My Bad Princess
LATAR TEMPAT TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN TEMPAT MANA PUN YANG MENGHUBUNGKAN SEJARAH ATAU AGAMA TERTENTU !!!
DI MOHONKAN UNTUK MEMILIH BACAAN YANG TEPAT SESUAI USIA 🙏🙏🙏
Selamat Membaca 💕💕💕
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kekaisaran Lavensberg, Tahun 469
Kekaisaran kuat yang menguasai benua dan memiliki pamor yang paling tertinggi, serta pusat ekonomi dan bisnis, sehingga membuat tiga wilayah dari kerajaan tunduk pada nya.
Pusat dari kekuatan sihir putih terbesar, dan satu-satu nya kekaisaran yang masih memiliki berkat dari Dewi.
Umum nya rakyat dari kekaisaran Lavensberg menyembah Dewi Elaine yang di percaya sebagai cahaya kekaisaran.
Dan setiap keturunan kaisar mendapat berkat dari Dewi Elaine berupa mana dan kekuatan suci.
Setiap 100 tahun sekali, rakyat kekaisaran Lavensberg percaya Dewi Elaine akan memilih seseorang yang merupakan inkarnasi dari diri nya dan seseorang itu lah yang akan menjadi saintes sampai kemunculan saintes yang baru.
18 Tahun yang lalu seorang gadis bernama Camilla Palvis yang memiliki warna rambut perak dengan mata yang biru cerah di tunjuk sebagai Saintes baru setelah membuktikan keabsahan nya pada kuil suci.
Namun sayang di tahun 457 kalender Lavensberg, Saintes Camilla beserta rombongan nya menghilang setelah kunjungan nya ke daerah yang terkena bencana longsor.
Tak ada yang tau apa yang terjadi, lenyap bagaikan di telan oleh bumi dengan kreta kuda yang bahkan tak rusak satu goresan pun.
......................
Istana Kekaisaran, Tahun 469
Malam pesta dansa istana.
Wajah pucat dan tubuh yang gemetar dari seorang Lady muda yang berusia 12 tahun.
Mata nya menerjap ke arah pria yang mengenakan jubah tidur nya, angin malam yang dingin masuk dari semua pintu dan jendela yang terbuka lebar.
Semua kain tipis yang menjadi penghalang sinar mentari di siang itu berkibar, keheningan yang mencekam menambah hancur dan takut yang menyelimuti gadis muda itu.
Gaun biru mengembang yang memiliki pita dengan warna gradasi seperti lambang dari keluarga nya tergeletak di lantai.
Suara tangisan tampak berusaha bersembunyi dari keheningan yang masih terjaga.
Aroma tembakau yang terbakar masuk ke dalam hidung nya, iris nya bergetar dan mulai menunduk.
Pria yang berdiri di ujung balkon itu melirik ke belakang, smirk nya terlihat dan kemudian ia mulai berbalik mendekat ke arah gadis yang baru mulai memasuki usia remaja awal itu.
Greb!
Mata yang bergetar dengan tatapan marah dan tak berdaya itu melihat ke arah nya.
"Sstt! Jangan terlalu di pikirkan, kau sudah melakukan tugas mu dengan baik."
Bisik pria itu tersenyum dengan mata yang menunjukkan kepuasan dan tatapan haus akan menguasai.
Bibir dan tubuh Lady muda itu gemetar hebat, ia begitu takut dan terluka tentang apa yang ia alami.
Ia tak tau apapun sampai seseorang membawa nya ke kamar dan menanggalkan gaun nya.
"Bi.. biarkan sa.. saya pulang Yang Mu.. Mulia.." ucap nya dengan suara tercekat dan ketakutan.
Seluruh tubuh nya yang masih dalam masa perkembangan itu mendapat kan sesuatu yang tidak ia ketahui sama sekali.
Pria itu menaikkan smirk nya, ia menarik tali simpul di jubah nya dan melepaskan nya sekali lagi.
"Cyra ku..."
"Matahari ku..."
Pria itu bergumam dan mendorong tubuh Lady muda itu hingga jatuh kembali ke ranjang nya.
Malam yang panjang dengan di penuhi rasa takut dan mimpi buruk dari seorang gadis muda.
...
