Part 05

Leon, laki-laki yang pernah membuat Xixi merasa di permalukan dan berhasil membut Lulu tidak menyukainya duduk di kursi deretan belakang seperti biasa.

Tapi kali ini dia tidak bersikap seperti sebelumnya, dia mencoba untuk bersikap lebih baik pada Xixi. Seperti saat ini, dia mencoba tersenyum pada Xixi ketika dia melihat Xixi masuk ke kelas.

Xixi yang tidak mau mendapatkan perlakuan memalukan itu lagi memilih untuk duduk di kursi lain, dan tidak peduli dengan apa yang Leon lakukan padanya.

Bruuk

Sebuah buku jatuh diatas meja Xixi. Dan saat Xixi menoleh, dia melihat Rachel berdiri didepannya sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"Yo, culun. Kembalikan buku itu ke perpustakan." Ucap Rachel dengan sombongnya.

"Aku.. aku tidak meminjam buku itu, jadi.. kenapa aku yang harus mengembalikan buku itu?"

"Heh! Kamu berani menolak perintahku! Kamu itu cuma wanita culun, yang hanya pantas jadi pesuruh dan bahan lelucon. Jadi jangan macam-macam."

"Rachel benar, kamu itu disini hanya jadi bahan untuk lelucon dan bahan taruhan. Jadi kamu...."

Braak!

Suara gebrakan meja terdengar begitu keras. Rachel dan temannya menoleh kearah Leon yang tadi menggebrak meja.

Leon menatap tajam Rachel dan temannya itu, dia lalu berjalan mendekati meja Xixi.

"Jika aku mendengar kalian berdua atau siapapun berkata seperti itu lagi pada Xixi. Aku pastikan lidah kalian akan hilang, agar kalian tidak bisa berbicara lagi."

"Kak, kak Leon. Kenapa.. kenapa kau membela wanita culun ini? Dia cuma..."

"Cuma apa?"

Leon menatap Rachel dengan tajam. Rachel yang mendapat tatapan itu jadi tidak berani untuk meneruskan apa yang ingin dia katakan.

Rachel mengambil buku yang tadi dia lemparkan keatas meja dan menatap Xixi dengan rasa bencinya.

"Lihat saja nanti, dasar culun!" Desis Rachel pada Xixi.

Xixi yang menerima perlakuan itu hanya diam, dia sudah terbiasa mendengar hinaan seperti itu dari beberapa mahasiswa.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Leon pada Xixi.

Para mahasiswa yang melihat Leon membela Xixi saling berbisik, karena sebelumnya Leon sudah menjadikan Xixi sebagai bahan taruhan.

"Ka... kau, tolong jangan... dekati aku." Ucap Xixi pelan.

"Leonardo Damian!"

Suara keras seorang wanita berhasil mengejutkan Leon dan Xixi.

Lulu, pemilik suara keras itu berjalan dengam cepat menghampiri meja Xixi, dan menatap tajam Leon.

"Mau apa kamu mendekati Xixi, belum puas sudah membuat Xixi di tertawakan dan di hina oleh banyak orang karena mu?" Ucap Lulu seperti seorang ibu yang tengah melindungi anaknya dari laki-laki jahat.

"Aku tidak melakukan apa-apa pada Xixi, kau bisa tanyakan padanya." Ucap Leon membela diri.

"Kita... kita tidak dekat, jadi kau... tidak perlu memanggil namaku." Ucap Xixi.

Xixi berdiri dan berjalan keluar dari kelas dengan membawa tasnya. Pagi ini mood Xixi sedang tidak baik, jadi dia tidak akan masuk kelas pertama.

"Awas kau berani melakukan hal jahat pada Xixi lagi!"

Lulu mengikuti Xixi keluar setelah melesatkan ancamannya pada Leon.

Leon yang di tinggal hanya diam, dia tidak tahu harus melakukan apa lagi agar Xixi memaafkan kesalahan yang sudah dia lakukan kemarin padanya.

Jika Leon bertanya pada Joseph, itu tidak akan berhasil. Karena pasti yang ada Joseph justru akan memarahinya juga seperti adiknya itu.

