Ada Cinta Di Dubai

Hari pertama di Dubai, Nia benar-benar dimanjakan oleh sang suami, kemanapun ia mau Faris akan siap membawanya. Mereka menikmati hari-hari dengan begitu indah.

Nia yang banyak tahu tempat wisata di Dubai yang terkenal tak membuang waktu, ia langsung mengajak Faris pergi ke sana. Tak lupa. Faris yang biasanya memakai setelan jas yang resmi kini diubah oleh Nia memakai celana jeans dan kaos dan di padukan jaket hoodie couple. Faris lagi-lagi hanya pasrah saat Nia mengubah penampilannya.

Jika biasanya mereka pergi ke tempat-tempat yang jauh, kali ini Nia ingin berjalan-jalan di sekitar tempat mereka tinggal.

"Mas, ayo!" ucap Nia yang sudah siap dengan penampilannya, sementara Faris masih enggan untuk pergi dengan alasan ia sangat lelah. Usia tak bisa bohong, di saat Nia sedang lincah-lincahnya dan aktif-aktifnya berjalan ke sana kemari, tubuh Faris meminta untuk istirahat sejenak.

Bekerja seharian dan begitu banyak pekerjaan di kantor ia bisa melakukannya. Namun, berbeda dengan hari ini. Baru 3 hari mengajak Nia berjalan-jalan keliling Dubai sudah membuatnya kelelahan.

Bagaimana tidak, Nia membawanya ke sana kemari dan semalam mereka mengelilingi mall terbesar di Dubai. Mereka mengelilingi mall tersebut, masuk dari satu tokoh dan tokoh lainnya mencoba lebih dari 10 pakaian. Namun, hanya membeli satu pasang, itupun lagi-lagi Nia membeli baju yang couple.

"Nia, tak bisakah kita istirahat sebentar, ini masih terlalu pagi. Kita jalan-jalannya sore saja ya, aku sangat lelah," ucap Faris memasang wajah memohonnya.

Nia memang sangat ingin berjalan-jalan. Namun, melihat kondisi suaminya yang terlihat memelas membuat ia pun mengurungkan niatnya.

"Ya udah deh, hari ini kita di kamar saja," ucap Nia kemudian membuka kembali jaket yang sudah dipakainya, ia ikut bergabung dengan Faris yang duduk di sofa.

Begitu Nia menundukkan pantatnya di sofa, Faris langsung berbaring di pahanya, menutup mata dan membiarkan Nia memijat-mijat kepalanya.

"Emangnya hari ini kamu berencana mau ke mana lagi?" tanya Faris yang memejamkan matanya, menikmati pijatan ringan dari Nia.

"Aku mau mencicipi beberapa makanan khas Dubai, katanya rasanya enak-enak. Aku sudah mencatat beberapa makanan yang ingin aku makan, tapi tak apalah kita wisata kulinernya besok saja," ucapnya memperlihatkan catatan nama makanan incarannya hati ini.

Kini tangan Nia sudah berpindah beralih bermain-main di bulu-bulu halus yang ada di pipi sang suami, mengusap-ngungsap rambut halus itu yang mulai panjang. Tanpa ia tahu apa yang dilakukannya itu memancing sesuatu yang selama ini terpendam dalam tubuh Faris.

Faris yang tak tahan dengan apa yang dilakukan Nia menghentikan tangan Nia. "Nia, jangan mainkan bagian itu, kamu bisa dalam bahaya," ucap Faris membuat Nia mengerutkan keningnya mendengar kata berbahaya.

"Apanya yang berbahaya? Ini dipegangnya sangat lembut kok nggak tajam-tajam," ucap Nia kembali mengelus bulu-bulu halus itu, kini dengan tangan satunya lagi karena tangan yang pertama sudah digenggam oleh Faris.

Faris membuka mata yang sejak tadi terpejam dan menatap ke arahnya.

"Ada apa?" tanya Nia dengan senyum jahilnya. Sepertinya dia sudah mengerti apa yang dimaksud kata berbahaya oleh suaminya.

