Arisan sosialita

Kejadian hari imi membuat mood ku sangat berantakan.

Aku memutuskan untuk ke taman kota dulu sebelum pulang.

Di sana sedang ada anak skateboard yang sedang bermain.

Aku berkenalan dengan beberapa orang dan mengobrol.

Ternyata mengobrol dengan orang selain dengan teman temanku di sekolah adalah hal yang menyenangkan.

Kami bisa membahas apapun tanpa ada pandangan segan atau mengejek seperti yang sedang aku rasakan.

Di sanalah aku ketemu dengan Alrik, di tongkrongan anak skateboard Alrik salah satu yang di tua kan.

Bahkan aku yang baru sekedar nongkrong sebentar pun mendapatkan traktiran pizza yang ia bawa.

" Makan bro, hilangkan dulu masalah masalah lo sejenak " Alrik menyodorkan minuman soda ke arahku.

Mungkin karena wajahku terlihat kusut Alrik berbicara seperti itu, karena sepanjang kami mengobrol aku tidak cerita mengenai masalahku.

Aku mencoba untuk main skateboard dan jatuh berkali kali, sepertinya aku tidak bakat. Dan akhirnya aku hanya duduk dan menjadi penonton saja bersama dengan Alrik.

Karena banyak mengobrol dan Alrik adalah orang yang enak sekali di ajak ngobrol. Pembawaannya santai sekali, menangapi semua masalah yang aku ceritakan dengan santai.

" Terus orang tua lo kerja apa untuk nutupin itu semua? " Alrik bertanya sambil meneguk minuman bersoda.

" Sementara ini ikut temen papa di restoran, jadi marketing. Tapi ya lo tau sendiri marketing kan gajinya standard, mana mungkin bisa cepet lunas hutangnya yang banyak itu "

" Kenapa lo ga bantu kerja sampingan? "

" Gue ijazah aja belum punya, mau kerja apa. Lagi kalo gajinya standard juga akan lama juga buat lunas hutangnya "

" Emang cicilan bokap lo sebulan berapa? Ya mungkin puluhan juta "

" Lo bisa dapet uang segitu bahkan lebih kalo kerja kaya gue "

" Emang lo kerja apa "

" Besok gue ceritain detailnya, ketemu sama gue besok jam segini yaa. Jangan pake baju sekolah, lo bawa baju biasa oke "

Pertemuan aku dengan Alrik seperti mendapatkan secercah harapan.

Dari kehancuran yang sedang aku alami, aku seperti mendapatkan harapan baru.

Pulang ke rumah aku langsung mempersiapkan baju terbaikku untuk bertemu Alrik besok.

Pulang sekolah aku langsung bergegas menuju taman kota, Alrik sudah menungguku di sana.

Kami lanjut menuju tempat yang Alrik maksud dengan mobilnya yang mewah. Aku tidak menyangka Alrik yang santai ini mempunyai mobil mercedes keluaran terbaru.

Makin semangat rasanya mau memulai kerja di tempat kerja Alrik.

Sesampainya di tempat, ternyata Alrik membawaku ke tempat Gym. Walaupun aku heran tapi tetap aku ikuti.

Di dalam sana teman teman Alrik sudah berkumpul. Ada sekitar 10 orang laki laki berbadan bagus dan berwajah ganteng berkumpul di sana.

Alrik pun mengenalkan aku kepada mereka. Dan menjelaskan pekerjaan yang ia maksud dengan pendapatan yang sangat banyak setiap bulannya itu.

Ya, pekerjaan menjadi Gigolo atau penghibur wanita. Sebelumnya aku sudah mengetahui ada pekerjaan seperti itu, tapi tidak menyangka pekerjaan yang Alrik maksud adalah menjadi gigolo.

Alrik menjelaskan komunitas mereka ini bukan komunitas sembarangan.

Mereka mengecek kesehatan setiap bulan, semua tamu berasal dari kalangan elit, kami di wajibkan untuk menjaga dan membentuk badan dengan gym, wajib menggunakan pelindung di saat bekerja, tidak memakai nama asli bahkan kami harus ke klinik kecantikan agar wajah kami selalu terawat.