Theodore Von Levensberg, merupakan Pangeran pertama dari Permaisuri Maline yang merupakan istri pertama kaisar.
Setelah kematian Permaisuri Maline di tahun 455 kalender kekaisaran dan yang saat itu Pangeran Theodore masih berusia 4 tahun.
Kaisar mengangkat nya dan menaikan posisi pangeran menjadi Putra Mahkota dari Kekaisaran Lavensberg sebelum mengangkat putri dari Marquis Cullen menjadi permaisuri kedua. Putri Helena Cullen
Dan sekarang Theodore Von Lavensberg merupakan Putra Mahkota dari kekaisaran Lavensberg.
Pria tampan yang tahun ini sudah menginjak usia dewasa yaitu 19 tahun di kalender kekaisaran, seorang sword master yang memiliki banyak bakat berpedang dan telah memberikan bantuan dalam peperangan selama tiga tahun di mulai dari usia 15 tahun.
Memiliki wajah yang tampan, sosok yang di kagumi rakyat dan di anggap akan menjadi kaisar selanjutnya yang bijaksana. Tak ada satu pun cela yang bisa di katakan.
Setelah kembali membawa kemenangan satu tahun silam di upacara kedewasaan nya ia memilih langsung nona bangsawan yang akan menjadi permaisuri nya.
Cyra De Ecklart seorang putri dari Grand Duke Pavel De Ecklart yang merupakan penguasa Duchy Helemites.
Nona muda yang baru menginjak usia 12 tahun, wajah yang cerah dan tatapan yang polos mengira jika kehidupan nya akan memiliki kisah cinta yang manis seperti yang ia baca dan akan menyelamatkan nya dari kekangan sang ayah.
Cyra bukan lah putri tunggal, ia memiliki satu kakak laki-laki yang berusia sama dengan tunangan nya yaitu putra mahkota, Tarrant De Ecklart, menyandang gelar komandan ksatria karna kemampuan berpedang yang di akui seluruh kekaisaran walaupun belum menyandang sebagai Sword master.
Dan 2 adik kembar perempuan yang berusia 8 tahun, masih tak menunjukan bakat apapun.
Ke empat saudara yang di lahirkan dari ibu yang berbeda.
......................
Tiga Minggu setelah kejadian pesta dansa.
Istana Kekaisaran.
Meja yang panjang dengan makanan yang penuh di atas nya, berbagai menu hidangan terlihat.
Hanya untuk 6 orang yang bersiap untuk menyantap nya.
Gadis muda itu menunduk, ia tak berani sama sekali melihat ke arah mata yang memiliki warna coklat cerah bagai mentari dengan rambut pirang yang mengkilap di bawah sinar cahaya yang menjadi penerangan di atas langit-langit bangunan istana yang mewah itu.
Senyuman simpul naik di sudut bibir pria yang menatap ke arah tunangan nya yang tampak gemetar dan terus menundukkan kepala nya.
Percakapan tentang pertunangan dan penyatuan kedua kelurga terdengar menjadi pembahasan, semua nya tampak senang walaupun permaisuri Helena tampak tak bisa menyembunyikan rasa tak suka nya di balik senyuman palsu.
Tentu ia tak begitu ingin putra pertama dari mendiang permaisuri sebelum nya melakukan pertunangan dengan putri dari Grand Duke karna hanya akan membuat dukungan putra mahkota lebih banyak di bandingkan dengan pangeran yang ia lahirkan.
"Sa.. saya tidak ingin menikah dengan Pu.. Putra Mahkota!"
Suara yang terdengar gemetar dan gugup setelah berhasil menyatukan semua keberanian nya.
Hening....
Semua terdiam bahkan sendok yang tadi nya masih bergerak pun kini senyap.
"Apa yang anda bicara kan Putri? Apa Putra Mahkota melakukan sesuatu yang tidak Putri sukai?" tanya pria paruh baya yang kini sudah hampir melewati setengah abad di usia nya.
Pria yang paling berpengaruh dan berkuasa di kekaisaran itu.
"Putra... Putra Mahkota me.. menodai kehormatan saya! Sa.. saya tidak ingin menikah dengan nya!"
Suara nya tampak begitu gemetar, jemari tangan nya bersaut satu sama lain seakan begitu gugup.
