Beberapa hari kemudian, Xixi yang tengah bekerja paruh waktu di kafenya kedatangan satu kelompok wanita yang cukup familiar baginya.
Dua orang diantara wanita-wanita itu berjalan mendekati Xixi.
"Selamat siang, apa yang ingin kakak pesan?" Ucap Xixi dengan ramah.
Dua wanita itu menatap Xixi dengan tidak bersahabat, dia lalu menggebrak meja yang ada didepan Xixi.
Xixi dan beberapa pengunjung kafe terkejut, karena gebrakan itu cukup keras. Bahkan Xixi mundur beberapa langkah.
Pegawai kafe lain yang melihat itu mendekati Xixi.
"Maaf nona, apa ada masalah disini?" Ucap pegawai kafe yang berdiri di samping Xixi.
"Woah, ternyata kau pandai merayu juga j*lang culun. Sampai kakak yang tampan ini membantumu." Ucap salah seorang wanita yang ada didepan mereka.
Pegawai kafe tidak menghiraukan ucapan wanita yang menurutnya sangat arogan dan tidak sopan itu.
"Jika nona-nona ini tidak ingin memesan, lebih baik keluar dan tidak membuat keributan disini." Ucap pegawai kafe itu lagi.
Wanita tadi tidak terima karena dia merasa pegawai kafe itu tidak menghormatinya.
Sementara Xixi menarik lengan baju pegawai yang membantu, lalu menggelengkan kepalanya agar tidak berurusan dengan mereka.
"Kami hanya ingin berbicara dengan si j*lang kecil itu, dan tidak punya urusan denganmu." Wanita itu menunjuk ke arah Xixi.
"Ini masih jam kerja, jika kalian ingin berbicara dengan dia tunggu sampai selesai bekerja. Jangan bersikap arogan disini, karena saya bisa melaporkan kalian."
Wanita itu mengeratkan giginya menatap tajam pada pegawai kafe yang sama sekali tidak mau bekerja sama dengannya.
"Aku akan membuatmu tidak bisa lagi bekerja disini."
"Silahkan."
Wanita itu tidak tahu jika pegawai itu adalah pemilik kafe. Dengan kesal wanita itu dan teman-temannya pergi meninggalkan kafe, tidak lupa dia menatap Xixi dengan tajam.
Setelah sekelompok wanita itu pergi, pegawai toko berbalik dan melihat Xixi meremas celemek yang dia pakai karena takut.
"Kau istirahatlah dulu."
"Ta... Tapi tuan..."
"Tidak apa-apa, biar disini aku dan yang lain yang mengurusnya."
"Baik, terima kasih tuan."
Pegawai kafe itu mengangguk. Xixi kemudian berjalan masuk ke ruangan lain untuk beristirahat.
"Siapa mereka, dari tingkah mereka tadi. Aku yakin mereka sudah mengenalku dan menargetkanku sejak awal."
Xixi lalu mengeluarkan ponselnya dan mengetik sesuatu dengan cepat pada layar ponselnya.
"Aku tidak ingin mengambil resiko yang cukup berbahaya menghadapi beberapa wanita itu." Gumam Xixi setelah mengetik layar ponselnya.
Ceklek
Pintu ruang istirahat terbuka, seorang pegawai wanita di kafe itu masuk membawa sebuah gelas di tangannya.
"Kau baik-baik saja?" Tanya pegawai wanita itu sambil memberikan gelas yang dia bawa pada Xixi.
Xixi menerima gelas itu dan mengangguk kepalanya "Iya, aku baik-baik saja."
"Siapa wanita-wanita itu, aku lihat mereka seperti sekelompok preman."
"Aku juga tidak mengenal mereka, bahkan aku tidak tahu apa yang sudah aku lakukan pada mereka."
Pegawai wanita itu mengangguk "Baiklah, kau harus berhati-hati saat pulang nanti."
"Iya terima kasih."
Pegawai wanita itu mengangguk, dia lalu keluar dari ruang istirahat meninggalkan Xixi sendirian.
Xixi kembali memikirkan siapa yang menyuruh para wanita itu untuk mencelakai Xixi, karena kalau teman-teman Rachel yang menyuruh, itu tidak mungkin. Karena dengan kondisi keluarga mereka yang masih belum stabil akan sangat mustahil.
"Apakah dia yang menyuruh mereka untuk menyerangku?"
Xixi berdiri, dia lalu bergegas keluar untuk meminta ijin pada pemilik kafe.
Setelah mendapatkan ijin, Xixi langsung pergi ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya dan keluar dari pintu belakang kafe.
Xixi menghentikan sebuah taxi yang lewat, dia lalu masuk kedalam taxi itu yang membawnya menjauh dari kafe.
Jika tebakan Xixi benar, itu berarti dia harus pergi jauh dari tempat keramaian. Karena akan sulit untuk dia melawan semua wanita itu jika di tempat kearamaian.
Tak berapa lama, sebuah mobil mengikuti taxi yang dia naiki. Xixi melihat ke belakang dan benar saja, itu adalah mobil para wanita yang tadi bersikap arogan di kafe.
"Tolong lebih cepat lagi, dan berhenti di jembatan yang ada di depan." Ucap Xixi pada supir taxi.
"Baik, nona."
Xixi kembali melihat ke belakang, dia lalu mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan lokasi dimana dirinya berada pada seseorang. Setelah itu dia mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam tas kecilnya.
Taxi berhenti tepat didepan jembatan yang Xixi maksud, dia kemudian memberikan uang pada supir taxi dan menyuruh supir taxi segera pergi dari tempat itu.
Supir taxi yang tidak ingin terlibat dalam masalah, langsung memutar kemudinya dan meninggalkan Xixi sendirian disana.