Kebetulan aku sudah memenuhi aspek badan bagus dan muka terawat karena kebiasaan ku dulu yang suka gym setiap hari.

Pembagian hasil pun 80% untuk kami dan 20% untuk komunitas. Uang komunitas di gunakan untuk kami jika mau medical checkup atau jika salah salah satu dai kami sedang kesulitan.

" Jadi hari ini gue anter lo medical checkup dulu, dan lo bisa kerja 3 hari lagi. Kebetulan 3 hari lagi kita ada customer besar "

Aku hanya mengikuti yang Alrik katakan, karena di benakku hanya bagaimana mendapatkan uang yang banyak agar kehidupan keluarga ku baik kembali.

Hasil medical checkup aku pun baik, ya walaupun aku nakal kepada wanita, tapi aku selalu memakai pengaman jadi kebersihan dan keamanan aku terjaga.

" Gue udah kirim beberapa video kita kalo lagi kerja, lo pelajari semua ya. Jangan lupa pakai headset " Alrik pun tertawa di akhir kalimatnya.

Setelah itu Alrik mengantarku pulang. Ketika pulang mama sedang duduk di luar. Melamun memandang jalan.

Dari kami semua, mamalah yang paling terpukul dengan keadaan kami sekarang.

Di 2 minggu pertama mama tidak berhenti menangis, setelah 2 minggu mama sering melamun seperti ini.

Kondisi mama yang memantapkan hatiku untuk menjadi gigolo. Aku ingin melihat senyum mama kembali dan membawa mama ke tempat yang lebih layak.

Aku menghampiri mama dan menceritakan bahwa aku mendapat pekerjaan sebagai agen asuransi.

Mama terlihat sangat senang sampai sampai meneteskan air mata.

" Mama sabar ya, Alfred akan mencari rumah yang lebih layak untuk kita tempati ma. Nanti kita akan punya mobil lagi. Mama bisa mulai kumpul lagi sama teman teman mama "

Mama mengangguk dan memelukku erat. Pelukan mama memberikan aku kekuatan, inilah saatnya aku membalas semua kebaikan mama papa kepadaku.

Setelah sampai kamar, aku memasang earphone dan memutar video yang Alrik kirimkan.

Jumlahnya ada 5 video. Ada video yang hanya 1 tamu dan ada yang group dengan beberapa tamu dan beberapa gigolo.

Aku mempelajari semua bentuk jasa yang kami sediakan, bagaimana kami melayani tamu dan bagaimana membuat tamu senang.

Untungnya aku memang laki laki yang suka berhubungan fisik dengan pacar dan cukup jago di ranjang, jadi aku cukup yakin bisa mengikuti semua ritme pekerjaan ini.

Hari yang dinanti pun tiba. Sepulang sekolah Alrik menjemput ku. Beberapa teman yang melihat aku di jemput dengan mercedes mulai bergosip.

Kami pergi ke tempat Gym dulu, melakukan briefing. Hari ini ada 5 gigolo yang di sewa untuk arisan hari ini.

Arisan yang di gelar private dengan hanya beberapa member.

Alrik sudah menyiapkan seragam. Dari mulai seragam formil sampai seragam pada saat beratraksi, bahkan di siapkan topeng juga.

" Oke jadi tanamkan dalam pikiran, kita kerja dan hanya harus memuaskan tamu. Jangan membuat keributan, jangan memancing marah tamu, kita harus jaga semuanya berjalan kondusif ya " Alrik memimpin briefing dengan pakaian jas lengkap.

Alrik yang sudah berganti mobil dengan Alphard hitam membawa kami ke rumah mewah berlantai 3.

Di sana kami di sambut oleh seseorang dan di antar ke sebuah ruangan di lantai 3 dengan menggunakan lift.

Terlihat si empunya rumah adalah orang kaya, bahkan lebih kaya dari aku dulu.

Rumahnya bergaya eropa bahkan memiliki mini lobby di lantai 1.

Ketika pintu ruangan terbuka, sudah menunggu 10 orang tante tante yang berumur kisaran 40 sampai 50 tahun.

Terpopuler

Comments

Raudatul zahra

Raudatul zahra

lanjuuuuttt dulu ~

2023-09-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!