Kaisar Levensberg pun mulai menunjukkan wajah tak senang nya padahal baru beberapa detik yang lalu ia bertanya dengan nada yang ramah.
"Bukan kah anda harus berhati-hati saat bicara putri?" kali ini suara nya terdengar menekan hingga membuat gadis yang berusia 12 tahun itu merasa tertekan.
"Maaf Yang Mulia, Putri masih sangat muda, saya akan mengajari nya lagi tentang sopan santun." ucap Grand Duke yang merasa tentu akan langsung mendisplinkan putri nya ketika tiba di kediaman nya nanti.
"Tapi ucapan Putri tadi sangat berbahaya, bagaimana jika ada yang salah mengira?"
Mendengar suara bariton yang rendah itu membuat gadis berusia 12 tahun semakin menegang, ia meremas gaun nya dan tak satu pun dari makanan nya yang tersentuh.
Ia takut dan terguncang menciptakan trauma yang begitu dalam ketika memiliki peristiwa yang menghancurkan nya dalam satu malam.
"Putri? Bisa anda jawab kapan saya melakukan nya?"
Deg!
Seluruh tubuh gadis muda itu tampak sedang berhenti seketika, rasa takut menjalar di tubuh nya, ia mengingat kembali setiap bisikan dan suara er*ngan yang terdengar di telinga nya malam itu.
"Putri Cyra?"
Tak ada jawaban, nona muda dari bangsawan ternama itu hanya diam dan menunduk.
"Cyra De Ecklart? Saya harap anda bisa menjawab saya." pengulangan nama tanpa gelar di depan nya merupakan suatu kata perintah.
"A... Anda membawa saya ke kamar.. Dan! Dan..." tak ada lagi yang tersebar selain suara tangisan yang lirih yang menjadi suara di kebisuan nya.
Pria tampan itu tertawa, nyala mata yang tampak bersinar itu menatap dengan tajam.
"Memang seperti nya ada sedikit kesalahpahaman di sini, saya memang membawa seorang Lady ke kamar saya karna karna dia bilang ingin melihat langit malam yang lebih indah. Jadi saya berpikir pemandangan terbaik hanya berada di balkon kamar saya." ucap nya yang menerangkan dengan nada bicara yang tenang.
"Tidak! Anda meny-"
"Maafkan ketidaksopanan saya, mungkin karna terlalu banyak di Medan perang saya sampai tidak mengetahui etika sosial." ucap pria itu yang meminta maaf dan menundukkan kepala nya.
"Maaf Yang Mulia, saya akan mengajari putri saya lebih baik lagi." ucap Grand Duke Pavel yang menundukkan kepala nya.
Cyra masih terdiam namun hanya ia yang tau jika pria itu tak membawa nya untuk melihat langit malam dan ia pun tak pernah meminta nya karna sejak awal ia di seret dan di bawa ke kamar pria itu.
"Ta.. tapi saya tetap ingin membatalkan pertunangan saya..." ucap nya dengan bibir gemetar yang melakukan tindakan ceroboh.
Wajah kaisar mulai tampak berubah, ucapan seorang gadis muda itu tampak menurunkan derajat nya dan membuat nya merasa kesal.
"Seperti nya sulit untuk melanjutkan makan malam ini, aku akan hentikan lebih dulu." ucap pria yang paling berpengaruh di benua itu dan beranjak pergi.
Keheningan mencekam, wajah dari mata biru gelap itu menatap dengan tatapan yang mencekik putri nya.
......................
Kediaman Ecklart
PLAK!!!
Suara tamparan yang terdengar kuat begitu nyaring membelah keheningan di mansion yang mewah dan megah itu.
Rasa perih dan panas di pipi putih dan bahkan membuat tubuh kecil itu langsung terpental ke lantai.
"Ambilkan cambuk!"
Mata tajam itu menatap dengan begitu marah, ia tak menunggu untuk membawa ke ruang bawah tanah dan langsung ingin menghukum di tempat.
Satu cambukan yang besar dari tali yang kuat itu tampak di berikan di tangan pemilik mansion mewah di kediaman yang lebar itu.
Ctas!
Ctas!
Gadis itu menangis, ia ketakutan dan meringkuk namun ia sudah terbiasa menahan rasa sakit sehingga ia bisa menahan suara nya.
