Semakin hari kedekatan Lucy dan Ryan semakin menjadi jadi, Lucy menganggap sosok Ryan sebagai satu satunya teman yang dimiliki di lingkungan perusahaan ini.
Saat ini adalah jam makan siang, seperti biasa tuan Dev tidak mengajak Lucy untuk makan siang bersama di restoran mewah langganan tuan Dev yang berada di seberang perusahaan.
Lucy dan Ryan sedang menikmati makan siang bersama saat beberapa karyawan wanita menghampiri dan ikut duduk bergabung.
Lucy hanya sesekali ikut tersenyum saat Ryan mengobrol dengan para pegawai wanita,
penampilan mereka sempurna, cantik, modis dan pandai bercakap.
Ryan melirik ke arah Lucy saat Michele meggoda dengan bahasa frontal,
"Pak Ryan.. jika anda mau berteman dengan Lucy setidaknya anda juga harus mengijinkan aku berteman denganmu, bukankah aku terlihat lebih modis dan manis dibandingkan Lucy, benarkan kataku Lucy ?"
"Aa.. itu.. hemm.. benar sekali Ryan, Michele lebih segalanya dibandingkan aku"
tersenyum canggung, namun jawaban Ryan kemudian cukup mencenangkan,
"Kamu mungkin tidak tahu atau tidak bisa melihat tapi Lucy jauh lebih baik darimu Michele.. Lucy tidak memakai make up tebal tapi wajahnya cantik natural, aku yakin jika Lucy mau maka dia akan sangat cantik melebihi kamu"
"Apa maksudmu.. Lucy terlalu cupu dan tidak modis come on jangan bandingkan kami, level ku lebih tinggi.. " Michele masih berucap sombong.
"Apa kamu memperhatikan lebih detail penampilan Lucy ? kamu lihat berapa harga outfit yang setiap hari dia pakai ? dan hemm yaa Lucy hanya tidak berdandan karena pria manapun pasti bakal jatuh hati dengan kecantikan nya"
Ryan terus terusan memuji Lucy, sampai Lucy merasa tidak enak hati,
"Kamu bisa saja Ryan, aku tidak sebagus itu kok"
kata Lucy dengan senyum canggung.
Michele kesal lantaran Lucy menampilkan kesan polos yang menurutnya dibuat buat.
"Sebaiknya aku kembali ke ruangan CEO, sebentar lagi jam makan siang berakhir kan.. permisi.. "
Lucy berdiri hendak melangkahkan kaki, Saat ini Lucy mengenakan sepatu high heels 10 cm.
Entah siapa yang melakukan tapi..
brukk.. Lucy jatuh tersungkur, dia merasa seseorang dengan sengaja menjegal langkahnya.
"awhhss sakit.. " Lucy mengusap lututnya yang terluka kemudian berdiri,
Lucy melihat siapa pelakunya ternyata itu adalah salah satu pegawai wanita senior yang selalu membully junior seperti nya.
"ups.. sorry Lucy, sengaja hahaaa... " seluruh karyawan ikut tertawa, menertawakan Lucy.
"Aku bantu kembali ke ruanganmu ayo.. " tiba tiba Ryan menggandeng tangan Lucy berjalan keluar dari kantin.
sedari tadi Lucy menahan malu serta tangis, dia tidak ingin mencari masalah dengan siapapun.
"Sampai sini saja Ryan, makasih tapi aku baik baik saja kok.. " senyum Lucy saat menekan tombol lift khusus.
"Kalau ada yang menyakitimu katakan padaku, jangan pendam sendiri oke.. " senyum Ryan terlihat tampan.
Saat pintu lift hampir menutup sebuah tangan menahan agar pintu lift kembali terbuka.
Asisten Clark mempersilakan tuan Dev masuk kedalam lift.
saat kaki panjang tuan Dev melangkah masuk, netranya tajam menatap Ryan tidak suka.
Bahkan sampai pintu lift menutup sempurna tatapan tuan Dev tidak lepas dari tatapan Ryan yang membungkuk hormat.
didalam lift..
"Apa seperti ini sikapmu jika tidak ada aku ? murahan !" ucap tuan Dev tanpa menoleh pada Lucy.
"Ini tidak seperti yang anda pikirkan tuan, kami hanya berteman" jawab Lucy pelan lalu menunduk.
