Perlahan Ayla membuka matanya. Dia terus mengucek mata untuk menetralkan cahaya yang masuk ke dalam pupil matanya. Namun, saat dia sudah benar-benar sadar, Ayla sangat terkejut ketika menyadari kalau dia berada di kamar yang tidak dikenalinya.
"Hahh! Aku dimana? Ini kamar siapa? Apa aku masuk ke dalam cerita film? Astaga! Apa aku sedang bermimpi sedang syuting bersama dengan Jungkok? Ya ampun, ya ampun. Apa yang harus aku lakukan kalau bertemu dengan dia. Yang pasti aku harus mandi dulu. Tidak mungkin, bertemu dengan dia dalam keadaan berantakan seperti ini."
Ayla langsung berlari menuju ke kamar mandi. Dia tidak tahu kalau di dalam sana, ada seorang pemuda tampan yang sedang membersihkan dirinya. Hingga saat Ayla sudah berada di dalam kamar mandi, barulah dia menjerit histeris.
"Aaaaa ...!!!" pekik Ayla dan Elgar bersamaan.
"Mama ... Ada cacing gede!!!" teriak Ayla seraya berbalik badan dan lari terbirit-birit ke luar kamar mandi.
"Apa katanya? Cacing? Gila tuh bocil, gede gini dibilang cacing. Awas saja kamu, akan aku kasih pelajaran!"
Elgar segera memakai pakaian bagian intinya. Dia kemudian menutup tubuh atletisnya dengan jubah mandi. Saat keluar kamar mandi, terlihat Ayla sedang mencoba membuka pintu kamar. Namun, sayangnya pintu itu seakan enggan untuk terbuka sedikit pun.
"Mau kemana kamu, Bocil?" tanya Elgar seraya mendekat pada gadis itu.
"Om, Om siapa? Bukankah aku mau ketemu artis negeri Ginseng? Kenapa aku ketemu dengan Om? Apa Om itu seorang pedopil?"
Ayla menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Dia takut kalau laki-laki di depannya akan melakukan hal menjijikkan kepadanya.
"Apa kamu bilang? Mulut tuh asal cuap-cuap terus. Aku pemilik rumah ini!"
Elgar terus mendekat dan semakin mendekat, membuat tubuh gadis di depannya jadi bergetar ketakutan. Sementara Elgar hanya tersenyum miring melihat gadis itu ketakutan.
Grep!
Elgar mencengkeram rahang Ayla dengan satu tangannya mengunci pergerakan gadis itu. Laki-laki itu merasa geram, dengan apa yang Ayla katakan padanya.
"Apa kamu bilang? Cacing? Pedopil? Coba kamu lihat wajahku dengan jelas! Apa laki-laki tampan seperti aku pantas menyandang dua kata itu?"
"I-iya maaf, Om! To-long lepas-kan aku, Om!" pinta Ayla dengan suara yang terbata ketakutan.
Dia yang selalu dimanja oleh keluarganya, jelas merasa sangat kaget dan takut dalam situasi seperti ini. Ini pertama kalinya bagi Ayla mendapatkan kekerasan dari orang lain.
"Baiklah, aku maafkan! Tapi dengan satu syarat, kamu harus menciumku." Elgar melepaskan cengkraman tangannya pada Ayla.
Apa? Mencium dia, setan tampan itu harus aku cium? Bagaimana kalau nanti aku jadi berubah seperti dia? Menjadi setan cantik. Ditambah lagi aku hamil anak dia seperti film twilight. Gara-gara ciuman Bella jadi hamil anak vampir. Tidak mau! Aku harus melawannya, batin Ayla.
Ayla tersenyum seraya mengumpulkan keberaniannya. Secepat yang dia bisa, dia mengayunkan tangannya dan akan menampar pipi Elgar. Namun, tangan Elgar lebih cepat menangkap dan menghempaskan tangan Ayla dengan kuat.
"Berani sekali kamu, Bocil! Apa kamu ingin aku cium, hah?!"
"Jangan harap, Om! Aku tidak mau hamil, kata Mama kalau ciuman nanti akan hamil."
Grep!
Elgar langsung menangkap tangan kecil itu, saat Ayla akan menampar kembali pipi laki-laki dewasa di depannya. Dia mendekatkan kembali tubuhnya pada Ayla. Membuat gadis itu kembali terpojok ke daun pintu.
"Kamu berani menamparku, hah? Apa kamu sudah siap dengan konsekwensinya?"
"Tidak, Om!" Air mata Ayla mengalir deras dari pelupuk matanya. Dia benar-benar merasa ketakutan melihat sorot mata Elgar yang tajam. Seolah-olah ingin mencabik-cabik dirinya.