"Hah, biarkan sajalah. Aku akan memikirkan caranya lagi nanti." Gumam Leon.

Leon lalu berjalan kembali ke kursinya.

Di tempat lain, Rachel yang kesal karena di marahi oleh Leon mencoba menghubungi orang tuanya.

Kedua orang tua Rachel dan Leon adalah teman baik, jadi jika dia berbicara pada ibunya. Ibunya pasti akan membantu dia untuk berbicara dengan orang tua Leon, agar Leon tidak marah-marah lagi padanya.

"Xixi, wanita rendahan dan kampungan itu. Berani sekali dia membuat kak Leon marah padaku! Aku akan membalasmu."

Sudah sangat lama Rachel menyukai Leon, itu sejak pertama kedua orang tua mereka melakukam pertemuan keluarga dan mereka saling memperkenalkan Leon dan Rachel.

Perasaan Rachel terus bertambah, dia bahkan sampai melakukan banyak cara agar bisa masuk ke universitas dimana Leon kuliah.

Leon seharusnya adalah senior mereka, tapi karena beberapa alasan. Dia menunda kuliahnya hingga dua tahun, dan baru masuk bersamaan dengan Xixi dan Lulu.

Sementara Rachel, dia adalah mahasiswa pindahan dari universitas lain.

"Ayo, kita harus memberi sedikit pelajaran pada si culun itu. Beraninya dia membuat kak Leon marah dan membuatku malu didepan orang-orang." Ucap Rachel pada temannya.

"Benar, hanya anak kampungan saja sudah begitu berani." Ucap temannya.

Rachel berjalan pergi untuk mencari Xixi.

Sementara itu Xixi dan Lulu sedang duduk diatas atap kampus, mereka tidak tahu jika Rachel sedang mencari keberadaan mereka.

"Xixi, kamu tidak apa-apa?" Tanya Lulu khawatir.

Xixi menggelengkan kepalanya "Aku tidak apa-apa."

"Apa Leon berbuat jahat lagi padamu?"

"Tidak Lulu, tadi... dia hanya membantuku saat Rachel dan temannya mencoba membulliku."

"Hah, sungguh?"

Xixi mengangguk "Dia juga memarahi Rachel dan temannya."

"Apa otaknya sudah geser? Aneh sekali."

Xixi meraih tangan Lulu dan tersenyum "Sudah, aku sudah tidak apa-apa."

"Baguslah kalau kamu tidak apa-apa."

Braaak!

Suara pintu terbuka dengan keras, Rachel dan beberapa temannya berjalan mendekati Xixi dan Lulu yang duduk dilantai atap kampus.

"Ternyata kau disini, pantas aku tidak menemukanmu di kelas manapun." Ucap Rachel.

Xixi dan Lulu berdiri.

"Apa mau mu, dan untuk apa kalian kesini?" Tanya Lulu dengan lantang.

"Nona muda, lebih baik kau jangan ikut campur. Aku tidak ada urusan dengan mu."

"Tidak, aku tidak akan pergi. Kalian saja yang pergi dari sini! Jangan menganggu Xixi."

"Ini bukan urusanmu, dan aku juga tidak akan menyakitimu jika kau pergi dari sini."

Lulu maju dan merentangkan tangannya didepan tubuh Xixi. Seperti sedang melindungi Xixi dari orang-orang jahat.

Xixi yang melihat itu terkejut, dia tidak menyangka jika dia akan mempunyai seorang teman yang baik seperti Lulu.

"Kalian, singkirkan wanita yang menganggu itu." Ucap Rachel pada beberapa temannya.

Tanpa menunggu lagi, dua orang teman Rachel berjalan mendekati Xixi dan Lulu.

Mereka berdua semakin terpojok dan saling memeluk.

"Lulu, lebih baik kau... kau cepat pergi sekarang. Aku..tidak mau kau terluka." Ucap Xixi dengan takut.

"Aku tidak akan meninggalkan mu, aku ingin lihat seberapa beraninya dia padaku."

"Tapi Lulu, mereka begitu banyak."

