Marigold

Duchy Helemites

Kedua anak manis yang kali ini bisa mengunjungi sang kakak pun datang dengan segera.

Tangisan yang pilu dan pelukan yang erat membuat nya memeluk tubuh gadis berusia 12 tahun.

"Ka.. kami sudah beri tau kak Tarrant, dia pasti akan kembali!" ucap Yvoine De Ecklart yang merupakan anak bungsu di keluarga Grand Duke itu.

Saudara tertua kelurga bangsawan itu saat ini tengah pergi untuk mengalami dan menangani krisis di wilayah timur dan tentu tak akan kembali dengan cepat.

"Iya! Kami sudah menulis surat nya! Ka.. kakak ga apa-apa kan?" tanya Yvaine yang merupakan saudari kembar Yvoine. Tangisan nya masih terdengar lirih.

"Tidak apa-apa," jawab gadis itu tersenyum. Ia tentu tak ingin menunjukkan kesedihan nya juga pada kedua saudari nya yang menangis khawatir pada nya.

Ia tak tau harus apa, kemarahan nya terpendam. Rasa takut lebih menyelimuti nya membuat nya bungkam kembali.

......................

Dua Minggu kemudian.

Istana Kaisar.

Teh yang di suguhkan menampilkan asap yang mengepul ke udara, aroma bunga yang harum dan taman yang begitu indah terlihat.

"Baik, aku akan memaafkan mu walaupun kau sudah sangat tidak sopan putri." ucap pria itu dengan mata yang tajam saat melihat ke arah gadis muda yang tertunduk dengan ketakutan itu.

Cyra tak bisa mengatakan apapun, ia ketakutan karna trauma dengan pria itu setelah mendapatkan pelec*han atau mungkin lebih dari itu?

Namun biarpun begitu tetap ia lah yang harus meminta maaf, dan ia juga yang harus menanggung hukuman.

Theodore tampak menaikkan smirk nya, ia melihat ke arah gadis yang ketakutan itu.

"Menurut mu bagaimana di taman ini?" tanya nya meletakan teh nya.

"Ya?" Cyra menaikkan wajah nya dan menatap ke arah pria itu.

Walaupun ia memiliki kekuatan suci namun ia sendiri tak menyadari kemampuan diri nya.

"Tidak akan ada yang datang ke tempat ini," ucap pria itu yang perlahan bangun.

"A.. apa maksud anda Yang Mulia?" tanya Cyra dengan suara bergetar saat pria itu mendekat pada nya.

"Panggil aku Theo, lagi pula hanya kau yang akan jadi permaisuri." ucap nya tersenyum.

Pria itu tak tau tentang cinta atau bagaimana perasaan nya pada nona muda yang malang itu.

Namun ia tau jika putri sulung dari Duchy Helemites itu memiliki kekuatan yang hampir setara dengan Saintes dan ia menginginkan nya.

Tubuh Cyra membeku, ujung jemari yang besar dan hangat itu membelai wajah nya dan.

Greb!

Ia tak berani memberontak, rasa takut menjelajah di tubuh nya.

Humph!

Bibir nya terbungkam, pangeran yang sangat di agungi itu sekali lagi melakukan sesuatu yang membuat nya merasa kotor sebagai lady dari keluarga terhormat.

Theodore membuka mata nya sejenak, tubuh nya terasa ringan dan segar. Ia belum menemukan sihir untuk menguras kekuatan gadis itu namun dengan sentuhan dan tubuh yang terhubung ia bisa memindahkan nya walau hanya sedikit.

......................

4 Hari kemudian.

March Stovoide

Cyra melihat ke arah anak laki-laki yang sebaya dengan nya itu. Walaupun umur nya sama namun jelas anak lelaki itu memiliki perawakan yang lebih besar dari nya.

"Kau siapa?" wajah tampan yang terlihat masih imut itu menatap dengan tatapan curiga melihat ke arah gadis yang masuk ke dalam mansion nya itu.

"Sa.. saya Cyra De Ecklart," ucap Cyra yang langsung memperkenalkan diri nya dengan sopan dan anggun karna darah bangsawan yang kental mengalir di darah nya.

"Ecklart? Kau dari Duchy Helemites?" tanya anak lelaki itu.

Cyra mengangguk dan tampak gugup, apa yang di lakukan oleh Theodore membekas di ingatan nya sehingga membuat nya semakin menjadi gadis yang penakut.

