Dimas turun dari angkot bersama Toyib. Kedua pria yang berprofesi sebagai sales pakaian keliling itu kemudian berpisah dan mengambil jalan yang berbeda.
Dimas berjalan ke sebuah rumah yang paling besar dan bagus di kampung itu. Rumah seorang janda muda kaya. Cantik? Tentu saja. Ibarat kata, seekor itik pun akan menjadi seekor Angsa jika ada uangnya. Wajah yang kusam, menjadi kinclong. Hidung yang pesek menjadi mancung, kulit wajah yang kendur akan kembali kencang setelah melakukan suntik botox, filler, tanam benang atau thread lift. Wajah yang bulat bisa dirubah menjadi tirus. Kulit yang hitam pun akan menjadi putih. Dan semua itu adalah power of money. Dengan kata lain, sebenarnya wajah janda terkaya di kampung itu lumayan cantik. Tapi karena punya uang yang banyak, dari lumayan cantik menjadi sangat cantik.
Dimas menekan bel di dekat pagar, dan tak lama kemudian seorang pria paruh baya membukakan pagar itu.
"Bu Gendhis nya ada, Pak?"tanya Dimas sopan pada pria paruh baya yang biasa membersihkan kebun itu.
"Ada, mari masuk!"ajak pria paruh baya itu ramah.
Dimas duduk di teras sambil membuka buku catatan kredit nya. Sedangkan pria paruh baya yang tadi bergegas memberi tahu majikannya yang berada di dalam rumah.
"Bu Gendhis, ada sales pakaian langganan ibu,"lapor pria paruh baya itu pada majikannya yang sedang duduk santai di ruangan keluarga.
"Dimas, ya?"tanya Gendhis tersenyum lebar,"Suruh masuk! Sebentar lagi saya ke ruang tamu,"ujar Gendhis nampak antusias.
"Iya, Bu,"sahut pria paruh baya itu kemudian pergi.
Gendhis bergegas masuk ke dalam kamarnya, merapikan penampilannya. Mengoleskan lipstik di bibirnya, dan kembali memakai bedak di wajahnya yang tampak bersih terawat. Tak lupa pula mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih seksi.
Sedangkan pria paruh baya tadi kembali menghampiri Dimas yang masih duduk di teras.
"Nak Dimas disuruh ibu masuk,"ujar pria paruh baya itu seraya membuka pintu ruangan tamu.
"Terimakasih, Pak. Saya lebih nyaman duduk di sini,"sahut Dimas tersenyum ramah. Pria paruh baya itupun tidak bisa memaksa Dimas dan memilih meninggalkan Dimas sendirian untuk melanjutkan pekerjaannya.
Tak lama kemudian Gendhis keluar dari dalam rumah sambil membawa segelas jus jeruk.
"Kak Dimas, ayo masuk! Kita duduk di dalam saja. Biar lebih nyaman,"ajak Gendhis menampilkan senyuman termanis nya.
"Nggak usah, Bu. Di sini saja. Saya hanya menagih uang kreditan baju dan membawakan pesanan Bu Gendhis saja. Saya masih harus menagih ke beberapa tempat. Jika saya terlalu lama di sini, saya pasti akan pulang kemalaman,"tolak Dimas secara halus.
"Kalau takut pulang kemalaman, menginap saja di sini. Lagian kenapa masih manggil Bu, sih? Panggil saja Gendhis! Umur kita sepertinya tidak jauh berbeda. Ini, di minum dulu jus jeruknya. Biar hilang hausnya,"ujar Gendhis masih dengan senyum manisnya.
Janda kaya kredit baju? membayar cicilan setiap bulan? Kenapa? Jawaban nya adalah kredit baju yang dicicil tiap bulan adalah alasan agar bisa bertemu Dimas di rumahnya setiap bulan.Bukan tidak mampu membeli secara kontan. Ini hanya sekedar modus. Ingat! Modus biar bisa bertemu Dimas, sales tampan yang ditaksirnya.
"Ini baju yang ibu pesan,"ucap Dimas mengeluarkan daster dengan warna peach dengan bahan kain satin dari dalam tasnya,"Bahannya dari kain satin walaupun tampilannya terlihat licin, tapi kain ini memiliki tekstur yang halus serta memberi tampilan yang mengkilap pada bagian depan kain. Nyaman dipakai untuk tidur,"jelas Dimas mempromosikan barang dagangannya.
"Wah.. bagus sekali. Saya suka. Saya ambil ini,"Gendhis mengambil daster itu dari Dimas dan menempelkan daster itu di tubuhnya. Wanita itu melihat tampilannya melalui kaca jendela rumahnya.
"Ibu mau kontan atau kredit?"tanya Dimas sambil kembali merapikan tasnya.
"Seperti biasanya saja. Kredit,"sahut Gendhis kemudian duduk di sebelah Dimas. Namun kursi mereka terpisah oleh meja.
"Kredit selama lima bulan, harganya dua ratus lima puluh ribu. Jadi ibu bayar uang mukanya lima puluh ribu. Sama cicilan bulan ini tiga ratus ribu. Jadi ibu harus membayar tiga ratus lima puluh ribu,"ujar Dimas seraya menulis di buku catatan kreditnya.