"Xixi, kau tenang saja. Jangan khawatir dan takut."

Dua orang teman Rachel sudah berada didepan mereka.

Kreb!

Kedua tangan Lulu berhasil di pegang oleh kedua teman Rachel dan mencoba menjauhkan tubuh Lulu dari Xixi.

Lulu terus berontak, dia juga terus menggenggam tangan Xixi karena tidak mau meninggalkan Xixi sendirian.

"Tidak, kalian lepaskan aku. Jika tidak, aku akan memberitahu kakak ku untuk memukuli kalian semua!" Ucap Lulu sambil memberontak.

"Lakukan saja, kami tidak peduli."

"Lepaskan tangan ku, Xixi cepat pergi dari sini!"

Lulu terus berteriak dan meronta saat di seret menjauh dari Xixi.

Plak!

Sebuah tamparan keras mendarat pada pipi putih Lulu, dan membuat pipi itu merah bahkan terlihat sedikit bengkak karena tamparan itu cukup keras baginya.

Lulu dan Xixi terdiam, mereka tidak menyangka jika Rachel akan menampar pipi Lulu.

"Kau sangat berisik!" Seru Rachel.

"Kau menamparku?" Ucap Lulu pelan.

"Aku sudah bilang untuk pergi, tapi kau tidak mau. Malah berteriak-teriak seperti itu."

Melihat Lulu di tampar, kedua tangan Xixi meremas tas yang ada ditangannya. Dia tidak terima jika teman baiknya juga ikut di pukuli oleh Rachel.

"Kalian tahan dia baik-baik, aku akan memberi perhitungan dengan si culun itu."Ucap Rachel.

"Kau cepat lakukan, sebelum ada orang yang datang." Ucap seorang teman Rachel.

Rachel mengangguk, dia lalu berjalan mendekati Xixi yang masih meremas tasnya. Dia menatap Xixi dengan pandangan menghina.

"Aaaaaakh!" Jerit Xixi saat rambutnya ditarik oleh Rachel.

"Kau hanya wanita kampung yang culun, tidak pantas mendapatkan perhatian dari kak Leon." Ucap Rachel penuh penekanan.

Bruuuuk!

Rachel melempar tubuh Xixi kelantai.

"Xixi! Rachel, kamu sudah gila!" Seru Lulu yang masih di tahan dengan kuat oleh kedua teman Rachel.

Xixi yang dilempar merasa semua tubuhnya begitu sakit, lutut dan telapak tangannya lecet dan berdarah.

Rachel mendekati tubuh Xixi yang ada diatas lantai sambil menahan rasa sakit pada tubuhnya.

"Aaaaakh!"

Kembali Xixi menjerit saat Rachel menarik rambutnya lagi.

"Ingat baik-baik, jangan pernah mendekati dan menggoda kak Leon lagi."

Setelah mengatakan itu, Rachel menampar beberapa kali pipi Xixi Dia juga menyuruh dua temannya yang lain untuk memukuli Xixi.

Braaakk!

Pintu atap kembali terbuka dengan keras. Rachel membulatkan kedua matanya saat melihat orang yang membuka pintu itu.

Leon yang membuka pintu itu melihat tubuh Xixi terkulai diatas lantai atap dengan wajah penuh luka, bahkan pakaian yang dia kenakan robek, dan Leon juga melihat Lulu yang tengah di tahan oleh dua orang wanita.

Disana Leon melihat dua orang yang masih memegangi rambut dan tangan Xixi, seperti sedang menyiksa tubuh Xixi. Dan Rachel, dia berdiri sambil berkacak pinggang didepan tubuh Xixi yang tergeletak.

"Ka... kak Leon." Gumam Rachel.

Tubuhnya bergetar saat melihat Leon menatapnya dengan tajam. Dia tidak tahu harus mengatakan apa untuk membela dirinya didepan Leon saat itu.

Leon berjalan dengan cepat mendekati mereka.

"Kak Leon, apa yang...."

Plak!

Satu tamparan yang cukup keras mengenai pipi kiri Rachel. Leon menatap Rachel dengan tatapan jijik dan muak.