"Apa kau tak takut padaku?" tanya Faris lagi. Nia menggeleng dengan memasang wajah imutnya.

"Jangan mainkan itu," ucap Faris kemudian mengarahkan kembali tangan Nia untuk memijat rambutnya dan kembali menutup mata.

"Ini kita cukur saja ya, boleh?" ucap Nia kembali ke rambut-rambut halus itu membuat Faris kembali membuka mata.

"Memangnya kenapa kalau dibiarkan seperti ini? Apa kamu tak suka?" tanya Faris yang kini ikut memegang rambut-rambut halus yang ada di dagunya yang menghiasi hingga kebagian pipi.

"Kamu pasti lebih tampan tanpa semua ini, boleh ya? Nanti aku bantu," ucapnya membuat Faris pun duduk dan menatap istrinya, berpikir jawabannya sambil mengelus-ngelus cambangnya.

"Ya sudah," ucap Faris, ia banyak mengalah selama ini pada Nia, mulai dari mengubah penampilannya, membawanya kemanapun Nia mau dan untuk pertama kalinya ia tak masuk kantor selama beberapa hari, semua itu untuk Nia. Apakah ia harus kembali menuruti permintaannya untuk mencukur cambangnya itu.

Melihat sang suami terlihat berpikir dan ragu ingin mencukur cambang kesayangannya itu, Nia pun mendekat ia memainkan jarinya di lengan kekar sang suami.

"Mas, boleh ya? Jika memang nanti tumbuh lagi aku tak akan meminta untuk mencukurnya. Sekali ini saja, kok, boleh ya? Aku hanya ingin melihat wajah kamu tanpa cambang ini," rengek Nia yang sudah semakin berani pada sang suami, tak seperti di hari pertama mereka menikah, bernafas saja ia harus berhati-hati takut jika sampai mengganggu suaminya.

"Ya udah, baiklah," pasrah Faris membuat Nia kegirangan dan langsung melompat ke pangkuan Faris, mengalunkan tangannya di leher sang suami.

Faris majukan wajahnya ingin mengecup Nia. Namun, Nia menghindar, "Dicukur dulu ya, aku geli," ucapnya membuat Faris pun langsung mengangkat Nia ke kamar mandi, mendudukkan Nia di meja yang ada di sana. Kemudian memberikan beberapa alat cukur yang memang disediakan oleh pihak hotel, Nia dengan telaten mulai memberikan krim cukur di dagu sang suami, serta di bagian leher memberikan semua pada bulu-bulu halus yang mengganggu wajah tampan sang suami.

Nia pun mengarahkan alat cukur itu pada wajah Faris. Namun, Faris langsung menghentikan tangannya. "Apa kamu pernah melakukan ini sebelumnya?" tanya Faris ragu. Bagaimana jika Nia malah melukainya.

Mendengar pertanyaan dan melihat ekspresi wajah suaminya, Nia pun tertawa. "Mas tenang saja, aku ini tukang cukurnya ayah, jadi akan kupastikan hasilnya akan memuaskan, kamu akan membayar mahal untuk hasil kerjaku," ucapnya bercanda kemudian ia pun mulai mencukur sedikit demi sedikit cambang dari Faris.

Faris hanya bisa menatap nanar cambang kebanggaannya, memelihara cambang di wajahnya membuat dia semakin berwibawa, sesuai dengan usianya yang sudah menginjak 40 tahun.

Memiliki itu seperti sesuatu yang wajib untuknya. Namun, demi membahagiakan sang istri ia pun rela melihat tangan Nia mulai membabat habis kebanggaannya itu.

Setelah berkutat beberapa menit, akhirnya pun selesai. Ia memandang wajah suaminya yang bersih tanpa bulu yang selama ini mengganggu penglihatannya, ia tersenyum melihat hasil kerjanya. Ternyata suaminya memang benar-benar tampan, usia kepala 4 sama sekali tak nampak padanya.

