Kamila sampai di depan Rumahnya dengan perasaan yang masih tidak tenang. Sebelum bertemu dengan Andri, rasanya ia begitu berat melakukan pernikahan ini. Ia merasa sangat bersalah karena telah mengkhianati janji yang telah dibuatnya bersama dengan pria itu.
Cahaya menyambutnya di depan beranda rumahnya dengan wajah panik. Ia sudah lama menunggu putrinya itu karena ada hal yang ingin disampaikannya. "Mil, kamu dari mana saja Nak?"
"Dari kampus Bu trus singgah di Kak Andri," jawab Kamila kemudian meraih tangan sang ibu dan menciumnya.
"Untuk apalagi kamu kesana Mil?" tanya Cahaya dengan langkah mengikuti putrinya itu ke dalam Rumah.
"Besok pagi kamu sudah harus menikah. Jadi seharusnya kamu tidak perlu menemui pria itu lagi," lanjut perempuan paruh baya itu lagi. Kamila langsung menghentikan langkahnya lalu berbalik. Ia menatap wajah Ibunya dengan tatapan tak percaya.
"Secepat inikah Ibu? Kami bahkan belum pernah bertemu. Dan bagaimana dengan admistrasi pernikahannya?" Wajah gadis itu benar-benar menunjukkan rasa keberatan yang sangat tinggi.
"Kalian akan saling mengenal seiring berjalannya waktu Mil. Dan mengenai administrasi. Kamu tidak tahu kalau keluarga Tante Sugi itu rata-rata bekerja di Kantor Urusan Agama. Jadi kamu tidak perlu pikirkan itu."
"Sekarang kamu makan dan istirahat. Malam ini kita akan mengadakan pengajian dan mengundang keluarga dan tetangga untuk datang mendoakan kamu." Kamila hanya menarik nafasnya berat. Ia berdoa semoga saja apa yang akan dilakukannya ini bisa membuatnya bahagia.
"Ayo cepetan kamu ke dapur dan makan. Kamu seharusnya tidak menunjukkan wajahmu yang nampak seperti orang terpaksa gitu," tegur Cahaya dengan wajah serius.
"Doa mu sudah terjawab. Kamu kan sudah sering mengatakan ingin menjadi istri orang kaya. Nah sekaranglah waktunya," lanjutnya dengan wajah yang nampak sangat bahagia.
Kamila hanya mendengus pelan kemudian meninggalkan ibunya dan langsung melangkahkan kakinya ke dapur. Ia duduk di depan meja makan dan mulai mengisi piringnya setelah mencuci tangannya.
"Nih, baca!" Cahaya menyodorkan beberapa lembar kertas berharga di depannya setelah ia selesai makan.
"Apa ini Bu?" tanyanya bingung. Ia membaca kertas itu kemudian memandang wajah ibunya yang nampak tersenyum lebar.
"Itu yang tidak bisa diberikan oleh pacarmu itu. Itu adalah mahar pernikahanmu Mil."
"Apa?" tanya Kamila dengan wajah tak percaya. Matanya kembali membaca kertas-kertas berharga itu dengan cermat.
Sebuah Surat kepemilikan rumah dan juga beberapa harta lainnya untuk dirinya sebagai mahar pernikahannya dengan Luky Firmaji. Seketika jiwa matrenya meronta-ronta. Impian menjadi orang kaya tiba-tiba berkelebatan di depan matanya.
"Ibu? Apakah ini tidak terlalu berlebihan?" Kamila menyodorkan kembali surat-surat berharga itu dengan wajah berubah curiga.
"Apa putra Tante Sugi itu tidak sedang mengalami sakit parah? Masak sih kita yang cuma dari keluarga miskin ini mau dijadikan besan?"
"Hush! Ngomong apa kamu Mil, bukannya bersyukur dapat calon suami kaya. Ini malah berprasangka buruk." Cahaya langsung menatap tajam putrinya itu dengan wajah kesal.
"Sampai puluhan tahun pun kamu menikah dengan Andri, kamu tidak akan mendapatkan harta sebanyak ini," lanjutnya dengan senyum mencibir.
"Ah ibu apa salah Kak Andri padamu. Ia sudah berusaha untuk mencari pekerjaan dengan ikut mendaftar sana sini."
"Ah sudahlah. Yang jelasnya mulai sekarang kamu harus melupakan pacarmu itu. Jadikan ia mantan yang tidak perlu diingat lagi. Gak ada gunanya juga." titah Cahaya dengan tatapan lurus kedalam bola mata sang putri.
"Sekarang kamu mandi dan istirahat. Ibu mau mengecek kesedian Katering Jeung Susi."
"Hah? sampai ambil katering juga Bu? biasanya kan kita masak sendiri."
"Kita ini calon orang kaya Mil. Ya wajar lah. Keluarga Tante Sugi itu keluarga pejabat. Dan otomatis kita juga akan kecipratan jadi pejabat juga," jelas Cahaya kemudian segera meninggalkan putrinya itu.
Flashback off
Kamila menyusut airmatanya kemudian bangun dari posisinya. Ia merapikan rambutnya kemudian menatap dirinya di dalam pantulan cermin meja riasnya.
Bukankah ini niatmu dan keluargamu Mil?
Kamu ingin mendapatkan suami kaya dan juga tampan. Semua sudah dikabulkan oleh Tuhan, jadi kenapa kamu harus bersedih?
Hati kecilnya terus menyudutkannya agar ia tidak menyalahkan takdir buruknya.
"Tapi Aku juga ingin mendapatkan kebahagiaan yang sempurna!" teriaknya seraya melempar kaca meja rias itu dengan botol parfumnya hingga pecah.
"Aaargh!" Kamila menjambak rambutnya dengan keras kemudian kembali menangis. Ia jadi teringat bagaimana ranjangnya selama dua tahun ini yang begitu dingin dan menyedihkan.
"Aku sudah mencoba bersabar dengan semua ini tapi ternyata, oh ya ampun. Ini sungguh tidak benar." ujarnya kemudian segera keluar dari kamarnya. Saat ini juga ia ingin meminta cerai. Ia tidak akan sanggup satu atap dengan pria yang punya kelainan seperti itu.
"Mil," ujar Luky Firmaji saat ia membuka pintu kamarnya. Pria yang telah menikahinya itu berdiri dihadapannya dengan wajah yang tampak biasa dan tak merasa berdosa sama sekali.
"Ceraikan Aku!"
🌺🌺🌺
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Bzaa
greats choice mil.... cari kebahagiaan... semangat 💪😘
2023-12-15
0
Sahara
.kisah nyata,kalau boleh ganti nama tantex
2023-02-16
1
🍁мαнєѕ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
ho'oh bener.. minta cerai aja...
2023-02-16
0