Dimas naik ojek yang tukang ojeknya adalah tetangga di tempatnya mengontrak. Pria tampan itu baru saja dari rumah sakit menjenguk tetangga nya yang seorang nenek-nenek. Wanita tua itu terkena diare, hingga akhirnya harus dirawat di rumah sakit karena kekurangan cairan dan tubuhnya sangat lemah. Ketika akan turun hujan, nenek itu selalu mengangkat jemuran Dimas dan Toyib saat keduanya tidak ada di rumah. Karena itu, saat mengetahui nenek itu masuk rumah sakit, Dimas pun menjenguknya.
Angin bertiup kencang dan tiba-tiba langit menjadi gelap. Titik-titik air pun mulai berjatuhan. Semakin lama semakin banyak.
"Wah, hujan Dim. Gimana, nih? Mau berteduh apa terobos saja?"tanya tukang ojek yang usianya lebih tua dari Dimas.
Baru saja Dimas ingin menjawab, namun tiba-tiba motor yang mereka naiki mesinnya mati. Dan hujan akhirnya turun dengan deras.
"Wah, benar-benar ini motor! Nggak tau situasi,"gerutu tukang ojek itu.
"Kenapa, bang?"tanya Dimas yang menyadari motor tukang ojek itu bermasalah.
"Nggak tahu ini,"sahut tukang ojek itu berusaha men-starter motornya, tapi tidak mau hidup juga,"Kita berteduh dulu di sana!"ajak tukang ojek itu menunjuk ke arah toko bangunan yang sudah tutup.
Keduanya pun berteduh di depan toko itu. Tukang ojek itu pun mencoba meng- engkol motor nya. Tapi beberapa kali di engkol motor itu tetap tidak mau hidup juga.
"Nggak mau hidup juga, ya, bang?"tanya Dimas yang bajunya sudah basah kuyup. Demikian juga baju tukang ojek itu.
"Iya, nih! Aku balik ke bengkel yang kita lewati tadi, ya, Dim? Nanti kalau motornya sudah bagus, aku jemput kamu di sini,"ujar tukang ojek itu.
"Yakin mau ke bengkel yang kita lewati tadi? Lumayan jauh, loh,"ujar Dimas mengingatkan.
"Ya gimana? Besok Abang harus ngojek lagi. Kalau nggak ngojek, nggak makan anak dan istri Abang. Cuma di bengkel itu yang servis nya memuaskan. Abang nggak percaya sama bengkel yang lain. Kamu tunggu saja di sini,"ujar tukang ojek itu.
"Baiklah, kalau begitu aku tunggu disini. Tapi kalau hujannya sudah reda dan Abang belum jemput aku, aku bakal pulang jalan kaki aja bang,"ujar Dimas yang tahu di daerah itu, jika malam memang tidak ada kendaraan umum yang lewat.
"Terserah kamu. Tapi kalau motornya sudah bagus, Abang pasti jemput kamu. Ya sudah, Abang ke bengkel dulu,"ujar tukang ojek itu bersiap mendorong motornya.
"Iya, bang,"sahut Dimas.
"Maaf! Karena motor Abang mogok, kamu jadi terdampar di sini,"ucap tukang ojek itu sambil mendorong motornya di tengah lebatnya hujan serta kilat dan petir yang menyambar nyambar.
Dimas menghela napas panjang. Menatap lebatnya hujan yang diiringi kilat dan petir yang menyambar nyambar saling bersahutan. Tubuh Dimas pun semakin kedinginan karena pakaian nya yang sudah basah. Sudah hampir setengah jam menunggu tapi tukang ojek tadi belum juga kembali. Hujan pun belum ada tanda-tanda akan berhenti.
"Mending aku jalan kaki sajalah! Hujan ini seperti bakalan lama. Aku tidak mau mati kedinginan di sini,"gumam Dimas kemudian mulai berjalan kaki menuju rumah kontrakan nya.
Dimas terus melangkah di tengah lebatnya hujan dan kilat serta petir yang bersahutan memekakkan telinga.
Setelah lumayan lama berjalan, dari kejauhan Dimas melihat sosok yang sepertinya seorang wanita dikejar oleh tiga orang pria. Sosok wanita itu nampak memasuki gerbang kampung tempat Dimas mengontrak. Melihat hal itu, Dimas pun berlari mengejar keempat orang itu. Hingga ketika Dimas masuk ke gerbang kampung, Dimas melihat seorang gadis yang nampak tidak berdaya dikelilingi tiga orang pria. Dimas membungkuk memegang lututnya untuk mengatur napasnya.
"Jangan dekati aku! Pergi! Tolong! Tolong!"teriak wanita yang tidak lain adalah Ayana. Sedangkan Dimas masih mengatur napasnya setelah berlari barusan.
"Tidak akan ada yang bisa mendengar teriakkan mu!"
"Tidak ada yang akan menolong mu!"
"Malam ini kami akan mengajakmu bersenang-senang,"ucap ketiga pria itu bergantian.
"Dia pingsan. Kita bawa ke markas kita,"ucap salah seorang dari ketiga pria itu.
"Kita tidak akan kedinginan malam ini. Kita akan bersenang-senang,"ucap seorang pria tertawa lebar.
