

jadi inget pas SMA dulu....mau rekreasi pas kls 3 duduk disebelah pacar krn tukar tempat...

2023-07-03

0

AbC Home

AbC Home

cie sender senderan
jd inget masalalu

2023-02-12

1

lihat semua
Episodes
1 Part 01
2 Part 02
3 Part 03
4 Part 04
5 Part 05
6 Part 06
7 Part 07
8 Part 08
9 Part 09
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Eps 42
43 Eps 43
44 Eps 44
45 Eps 45
46 Eps 46
47 Eps 47
48 Eps 48
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51
52 Eps 52
53 Eps 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Paet 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Paet 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Paet 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119 [End]
120 Informasi karya baru
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Part 01
2
Part 02
3
Part 03
4
Part 04
5
Part 05
6
Part 06
7
Part 07
8
Part 08
9
Part 09
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Eps 42
43
Eps 43
44
Eps 44
45
Eps 45
46
Eps 46
47
Eps 47
48
Eps 48
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51
52
Eps 52
53
Eps 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Paet 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Paet 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Paet 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119 [End]
120
Informasi karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!