12. Aneh

Hari sudah sore. Suara motor bebek terdengar memasuki pekarangan rumah. Pak Parman turun dari motor tuanya yang masih terawat seraya menenteng kantong plastik berwarna hitam.

"Assalamu'alaikum! Bapak pulang!"ucap Pak Parman seperti biasanya dengan senyum di bibirnya. Pulang ke rumah dan bertemu anak istri membuat rasa lelah Pak Parman hilang.

"Wa'alaikumus salam,"sahut tiga orang perempuan dari dalam rumah.Bu Lastri keluar dari dapur, sedangkan Wulan dan Ayana keluar dari kamar.

Ketiganya langsung mencium punggung tangan Pak Parman bergantian. Hal yang tidak pernah dilakukan Ayana di rumah. Ayana tidak pernah tahu kapan kedua orang tuanya pergi dan pulang. Tidak seperti Pak Parman yang selalu mengucapkan salam saat pulang ke rumah dan selalu membawa makanan. Walaupun makanan yang dibawa pulang Pak Parman tidak mahal, tapi entah mengapa Ayana selalu penasaran dan senang saat Pak Parman membawa pulang sesuatu untuk mereka bertiga. Berbeda jauh dengan orang tuanya yang hanya mentransfer uang. Ini memang bukan masalah murah atau mahalnya makanan yang di bawa pulang oleh Pak Parman. Tapi masalah arti makanan yang di bawa Pak Parman. Walaupun makanan yang di bawa Pak Parman bukan dari supermarket apalagi dari restoran mewah, tapi dari setiap makan yang di bawakan Pak Parman itu memiliki arti perhatian dan kasih sayang yang tulus dari Pak Parman untuk mereka yang tidak pernah Ayana rasakan dari orang tuanya.

Duduk bersama Pak Parman, Bu Lastri dan Wulan sambil memakan makanan yang mungkin di beli Pak Parman di pinggir jalan dengan harga yang mungkin tidak seberapa bagi Ayana. Kemudian memakannya sambil berbincang ringan dan bersenda gurau bersama keluarga. Semua itu tidak pernah Ayana rasakan dalam keluarganya. Keluarganya terlalu sibuk mencari uang. Entah untuk apa kedua orang tuanya mati-matian mencari uang. Jika hanya untuk mencukupi kebutuhan hidup, Ayana merasa mereka sudah lebih dari berkecukupan. Lalu apakah tujuan kedua orang tuanya hidup hanya untuk mencari uang? Ayana juga tidak tahu.

"Bapak bawa apa?"tanya Wulan mengambil kantong plastik yang di bawa Pak Parman.

"Rambutan. Makan rambutannya jangan banyak-banyak, ya! Nanti bisa diare kalau makan terlalu banyak,"ujar Pak Parman memperingati seraya duduk di kursi ruang tamu bersama Bu Lastri, Wulan dan Ayana yang mulai memakan rambutan. Melepaskan rasa penatnya setelah seharian bekerja.

"Iya, Pak!"sahut ketiga perempuan itu bersamaan. Mulai memakan rambutan yang dibawakan Pak Parman.

"Loh, itu, kenapa siku Ayana biru?"tanya Pak Parman yang tidak sengaja melihat siku Ayana karena gadis itu hanya memakai baju lengan pendek dan celana sebatas lutut.

"Eh, masa iya? Kok ibu nggak tahu?"tanya Bu Lastri segera memeriksa siku Ayana.

"Kok, kamu nggak bilang kalau siku kamu memar, Ay?"tanya Wulan yang juga tidak tahu kalau siku Ayana memar.

"Cuma memar saja, kok. Ini karena aku jatuh di kelas tadi,"sahut Ayana yang selalu merasa terharu dengan perhatian yang diberikan oleh keluarga Wulan.

Dari sekian banyak rumah teman-temannya yang pernah Ayana jadikan tempat menginap, hanya di rumah Wulan inilah Ayana merasa betah, senang dan nyaman. Di rumah Wulan, Ayana merasa memiliki keluarga yang sesungguhnya. Saudara dan kedua orang tua yang selalu memperhatikan dan menyayangi dirinya. Tidak seperti dirumahnya yang mewah dan megah, tapi tidak pernah merasakan kehangatan keluarga. Sibuk dengan urusan masing-masing. Menganggap uang lebih penting.