"Maafkan ketidaksopanan saya Putri, Saya Edward La Blaze. Selamat datang di March Stovoide." ucap nya yang mengenalkan diri dengan resmi dan berlutut dengan hormat karna gadis di depan nya memiliki pangkat bangsawan yang lebih tinggi.

Ia merupakan putra tunggal dari Marques Defrond La Blaze yang memegang wilayah kekuasaan dari March Stovoide.

"Ti.. tidak! Jangan berlutut! Anda kan sedang terluka!" ucap Cyra yang terkejut.

"Ya?" Edward melihat dengan mata nya yang terkejut.

"A.. anda terluka," ucap Cyra yang beranjak mendekat dengan hati-hati.

Ia bisa menyembuhkan luka seseorang karena itu salah satu dari kelebihan kekuatan nya.

Edward terdiam, gadis itu menyentuh ujung tangan nya dan membuat seluruh tubuh nya ringan dan segar serta luka yang ia dapat saat latihan berpedang hilang.

Mata nya terpaku sejenak, ia terpesona tanpa sadar. Gadis yang memiliki rambut panjang yang halus dan wajah yang begitu cantik karna tak heran jika di sebut sebagai bunga kekaisaran.

"A.. anda tidak bisa memegang pria sembarangan Putri!" ucap nya yang menarik tangan nya dengan wajah yang memerah.

"Ma.. maaf!" ucap Cyra lirih.

Ia dan ayah nya datang ke wilayah kekuasaan Marquis Defrond untuk kerja sama dengan tambang yang di miliki di tempat itu.

Lalu ia pun di bawa tentu saja untuk di manfaatkan oleh sang ayah agar bisa mengubah batu mentah itu menjadi berlian berkualitas tinggi walaupun ia harus menghabiskan banyak mana untuk itu.

"Jangan meminta maaf dan lagi anda tidak perlu terlalu formal pada saya," ucap Edward yang merasa enggan dengan sendiri nya.

Tak ada jawaban, Cyra hanya menunduk dan tak berani menatap.

"Maafkan saya, tapi tangan anda juga akan kotor putri." ucap nya yang menghela dan meraih tangan gadis itu dengan lembut.

Cyra tersentak dengan sentuhan itu, namun hal itu juga sentuhan terlembut yang pernah ia terima dari seseorang.

Tes...

Mata nya berair, hanya sentuhan ringan yang remeh namun membuat nya merasa di perlakukan dengan baik untuk pertama kali nya.

Memang di Duchy tak semua orang jahat seperti sang ayah, namun karna semua orang takut dengan Grand Duke tentu saja akan sedikit membatasi diri dengan nya.

"Anda menangis? Maafkan saya putri," ucap Edward yang tersentak dan mencoba mencari sesuatu untuk menghapus air mata nona bangsawan itu.

Karna ia baru saja berlatih pedang tentu ia tak memiliki sapu tangan untuk di bawa.

"Tidak apa, saya baik-baik saja..." ucap Cyra dengan senyuman tipis dan mata yang masih berair.

Awal yang mungkin akan menjadi madu dalam racun di hidup nya.

......................

5 Tahun kemudian

Pesta debutante, istana Kekaisaran, tahun 474

Alunan musik yang meriah, bintang utama yang tak ada lagi di atas lantai dansa.

"Kau tidak apa-apa berada di sini? Bagaimana jika putra mahkota mencari mu?" tanya Edward pada gadis itu yang kini tak lagi memanggil dengan gelar kehormatan karna kedua nya sudah dekat.

Cyra tersenyum manis, satu-satu nya orang yang memperlakukan nya dengan baik kecuali kakak dan kedua adik kembar nya adalah pria yang berada di depan nya.

Tak arogan seperti tunangan nya yang dan begitu lembut pada nya sehingga ketertarikan pun timbul dengan sendiri nya.

Cup!

"Tidak apa-apa, lagi pula dia juga sudah pergi kan?" tanya Cyra dengan senyuman tipis setelah mencium bibir pria itu.

"Kau yakin kita akan seperti ini terus? Tidak masalah kalau kau mengangkat ku jadi selir nanti, tapi itu juga harus masuk ke dalam persetujuan kaisar." ucap Edward yang menatap ke arah gadis itu.

Cyra diam sejenak, ia tak bisa mengatakan apapun untuk beberapa saat mengingat apa yang di katakan pria itu benar.