"Biar aku yang menggendong dia,"ujar yang lainnya.
Dimas bergegas menghampiri ke tiga pria yang semakin mendekati wanita yang tidak dikenali Dimas. Hujan yang lebat dan lampu yang tidak terlalu terang, serta wajah wanita itu yang tertutup rambut membuat Dimas tidak bisa melihat wajah wanita itu.
"Bugh"Dimas langsung menendang seorang pria yang berjongkok bersiap-siap akan menggendong tubuh wanita itu. Pria yang ditendang Dimas itu pun tersungkur di dekat wanita yang akan digendongnya.
"Akkh!"pekik pria itu karena kepalanya membentur aspal cukup kuat akibat tendangan Dimas.
"Kurang ajar!"geram pria yang terkena tendangan itu segera bangun. Menatap tajam pria yang baru saja menendang dirinya.
"Siapa kamu? Jangan ikut campur dengan urusan kami!"sergah temannya.
Tanpa bicara apapun Dimas langsung menyerang salah satu dari tiga orang pria itu. Dan dua orang pria lainnya pun ikut membantu menyerang Dimas.
Perkelahian pun tidak terelakkan. Posisi mereka berada di gerbang sebuah kampung. Dalam keadaan hujan deras dan kilat serta petir yang menyambar nyambar pun membuat tempat itu sepi tidak ada yang melewati. Semua orang lebih memilih berdiam diri di dalam rumah dan tidur. Sehingga tidak ada yang mendengar suara perkelahian ke empat pria itu ataupun mendengar teriakan Ayana tadi.
Keempat pria itu terus berkelahi. Menendang, meninju, dan menyiku. Jatuh karena tendangan dan pukulan tapi bangun lagi. dan kembali berkelahi lagi. Hingga akhirnya tiga orang yang mengejar Ayana tadi satu persatu tumbang di hajar Dimas. Karena lebatnya hujan dan lampu penerangan yang tidak terlalu terang, ketiga pria yang sudah terkapar di jalan itu pun tidak bisa melihat dengan jelas siapa pria yang menghajar mereka. Apalagi wajah pria yang menghajar mereka itu tertutup rambut yang basah karena hujan.
"Pergi dari sini! Jika tidak mau pergi, aku akan mematahkan tangan dan kaki kalian bertiga!"bentak Dimas, membuat ke tiga pria yang mengejar Ayana tadi bergegas bangkit.
Tanpa mau melawan lagi, ketiga pria itu pergi. Meninggalkan gadis yang mereka kejar-kejar tadi. Hancur sudah khayalan mereka yang akan bersenang-senang malam ini. Berakhir dengan babak belur kedinginan di tengah derasnya hujan
Dimas menatap tiga pria yang lari terbirit-birit itu keluar dari gerbang kampung. Pandangan Dimas kemudian tertuju pada wanita yang tergeletak di jalan itu. Dimas mengangkat tubuh Ayana dan menggendongnya menuju kontrakan nya yang ada di kampung itu.
Suasana kampung terlihat sunyi seperti tidak berpenghuni. Semua pintu rumah warga pun tertutup rapat. Tidak satupun warga yang berada di luar rumah. Sehingga dengan tenang Dimas bisa membawa Ayana pulang ke rumah kontrakan nya.
Dimas menggendong Ayana masuk ke dalam kamar nya. Membaringkan Ayana di atas ranjang yang tidak terlalu lebar.
"Siapa wanita ini?"gumam Dimas penasaran.
Perlahan Dimas duduk di tepi ranjang dan menyingkirkan rambut yang menutupi wajah wanita yang sudah ditolongnya itu.
"Gadis tengil,"gumam Dimas merasa terkejut saat melihat wajah wanita yang ditolongnya.
"Apa yang terjadi padanya? Kenapa dia sampai ke kampung ini dan di kejar-kejar tiga pria tadi,"gumam Dimas.
"Sekarang aku harus bagaimana? Baju dan rambutnya basah kuyup. Jika aku membiarkan dia dalam keadaan seperti ini, aku takut dia akan sakit,"gumam Dimas yang bingung harus bagaimana.
Jika meminta tolong pada tetangga, Dimas bingung harus mengatakan apa tentang Ayana. Apalagi saat ini malam sudah semakin larut. Semua orang mungkin sudah tidur.
Akhirnya Dimas menutup tubuh Ayana dengan selimut. Dimas melepaskan satu persatu pakaian Ayana yang tubuhnya tertutup selimut. Setelah itu Dimas memakaikan daster jualan nya pada Ayana. Namun tidak sedikitpun Dimas melihat tubuh Ayana. Walaupun tidak sengaja menyentuh beberapa bagian tubuh Ayana, karena Dimas mengganti pakaian Ayana dengan tubuh yang ditutupi selimut. Dimas juga berusaha mengeringkan rambut Ayana.
...🌸❤️🌸...
.
.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ
Alhamdulillah... Akhirnya Dewa penyelamatnya datang.. untung Dimas yg nolong... Aman Ayana.. terima kasih Dimas. 🤗💖💖💖
2023-10-04
2
Waris panca Kumala
anak baik selamanya baik
2023-07-26
1
yesi yuniar
dimas nggak lihat lho... hanya diraba 😊
2023-02-14
5