"Kok bisa sampai jatuh?"tanya Bu Lastri seraya mengambil salep untuk memar dari laci, kemudian mengoleskannya pada siku Ayana.

"Ayana tadi ketiduran di kelas, Bu. Pas aku bangunin nggak bangun -bangun. Sekalinya bangun, malah kaget dan jatuh dari kursi. Mana ketimpa kursi dan jadi bahan tertawaan satu kelas lagi,"jelas Wulan menghela napas panjang mengingat insiden yang terjadi pada Ayana tadi pagi.

"Tuh, 'kan, Bu! Bapak bilang juga apa? Jangan masak nasi goreng untuk sarapan anak-anak. Salah satu anak gadis kita jadi korban nasi goreng ibu itu,"ujar Pak Parman menghela napas panjang.

"Maaf, Pak, Ay! Lain kali ibu nggak bakal bikin nasi goreng untuk sarapan kalau nggak pas hari libur,"ujar Bu Lastri merasa bersalah.

"Ibu tidak perlu minta maaf! Ini bukan salah ibu. Aku memang selalu ketiduran saat jam pelajaran biologi, tidak ada hubungan nya dengan sarapan nasi goreng buatan ibu,'sahut Ayana sambil menyengir.

"Benar, Pak, Bu. Ayana memang selalu ketiduran saat jam mata pelajaran biologi,"sahut Wulan membenarkan perkataan Ayana.

"Hah? Masa iya? Kok bisa?"tanya Pak Parman nampak tidak percaya.

"Aku juga nggak tau, Pak,"sahut Ayana menyengir bodoh seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dirinya juga penasaran, kenapa setiap jam pelajaran biologi dirinya selalu tertidur.

"Apa gurunya jelek?"tanya Bu Lastri yang penasaran dengan sosok guru biologi putri mereka. Bisa saja, 'kan, seorang murid malas mengikuti pelajaran karena gurunya jelek. Itulah yang ada di otak Bu Lastri.

"Jangan salah, Bu! Guru biologi kami itu orangnya ganteng, hidungnya mancung, kulitnya putih. Tingginya sekitar 167 centimeter. Tubuhnya proporsional. Orangnya juga ramah dan tidak pemarah,"jelas Wulan panjang lebar.

"Wah, sedap di pandang mata teryata. Tapi kenapa Ayana malah ketiduran saat dia mengajar? Apa caranya menerangkan materi pelajaran tidak enak, bertele-tele dan susah dimengerti?"tanya Bu Lastri lagi, masih penasaran dengan penyebab Ayana selalu tertidur di jam mata pelajaran biologi, sedangkan menurut Wulan, gurunya itu sedap di pandang mata.

"Nggak juga, Bu. Cara Pak Buang menjelaskan materi tidak bertele-tele, kok. Penjelasan nya juga mudah dimengerti,"sahut Wulan lagi.

"Eh, siapa nama guru biologi kalian?"tanya Pak Parman nampak tidak yakin dengan pendengarannya tadi.

"Pak Buang, Pak,"sahut Ayana dan Wulan bersamaan.

"Pak Buang? Apa namanya nggak salah?"tanya Pak Parman merasa aneh mendengar nama itu.

"Iya, masa ganteng-ganteng namanya Pak Buang? Aneh gitu di dengar telinga. Jangan-jangan, dulu waktu masih kecil pernah di buang,"asumsi Bu Lastri.

"Emang kayak gitu namanya, Pak, Bu. Dulu kami juga merasa aneh mendengar namanya. Tapi lama-kelamaan kami terbiasa mendengar nama itu,"sahut Wulan.

"Orangnya ganteng dan menyenangkan. Tapi namanya aneh? Masa iya, Ayana selalu tertidur di jam mata pelajaran biologi hanya karena nama gurunya aneh? Tidak mungkin, 'kan?"gumam Bu Lastri masih penasaran.

"Nggak, Bu. Bukan masalah nama. Aku juga nggak ngerti, kenapa setiap Pak Buang mengajar aku selalu mengantuk,"ujar Ayana yang juga merasa bingung dengan dirinya sendiri.

"Ya sudahlah! Tidak usah dipikirkan! Bapak mau mandi dulu. Badan bapak sudah terasa lengket, nih!"ujar Pak Parman seraya bangkit dari duduknya.

"Ya sudah, bapak mandi sana! Bapak sudah mencemari udara, ini. Bau asem!"tukas Bu Lastri.