Dalam Kekaisaran saat ini seseorang berhak melakukan pernikahan monogami, poligami, atau poliandri.

Baik kaisar maupun permaisuri dapat memiliki selir sendiri, namun untuk kaisar bisa memiliki berapapun selir tak terbatas dan permaisuri hanya boleh memiliki lima selir pria.

Dan waktu tidur pun harus di jadwal agar tak ada kecurigaan tentang anak yang akan di lahirkan dari permaisuri yang memiliki selir.

"Lalu?" tanya Cyra yang bingung.

"Aku tau kau tunangan nya, tapi..."

"Aku tidak mau melihat mu tidur dengan nya," ucap Edward yang dalam artian tak ingin membagi wanita nya.

Cyra diam sejenak, ia tak bisa mengatakan apapun saat mendengar pria itu mengatakan demikian.

"Kau mau kabur? Kita bisa bersembunyi di kerajaan Zevron." ucap nya yang mulai mengatakan niat nya.

"Kabur?" Cyra mengulang, ucapan itu bagaikan sihir hipnotis untuk nya.

Untuk dirinya yang lelah ketika sang ayah terus memperbudaknya dan tunangan arogan yang memasangkan sihir untuk mengambil kekuatan suci nya yang membuat diri nya merasakan sakit seperti di kuliti dan organ dalam yang di peras keluar.

"Lalu bagaimana dengan mu? Kau baru menjadi master pedang kan?" tanya Cyra sekali lagi.

"Tidak masalah, aku mau hanya kita..." ucap Edward sekali lagi, tentu ajakan kabur nya bukan semata-mata karna ingin memiliki sendirian.

Namun karna ia tau gadis di depan nya hanya akan mati perlahan jika tetap berada di posisi nya saat ini, ia tau sihir pemindahan kekuatan itu, ia juga tau gadis yang memiliki gelar yang paling terhormat setelah permaisuri itu selalu mendapat hukuman jika tak menyelesaikan tugas yang harus nya menjadi tanggung jawab Grand Duke.

"Kita bisa?" tanya Cyra yang tak yakin.

Edward tersenyum, gadis itu seperti terpengaruh pada nya dan ingin mengikuti nya.

......................

Duchy Helemites

Pria itu mengernyit, ia mendengar cerita sang adik yang bersemangat dan tampak berapi-api untuk lari dengan kekasih yang di cintai nya.

"Kau yakin? Kalau putra mahkota sampai tau Duchy akan hancur dan menganggap keluarga kita sebagai pengkhianat." ucap Tarrant yang menatap ke arah saudari nya.

Cyra terdiam sejenak, ia tak peduli dengan Duchy yang juga tak pernah penderitaan nya dan bahkan seluruh tempat itu menganggap nya sebagai gadis boros yang manja seperti citra yang di bangun sang ayah tanpa pernah mencari tau bagaimana ia sesungguhnya.

"Tapi aku ingin keluar dari neraka ini..." ucap lirih yang juga ingin merasa bahagia.

Tanpa cambukan yang mengoyak kulit nya, tanpa sihir yang menghancurkan organ dalam nya.

Tarrant diam sejenak, belum sempat ia berpikir...

"Kami setuju!"

Suara kedua anak kembar yang cantik itu langsung terdengar, Yvaine dan Yvoine terlihat langsung datang.

Kedua saudara kembar itu menguping dan mendengar kakak perempuan nya yang ingin pergi.

"Kami akan bantu Kak Cyra! Kak Tarrant tidak tau kan? Ayah selalu mengurung kak Cyra di penjara bawah tanah dan mencambuk nya kalau tidak mau mengeluarkan kekuatan nya!" ucap gadis itu yang mendukung kakak perempuan yang selalu melindungi nya itu.

Tarrant diam sejenak, ia melirik ke arah gadis yang memang menarik perhatian nya lebih dari saudari itu.

"Baik, aku akan membantu mu. Tapi setelah kau berhasil lari itu akan menjadi tanggung jawab mu." ucap nya yang pergi setelah nya.

Cyra terdiam sejenak, kakak nya yang dingin dan kaku itu setuju dengan mudah?

......................

Dua bulan kemudian

Kapal yang kali ini masih berlabuh di dekat pantai yang berseberangan dengan selat yang memisah kekaisaran itu tampak mirip seperti kapal biasa.

