Skip
5 tahun kemudian
Clang!
Gadis itu menepis pedang yang hampir membelah tubuh nya menjadi dua itu dan menahan nya sampai ia memukul dan dan kemudian membuat lawan nya menaikkan pedang nya.
Kaki kecil nya langsung memundur dan kemudian menunduk seketika lalu menebas pakaian yang di kenakan oleh lawan nya tanpa menyentuh kulit nya.
"Kau sudah semakin baik!"
Pria itu tampak tersenyum sembari menyeka keringat nya yang mengalir di pelipis dan juga leher nya walaupun udara malam itu dingin.
Ia melihat pakaian nya yang robek akibat ulah sang adik namun ia tak marah sama sekali.
Gadis itu hanya tersenyum, ia tak banyak bicara dan tak menundukkan kepala nya seperti di kehidupan nya dulu.
"Karna aku punya guru yang hebat?" ucap nya yang memuji kembali sang kakak.
Senyuman pria itu tampak sedikit turun saat mendengar nya, bukan nya ia yang tak suka hanya saja ia tau kalau ia bukanlah seorang ahli pedang yang sempurna karna belum mencapai kekuatan master hingga saat ini.
"Kak? Kau memikirkan tentang master pedang lagi? Kau akan segera mendapatkan nya jadi jangan mati terlalu cepat." ucap Cyra yang tau apa yang ada di kepala saudara nya dan juga tau tentang masa depan
Tarrant diam sejenak, ia duduk di atas tanah itu dan melihat ke arah bintang yang tampak lebih cerah malam ini.
"Kau meninggikan dosis racun mu lagi? Sebenarnya sejak kapan kau berubah?" tanya nya yang melihat ke arah saudari nya itu.
Cyra hanya tersenyum, ia mulai meminum racun secara perlahan untuk mengubah aliran darah nya agar bisa menumbuhkan tumbuhan yang beracun juga.
"Dan artefak dari bangsa iblis itu kau gunakan untuk apa? Untuk menumbuhkan tanaman lagi?" tanya Tarrant yang penuh dengan pertanyaan karna kini sang adik sudah benar-benar berbeda namun masih bersikap seperti gadis polos jika berada di depan orang lain.
"Sstt! Kalau kakak berisik kunang-kunang nya tidak akan datang ke sini." jawab Cyra dengan senyuman tipis sembari menjatuhkan tubuh nya ke aras tanah yang tampak bersisa penuh jejak bekas latihan pedang nya.
"Jangan memakai apapun yang berhubungan dengan bangsa yang sudah punah itu, kau tau kan itu hanya akan menyakiti mu." ucap Tarrant yang juga menjatuhkan diri nya.
"Aku sudah sakit lebih dari yang kakak kira, dan lagi pula..."
"Manusia lebih mengerikan dari pada iblis, jadi tidak apa-apa..." ucap nya dengan lirih sembari melihat langit yang tampak indah namun juga begitu kejam karna hanya melihat kehancuran di bawah nya namun tetap diam.
"Lima tahun yang lalu saat aku pergi, apa yang terjadi?" tanya Tarrant yang merasa sang adik berbeda saat ia kembali setelah mengurus wabah.
Senyuman Cyra perlahan turun dan terganti dengan tatapan yang tampak tajam dan juga merasa marah akan sesuatu.
"Tidak ada," jawab nya yang selalu sama.
Tarrant tak lagi menanyakan hal tersebut namun ia memilih untuk diam sejenak dan menikmati malam yang tenang itu.
"Sebentar lagi ulang tahun kedewasaan mu, apa yang kau inginkan?" tanya nya yang tau sebentar lagi sang adik akan mengadakan upacara debutante di usia nya yang ke 17 tahun.
"Bawakan aku darah iblis terakhir yang di sembunyikan di bawah istana peninggalan mereka." ucap Cyra dengan senyuman tipis.
Ia tau semua yang berhubungan dengan bangsa yang sudah punah itu karna di kehidupan sebelum nya ia melihat Theodore yang melakukan nya.
Dan kali ini ia lah yang akan mengambil nya lebih dulu.
"Kak?" panggil nya lirih.
"Aku akan coba untuk mencari nya," ucap Tarrant yang mengira sang adik ingin bicara dengan keinginan hadiah ulang tahun yang sulit itu.
"Bagaimana kalau aku menghancurkan kekaisaran ini? Menurut mu apa yang akan terjadi pada ku?" tanya nya lirih yang tentu kemarahan nya tak hanya pada putra mahkota namun pada semua orang yang juga dulu ikut membuat nya menderita.
"Jangan bicara sembarangan, kau bisa di tangkap untuk rencana pemberontakan." ucap Tarrant yang langsung menyadarkan adik nya.
"Kalaupun aku di tangkap aku tidak akan di bunuh." ucap Cyra dengan senyuman tipis.
"Tapi teman mu itu bisa di tangkap," ucap Tarrant yang menyinggung tentang teman Marques adik nya.
Cyra diam sejenak, ia memang mengubah alur nya namun garis besar dari alur itu sendiri namun beberapa hal tak berubah seperti putra mahkota yang masih terosebsi dengan nya walau ia sudah bertingkah menjadi penurut.
Ataupun Edward yang masih tetap menyukai nya walau ia sudah berperilaku dingin.
Ia tak bisa mengubah hal-hal dasar itu sama sekali.
"Menurut mu sampai kapan ayah bisa bertahan?" tanya Tarrant yang mengubah topik pembahasan.
"Dia akan mati satu tahun lagi, dan aku pastikan kematian nya adalah eksekusi dari kaisar." ucap Cyra yang tentu sudah menyiapkan pembalasan dendam yang pertama untuk sang ayah.