"Bapak bau asem? Ya enggak lah, Bu! Nggak salah lagi maksudnya,"sahut Pak Parman kemudian terkekeh. Membuat Wulan dan Ayana membuang napas kasar.

"Bapak.. bapak!"ujar Bu Lastri menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Jangan banyak-banyak makan buah rambutan nya! Bapak nggak mau ada yang sakit di rumah ini!"ujar Pak Parman memperingati.

"Iya,"sahut Bu Lastri, Wulan dan Ayana kompak. Sedangkan Pak Parman bergegas menuju ke kamar mandi.

...🌸❤️🌸 ...

.

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Waris panca Kumala

Waris panca Kumala

Ini ga ada note knapah nama guru biologinya pak buang...sulit di mengerti soalnya jika tidak memiliki arti :v

2023-07-25

2

KOHAPU

KOHAPU

Aku berarti lebih tinggi dari pak buang. Jadi nggak ngerasa pendek 🤭

2023-02-11

4

yesi yuniar

yesi yuniar

ditempatku jg ada beberapa kok kak orang yg namanya buang 😊

2023-02-08

5

lihat semua
Episodes
1 1. Ukuran
2 2. Tidak Pernah Salah
3 3. Double Kill
4 4. Kualat
5 5. Kehangatan Keluarga
6 6. Melorot
7 7.Dilamar
8 8. Perhatian
9 9. Cemburu Sama Kamu?
10 10. Posisi
11 11. Tertidur
12 12. Aneh
13 13. Urusan Cinta
14 14. Keluarga
15 15. Pulang
16 16. Bening
17 17. Di Kejar
18 18. Putus Asa
19 19. Gadis Tengil
20 20. Demam
21 21. Adik
22 22. Gara-gara Gigitan
23 23. Nikahi
24 24. Jontor
25 25. Bidadari Jadi Memedi
26 26. Bahan Plastik
27 27. Hujan Yang Sama
28 28. Trauma
29 29. Dianggap Adik
30 30. Cekrek
31 31. Peduli Dan Perhatian
32 32. Posesif Atau Protektif ?
33 33. Tinggal Dengan Kakak
34 34. Bercanda
35 35. Tikus
36 36. Saling Menyalahkan
37 37. Mengerti Tidak?
38 38. Gawat!
39 39. Takut Khilaf?
40 40. Kegatelan
41 41. Lupa
42 42. Membawa Pulang
43 43. Anak Durhaka
44 44. Ancaman
45 45. Kehilangan
46 46. Gusar
47 47. Permintaan Aneh
48 48. Masih Ganteng Aku
49 49. Adik Ipar Kere
50 50. Mau Bagaimana Lagi?
51 51. Apanya Yang Dipaksa?
52 52. Tutorial
53 53. Guling Hidup
54 54. Apa Bedanya?
55 55. Cari Kerja
56 56. Siapa Bapaknya?
57 57. Menjemput
58 58. Apa Artinya?
59 59. Jika Apa?
60 60. Ayah Mertua
61 61. Geno Mengerti
62 62. Merajuk
63 63. Ingin Mencoba Lagi?
64 64. Bercak Merah
65 65. Tidak Menyesal
66 66. Enggan
67 67. Enggan Membahas
68 68. Terimalah
69 69. Ada Hubungan Apa?
70 70. Diapain?
71 71. Jalan-jalan
72 72. Lulusan Apa?
73 73. Hina Tapi Mulia
74 74. Cincin
75 75. Sudah Menikah
76 76. Kenapa? Cemburu?
77 77. So Sweet
78 78. Bukan Niatnya Yang Salah
79 79. Hati Yang Hancur
80 80. Ayana Berubah
81 81. Tidak Rela
82 82. Enggan Meninggalkan
83 83. Mengoreksi Informasi
84 84. Berlibur Bersama
85 85. Penasaran
86 86. Untuk Apa Bertahan?
87 87. Bantu aku!
88 88. Stempel Kepemilikan
89 89. Semakin Iri
90 90. Kontrakan Baru
91 91. Cari Siapa?
92 92. Drama
93 93. Tepatnya Cari Perhatian
94 94. Siapa Dimas?
95 95. Ngidam
96 96. Ingin Berduaan
97 97. Saringan
98 98. Tidak Salah Menilai
99 99. Gagal Lagi
100 100. Was-was
101 101. Buru-buru
102 102. Alasan
103 103. Menjelek-jelekkan
104 104. Mau Lihat?
105 105. Teman Lama
106 106. Semakin Curiga
107 107. Sudah Gol
108 108. Harta Dan Cinta
109 109. Najis
110 110. Menemukan Ide
111 111. Licik
112 112. Dia Lagi
113 113. Di Bawah Pohon Jambu
114 114. Masa Depan