"Apa kau puas?" tanya Faris, sebenarnya ia juga puas melihat hasil kerja Nia, wajahnya memang terlihat lebih segar, sudah sangat lama ia melihat wajahnya bersih seperti saat ini. Namun, tetap saja ia merasa lebih pantas memakai cambang dengan usianya yang sekarang.

Namun, kembali lagi, sekarang ia memiliki istri yang baru berusia 20 tahun dan dia sudah bertekad untuk mengikuti usia Nia.

"Apa sekarang aku boleh menciummu?" tanya Faris, Nia terdiam.

"Kenapa? Aku sudah berkorban melepaskan cambangku, apa aku tak boleh mendapat satu kecupan?"

Nia dengan ragu-ragu pun mengangguk membuat Faris tak membuang kesempatan itu. Satu kecupan pun mendarat di bibir Nia, bibir yang audah menjadi incarannya, sebuah kecupan yang berubah menjadi ciuman. Sebuah ciuman yang berubah menjadi ******* bahkan sukses membangkitkan gairah keduanya.

Namun, daringan ponsel di saku Faris membuat mereka harus menghentikan apa yang baru mereka mulai, Faris menunduk mengambil ponselnya dan kesempatan itu digunakan oleh Nia untuk turun dan berlari keluar dari kamar mandi. Faris ingin mengejarnya. Namun, ia melihat jika itu adalah telepon dari ibunya, membuat ia pun mengangkat dan berjalan santai menyusul Nia yang sudah kembali ke sofa, di mana tadi mereka duduk.

Nia mengambil remote TV dan mulai menyalakan siaran televisi, sesekalinya melirik ke arah Faris yang berjalan ke arahnya sembari menelpon. Begitu Faris mendudukkan diri di sofa, ia pun langsung mengaktifkan pengeras suara pada ponselnya. Nia yang mendengar jika yang menelpon sang suaminya adalah ibu mertuanya, ia ikut berbicara. Mereka pun menceritakan bagaimana pengalamannya di Dubai dan ibu ikut sangat bahagia mendengarnya, mendengar mereka terdengar sangat akrab dan bahagia.

"Dengar ya Nak! Ini permintaan dari Ibu, sepulang dari sana bawakan Ibu oleh-oleh ya," ucap Agatha.

"Tentu saja, Bu. Ibu mau beli apa?" tanya Faris.

"Ibu nggak butuh apa-apa, Ibu hanya ingin oleh-olehnya kamu membawakan kabar gembira untuk kami," ucap Agatha membuat keduanya langsung mengerti dan saling tatap.

"Iya, Bu. Tentu saja," jawab Faris membuat Nia pun tersipu.

Mereka pun mulai membahas masalah lain dan kali ini Faris memberikan ponselnya pada Nia, membiarkan Nia berbicara pada ibunya yang belum ingin mematikan ponselnya.

Sambil menunggu kereka mengobrol Faris memesan beberapa makanan yang tadi disebut oleh Nia, jika Nia hanya ingin berwisata kuliner mereka saja, mereka bisa memesan dan makan di dalam kamar tanpa bersusah payq mencari tempat dan antri.

Setelah memesan, Faris kembali duduk di samping Nia, memperhatikan istrinya itu berbicara dengan ibunya. Mereka terlihat sangat akrab dan itu membuat Faris sangat bahagia, tak salah istri pilihan ayahnya.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

