🌷🌷🌷🌷🌷
Happy reading guys 😘😘😘
Zia tertawa melihat Zee berlari dari orang tuanya, Queena menggelengkan kepalanya,sifat Zia benar benar duplikat dirinya.
"Zee Putrinya Mbak?" tanya Queena.
"Iya Queena,dia anak kami sikapnya itu loh bikin kami pusing tujuh keliling, sudah dua belas kali di DO." cerita Nita.
"Hahahaha yang sabar saja mbak." ucap Queena.
"Duhh,,, kita merasa muda saja di panggil Mbak oleh kamu Queen, panggil Aunty saja Queen." ucap Merry.
"Tapi kan Mbak masih terlihat Muda."
"Hahahaha,,, " Merry dan Nita tertawa bersama.
"Panggil Aunty saja lah Queen." ucap Nita.
"Baiklah Aunty." ucap Queena.
"Humaira,, ayo kita pulang." ajak Gus Alzam.
"Sudah By?" tanya Queena.
"Sudah." jawab Gus Alzam disertai senyum manisnya.
"Ohh,, Aunty kami duluan ya Assalamu'alaikum." pamit Queena pada Merry dan Nita.
"Waalaikum salam Queen, hati hati " jawab Merry.
Sementara di mobil Malvin Zee senyum senyum sendiri memandang Malvin yang sedang fokus menyetir.
Tadi di Mall Zee memaksa ikut Malvin,Malvin yang sudah menjadi pusat perhatian karena Zee pura pura menangis akhirnya membiarkan Zee ikut dengannya.
Di pertengahan Jalan Malvin mengentikan mobilnya.
"Turun!" ucap Malvin.
"Ini dimana Om?" tanya Zee.
"Turun,,!" ulang Malvin.
Zee melepaskan Seatbelt nya, Malvin mengira Zee akan turun namun ternyata salah,Zee justru malah berpindah duduk ke pangkuan Malvin.
Malvin mendelik melihat kelakuan Zee, Zee yang takut di banting oleh Malvin mengalungkan tangannya pada leher Malvin.
"Jangan galak galak calon suami,nanti aku makin suka." ucap Zee pelan.
"Turun Bocah."
"Aku sudah dewasa Om, bukan bocah lagi." balas Zee.
"Turun atau saya Lempar." ancam Malvin.
"Kalau aku tidak mau?" tantang Zee.
"Kalau kamu tidak mau saya buang kamu di kandang singa."
"Mau dong di lempar di kandang singa."
Zee semakin mengeratkan pelukannya di leher Malvin, perlahan dia mengecup leher Malvin membuat seketika bulu kuduk Malvin meremang.
Awalnya hanya mengecup namun Zee malah keterusan menyesap nya menggigit kecil hingga meninggalkan bekas merah kehitaman.
"Akh,,," erang Malvin karena Zee sukses membangunkan sesuatu di bawah sana.
Bukan hanya satu namun Zee membuat beberapa tanda di leher Malvin, sementara Malvin meremas pinggang Zee.
Zee tersenyum licik merasakan sesuatu yang mengeras dibawah sana.
"Tadi nolak nolak katagihan kan?" ucap Zee dengan gaya tengilnya.
Malvin memandang Zee dengan muka memerah,bocah ini benar benar sudah berhasil membuat dirinya harus mandi air dingin.
"Mau lagi?" goda Zee dia masih belum pindah dari pangkuan Malvin.
Malvin yang kesal harga dirinya merasa terhina, dia menarik tengkuk Zee dan menciumnya dengan rakus, Zee membelalak kaget ini adalah ciuman pertamanya,dia tadi hanya iseng menggoda Malvin.
Zee mendorong dada Malvin hendak mengakhiri ciuman itu,tapi Malvin justru menekan tengkuk belakang Zee memperdalam ciumannya.
Perlahan Zee mulai terbuai membalas Ciuman Malvin tangan Malvin sudah kemana mana, Zee yang sudah mulai kehabisan nafas memukul mukul dada Malvin.
Mereka berdua ter enggah enggah mengatur nafas mereka yang ngos ngosan.
"Om,, gila." ucap Zee.
Sementara Malvin bersikap biasa saja seolah tidak pernah terjadi apapun, wajahnya tetap datar dan dingin memandang wajah Zee.
Malvin kembali melajukan mobilnya dengan Zee yang masih berada di pangkuannya.
Zee memeluk erat tubuh Malvin, jantung nya langsung deg degan.
'Apakah sekarang gue punya penyakit jantung?' tanya Zee pada dirinya sendiri.
Sampai di Perusahaannya Malvin menghentikan mobilnya, dilihatnya Zia terlelap dalam pangkuannya.