115 115. Menjemput
116 116. Terkapar
117 117. Awasi Dia!
118 118. Video Viral
119 119. Sahabat
120 120. Asal Bahagia
121 121. Takut Kehilangan
122 122. Sakit Apa?
123 123. Tamu
124 124. Kita Lihat!
125 125. Penasaran Tidak Terjawab
126 126. Makna Tersirat
127 127. Siapa?
128 128. Hasil Penyelidikan
129 129. Please!
130 130. Mengekspresikan Kebahagiaan
131 131. Like Father, Like Son
132 132. Meminta Maaf
133 133. Jangan Menyesal!
134 134. Nggak Tentu
135 135. Apa Maksud Kamu?
136 136. Di Pojokkan
137 137. Babak Lanjutan
138 138. Kedap Suara
139 139. Kekanak-kanakan
140 140. Pudar
141 141. Rencana
142 142. Tanpa Melukai
143 143. Mau Apa Kalian?
144 144. Se-ka-rang!
145 145. Apa Tujuannya?
146 146. Penasaran
147 147. Hukuman
148 148. Orang-orang Misterius
149 149. Katakan Saja!
150 150. Ingin Melihat Akting
151 151. Pantas
152 152. Sebentar?
153 153. Seharusnya Mengerti
154 154. Berpura-pura
155 155. Muak
156 156. Nekat
157 157. Pernyataan
158 158. Kemungkinan
159 159. Gemas
160 160. Respon Positif
161 161. Investigasi
162 162. Minder
163 163. RSSSS
164 164. Yakin
165 165. Apa Rencana Kamu?
166 166. Meminta Bantuan
167 167. Kejutan
168 168. Tidak Menyangka
169 169. Keputusan Wulan
170 170. Tidak Sesuai Ekspektasi
171 171. Sabar!
172 118. Ngedate
173 173. Berteduh
174 174. Terganggu
175 175. Dusta
176 176. Siapa Yang Di Maksud?
177 177. Rencana Liburan
178 178. Melanjutkan Pendidikan
179 179. Harta Bukan Segalanya
180 180. Meledak
181 181. Kemungkinan
182 182. Rasa Bersalah
183 183. Menyesal
184 184. Pulang Kampung
185 185. Menawarkan Tempat Tinggal
186 186. Terharu
187 187. Belajar
188 188. Kecuali Kalau Khilaf
189 189. Please!
190 190. Marah?
191 191. Break
192 192. Motor Cash, Nyicil Ciuman
193 193. Maba
194 194. Apa Alasannya?
195 195. Saksi Kunci?
196 196. Lebih Baik Tidak Tahu
197 197. Mau Memutuskan
198 198. Sengaja
199 199. Tidak Sesuai Skenario
200 200. Cukup!
201 201. Mengalah
202 202. Kamu Cemburu?
203 203. Memohon Maaf
204 204. Pasrah
205 205. Tiga-tiganya
206 206. Nakal
207 207. Kurang Percaya
208 208. Sok
209 209. Benci
210 210. Jadi Rumit
211 211. Berbeda
212 212. Aku Yang Salah
213 213. Di Antar Ke Kampus
214 214. Tidak Percaya
215 215. Mengamati
216 216. Galau
217 117. Misterius
218 118. Glamor
219 219. Di Hujat
220 220. Nervous
221 221. Intruksi
222 222. Tidak Bisa Menolak
223 223. Kenapa Harus Dia?
224 224. Dugaan Yang Benar
225 225. Baik Sekali
226 226. Senja
227 227. Sugesti
228 228. Menyesal
229 229. Air Terjun
230 230. Panik
231 231. Tidak Percaya
232 232. Jomblo
233 233. Meminta Tolong
234 234. Bebas
235 235. Berbeda
236 236. Khawatir
237 237. Salah Paham
238 238. Harus Kuat
239 239. Panggil Aku Mama!
240 240. Ketulusan Hati
241 241. Terkejut
242 242. Benarkah?
243 243. Emosi
244 244. Kekecewaan
245 245. Fifty-fifty
246 246. Ingin Pelukan
247 247. Aku Temani
248 248. Bisakah?
249 249. Dejavu
250 250. Belum Move On
251 251. Wajar
252 252. Alasan
253 253. To the point
254 254. Maaf Dan Terimakasih
255 255. Trauma
256 256. Curahan Hati
257 257. Lebih Dekat
258 258. Susah Diatur
259 259. Panik
260 260. Langit Dan Bumi
261 261. Sarkas
262 262. Tertawa Di Atas Penderitaan
263 263. Melamar
264 264. Memaafkan
Episodes

