Andini yang merasa ada yang meniup di belakang telinganya, kini tampak menoleh ke kanan dan ke kiri,
Sementara, teman-temannya yang akan menuju pintu keluar jadi terpaksa berhenti lagi dan memandangi Andini yang tertinggal,
"Andini, ayok cepat, kamu mau tinggal nginep di bioskop?"
Tanya teman-teman Andini sambil tergelak-gelak,
Andini yang sadar ruangan bioskop sudah mulai sepi akhirnya sambil bergidik cepat lari menyusul teman-temannya,
"Ada yang niup telingaku tadi,"
Kata Andini sambil cepat mengambil posisi di tengah ke empat temannya,
"Apaan sih Ndin? Ditiup gimana?"
Tanya mereka sambil sama-sama berjalan keluar dari ruangan mereka nonton,
"Sungguh, tadi ada yang niup-niup belakang telingaku,"
Ujar Andini dengan wajah serius,
"Hmm... kamu sih, namanya sama kayak hantu, jadi dikira temennya kali,"
Seloroh Nada, salah satu teman Andini yang rambutnya pendek macam cowok mirip Mitha the Virgin,
"Huuu enak aja,"
Andini meninju lengan Nada yang kemudian terpingkal,
Mereka terus keluar dari studio empat di mana mereka baru saja menonton film horor yang sedang hitz pekan ini, lalu dilanjut keluar dari bioskop yang berada di dalam salah satu mall besar di kota mereka tinggal,
"Btw, film ini katanya diambil dari novel yang terinspirasi dari kisah nyata kan?"
Tanya Mia, teman Andini yang paling imut sejagad raya, wajahnya macam artis-artis Korea, begitupun juga penampilannya,
"Tadinya, film ini kabarnya ditentang sama masyarakat dari kampung asal si Andini asli, soalnya mereka takut arwah penasaran si Andini bakal gentayangan lagi,"
Ujar Meli dan Sari nyaris bersamaan,
"Ah itu hanya isyu, paling juga isyu yang sengaja dibuat-buat supaya film ini laris,"
Kali ini tentu saja Nada yang berkomentar, ia sejujurnya tak begitu percaya jika novel Andini diambil dari kisah nyata,
Baginya, kisah manusia dihantui tidak akan bisa serunut itu kejadiannya, dan ada pun, tidak akan hantu itu sampai membunuh sampai sedemikian sadis,
"Kamu jangan gitu lah Na, nanti kamu dihantui lo,"
Ujar Mia,
"Halah, aku tampol lah hantunya,"
Kata Nada sambil mengibaskan tangannya, setelah itu dengan gaya cool nya ia memasukkan tangannya ke dalam kantong jaket untuk mengambil kunci mobilnya,
"Eh Ndin, tapi ceritanya mirip ya sama kamu, anak bos jatuh cinta ke kamu, hihihi..."
Sari malah tiba-tiba membahas masalah pribadi Andini, yang jelas saja jadi dibuat ledekan teman-teman yang lain,
"Cieee Andini... Cieeee..."
Andini yang diledeki teman-temannya wajahnya seketika langsung bersemu merah,
"Apaan sih, udahlah, aku juga belum jelas mau nerima apa tidak kok,"
Kata Andini,
Kelima gadis itu berjalan ke arah parkiran mall yang terlihat masih cukup penuh oleh mobil para pengunjung,
"Terima saja Ndin, kamu juga kan suka,"
Ujar Mia,
"Halah, cowok playboy Ndin, mending cari yang lain,"
Nada memberikan saran yang berbeda,
"Playboy kan bisa jadi karena belum menemukan yang tepat saja, siapa tahu begitu sama Andini, si Mas Andra jadi bener dan setia, ya kan?"
Sari yang tampaknya mendukung sekali jika hubungan Andini dan Andra berhasil tampak bersemangat memberikan penjelasan,
Nit... nit...
