Kembali Ke Kampus

Di istana kegelapan, Lucifer memanggil seorang manusia tampan yang saat itu muncul di hutan sekaligus sang pembunuh yang sedang mempermainkan Jayden melalui alam mimpi dan dunia nyata.

Namun, sepertinya Lucifer bukan hanya memanggil manusia itu saja melainkan semua pasukan iblis kepercayaannya.

“Hamba menghadap kepada Tuanku yang agung sesuai perintah!”

Manusia berwajah tampan yang mengenakan pakaian dan jubah serba hitam, berlutut memberi hormat saat berada di hadapan Lucifer dan juga kaum iblis yang sudah berada di istana kegelapan itu.

“Siapa namamu?” tanya Lucifer dengan nada dingin dengan tatapan matanya yang terus tertuju memperhatikan manusia di hadapannya yang sudah melakukan perjanjian dengannya.

“Anda memberikan nama Luzark kepada hamba, Tuanku!” jawab manusia tampan itu yang memberitahu nama yang diberikan Lucifer saat sudah melalukan perjanjian yaitu Luzark.

Tentu saja dengan sikapnya yang ragu-ragu. Sebab dia menyadari bahwa perbuatannya mempermainkan Jayden telah di ketahui oleh Tuannya itu.

Luzark mengira dia akan mendapatkan hukuman karena sudah berbuat sesuatu pada Jayden tanpa perintah.

“Hahahaa, … Kerja bagus, Luzark!” puji Lucifer di sertai dengan tawanya yang menggelegar di seluruh penjuru ruangan.

Membuat semua yang berada di sana kebingungan sendiri melihat tuannya yang terlihat sangat senang, tidak berbeda dengan Luzark yang yang juga merasa heran dengan reaksi yang ditunjukan Lucifer.

“Apakah Tuan tidak akan menghukum atas perbuatan hamba yang bertindak sangat gegabah!” ujar Luzark yang ragu-ragu mengakui semua perbuatannya mempermainkan Jayden yang dilakukan tanpa ijin dari Lucifer terlebih dahulu.

“Untuk apa aku harus memberi hukuman padamu yang sudah bekerja sangat bagus dan berhasil membuatku sangat senang,” ujar Lucifer.

“Mulai sekarang aku ijinkan kau melakukan sesuka hatimu untuk membuat manusia terpilih itu lebih menderita lagi,” lanjutnya yang sudah memberikan perintah dan kekuasan penuh pada Luzark sambil menunjukan senyuman evil nya yang sangat menawan.

“Baik, Tuan! Saya akan melakukannya sesuai perintah anda,” ucap Luzark yang tersenyum lega karena tidak mendapat hukuman dari Lucifer.

“Bawa Lucas dan Lunar bersamamu! Karena tak lama lagi aku akan memberikan perintah yang sangat penting dan cukup sulit untuk kalian kerjakan!” titah Lucifer lagi pada Luzark yang memberikan pengawal setia andalannya untuk membantu melaksanakan tugasnya.

“Baik tuan, kami akan melaksanakan sesuai perintah anda!” ucap Luzark, Lucas dan Lunar yang telah menerima tugasnya.

Lalu menghilang secara bersamaan yang hanya menyisakan bayangan kegelapannya saja.

Setelah kepergian Luzark, Lucifer masih tertawa puas menyaksikan Jayden dengan bodohnya bisa di permainkan oleh pengikutnya yang kekuatannya jauh sekali di bawah Jayden.

Sekali lagi Lucifer menunjukan senyum evilnya yang berarti dia sudah merencanakan sesuatu yang lebih menarik dari hanya sekedar main-main saja.

“Dasar manusia bodoh! Dengan mudahnya dia terjebak di dalam permainan manusia setengah iblis,” ujar Lucifer yang di tunjukan kepada Jayden dan teman-temannya.

“Dan Luzark, dia manusia pertama yang bisa menguasai kekuatan iblis tingkat tinggi setelah melakukan perjanjian denganku. Keserakahannya membuat dia semakin hari menjadi semakin kuat,” lanjut Lucifer yang menilai tentang Luzark.

Luzark adalah nama pemberian dari Lucifer setelah melakukan perjanjian darah dengannya. Luzark awalnya hanyalah manusia biasa, tapi setelah melakukan perjanjian dengan Lucifer dia menjadi manusia setengah iblis yang memiliki sebagian kekuatan dan juga sifat Lucifer.

Sehingga selalu menganggap dirinya yang terbaik dari manusia lainnya, jika ada manusia yang membuatnya tidak senang maka dia akan membunuhnya dengan sangat keji.

Sedangkan Lucas dan Lunar termasuk ke dalam golongan kaum iblis yang menjadi andalan Lucifer.

Sebab didalam kaum iblis mereka di jadikan sebagai jenderal atau pemimpin pasukan tentara iblis yang terkuat daripada yang lainnya.

...****************...