"Sstt!" Edward menutup mulut gadis itu dan menyuruh nya diam.

Karakteristik putri mahkota begitu menyebar, rambut perak dan mata berwarna perak dengan kecantikan memukau di wajah yang tampak pucat dan bibir kemerahan.

Cyra menangguk, ia menatap ke arah pria itu dan menurut.

......................

Tiga Minggu kemudian

Istana, kekaisaran

Kabar tentang hilang nya putri mahkota sudah sampai ke telinga pria itu.

Theodore tampak melihat dengan mata nya yang bercahaya emas itu sembari bermain di taman beracun nya yang banyak mendatangkan kupu-kupu.

"Dia kabur? Seharusnya aku sudah tau saat dia bermain-main dengan Marquis muda itu," ucap nya lirih.

"Siapkan kuda, kita akan pergi ke Duchy." ucap nya pada bawahan nya.

Ia tentu datang bukan untuk langsung menyerang namun memberikan estimasi waktu untuk sang putri di temukan dan di cari oleh Duchy nya sendiri.

......................

Skip

Satu tahun kemudian.

Kerajaan Zevron

Gadis itu tersenyum, ia menatap ke arah pria yang masih melihat dan memegang dua besi nya.

"Masih lama?" tanya nya dengan senyuman tipis sembari mengusap perut nya yang membesar dan sudah membulat sempurna itu.

"Tumben datang ke sini? Bagaimana dengan bunga mu?" tanya pria itu yang kemudian berbalik melihat ke arah gadis yang sudah ia nikahi di wilayah yang berbeda dangan identitas yang baru pula.

Memang sulit untuk menjadi rakyat biasa dari seorang yang sebelum nya berpangkat bangsawan.

Namun kenapa yang ia rasakan saat ini lebih bahagia? Pria yang sebenarnya sword master itu kini membuka toko pedang dan membuat nya sendiri.

Sedangkan gadis yang sebelum nya berpangkat mulia sebagai putri mahkota kini menjual bunga yang ia ciptakan sendiri dengan kekuatan nya. Ia tak perlu memeras tenaga dan mendatangkan rasa sakit. Ia terbebas dari semua itu.

"Aku memasak sup jamur lagi," ucap Cyra dangan senyuman manis.

"Jamur? Kali ini bukan jamur beracun lagi kan?" tanya Edward yang memiringkan wajah nya mengingat kemampuan memasak gadis itu kurang dan cenderung tak bisa.

Cyra tertawa, pria itu tampak tersenyum dan gemas hingga mengecup lagi bibir kemerahan itu.

DUAR!!!

Suara ledakan membuat gadis itu tersentak, Edward pun langsung mengintip dan melihat ke luar karna ledakan itu seperti berasal dari lingkungan tanah nya.

Deg!

Mata biru nya terperanjat, ia langsung menarik tangan gadis itu dan mengambil pedangnya.

"Prajurit kaisar!" ucap nya yang mendekat dan menarik tangan sang istri.

"Kau pergi naik kuda yang lewat pintu belakang, aku akan ambil perhatian mereka!" ucap nya yang menatap ke arah gadis yang saat ini tengah mengandung anak pertama nya.

Cyra menggeleng, "Kita pergi bersama!" ucap nya yang menatap ke arah pria itu.

"Aku akan baik-baik saja, masuk ke hutan dan pergi ke arah timur setelah masuk ke kuil yang berada ujung hutan. Kaisar atau kerajaan tidak boleh merusak tempat Dewa. Minta bantuan mereka, aku akan menjemput mu nanti." ucap nya yang memegang tangan gadis nya.

Cyra menangguk, ia segara menurut dan mengikuti pesan dari sang suami.

...

Tak!

Tak!

Tak!

Suara kuda itu terdengar berlari cepat, gadis itu mengalami kram di perut besar nya namun ia berusaha menahan nya hingga.

Hiaa....

Kuda itu tiba-tiba terjatuh, dan tentu tubuh nya langsung terhuyung seketika.

"Kita menemukan putri!"

Ukh!

Cyra menggenggam pasir dan tanah tempat ia jatuh, perut besar nya merasa begitu sakit sampai membuat nya tak bisa bergerak.

Ia melihat kuda yang membawanya tadi terluka dengan anak panah dan prajurit kaisar yang langsung mendekat dan mendatangi nya.

Hah...