Nada membuka kunci mobilnya dari jauh, yang kemudian tampak mobil miliknya yang berwarna hitam metalik lampunya pun menyala,
"Tapi paling enak memang punya pasangan yang berasal dari kelas yang sama, atau paling tidak jangan terlalu jauh berbeda, karena nantinya akan susah untuk menyamakan pola pikir, visi misi dan kebiasaan hidup,"
Ujar Meli, yang dari tadi lebih banyak diam,
Entahlah, sebetulnya Meli bukanlah tipe yang sama sekali tidak suka bicara, bahkan ia biasanya juga lumayan cerewet,
Namun kali ini, sejak dari film yang mereka tonton berakhir, perasaan Meli rasanya seperti tidak enak,
Entahlah, rasanya seperti ada perasaan yang tidak biasa,
Ia merasa seperti ada sesuatu yang berada di sekitar mereka, terutama sejak Andini bicara jika telinganya seperti ada yang meniup,
Ah tidak! Tidak!
Meli ingat betul, saat tadi sedang menonton film, Meli yang sempat menoleh ke arah Andini sedikit dibuat terkejut karena melihat ada bayangan orang tepat di belakang Andini,
Hanya sekilas, bayangan itu seperti berjongkok dengan posisi wajah berada di sandaran kursi di mana Andini duduk,
Namun, karena bayangan itu hanya terlihat sekilas saja, maka Meli yang penasaran sempat memastikan dengan menoleh ke arah tempat duduk yang ada di belakang Andini,
Ia ingin tahu apakah bayangan yang tadi ia lihat sebetulnya adalah orang yang duduk di belakang Andini,
Tapi...
"Sudah... sudah... malah jadi bahas Mas Andra, nanti dia kejedot,"
Kata Mia yang tiba-tiba menarik tangan Meli dan Andini untuk kemudian mendorong keduanya masuk ke dalam mobil,
"Mau mampir makan dulu tidak?"
Tanya Nada yang sudah siap duduk di belakang kemudi,
"Tidak ah, pulang saja, capek, besok harus kerja,"
Kata Sari,
"Kamu juga Ndin?"
Tanya Nada,
"Iya, aku juga rasanya badan capek,"
Sahut Andini,
"Kamu Mel?"
Nada pada Meli,
"Sari dan Andini pulang ya aku juga dong, masa sendiri-sendiri, orang kami satu kos-kosan,"
Ujar Meli yang lantas membuat Nada mantuk-mantuk,
"Baiklah emak-emak cerewet, aku antar kalian pulang, habis itu aku mau cari makan sendiri, di rumah si mbok lagi pulang kampung,"
Kata Nada,
"Halah, makan saja di tempatku, bukannya kamu paling favorit makan masakan Ibu?"
Seloroh Mia yang duduk di depan di samping kursi kemudi di mana Nada kini duduk,
"Oh iya bener... bener... ide bagus itu,"
Sahut Nada yang tentu saja langsung setuju, dan disambut gelak tawa Mia,
Mobil pun meluncur cepat membelah malam, menyusuri jalanan kota yang hanya diterangi lampu jalanan dan juga lampu-lampu depan toko-toko dan rumah di pinggir jalan,
Sementara Nada sibuk mengemudi sambil mendengarkan lagu yang disetel cukup kencang, teman-temannya sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing,
Mia, Meli dan Andini sibuk dengan hp mereka, Sari lebih memilih mengantuk sambil menyandarkan kepala di bahu Andini,
Dan, di kursi paling belakang, kursi deretan ke tiga, tampak duduk seorang perempuan dengan rambut panjang tergerai menutupi wajah,
Sosok perempuan itu hanya duduk diam menatap ke arah depan, tak ada satupun dari gadis-gadis itu menyadari keberadaannya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Hanum Anindya
wah jangan jangan Andini pacarnya satria lagi yang duduk di bangku itu.
2023-02-25
0
Putrii Marfuah
jadi mikir lagi deh...emang pinter nge prank nya
2023-02-24
0
Susan
thanks ya Thor sdh diajak nonton bioskop gratis...serasa nonton langsung aku tuh😆
2023-02-22
0