Elgar hanya diam, menyusuri wajah cantik yang ketakutan olehnya. Namun, saat netranya menangkap bibir tipis yang sedang digigit dan dilipat ke dalam oleh pemiliknya, ada sesuatu yang mendorongnya untuk segera mencicipi bibir ranum itu.
Sial! Bibirnya memintaku untuk mencicipinya. Kenapa dia takut hamil saat aku minta mencium aku. Padahal aku hanya minta cium pipi bukan bibir. Tapi sepertinya tidak buruk juga kalau aku mencoba mencium bibirnya. Eits! Tapi nanti dulu, dia baru bangun tidur. Sudah pasti bau jigong, batin Elgar.
Laki-laki itu mulai merencanakan sesuatu, dia langsung menggendong Ayla seperti karung beras dan membawanya ke kamar mandi. Jelas saja, Ayla memberontak meminta untuk diturunkan.
"Om, lepasin aku, Om! Aku minta maaf, Om. Tapi jangan membunuhku! Aku belum pernah ngerasain pacaran. Belum pernah nikah, belum pernah ciuman. Aku masih kecil Om! Hari ini aku baru tujuh belas tahun."
Terus saja Ayla bicara tidak karuan seraya memukuli punggung Elgar. Namun, sedikitpun laki-laki itu tidak merasakan kesakitan. Saat sudah di kamar mandi, barulah Elgar melemparkan Ayla ke dalam bathtub yang penuh terisi air.
Byur!
Terdengar begitu nyaring suara benda yang jatuh ke dalam air dengan cukup keras. Ayla meringis kesakitan, saat bokongnya lebih dulu mendarat di dasar bathtub.
"Bersihkan dirimu! Aku tunggu di sini sampai kamu selesai mandi. Cepat bersihkan tubuhmu! Jangan menangis seperti itu kalau tidak ingin aku kerjai kamu di sini," suruh Elgar dengan suara keras.
"I-iya, Om! Tapi Om jangan melihat ke sini. Aku-aku mau buka baju."
Elgar hanya mengikuti apa yang gadis itu minta. Karena sesungguhnya dia pun takut khilaf saat melihat tubuh gadis yang masih tersegel itu. Meskipun dia sudah sering melihat tubuh wanita cantik yang menjadi teman kencannya.
Akan tetapi, Elgar selalu merasa jijik saat mereka akan menyerahkan tubuhnya. Karena dia hanya suka bermain-main saja. Menyentuh sequisy kembar atau bagian lainnya. Tanpa ada niat untuk bercocok tanam di ladang mereka.
Setelah memastikan Ayla mandi dengan benar, Elgar pun keluar dari kamar mandi. Dia mengambil jubah mandi yang ada di lemari baju. Saat sudah mendapatkannya, dia pun kembali masuk ke dalam kamar mandi.
Terlihat Ayla yang sedang membilas tubuhnya di bawah guyuran air shower. Jelas saja, hal itu sukses membuat mata Elgar melotot sempurna. Bagaimana tidak, semua bagian tubuh Ayla terlihat pas dan sempurna di matanya.
Ayla yang baru menyadari kehadiran Elgar, lagi-lagi menjerit kaget. "Aaaa ... Om jangan mengintip aku!"
"Aku sudah melihat semuanya. Pakailah! Agar kamu tidak kedinginan. Aku akan mencari baju yang pas untukmu."
Elgar melemparkan jubah mandi pada Ayla. Dia langsung berbalik dan pergi dari kamarnya. Sungguh, Elgar tidak bisa membohongi dirinya, kalau dia tiba-tiba saja menginginkan tubuh gadis yang tadi dilihatnya.
"Sial! Aku harus menidurkannya. Sebaiknya aku ke kamar papa dan menumpang kamar mandi di sana," gerutu Elgar seraya berjalan tergesa-gesa.
Sementara Ayla langsung memakai jubah mandi yang Elgar berikan. Dia pun segera menuju ke tempat tidur dan duduk di tepinya. Ayla termenung sendiri, mencari cara agar bisa keluar dari tempat yang terlihat indah, tetapi sangat mengerikan baginya.
Mama, Papa, tolong aku! Om jahat itu mengurung aku di sini. Mama, Papa, Aku ingin pulang!
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Rita
mata Ayla da ga polos lg gr2 cacing besar Elgar jg bkln kebayang terus 😂😂😂
2023-02-03
2
Rita
bingung mo comment apa pov nya napa pd absurd ya jungkook lah twilight lah hadeuh ini lg Elgar cr penyakit sndri da tau lg mndi mlh nyelonong ae
2023-02-03
1
Ana_Mar
dasar elgar...uda tahu mandi malah masuk hmmm...cari kesempatan ya?
2023-02-02
1