"Ini, sisanya buat kak Dimas saja,"ujar Gendhis mengulurkan uang seratus ribuan sebanyak empat lembar.
"Terimakasih. Tapi saya tidak menerima uang tips,"ujar Dimas mengambil uang yang diulurkan Gendhis, kemudian memberikan kembalian pada Gendhis lima puluh ribu. Namun Gendhis malah memegang tangan Dimas. Dimas pun langsung menarik tangannya yang di pegang Gendhis.
"Kak Dimas, dari pada kak Dimas jadi sales pakaian keliling, lebih baik kak Dimas jadi suami aku. Aku akan membuatkan toko pakaian yang besar untuk kak Dimas. Mau di kampung ini atau ditempat yang kak Dimas inginkan pun akan aku turuti. Bahkan jika kak Dimas tidak mau bekerja lagi pun, aku tidak apa-apa. Asal kak Dimas mau menjadi suami aku. Aku sudah sejak lama suka sama kak Dimas,"ucap Gendhis terang-terangan.
"Maaf, saya belum ada keinginan untuk berkeluarga. Saya, permisi!"ucap Dimas langsung membawa tas yang berisi barang jualannya tanpa meminum jus jeruk yang dibuatkan Gendhis.
Semenjak dirinya di jebak janda waktu itu, Dimas tidak mau lagi masuk ke rumah konsumennya dengan alasan apapun. Dimas juga tidak mau lagi makan atau minum apapun yang di suguhkan oleh konsumen nya. Bukannya sombong, tapi mengingat parasnya yang tampan, Dimas takut di jebak para wanita yang menyukainya, atau ibu-ibu yang menginginkan dirinya menjadi menantu mereka. Karena itu, Dimas tidak akan menyentuh apapun yang dihidangkan konsumen nya. Semata-mata hanya untuk melindungi dirinya dari hal-hal yang tidak diinginkannya.
Gendhis menghela napas berat melihat Dimas yang keluar dari pekarangan rumahnya. Banyak pria yang melamarnya, tapi semua ditolaknya. Sekarang Gendhis malah melamar Dimas, tapi sayangnya lamaran Gendhis barusan langsung ditolak oleh Dimas. Tidak seperti kisah Siti Khadijah Binti Khuwailid melamar Nabi Muhammad Saw yang langsung diterima. Dirinya di tolak mentah-mentah oleh Dimas.
Dimas melangkahkan kakinya menuju rumah konsumen berikutnya. Tanpa memikirkan lamaran Gendhis barusan. Dilamar janda? Sudah biasa. Dimas tidak hanya berjualan di satu kampung. Tapi beberapa kampung. Dan sudah banyak janda yang melamar dirinya sebagai suami. Bahkan di kampung tempat dirinya mengontrak juga sama. Sudah banyak ibu-ibu yang melamar dirinya untuk dijadikan sebagai menantu. Tapi tidak satupun yang Dimas terima. Sudah punya pacar? Belum. Semenjak putus dengan pacarnya dulu, sampai sekarang Dimas belum pernah pacaran lagi ataupun punya hubungan dekat dengan seorang wanita pun. Masih patah hati? Belum bisa move on? Atau yang lebih parah lagi, gagal move on? Jawaban nya adalah "Tidak tahu". Dimas hanya menjalani hidup, mencari uang untuk kebutuhannya sendiri. Semenjak dipecat dari perusahaan, berakhir dengan namanya di blacklist dan menjadi sales penjual pakaian keliling, Dimas belum punya planning apapun untuk masa depannya nanti.
"Cie. cie. yang baru saja ngapelin janda kaya,"
...🌟"Manusia bisa mengukur dalamnya lautan, tapi tidak pernah bisa mengukur dalamnya hati."🌟...
..."Nana 17 Oktober"...
...🌸❤️🌸...
Notebook :
Tanam benang atau thread lift belakangan ini tengah hits. Ini adalah metode perawatan kulit non-bedah untuk membantu menyamarkan tanda penuaan wajah dengan menanamkan benang khusus yang dapat diserap kulit.
Selanjutnya, filler adalah prosedur non-bedah untuk mengisi kulit dengan kolagen agar keriput berkurang. Sementara Botox adalah nama merek toksin botulinum dan diproduksi oleh bakteri Clostridium botulinum. Botox diberikan dengan cara suntikan untuk menghilangkan kerutan di wajah. Efeknya bisa bertahan 3-6 bulan dan memerlukan sunting ulang.
Sumber : TEMPO.CO.
.
.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
Eka 'aina
kirain si Dimas aslinya kayaraya jadi sales cuma nyamar aja buat nyari jodoh...
2023-09-22
2
Waris panca Kumala
Karna jomblonya dimas itu untuk menjaga pacarnya yang sewaktu masih bekerja di perusahaan...bukan karna masalah pribadi apalagi diselingkuhi :(
2023-07-25
1
yesi yuniar
dijalani dinikmati disyukuri
2023-02-06
3