"Kak Leon. Kenapa... kenapa kak Leon menamparku?"

"Kau bahkan pantas mendapatkan lebih dari sebuah tamparan. Beraninya kau menyentuh adik dari teman dekatku dan juga menyakiti Xixi!"

"Dia... dia hanya wanita kampung dan culun. Kakak, kau tidak pantas membelanya."

"Diam! Apa kau pantas berbicara seperti itu padaku?"

Rachel shock mendengar perkataan Leon yang begitu keras padanya.

Leon berjalan mendekati Xixi dan mendorong dua orang wanita yang tadi memukuli Xixi hingga mereka berdua jatuh diatas lantai.

Lulu yang melihat itu tidak percaya jika orang yang akan menolong mereka adalah Leon, orang yang tidak dia sukai.

Dengan pelan dan hati-hati, Leon menggendong tubuh Xixi dan berjalan beberapa langkah.

"Kalian masih tidak mau melepaskan Lulu? Apa perlu aku juga menampar kalian berdua!"

Mendengar bentakan dan melihat tatapaan tajam Leon, kedua wanita yang menahan Lulu melepaskan tangan mereka dari tubuh Lulu.

Lulu yang sudah terbebas langsung berlari kearah Leon.

"Rachel, aku akan mengingat hal ini. Dan jangan berfikir karena kau anak dari teman baik ibuku, aku tidak akan berani melakukan apapun padamu." Ucap Leon tanpa berbalik melihat Rachel.

Leon dan Lulu berjalan masuk kedalam bangunan kampus, mereka harus segera membawa Xixi kerumah sakit agar dia langsung mendapatkan pertolongan.

Di sepanjang koridor kampus para mahasiswa yang melihat Leon menggendong Xixi terkejut.

Bukan hanya karena seorang idola menggendong seorang wanita, tapi yang di gendong adalah Xixi si wanita culun. Dan juga tubuh Xixi penuh dengan luka dan darah.

Mahasiswa yang melihat itu saling berbisik, ada juga yang menutup mulutnya karena tidak tega melihat tubuh babak belur Xixi dalam gendongan Leon.

Di kampus, Xixi memang terkenal karena sering mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari beberapa mahasiswa, tapi mereka tidak menyangka, jika ada mahasiswa yang sangat berani membuat Xixi terluka sampai parah seperti itu.

Lulu yang mengikuti Leon dari belakang, membuka ponselnya lalu mengirimkan sebuah pesan pada kakaknya. Dia tentu tidak akan tinggal diam melihat teman baiknya di sakiti oleh orang lain.

Terpopuler

Comments

Yaser Levi

Yaser Levi

biasanya..dr novel yg sering aku baca..klu seseorang menyembunyikn identitas aslinya..biasanya dia punya keahlian beladiri selain kecantikan dan kekayaan ortunya..lah ini...hah...ceweknya payah..gw aja orang biasa di pukul orang pasti balik pukul walau pun mkn kalah minimal tu melawan gak begok kek gitu..pasrah stupid..jadinya

2024-03-28

0

Zanzan

Zanzan

terlalu lemah...

2024-03-03

1

Neng Alifa

Neng Alifa

xixi ini ngeribetin diri sndiri.

2024-02-08

0

lihat semua
Episodes
1 Part 01
2 Part 02
3 Part 03
4 Part 04
5 Part 05
6 Part 06
7 Part 07
8 Part 08
9 Part 09
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Eps 42
43 Eps 43
44 Eps 44
45 Eps 45
46 Eps 46
47 Eps 47
48 Eps 48
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51
52 Eps 52
53 Eps 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Paet 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Paet 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Paet 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119 [End]
120 Informasi karya baru
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Part 01
2
Part 02
3
Part 03
4
Part 04
5
Part 05
6
Part 06
7
Part 07
8
Part 08
9
Part 09
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Eps 42
43
Eps 43
44
Eps 44
45
Eps 45
46
Eps 46
47
Eps 47
48
Eps 48
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51
52
Eps 52
53
Eps 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Paet 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Paet 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Paet 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119 [End]
120
Informasi karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!