Part 11

Esok harinya, karena Xixi kembali tidak berangkat ke kampus. Lulu pergi ke apartemennya karena khawatir pada Xixi.

ting tong

ting tong

ting tong

Bell rumah Xixi terus berbunyi, tapi tidak ada tanda-tanda ada seseorang yang akan membuka pintu apartemen itu.

Lulu juga sudah mencoba menghubungi Xixi beberapa kali, tapi nomor Xixi tidak aktif.

"Xixi, sebenarnya kamu ada di mana?"

Lulu merasa khawatir karena sebelum dia ke apartemen Xixi, di pergi ke tempat Xixi bekerja dan pemilik kafe berkata, jika kemarin ada sekelompok wanita yang datang mencari Xixi.

Pikiran Lulu langsung tertuju pada Rachel dan teman-temannya, dia takut kalau Xixi kembali di pukuli oleh mereka.

Sementara Lulu sangat khawatir dengan Xixi, di dalam rumah mewah di tengah kota. Xixi sedang duduk di sofa yang terlihat mahal dan sangat nyaman.

Di samping Xixi ada seorang pelayan sedang membantu Xixi mengoleskan krim pada lengan dan wajahnya.

"Aku benar-benar tidak tahu apa yang keluarga Gabriel itu pikirkan, putrinya sudah berapa kali mencelakai Xixi, tapi dengan tidak tahu malu mereka ingin bekerjasama dengan perusahaan kita."

Mimi yang emosi melihat Xixi lagi-lagi harus berurusan dengan anak buah keluarga Gabriel mulai melancarkan jurus cerewetnya.

"Sudah biarkan saja, sebentar lagi ayah akan menyingkirkan keluarga itu dari negara ini. Kamu tidak perlu terus berteriak-teriak seperti itu." Ucap tuan William yang sudah pusing mendengar omongan Mimi sejak kemarin.

Mimi tentu tidak terima melihat Xixi harus selalu berurusan dengan hal yang berbahaya, walaupun Xixi bisa bela diri dan bisa melawan beberapa orang sendirian dengan tangan kosong. Tapi tetap saja, Mimi sangat khawatir padanya.

Baru kemarin dia melihat wajah Xixi penuh lebam akibat di pukuli oleh teman kampusnya karena dia pura-pura jadi wanita culun. Dan setelahnya, dia harus kembali melihat Xixi pulang penuh lebam di tangan dan wajahnya.

"Tidak bisa! Mau sampai kapan kita harus menghadapi anak buah keluarga Gabriel yang g*la itu? Xixi bukan robot yang akan kuat menahan setiap serangan mereka, ayah."

Terus mendengar suara kakaknya yang sangat nyaring itu, akhirnya Xixi tidak tahan lagi.

"Kak Mimi, tidak bisakah kakak diam? Kepala ku seperti sudah mau pecah."

Mimi melotot ke arah Xixi "Apa kamu bilang? Aku begitu sangat mengkhawatirkan mu, tapi kamu malah berkata seperti itu."

"Bukan begitu kak. Maksud ku, kita sudah tahu bagaimana keluarga Gabriel. Dulu aku kasih saran melumpuhkan perusahaan Gabriel dengan cara mengirimkan virus yang aku buat, tapi kalian menolak. Sekarang kakak malah ribut seperti itu."

"Xixi!"

Mimi kesal jika adiknya mengungkit hal itu, itu karena saat Xixi memberikan saran. Mimi sedang dekat dengan salah satu anak dari keluarga Gabriel itu, jadi Mimi menolak saran dari Xixi.

Tidak tahu nya, ternyata Mimi hanya di manfaatkan oleh keluarga Gabriel yang tidak tahu malu itu.

"Baiklah, sekarang kita hanya bisa mengikuti rencana yang sudah ayah jalankan." Ucap Xixi.

"Untuk berjaga-jaga, kamu lebih baik tinggal di rumah saja. Dan jangan dulu pergi ke kampus." Ucap nyonya William.

Xixi mengangguk kepalanya, menyetujui ucapan ibunya.

"Oh Tuhan! Aku lupa untuk mengaktifkan ponsel ku. Lulu pasti mencariku."

Xixi bergegas ke kamarnya untuk menghidupkan ponselnya yang sejak kemarin mati.

Keluarganya sudah tahu siapa Lulu, karena itu mereka tidak merasa heran jika Xixi begitu sangat mementingkan temannya itu setelah keluarganya.

Setelah menghidupkan ponselnya, Xixi mendapatkan banyak pesan dan panggilan dari Lulu. Dia juga mendapat beberapa pesan dari Leon.

"Aku benar-benar membuat dia khawatir." Gumam Xixi.

Tanpa menunggu lagi, Xixi menghubungi Lulu untuk memberitahu bagaimana keadaan dia saat ini, dan Xixi juga memberitahu jika dia sedang pulang ke rumahnya beberapa hari. Jadi tidak pergi ke kampus sementara waktu.