sabar bu mertua... semoga anak menantu segera memberi hasilnya

2024-05-05

1

pengayom

pengayom

tentu dong ayaaah

2024-04-21

1

Ney maniez

Ney maniez

🤭🤭

2024-04-14

0

lihat semua
Episodes
1 Perjanjian
2 Keputusan Akhir
3 Keputusan Nia
4 Lamaran
5 Getaran Yang Berbeda
6 Pernikahan Nia
7 Kelucuan Nia
8 Malu Sampai keubun-ubun
9 Tak ingin Terulang
10 Status Sebagai Istri
11 Kesalahan Yang Tak Di Sengaja.
12 Kedatangan Tamu Spesial.
13 Permintaan Maaf Faris
14 Kehangatan Suami
15 Cinta dan Harta
16 Ada Cinta Di Dubai
17 Mode Pasrah
18 Perubahan Faris Demi Nia
19 Kejutan Mahal
20 Kebahagiaan Nia
21 kehadiran Farah
22 Bertemu Farah
23 Kehadiran Masalalu
24 Pertemuan Tak Diingikan
25 Salah Paham
26 Hati Nia
27 Saling Mencintai
28 Keluarga Baru
29 Nia Kesanyangan Keluarga
30 Kabar Bahagia
31 Kebahagiaan Faris
32 Suami Sempurna
33 Es krim
34 Kemarahan Faris
35 Istri Kesayangan
36 Minta Maaf
37 Kontraksi
38 Kelahiran Yang Dinantikan
39 Sangat Bahagia
40 Cinta yang Begitu Besar
41 Acara Adik Bayi
42 Rencana Licik Raya
43 Kehadiran Diva
44 Hempaksan Bibit Pelakor
45 Tak Tertarik
46 Wajah Asli Raya
47 Kabar Bahagia
48 Rencana jahat Raya
49 Rencana Yuni
50 Rencana Gagal
51 Amarah Faris
52 Hasil Dari Perbuatan.
53 Penyesalan Tak Ada Gunanya.
54 Hati Bersih, Mas Miliarder
55 Baby Boy
56 Permintaan Maaf Raya
57 Keputusan Farah dan Tita
58 Cinta Seorang Anak
59 Memikmati kebahagian Masing-masing.
60 Promo karya Lainnya
61 Promo Karya Chika Ssi
62 Promo Karya Irma Kirana
63 Rekomendasi karya "Benih Yang Kau Tinggalkan" by M Anha
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Perjanjian
2
Keputusan Akhir
3
Keputusan Nia
4
Lamaran
5
Getaran Yang Berbeda
6
Pernikahan Nia
7
Kelucuan Nia
8
Malu Sampai keubun-ubun
9
Tak ingin Terulang
10
Status Sebagai Istri
11
Kesalahan Yang Tak Di Sengaja.
12
Kedatangan Tamu Spesial.
13
Permintaan Maaf Faris
14
Kehangatan Suami
15
Cinta dan Harta
16
Ada Cinta Di Dubai
17
Mode Pasrah
18
Perubahan Faris Demi Nia
19
Kejutan Mahal
20
Kebahagiaan Nia
21
kehadiran Farah
22
Bertemu Farah
23
Kehadiran Masalalu
24
Pertemuan Tak Diingikan
25
Salah Paham
26
Hati Nia
27
Saling Mencintai
28
Keluarga Baru
29
Nia Kesanyangan Keluarga
30
Kabar Bahagia
31
Kebahagiaan Faris
32
Suami Sempurna
33
Es krim
34
Kemarahan Faris
35
Istri Kesayangan
36
Minta Maaf
37
Kontraksi
38
Kelahiran Yang Dinantikan
39
Sangat Bahagia
40
Cinta yang Begitu Besar
41
Acara Adik Bayi
42
Rencana Licik Raya
43
Kehadiran Diva
44
Hempaksan Bibit Pelakor
45
Tak Tertarik
46
Wajah Asli Raya
47
Kabar Bahagia
48
Rencana jahat Raya
49
Rencana Yuni
50
Rencana Gagal
51
Amarah Faris
52
Hasil Dari Perbuatan.
53
Penyesalan Tak Ada Gunanya.
54
Hati Bersih, Mas Miliarder
55
Baby Boy
56
Permintaan Maaf Raya
57
Keputusan Farah dan Tita
58
Cinta Seorang Anak
59
Memikmati kebahagian Masing-masing.
60
Promo karya Lainnya
61
Promo Karya Chika Ssi
62
Promo Karya Irma Kirana
63
Rekomendasi karya "Benih Yang Kau Tinggalkan" by M Anha

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!