Keesokan harinya, Kaison dan Ansel sudah bangun dari tidurnya terlebih dahulu. Kini mereka sedang menunggu Jayden untuk bangun dari alam mimpinya.

Karena mereka sudah menunggu cukup lama, tapi Jayden sepertinya tidak akan bangun juga. Akhirnya Kaison dan Ansel memukul wajah Jayden dengan bantal, tentu saja cara itu berhasil membangunkan Jayden dari alam mimpinya.

“Hay, … Bangun tukang tidur!” seru Ansel dan Kaison sembari terus memukul wajah Jayden yang masih tertidur lelap.

“Yahhh, … Apa ‘sih yang kalian lakukan! Mengganggu tidurku saja!” teriak Jayden kesal, dia memang masih sangat mengantuk.

“Bagaimana? Apakah kau bertemu dengan sang pembunuh dalam mimpimu semalam?” tanya Kaison yang terlihat sangat tidak sabar untuk mendengar jawaban dari Jayden.

“Apa lagi yang dia katakan padamu?” tanya Ansel juga yang sudah merasa sangat penasaran.

“Dia tidak muncul sama sekali,” jawab Jayden dengan malas karena memang masih sangat mengantuk.

“Hmmmm, … Sesuai dugaanku,” ujar Ansel yang terlihat kecewa saat mendengar jawaban dari Jayden. Begitu juga dengan Kaison yang terdengar menghela nafasnya.

Meskipun mereka merasa kecewa, tapi mereka masih mempunyai harapan lain untuk tetap melanjutkan penyelidikan dengan memanfaatkan pesan berdarah dari sang pembunuh yang di tinggalkan untuk Jayden.

Kaison dan Ansel memberitahu kepada Jayden dari hasil kesimpulan yang mereka dapatkan saat memecahkan isi pesan berdarah itu.

“Sudahlah, lebih baik kita bersiap untuk pergi ke kampus sekarang,” ujar Kaison yang tidak ingin terlalu memikirkannya.

“Ayolah, aku juga sudah lapar dari semalam,” sahut Jayden sembari mengelus perutnya dan beberapa kali menguap.

“Ouh, … Kalian santai sekali,” ujar Ansel yang tidak habis pikir dengan kelakuan kedua sahabatnya.

“Jangan terlalu di pikirkan, bahkan kalau waktu bisa di putar kembali aku tidak mau terlibat dengan masalah serumit ini,” ujar Jayden.

Karena merasa penyelidikan mereka sedang menemui jalan buntu tentang kasus pembunuhan nona Liona, mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk pergi kuliah saja hari ini daripada terus memikirkan jalan keluarnya.

Siapa tahu saat berada di kampus ide cemerlang muncul di kepala mereka atau bisa saja mendapat petunjuk lain saat berada di kampus.

“Wahhh, … Inilah suasana yang aku rindukan selama beberapa hari mengurung diri di kamar,” ujar Jayden yang merindukan kehidupan damainya yang dulu.

“Aku malah bosan dengan semua kegiatan kampus ini,” sahut Kaison yang tidak bisa mendekati cewe-cewe cantik di kampusnya, karena adanya gossip tentang dirinya dan Ansel.

“Ayo, kita masuk kelas saja! sebentar lagi mata kuliahnya akan di mulai,” ujar Ansel sembari menyeret kedua sahabatnya.

Mata kuliah mereka hari itu sangatlah membosankan, sehingga membuat Jayden mengantuk dan akhirnya tertidur selama jam pelajaran itu berlangsung. Dalam tidurnya, Jayden mulai memasuki alam mimpinya yang sepertinya tidak asing.

Awalnya semua memang terlihat sangat gelap di mimpi Jayden. Akan tetapi, Jayden tidak menyerah begitu saja dan mulai memusatkan perhatiannya pada satu titik dengan mempercayai insting ataupun kata hatinya. Kata hati seseorang memang tidak pernah salah, dia pun perlahan mulai menemukannya.

^^^Bersambung, ....^^^

...Hay, kakak semua!!!🤗🤗🤗...

...Kalau tidak ada halangan apapun, novel ini akan update setiap hari....

...Maka dari itu, mohon dukungannya ‘yah!🙏🙏🥰🥰...

...Jangan lupa tinggalkan like, Coment, Vote dan kasih bintang 5 juga ‘yah! Biar novelnya semakin bersinar!🌟🌟🌟👌🥰🥰🥰...

...Novel ini hanya ada dan akan update di Aplikasi Noveltoon atau Mangatoon saja. Bila terdapat ditempat lain berarti itu semua merupakan plagiat....

...Jadi, mohon terus dukung novel orisinilku ‘yah dan segera laporkan jika ada plagiat novel ini!🙏🙏😓...

...Dan jangan lupa berikan cinta dan tips untuk Author kesayangan kalian ini ‘yah!...

...Agar tidak ketinggalan kisah serunya. Tambahkan novel ini ke rak novel favorit kalian ‘yah!...

...Terima kasih, All! 🙏🙏🙏😘😘😘...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***