Xixi yang melihat taxi itu pergi merenggangkan tubuhnya, dia menanti mobil yang tadi mengikutinya.
Tak berapa lama, mobil itu terlihat dan berhenti beberapa meter dari tempat Xixi berdiri.
Melihat Xixi berdiri sendirian di tengah jalan, mereka turun dari mobil yang meraka naiki.
"Cukup berani juga dia sendirian." Ucap salah satu dari wanita-wanita itu.
"Kau benar, dia pikir dia bisa mengalahkan kita. Lihat tubuh kecilnya itu. Hahaha." Ucap yang lainnya.
Xixi melepaskan kaca mata yang dia pakai, lalu memasukannya kedalam tas.
"Sudah lama aku tidak bertemu dengan orang-orang yang bisa bermain dengan ku." Ucap Xixi.
Para wanita itu berjalan mendekati Xixi, mereka terlihat seperti sekelompok preman wanita.
"Sepertinya nona dari keluarga Gabriel tidak ingin aku hidup tenang diluar, jadi menyuruh kalian datang lagi padaku." Ucap Xixi pada sekelompok wanita itu.
"Ternyata memang benar kamu. Heh, bukan hanya karena nona muda yang menyuruh kami, tapi kami juga ingin membalas saudara kami yang masih terbaring di rumah sakit."
Xixi mencoba mengingat sesuatu "Ah, wanita berbadan agak gemuk itu! Apa tulangnya belum sembuh? Aku ingat ini sudah lebih dari satu bulan."
"Diam kau! Lihat saja, hari ini aku akan mematahkan tulang lehermu!"
Salah seorang wanita berlari untuk memukul Xixi, di susul dengan satu orang wanita yang lain.
Xixi melemparkan tas kecilnya keatas tanah lalu menyambut serangan kedua wanita itu, dan perkelahian pun tak bisa terelakan lagi.
Para wanita itu adalah anak buah dari keluarga Gabriel, dan keluarga Gabriel sudah lama mengincar keluarga William. Terutama putri mereka yang mengira jika laki-laki yang dia sukai sudah di rebut oleh Xixi darinya.
Mereka tahu identitas Xixi yang sebenarnya beberapa bulan yang lalu, sejak saat itu Xixi sudah di serang dua kali. Dan penyerangan yang terakhir membuat salah seorang anggota kelompok wanita itu mengalami patah tulang yang cukup serius.
"Kalian benar-benar membuat ku muak!" Seru Xixi.
Xixi melemparkan jaket yang dia pakai lalu berlari ke arah salah satu wanita yang menyerangnya dan...
Kraaaak
"Aaaaaaaaakh!!!!"
Teriakan dari mulut salah seorang wanita yang menyerangnya tadi begitu keras saat Xixi mematahkan kakinya dengan kedua tangannya.
Beberapa teman wanita itu membulatkan mata mereka saat melihat Xixi dengan mudah mematahkan kaki teman mereka.
"Kurangajar!" Teriak seorang wanita yang berdiri agak juah dari tempat Xixi.
Saat semua wanita akan maju bersama-sama untuk memukuli Xixi, sebuah mobil datang tepat disamping mobil yang wanita-wanita itu naiki.
Xixi dan semua wanita itu melihat ke arah mobil yang baru saja berhenti. Senyum Xixi mengembang ketika melihat mobil yang sangat dia kenali.
Dua orang laki-laki keluar dari dalam mobil, lalu berjalan ke arah mereka.
"Kau! Beraninya kau meminta bantuan." Ucap seorang wanita yang sepertinya ketua dari sekelompok wanita itu.
"Heh, kau sendiri tidak tahu malu, membawa lebih dari tiga orang untuk melawanku."
Wanita itu mengepalkan tangannya, sekarang Xixi mendapat bantuan dua orang laki-laki. Sementara para wanita itu berjumlah 5 orang, karena yang satu kakinya telah Xixi patahkan.
"Ayo, kita beri wanita s*alan ini pelajaran!" Ucap wanita tadi.
Tanpa ada aba-aba lagi, semua wanita yang mengikuti Xixi berlari dan menyerang Xixi juga kedua laki-laki yang baru saja datang.
Kembali perkelahian pun terjadi.
Setelah kurang dari setengah jam, beberapa wanita yang menyerang Xixi terkapar diatas tanah sambil memegangi perut, lengan atau kaki mereka yang terasa sakit akibat perkelahian tadi.
Xixi sendiri hanya mengalami beberapa luka di lengan dan lebam di wajah dan kakinya.
"Kita pergi saja, mereka sudah tidak bisa berkelahi lagi." Ucap Xixi.
"Baik nona." Ucap kedua laki-laki yang membantu Xixi.
Xixi mengambil tas dan jaketnya, kemudian dia berjalan mendekati ketua dari sekelompok wanita itu.
"Katakan pada nona muda kalian, jika ingin bermain dengan ku. Suruh dia datang ke tempat pelatihan." Ucap Xixi pada wanita itu sebelum dia naik kedalam mobil.
Wanita itu mengepalkan tangannya, karena sekali lagi dia harus melihat temannya terbaring di rumah sakit karena tulangnya di patahkan oleh Xixi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
🦋⃟ℛ💜𝓐𝔂⃝❥~ˢᵁᶠᴵ🍁⍣⃝కꫝ🎸❣️
xixi emang keren👍🏻
2024-02-24
0
🦋⃟ℛ💜𝓐𝔂⃝❥~ˢᵁᶠᴵ🍁⍣⃝కꫝ🎸❣️
xixi emang keren👍🏻
2024-02-24
0
Renireni Reni
terjawab sudah keraguanku...bunga kopi dan vote krn aq suka bangettt.....
2023-07-01
1