Selesai memberitahu Lulu dan meminta maaf padanya karena sudah membuatnya khawatir, Xixi juga membalas beberapa pesan dari Leon.

"Dia ini, sejak kapan dia jadi lebih peduli padaku?"

Xixi meletakkan ponselnya diatas ranjang, dia lalu membaringkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamarnya yang sudah lama tidak dia tempati.

Kamar yang berukuran 4 kali lebih besar dari kamar di apartemen nya itu terasa begitu dingin. Itu karena tidak ada orang lain yang berani tidur di kamarnya.

Bahkan yang masuk kedalam kamar hanya dua orang pelayan rumah, yang akan membersihkan kamar Xixi setiap dua hari sekali.

"Ini cukup nyaman, sudah lama aku tidak tidur di ranjang yang besar ini."

Xixi memeluk guling yang ada di sampingnya. Dia kemudian tertidur dengan lelapnya.

***

Sore harinya Xixi bangun karena goncangan pada tubuhnya.

"Xixi, ayo bangun. Jika tidak, kita akan terlambat."

Sebuah suara samar-samar Xixi dengar, dia lalu merenggangkan badannya dan mengucek kedua matanya.

"Kakak, ada apa? Aku masih ingin tidur." Ucap Xixi dengan suara khas bangun tidurnya.

"Cepat bangun, kita harus membeli pakaian dan sepatu untuk mu."

"Untuk apa? Aku tidak mau."

"Apa kau lupa, besok lusa kita akan bertemu dengan teman ibu?"

Xixi mengingat-ingat apa yang kakaknya katakan. Kesadaran Xixi saat bangun tidur adalah 0 persen. Karena itu Mimi sangat kesal saat berbicara dengan Xixi saat dia baru bangun tidur.

"Sudah cepatlah, cuci wajahmu dan ganti pakaianmu. Kakak tunggu 10 menit di bawah!"

Mimi yang tidak tahan dengan mode lemot Xixi keluar dari kamar Xixi.

"Hahh benar-benar menyebalkan!"

Dengan terpaksa Xixi bangun dari tempat tidurnya dan berjalan dengan gontai ke kamar mandi.

10 menit kemudian, Xixi keluar dari kamar dengan wajah yang lebih segar. Dia berjalan ke lantai bawah untuk menemui kakaknya.

"Ayo, aku sudah siap." Ucap Xixi setelah berdiri di samping kakaknya.

Mimi melihat penampilan Xixi, dia membulatkan kedua matanya melihat Xixi yang hanya memakai kaos belang lengan panjang, dengan celana jins pendek.

"Kau yakin memakai itu?" Tanya Mimi.

"Aku sedang malas memakai yang lainnya. Ayo, kita jadi keluar atau tidak."

"Iya jadi. Ayo."

Mimi akhirnya mengalah dengan penampilan Xixi dan merekapun pergi untuk membeli beberapa pakaian dan yang lainnya di mall.

"Semua orang akan terpaku pada penampilan kakak yang seorang model, mereka tidak akan peduli denganku. Paling mereka akan melihat ku sebagai asisten kakak. Jadi berhentilah menatapku seperti itu, kak." Ucap Xixi yang mengomentari tatapan kakaknya pada penampilannya saat ini.

Xixi tidak pernah peduli dengan style nya, selama itu nyaman dia akan memakainya. Meskipun keluarga dia kaya dan dia bahkan bisa membeli baju dengan tokonya sekaligus, Xixi tetap akan memakai pakaian yang menurut dia nyaman dan simpel.

Dan itu berbanding terbalik dengan kakaknya yang seorang model terkenal. Dia harus selalu tampil dengan style yang bagus, walaupun yang dia kenakan adalah pakaian santai.

Menjadi model itu benar-benar merepotkan, itu yang selalu Xixi katakan jika dia harus menunggu kakaknya berganti pakaian.

Terpopuler

Comments

Renireni Reni

Renireni Reni

ribet ya xi

2023-07-01

0

AbC Home

AbC Home

next

2023-02-09

0

lihat semua
Episodes
1 Part 01
2 Part 02
3 Part 03
4 Part 04
5 Part 05
6 Part 06
7 Part 07
8 Part 08
9 Part 09
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Eps 42
43 Eps 43
44 Eps 44
45 Eps 45
46 Eps 46
47 Eps 47
48 Eps 48
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51
52 Eps 52
53 Eps 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Paet 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Paet 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Paet 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119 [End]
120 Informasi karya baru
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Part 01
2
Part 02
3
Part 03
4
Part 04
5
Part 05
6
Part 06
7
Part 07
8
Part 08
9
Part 09
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Eps 42
43
Eps 43
44
Eps 44
45
Eps 45
46
Eps 46
47
Eps 47
48
Eps 48
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51
52
Eps 52
53
Eps 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Paet 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Paet 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Paet 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119 [End]
120
Informasi karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!