Tak ada yang menghentikan nya sama sekali, lebih tepat nya tak berani.
Greb!
"Anak bodoh! Kau mau batalkan pertunangan mu! Berani sekali kau!"
Teriakan yang terdengar seperti ingin memecah indera pendengaran nya.
"Saya tidak akan menikah dengan Pangeran! Kalau Ayah tidak setuju maka saya akan bilang pada Kaisar jika penanganan sungai Denfil dan peruntuhan bangunan di desa Verip adalah ide saya! Bahkan kekuatan yang di gunakan pun milik saya!"
Gadis muda itu berteriak, memang selama ini ia di jadikan kartu as sang ayah dan di manfaatkan dengan kekuatan suci yang ia miliki.
Tak ada yang tau jika Saintes yang hilang 13 tahun yang lalu melahirkan seorang putri setelah di culik dan mengalami pemerk*saan secara berkala untuk memberikan keturunan sempurna yang memiliki kekuatan yang hebat.
Namun begitu anak yang di lahirkan seorang perempuan maka pria kejam itu langsung membunuh nya dan anak tak berdosa itu?
Di biarkan hidup hingga ketika usia nya 4 tahun, kekuatan suci dan aliran dari berkat Dewi Elaine mulai terlihat.
Ia pun mulai memanfaatkan putri nya yang polos dan naif itu untuk keperluan guna memenuhi keserakahan dan ketamakan nya.
PLAK!!!
Satu tamparan keras membuat sudut bibir gadis muda itu pecah. Darah mengalir keluar dari tubuh kecil itu ketika seluruh gaun nya sudah tampak rusak dan kotor dengan noda darah.
"Tidak! Berhenti Yang Mulia!"
Suara teriakan dari wanita yang menangis itu berjalan mendekat dan memeluk nona muda nya.
"Bibi?" Bibir yang penuh darah itu melihat seseorang yang sudah seperti ibu bagi nya.
Wanita yang menjadi pengasuh nya sejak kecil dan begitu menyayangi nya.
"No.. nona baru saja menggunakan kekuatan nya... Ka.. kalau Yang Mulai memukuli nona seperti ini No.. Nona bisa mati..."
Suara yang gemetar itu terdengar, memang ia hanya memanggil nona di bandingkan putri karna ia sudah memiliki hubungan yang dekat dengan gadis bangsawan itu.
"Mati?! Biarkan saja anak ini mati!" ucap Grand Duke Pavel yang begitu murka sembari terus melayangkan cambukan nya.
Pengasuh yang bernama Catherine itu tak melepaskan nona nya, bagi nya gadis itu sudah seperti putri yang ia besarkan sendiri.
Genangan dari cairan merah yang kental itu mulai mengelilingi kedua perempuan itu. Mata sayup yang menatap dengan kecil itu melirik ke arah wanita yang memeluk nya dengan erat.
Pelukan hangat yang biasa nya selalu menghibur nya.
"Pergi..."
"Bi.. bi pergi..."
Suara yang terdengar samar, ia bisa mendapatkan pengobatan setelah mendapatkan hukuman sang ayah.
Namun pengasuh nya?
Tak akan ada yang memberikan perhatian bagi seorang pelayan yang sudah cukup tua itu.
"Tidak apa-apa, nona jangan takut..."
"Saya di sini, saya akan melindungi anda..."
Catherine menatap dengan senyuman tipis, mata yang berair dan aliran cairan kental jatuh dan menetesi ke arah nona muda yang berada dalam pelukan nya.
Ia tau tuan nya baru nya memanfaatkan kekuatan suci nona nya untuk mengerjakan urusan nya, dan jika setelah itu si pemilik raga dari kekuatan itu mendapatkan luka atau cidera yang berat maka akan menimbulkan keretakan mana.
Tubuh yang rusak tidak akan mampu menangani kekuatan yang besar, ia sangat tau hal itu. Maka dari itu ia sama sekali tak akan membiarkan nona nya terluka.
Cyra tak bisa merasakan apapun lagi, suara cambukan masih terdengar di telinga secara samar.
Satu persatu tubuh nya merasa kebas, rasa sakit luar biasa yang ia rasakan membuat tubuh nya merasa kebas.
Apa yang sudah ia lakukan?
Apa mengatakan kebenaran tentang apa yang terjadi pada diri nya adalah suatu kesalahan?