Updated 264 Episodes

1
1. Ukuran
2
2. Tidak Pernah Salah
3
3. Double Kill
4
4. Kualat
5
5. Kehangatan Keluarga
6
6. Melorot
7
7.Dilamar
8
8. Perhatian
9
9. Cemburu Sama Kamu?
10
10. Posisi
11
11. Tertidur
12
12. Aneh
13
13. Urusan Cinta
14
14. Keluarga
15
15. Pulang
16
16. Bening
17
17. Di Kejar
18
18. Putus Asa
19
19. Gadis Tengil
20
20. Demam
21
21. Adik
22
22. Gara-gara Gigitan
23
23. Nikahi
24
24. Jontor
25
25. Bidadari Jadi Memedi
26
26. Bahan Plastik
27
27. Hujan Yang Sama
28
28. Trauma
29
29. Dianggap Adik
30
30. Cekrek
31
31. Peduli Dan Perhatian
32
32. Posesif Atau Protektif ?
33
33. Tinggal Dengan Kakak
34
34. Bercanda
35
35. Tikus
36
36. Saling Menyalahkan
37
37. Mengerti Tidak?
38
38. Gawat!
39
39. Takut Khilaf?
40
40. Kegatelan
41
41. Lupa
42
42. Membawa Pulang
43
43. Anak Durhaka
44
44. Ancaman
45
45. Kehilangan
46
46. Gusar
47
47. Permintaan Aneh
48
48. Masih Ganteng Aku
49
49. Adik Ipar Kere
50
50. Mau Bagaimana Lagi?
51
51. Apanya Yang Dipaksa?
52
52. Tutorial
53
53. Guling Hidup
54
54. Apa Bedanya?
55
55. Cari Kerja
56
56. Siapa Bapaknya?
57
57. Menjemput
58
58. Apa Artinya?
59
59. Jika Apa?
60
60. Ayah Mertua
61
61. Geno Mengerti
62
62. Merajuk
63
63. Ingin Mencoba Lagi?
64
64. Bercak Merah
65
65. Tidak Menyesal
66
66. Enggan
67
67. Enggan Membahas
68
68. Terimalah
69
69. Ada Hubungan Apa?
70
70. Diapain?
71
71. Jalan-jalan
72
72. Lulusan Apa?
73
73. Hina Tapi Mulia
74
74. Cincin
75
75. Sudah Menikah
76
76. Kenapa? Cemburu?
77
77. So Sweet
78
78. Bukan Niatnya Yang Salah
79
79. Hati Yang Hancur
80
80. Ayana Berubah
81
81. Tidak Rela
82
82. Enggan Meninggalkan
83
83. Mengoreksi Informasi
84
84. Berlibur Bersama
85
85. Penasaran
86
86. Untuk Apa Bertahan?
87
87. Bantu aku!
88
88. Stempel Kepemilikan
89
89. Semakin Iri
90
90. Kontrakan Baru
91
91. Cari Siapa?
92
92. Drama
93
93. Tepatnya Cari Perhatian
94
94. Siapa Dimas?
95
95. Ngidam
96
96. Ingin Berduaan
97
97. Saringan
98
98. Tidak Salah Menilai
99
99. Gagal Lagi
100
100. Was-was
101
101. Buru-buru
102
102. Alasan
103
103. Menjelek-jelekkan
104
104. Mau Lihat?
105
105. Teman Lama
106
106. Semakin Curiga
107
107. Sudah Gol
108
108. Harta Dan Cinta
109
109. Najis
110
110. Menemukan Ide
111
111. Licik
112
112. Dia Lagi
113
113. Di Bawah Pohon Jambu
114
114. Masa Depan
115
115. Menjemput
116
116. Terkapar
117
117. Awasi Dia!
118
118. Video Viral
119
119. Sahabat
120
120. Asal Bahagia
121
121. Takut Kehilangan
122
122. Sakit Apa?
123
123. Tamu
124
124. Kita Lihat!
125
125. Penasaran Tidak Terjawab
126
126. Makna Tersirat
127
127. Siapa?
128
128. Hasil Penyelidikan
129
129. Please!
130
130. Mengekspresikan Kebahagiaan
131
131. Like Father, Like Son
132
132. Meminta Maaf
133
133. Jangan Menyesal!
134
134. Nggak Tentu
135
135. Apa Maksud Kamu?