Malvin tersenyum tipis, bahkan sangat tipis hingga tidak bisa dikatakan senyuman.
"Bocah,,, bangun." ucap Malvin mengguncang tubuh Zee.
Zee menggeliatkan tubuhnya melihat sekitar ternyata sudah sampai di perusahaan Malvin.
"Turun,,!" ucap Malvin dan Zee langsung menurutinya.
"Aku mau pulang." ucap Zee.
"Pulang saja." balas Malvin acuh.
"Ish,, minta Uang."
Malvin mengabaikan itu langsung memasuki kantor nya.
"Om,, Tunggu" teriak Zee.
"Apa lagi?"
"Minta Uang."
Malvin mengeluarkan dompetnya memberikan lima lembar uang seratus ribuan.
"Makasih Calon suami."
'Cup' Zee langsung mencium Pipi Malvin di hadapan karyawan Malvin.
Zee langsung meninggalkan perusahaan Malvin mencari Taksi untuk mengantarkan dirinya pulang.
Sampai di Mansion nya di melihat dua mobil yang sangat dia hapal terparkir di depan Mansion nya.
"Adduh,, pasti kena ceramah lagi nih gue." ucap Zee.
"Ini dia anak Tuyul, kenapa baru nyampe hm?" tanya Merry memasang wajah garangnya.
"Hehehe,,, tadi kan Zee ketemu calon suami Zee dulu." jawab Zee.
"Calon suami siapa? kamu ini masih kecil Baby." ucap William.
"Ya calon suami Zee lah Dad."
"Lalu kenapa kamu bolos sekolah Zee?" tanya Nita.
"Aku sudah malas Mom sekolah."
"Mau jadi apa kamu Zee kalau sekolah bolos terus,kapan pintarnya?" ucap Merry yang mulai frustasi dengan tingkah putrinya.
"Aduhh,, Mi untuk menjadi kaya itu tidak perlu pintar,cukup menjadi anak Papi dan Daddy saja." jawab Zee.
"Benar Sih yang di ucapkan Zee." Ucap Xander.
"Mas,,, kamu ini malah membela Zee." omel Merry.
"Benar Mer, walaupun Zee tidak sekolah harta kita akan tetap menjadi miliknya." William ikut membenarkan ucapan Zee.
"Papi dan Daddy memang the best." Zee memeluk William dan Xander.
Sementara Merry dan Nita menggelengkan kepalanya, sifat Manja putrinya sudah mendarah daging, bagaimana tidak manja jika Papi dan Daddynya selalu menuruti setiap keinginan Zee dan selalu membenarkan tindakan Zee.
"Mas tahu tadi Zee membuat kekacauan di Mall,dia mengacak ngacak toko Roy." cerita Nita.
"Ya sudah biarkan saja tinggal ganti rugi beres,lagian Mall itu kan milik kita." Ucap William.
"Iya sih Dad,tapikan malu masak Zee adu mulut sama anak kecil."
"Masak si Mom."
"Iya Will, kami melihat dari rekaman CCTV disana, gadis kecil itu bernama Zia, namanya hampir sama kelakuan nya pun begitu, sebelumnya Zee dan Zia kompak ngerjain seorang wanita dengan melemparkan ular mainan dan kecoa kepadanya." cerita Merry.
"Hahahaha,,, hahahaha." bukannya marah justru Xander dan William tertawa mendengar cerita Merry.
"Pasti lucu ya ada dua pengacau." ucap Xander.
"Ish,,, Papi menyebut Zee pengacau." kesal Zee.
"Hahaha kenapa kamu ngerjain wanita itu sayang?" tanya William.
"Wanita itu kayak ulat keket Dad menggoda calon suami Zee."
"Siapa yang kamu sebut calon suami Zee?" tanya Nita.
"Itu Mom yang tadi Mall." jawab Zee.
"Yang mana?" tanya Merry.
"Cowok yang tidak bicara sama sekali,yang seperti patung Pancoran."
"Hahahaha,, hahahaha." lagi lagi mereka dibuat tertawa oleh ucapan Zee.
"Kenapa kamu bilang seperti patung Pancoran Zee?" tanya Xander.
"Dia jarang bicara Pi, hanya menatap Zee datar, masak tadi Zee cium tetap datar."
"Apa? kamu cium?" teriak keluarga Zee.
_
_
_
TBC
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Umi Chomsatur Rochmah
sampai sakit perutku Thor...
2025-02-04
0
Aditya HP/bunda lia
ngakak ....
2023-02-09
0
Halimah
aku berharap si malvin kebayang2 ciuman dy sama zee🤭
2023-02-08
0