Pandangan nya perlahan menggelap, pemandangan terakhir yang ia lihat adalah wanita yang memeluk nya dengan erat dan cambuk yang melayang.
Aroma yang tercium adalah anyir dari darah segar yang terus mengalir dan menyiprat mengotori lantai di mansion megah itu.
...
Dua hari kemudian.
Deg!
Mata gadis itu terbuka, seluruh tubuh nya sudah terbalut dengan perban di balik baju tidur nya.
"Bibi!"
Nona bangsawan itu tak bisa memikirkan hal lain kecuali bibi yang sebelum nya melindungi nya.
Di lihat dari kondisi tubuh nya yang mulai membaik dengan cepat sudah pasti menggunakan kekuatan suci.
Kaki gadis itu turun tanpa mencari alas kaki nya, namun.
"Akh!"
Ia memekik, tubuh nya langsung terjatuh ke lantai dan kaki yang lemas.
"Bi.. Bibi..."
Suara nya gemetar sembari merangkak melihat wanita dengan pakaian yang sama seperti yang terkahir kali ia lihat, darah merah itu telah mengering, aroma anyir sudah berubah menjadi amis yang pekat.
"Ja.. jangan..."
Gadis itu menangis, berusaha mengeluarkan sinar dari tangan nya untuk pengasuh yang sangat ia sayangi itu.
Deg!
Tidak ada kekuatan yang mampu menghidupkan orang yang telah mati, apa lagi mati sejak dua hari yang lalu.
"Hua! Bibi! Huhu!"
Tangis nya pecah, memeluk mayat yang sudah berada di kamar nya selama dua hari. Ia berusaha memanggil seseorang dari luar, namun
"Buka! Buka pintu nya!"
Tangan nya berusaha menggedor dan memukul pintu besar yang terbuat dari kayu yang tebal itu tak ada jawaban sama sekali.
Tangisan nya terdengar lirih, ia kembali mendekati mayat pengasuh nya dan masih menangis meratapi kesedihan nya.
Namun waktu semakin berlalu, pintu kamar nya tak ada satu pun yang terbuka.
Roti kering dengan segelas air di lempar kan setiap hari sekali.
Satu hari...
Dua hari...
tiga hari...
Satu Minggu...
Dua Minggu...
Tak ada satupun yang datang, wajah yang pucat, bibir yang kering dan tubuh yang mulai semakin kurus walau hanya dengan waktu singkat.
Organisme lain mulai menggerogoti mayat yang berada di kamar gadis bangsawan itu.
Aroma amis kini mulai berubah menjadi aroma busuk, Lalat dan ulat mulai datang dengan sendiri nya mengerumuni mayat wanita itu.
Rasa tangis dan duka kini mulai berubah menjadi kosong, tatapan yang sebelum nya penuh dengan air mata kini tak memberi kan apapun.
Melihat kematian dari orang yang di sayangi dan kemudian melihat nya berubah menjadi bangkai yang membusuk selama 24 jam.
Gadis itu merangkak kembali ke pintu dan kemudian mengetuk nya.
"Ayah..."
"Saya salah..."
"Ampuni saya..."
Suara yang lemah itu terdengar, tatapan yang kosong namun tetap mengalirkan buliran bening yang jatuh ke pipi nya.
Brak!
Pintu yang besar itu terbuka, pria yang berdiri dengan tegap dan senyuman senang menyambut nya.
"Sekarang kau sudah tau kesalahan mu putri ku? Kali ini aku akan mengampuni mu." ucap nya yang berjongkok sembari memegang dagu putri nya yang begitu pucat.
Cyra mengangguk, mata nya yang kosong itu mirip dengan boneka kayu yang akan mengikuti perintah apapun yang di berikan padanya.
"Siapkan diri mu dan setelah itu minta maaf lah pada putra mahkota, bahkan kalau kau perlu mengemis di kaki nya, jangan sampai biarkan dia membatalkan pernikahan mu." ucap Grand Duke Pavel pada putri nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
semaumu aja
agaknya ini keren
2023-06-24
0
Dika ayu Swandari
semangat Thor 😘
2023-02-23
1
Tini Nara
baru mampir nih kak othor dan,,, masih mencerna😁😉
2023-02-07
0