136
136. Di Pojokkan
137
137. Babak Lanjutan
138
138. Kedap Suara
139
139. Kekanak-kanakan
140
140. Pudar
141
141. Rencana
142
142. Tanpa Melukai
143
143. Mau Apa Kalian?
144
144. Se-ka-rang!
145
145. Apa Tujuannya?
146
146. Penasaran
147
147. Hukuman
148
148. Orang-orang Misterius
149
149. Katakan Saja!
150
150. Ingin Melihat Akting
151
151. Pantas
152
152. Sebentar?
153
153. Seharusnya Mengerti
154
154. Berpura-pura
155
155. Muak
156
156. Nekat
157
157. Pernyataan
158
158. Kemungkinan
159
159. Gemas
160
160. Respon Positif
161
161. Investigasi
162
162. Minder
163
163. RSSSS
164
164. Yakin
165
165. Apa Rencana Kamu?
166
166. Meminta Bantuan
167
167. Kejutan
168
168. Tidak Menyangka
169
169. Keputusan Wulan
170
170. Tidak Sesuai Ekspektasi
171
171. Sabar!
172
118. Ngedate
173
173. Berteduh
174
174. Terganggu
175
175. Dusta
176
176. Siapa Yang Di Maksud?
177
177. Rencana Liburan
178
178. Melanjutkan Pendidikan
179
179. Harta Bukan Segalanya
180
180. Meledak
181
181. Kemungkinan
182
182. Rasa Bersalah
183
183. Menyesal
184
184. Pulang Kampung
185
185. Menawarkan Tempat Tinggal
186
186. Terharu
187
187. Belajar
188
188. Kecuali Kalau Khilaf
189
189. Please!
190
190. Marah?
191
191. Break
192
192. Motor Cash, Nyicil Ciuman
193
193. Maba
194
194. Apa Alasannya?
195
195. Saksi Kunci?
196
196. Lebih Baik Tidak Tahu
197
197. Mau Memutuskan
198
198. Sengaja
199
199. Tidak Sesuai Skenario
200
200. Cukup!
201
201. Mengalah
202
202. Kamu Cemburu?
203
203. Memohon Maaf
204
204. Pasrah
205
205. Tiga-tiganya
206
206. Nakal
207
207. Kurang Percaya
208
208. Sok
209
209. Benci
210
210. Jadi Rumit
211
211. Berbeda
212
212. Aku Yang Salah
213
213. Di Antar Ke Kampus
214
214. Tidak Percaya
215
215. Mengamati
216
216. Galau
217
117. Misterius
218
118. Glamor
219
219. Di Hujat
220
220. Nervous
221
221. Intruksi
222
222. Tidak Bisa Menolak
223
223. Kenapa Harus Dia?
224
224. Dugaan Yang Benar
225
225. Baik Sekali
226
226. Senja
227
227. Sugesti
228
228. Menyesal
229
229. Air Terjun
230
230. Panik
231
231. Tidak Percaya
232
232. Jomblo
233
233. Meminta Tolong
234
234. Bebas
235
235. Berbeda
236
236. Khawatir
237
237. Salah Paham
238
238. Harus Kuat
239
239. Panggil Aku Mama!
240
240. Ketulusan Hati
241
241. Terkejut
242
242. Benarkah?
243
243. Emosi
244
244. Kekecewaan
245
245. Fifty-fifty
246
246. Ingin Pelukan
247
247. Aku Temani
248
248. Bisakah?
249
249. Dejavu
250
250. Belum Move On
251
251. Wajar
252
252. Alasan
253
253. To the point
254
254. Maaf Dan Terimakasih
255
255. Trauma
256
256. Curahan Hati
257
257. Lebih Dekat
258
258. Susah Diatur
259
259. Panik
260
260. Langit Dan Bumi
261
261. Sarkas
262
262. Tertawa Di Atas Penderitaan
263
263. Melamar
264
264. Memaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!