Hah...

Hah...

Mata nya terasa berat, tubuh nya kaku dan rasanya ia mulai mengantuk.

......................

Skip

Istana Kekaisaran

Gadis perlahan terbangun, namun begitu ia membuka mata nya ia langsung tersentak dan sadar jika perut nya tak lagi besar.

"Sudah bangun tuan putri?" tanya seorang yang menunggu di sebuah kursi dengan alkohol yang kuat itu.

"Anak ku? Di mana anak ku?" tanya nya yang melihat dan memegang perut nya yang tak sebesar sebelum nya.

Pria dengan mata dan rambut yang cerah seperti mentari itu tertawa.

"Siapa yang mau kau lihat dulu? Anak mu? Atau kekasih mu? Kakak mu? Atau saudari kembar mu?" tanya pria itu dengan senyuman.

Cyra tersentak, ia membatu beberapa saat.

"Dan lagi, aku belum memberi tau mu ini. Grand Duke Ecklart sudah di penggal, Duchy Helemites juga sudah hancur. Sekarang kau hanya bangsawan yang sudah jatuh." ucap nya yang tertawa.

"Di... Di mana anak ku..." ucap nya lirih.

"Bayi itu lebih dulu?" tanya Theodore mengangguk.

"Di sini," Ucap nya yang mengangkat kain dan memberikan nya.

"Akh!"

Cyra menjerit seketika saat melihat ke arah lain yang ia buka itu, bayi mungil yang tak lagi bernyawa dan saat ia sentuh pun seluruh tulang nya sudah seperti di remukan.

"Jangan terlalu terkejut, masih ada kejutan lain." ucap pria itu yang menarik tangan gadis yang masih terkejut itu dan membawa nya keluar istana untuk melihat apa yang di gantung di pintu depan.

Wajah cantik itu pucat seketika, kaki nya langsung lemas dan ia terduduk segera.

"Ed? Edward...." tangis nya lirih yang begitu terkejut saat melihat kepala yang di gantung itu.

"Penghianat! Titisan iblis!"

Seru masyarakat setiap ada yang melewati kepala dan tubuh yang di pisah dan di gantung itu.

"A.. Apa yang anda lakukan?" tanya Cyra dengan gemetar.

Pahlawan kekaisaran kini di penggal dan di jatuhkan martabat bangsawan nya.

"Aku hanya memberi tau mereka jika Marquis muda adalah pengikut iblis dan sihir gelap yang menculik putri Kekaisaran dan mempengaruhi keluarga nya." ucap Theodore.

Bangsa iblis sudah punah sejak dua ratus tahun yang lalu saat para penyihir putih bergabung dan memusnahkan bangsa yang sebenarnya memiliki wilayah sendiri.

Namun tentu ada beberapa manusia yang lebih buruk dari iblis itu sendiri.

"Kau yang iblis!" ucap Cyra yang menatap benci ke arah pria itu.

Pria itu hanya tertawa ia pun menarik dan memegang tangan gadis yang masih menangis pilu lalu membawa nya ke penjara bawah tanah.

Deg!

Deg!

Deg!

Mata nya terperanjat sekali lagi, ia melihat sang kakak yang sebelumnya selalu kuat namun kini tampak terduduk dengan kaki dan tangan yang terpotong sedangkan kedua adik kembar nya tampak terluka dengan tubuh yang di tutup seadanya.

"Mereka tidak mau mengatakan apapun, jadi aku menyiksa Kakak mu dan memberikan kedua adik mu untuk menjadi pel*cur prajurit," ucap Theodore yang tampak tak merasa bersalah.

Cyra menatap ke arah pria itu dengan tatapan yang gemetar.

"Sedikit lagi, kau sudah memberikan ku banyak kekuatan sayang ku..." bisik nya yang memang ia menjadi lebih kuat karna mencuri kekuatan gadis itu dan juga mengambil fragmen peninggalan iblis untuk menjadi lebih kuat.

Terpopuler

Comments

Akbar Razaq

Akbar Razaq

cyra punya kekuatan tp lemah dlm artian ia tak bs berbuat banyqk utk dinmanfaatkan.Tp mungkin pangeran kekuatannya sangat besar ya

2025-04-25

0

semaumu aja

semaumu aja

knp nggak kabur berdua cobak

2023-06-24

0

semaumu aja

semaumu aja

apeni bang

2023-06-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!