5. Ketakutan

Dan malam itupun Soleh dan Lihun melewatkannya dengan membicarakan sosok Andini bersama Bapaknya Panji,

Si Bapak bahkan juga akhirnya jadi membawa-bawa kisah masa lalu keluarga Andini yang pernah dikabarkan menikah dengan kuntilanak jadi-jadian untuk pesugihan,

Meskipun sebetulnya kisah itu memang telah menjadi rahasia umum di kampung mereka tinggal, bahkan juga sampai kampung-kampung sebelah,

Namun, nyatanya, mengulik kisah lama itu membuat Soleh dan Lihun lumayan tambah merinding,

"Jadi memang benar ya, keluarga mereka itu ada yang sampai rela menikahi kuntilanak jadi-jadian, yang katanya kepalanya dipaku itu Pak?"

Tanya Lihun,

Bapaknya Panji mengangguk,

Sementara itu, Panji yang lama-lama merasa tidak nyaman dengan pembicaraan Bapaknya dan juga kedua tetangga mereka, akhirnya Panji pun memutuskan untuk pamit saja masuk lebih dulu,

Panji sungguh tetap merasa iba dengan nasib Andini, meskipun ia juga sangat kecewa dengan apa yang telah dilakukan Andini,

Kecewa karena ternyata gadis itu, yang ia pikir merupakan gadis yang begitu pandai menjaga diri, yang selalu pandai menjaga jarak dengan laki-laki, namun ternyata kini diam-diam telah berbadan dua sebelum ia resmi menikah,

Panji juga kecewa pada Andini, karena setelah ia melakukan kesalahan yang begitu besar dengan mengorbankan kesucian demi cinta, ia justeru akhirnya memutuskan bunuh diri,

Walaupun, Panji juga merasa sedikit memahami kondisi kejiwaan Andini yang mungkin saja sangat terguncang,

Bisa jadi jika Panji terlahir menjadi perempuan lalu ia mendapati nasib yang sama dengan Andini pun, ia akan berbuat hal yang tak jauh berbeda,

Ya, tapi apapun, semua telah terjadi, kini Panji hanya merasa ingin mendoakan Andini saja, agar arwahnya bisa tenang di sana, apalagi mengingat banyaknya kasak kusuk tak enak tentangnya, pasti akan jauh lebih baik jika ia tetap tenang di tempatnya yang baru, hingga kasak kusuk para tetangga nantinya bisa cepat mereda, agar Indah dan sang Ayah bisa kembali beraktivitas untuk melanjutkan hidup mereka sebagaimana sebelumnya,

"Dulu sempat makan korban tidak Pak katanya?"

Tanya Lihun pula,

"Wah kalau itu tentu saja, yang namanya pesugihan ya pastinya butuh korban, tumbal, darah,"

Bapaknya Panji makin bersemangat, berbusa-busa membicarakan keluarga Andini di masa lalu,

Entah apa yang membuat Bapaknya Panji seolah begitu sinis dengan keluarga Andini, sampai-sampai ia pun begitu bersemangat untuk membicarakan aib-aib keluarga Andini,

"Saat itu, beberapa bayi warga kampung sebelah dan juga kampung kita tiba-tiba saja hilang, bayi masih di dalam perut,"

Tutur Bapaknya Panji,

Soleh dan Lihun tampak begitu bersemangat mendengarkan, sambil merokok dan menyeruput kopi,

"Itu ulah kuntilanak pesugihan itu?"

Kali ini Soleh yang bertanya,

Bapaknya Panji mengambil satu batang rokok lalu menyalakannya,

"Korban terakhir itu bayinya anak mantan Pak Lurah Harno, itu karena menantunya kan orang pesantren, malah sudah jadi ustadz, akhirnya ketahuan itu, si kuntilanak nya ketahuan, terbangnya ke rumah adiknya Neneknya Andini itu,"

"Tahunya itu isterinya, bagaimana pak?"

Tanya Soleh benar-benar jadi penasaran,

"Oh ya itu karena si ustadz itu, menantunya Pak Harno,"

Bapaknya Panji tampak menyeruput kopinya yang tinggal sisa, setelah itu ia kembali menghisap rokoknya,

"Oh jadi saat penggerebekan itu, si ustadznya juga ikut,"

Kata Lihun,

"Ya tentu saja, karena kuntilanak itu nyaris membuat celaka isteri dan anaknya, wong sudah ada di atap rumah,"

Bapak nya Panji begitu berapi-api menceritakan kisah itu,

Dan tepat saat Bapaknya Panji mengatakan soal kuntilanak berada di atas atap rumah

Tiba-tiba...

"Hiks... Hiks... Hiks..."

Terdengar sayup-sayup suara seperti perempuan menangis,

Suaranya yang semula hanya seperti terbawa angin, tiba-tiba saja kini seperti ada di atas atap teras, yang tentu saja hal itu langsung membuat Bapaknya Panji yang sedang sibuk bercerita jadi terdiam,

Soleh dan Lihun yang juga ikut mendengar suara tangisan perempuan tampak langsung ketakutan, meskipun keduanya juga kini terlihat celingak-celinguk seperti mencari di mana sebetulnya si perempuan yang menangis tersebut,

"Hiks... hiks... hiks..."

Suara tangisan itu kembali terdengar, bersamaan dengan suara seperti kuku tangan yang di garuk-garuk ke atas atap seng yang ada di teras,

Sreeek ...

Sreeeeek...

Sreeeek...

Begitu terdengar suara seperti kuku tangan yang menggaruk atap seng, sontak Bapaknya Panji, Lihun dan Soleh pun berdiri,

Mereka kemudian saling berpandangan satu sama lain, tampak jelas ketakutan bergelayut di raut wajah-wajah mereka,

Hingga, tiba-tiba saja...

Sesuatu seperti melompat dari atas atap teras rumah Panji, yang seketika langsung membuat Bapaknya Panji, Soleh dan Lihun ikut melompat dan langsung melarikan diri masuk ke dalam rumah.

...****************...

Terpopuler

Comments

ALNIE

ALNIE

baru di takutin suara gesekan kuku aja udah ngacir 😂😂 belum liat penampakan nya bapak" cemen suka nya nyinyirin org ....kayak udah bener aja kehidupan nya ....😤

2023-02-09

0

Putrii Marfuah

Putrii Marfuah

untung aku gak ikutan lompat 🤣🤣🤣🤣🤣.
emang bener paling gampang ngupas jeleknya orang, kagak pernah ngaca KLO kita aja masih banyak busuknya....

2023-02-09

1

Hanum Anindya

Hanum Anindya

😂😂😂😂la kok kabur kan dia juga mau dengerin cerita orang

2023-02-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!