Tak ada yang tau jika ia lah yang meracuni teh ayah nya secara diam-diam karna racun yang di gunakan berasal dari darah nya sendiri.
Dan tentu juga ia sudah menyiapkan persidangan yang akan di buka nanti untuk menyingkap perbuatan korupsi dan juga kelicikan sang ayah.
"Kak? Sudah ku bilang kalau aku akan menjadikan Duke Helemites kan?" ucap nya dengan senyuman penuh arti.
Tarrant diam tak membalas karna ia memang sedikit bingung dengan adik nya yang sekarang sudah benar-benar berubah bahkan sampai membuat nya tak bisa mengenal lagi.
......................
Dua bulan kemudian
Istana kekaisaran, pesta debutante
Alunan musik nya terdengar, langkah kaki yang berpadu di atas lantai dansa yang di sediakan dan membiarkan kedua nya menari dengan sempurna.
Tap!
Lagu telah berhenti, dan sebelum instrumen kedua datang beberapa tamu dan bangsawan lain nya sudah masuk ke lantai dansa.
Karna memang aturan pertama nya adalah membiarkan seseorang penyelenggara atau yang berpangkat tinggi lebih dulu yang berdansa dan kemudian bangsawan lain.
Theodore menatap ke arah gadis itu, ia mendekat ke lengkung leher nya dan mulai berbisik.
"Aroma mu berubah, kau tidur dengan nya juga?" bisik nya di telinga gadis itu.
Cyra tersenyum sembari menahan gemertak gigi nya saat ia mendengar bisikan pria itu.
"Apa yang anda bicarakan Yang Mulia?" tanya Cyra yang tampak tak tau apapun.
Baik di kehidupan dulu maupun sekarang Edward tak pernah menyentuh nya sampai upacara kedewasaan nya walaupun di kehidupan lalu ia menjalin hubungan dan tentu sentuhan nya hanya sebatas ciuman.
Tak seperti putra mahkota yang di agungkan itu yang menyentuh anak di bawah umur dan tetap melakukan nya hingga di upacara kedewasaan nya.
"Ke kamar ku tepat jam dua belas malam," ucap Theodore berbisik dan menarik pinggang ramping itu dan bernapas di telinga nya.
Cyra merasa jengah, namun sekarang bukanlah waktu nya ia untuk menusuk jantung pria itu dengan pedang nya.
"Ya," jawab nya singkat yang tau apa yang di inginkan pria itu.
Theodore tersenyum sembari mengusap punggung ramping dengan gaun yang ketat di bagian pinggang itu.
Ia pun melepaskan pelukan nya dan beranjak pergi.
Pria yang memiliki wajah yang lembut dan hangat itu pun datang, ia menunduk dan mengulurkan tangan nya untuk meminta dansa kedua gadis itu.
"Apakah saya boleh menerima kehormatan untuk dansa kedua anda putri?" tanya nya dengan sopan.
Cyra tersenyum tipis, ia meraih nya dan di iringan musik itu dansa kedua nya di mulai.
Sesekali mata nya melirik dan mencuri pandang pada pria yang memperlakukan nya dengan lembut namun kali ini ia tetap menjaga batas hubungan pertemanan agar kisah cinta yang tragis itu tak akan kembali terulang.
...
Gemerlap meriah pesta itu telah selesai, keheningan yang datang dan angin yang bertiup pelan masuk ke dalam jendela dengan kain tipis penghalang sinar mentari itu.
Nona bangsawan itu kembali memakai gaun nya, sedangkan pria yang kini hanya memakai pakaian yang nyaman dan tak lagi mengenakan jas formal itu tampak kembali membakar cerutu nya.
"Aku akan mengantar mu pulang besok, tetaplah di sini." ucap Theodore sembari melirik ke arah gadis itu.
"Jika saya menginap di sini bersama anda, maka reputasi saya akan rusak sebelum menikah. Saya harap anda memahami nya." jawab Cyra yang tentu enggan berada di kamar itu lagi.
Aku akan membakar istana ini di mulai dari kamar mu.
Theodore pun tak mengatakan apapun namun ia menyetujui dan membiarkan tunangan nya kembali.
"Kau akan pulang dengan kreta kuda kekaisaran." ucap nya yang tentu kali ini tak bisa di tawar.
......................
Sementara itu
Reruntuhan dari istana yang masih berdiri namun juga menyisakan puing-puing yang sudah rusak itu tampak tengah di jelajahi.
Pedang besi yang keras itu membelah altar yang berada di tengah istana untuk mencari darah dari jantung iblis yang di simpan.
"Permata?" gumam pria itu lirih saat melihat apa yang ia temukan bukan lah jantung melainkan manik-manik yang berwarna merah terang dan sangat mengkilap.
Ia tak tau apa itu namun ia menyimpan nya, "Aku akan gunakan ini sebagai hiasan untuk belati nya nanti." gumam nya yang mungkin memberikan hadiah yang terlambat untuk adik nya.
......................
Ini deskripsi atau penggambaran dari tokoh nya ya, bukan orang asli karna susah nyari visual kerajaan
Dan kalau ga suka bisa di skip.
By : Pinterest
Artis : Reolka
Cyra De Ecklart
(Visual yang rambut Sama Mata perak ada beberapa yang lain tanpa pakai perhiasan ya jadi visual nya anggap aja begitu wkwk)
Artis : -
Theodore Von Lavensberg
Artis : -
Edward La Blaze
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
semaumu aja
cocok
2023-06-25
0
Tini Nara
itu orang asli Thor atau cuma lukisan? cantik banget 😍😍 Theo juga cakep banget 😍 kalo iya asli, modelnya dari negara mana? keren pokoknya 🤩
2023-05-07
0
Pink Blossom
sprt biasa, pria kerajaan tk klh tmpn dn glowing dr pria modern😍
2023-02-04
4