"Jadi kamu mulai berani mencari teman huh? dia seorang pria!! "
"Ryan hanya membantuku tuan.. kami.. "
Belum selesai Lucy menjawab pintu lift sudah terbuka.
bugh !! kepalan tangan tuan Dev memukul dinding lift tepat didekat Lucy.
Lucy tersentak kaget, sedikit saja maka tangan itu pasti mengenai wajahnya.
Asisten Clark yang melihat hal itu hanya diam, tuan Dev berjalan angkuh lalu duduk dikursi kebesaran nya dengan kasar.
"Kosongkan jadwalku hari ini Clark, " ucap tuan Dev bernada kesal.
"Baik tuan, saya akan kembali menjemput anda saat jam pulang kantor, " jawab asisten Clark
"Tidak perlu, aku akan bawa sendiri mobilku, aku tidak mau ada seorangpun yang masuk keruangan ku, pergilah !!"
Asisten Clark mengangguk hormat lalu keluar dari ruangan tuan Dev, saat hendak menutup pintu Asisten Clark sempat menatap Lucy yang sedari tadi duduk memeriksa tabletnya.
semoga tuan Dev tidak bersikap kasar padamu nona Lucy..
pintu tertutup, asisten Clark memilih untuk melakukan sidak ke divisi lain, mebiarkan tuan muda dan Istrinya menyelesaikan urusan mereka.
Di dalam Ruangan CEO tatapan tuan Dev terasa dingin menusuk sampai Lucy tidak berani membalas tatapannya.
...astaga.. apa kesalahanku kali ini......
Lucy meletakkan tabletnya saat tuan Dev memanggil dan meminta dirinya mendekat.
"A.. apa yang anda butuhkan tuan Dev ? anda sudah mengosongkan semua jadwal untuk hari ini.. "
greb.. dengan satu gerakan cepat tuan Dev menarik tubuh Lucy kepangkuannya.
"Aku akan menghukummu.. "
Tanpa pemanasan yang cukup tuan Dev kembali memaksakan hasratnya, membawa Lucy ke sebuah sofa panjang yang menghadap jendela.
Lucy ingin berontak tapi percuma bukan ?? dia hanya dianggap istri yang seperti mainan boneka se*ks.
Menarik paksa kain yang menempel pada tubuh Lucy yang terbaring tak berdaya kemudian tuan Dev memulai permainan inti yang kasar dan tergesa.
awwhhss sakit sekali...
Lucy meringis menahan sakit tapi seperti nya tuan Dev tidak peduli, saat ini tuan Dev hanya berfokus melampiaskan amarahnya, dengan bercinta...
berjam jam kemudian, Lucy benar benar terkulai lemas tubuhnya tidak sanggup mengimbangi permainan liar tuan Dev yang memaksa.
hingga beberapa kali hentakan kuat sebagai puncak pelampiasan, tuan Dev dengan nada suara dingin berkata,
"siapa yang melakukan ini padamu.. " menatap luka basah pada lutut Lucy.
"a.. aku hanya tersandung karena tidak hati hati.. " Lucy membuang muka kesamping saat tuan Dev bangkit dari tubuhnya.
"Dasar wanita bodoh, lain kali kalau tidak bisa pakai sepatu heels maka tidak usah pakai, percuma kamu tampil semenarik apapun aku hanya menganggapmu budak, mengerti !"
seribu persen mengerti.. tentu saja diri ini hanya dianggap budak tumbal keluarga pelunas hutang, tidak perlu berulang kali mengingatkan aku sudah paham posisiku !!! batin Lucy
Tuan Dev kembali merapikan pakaiannya, begitu juga dengan Lucy, kembali mengenakan pakaian yang tercecer di lantai dengan menahan tangis dan sesak di dada.
Percuma aku mengatakan yang sebenarnya, beruang kutub itu hanya akan semakin menyalahkan aku, cih..
Lucy duduk di sofa menunggu suaminya yang sedang menelpon Asisten Clark.
entah apa yang mereka bicarakan tapi sesekali tatapan tuan Dev mengarah tajam menghunus netra Lucy.
Memilih menunduk daripada beradu pandangan, hingga beberapa saat kemudian..
"Kita pulang, berjalanlah dengan tegak jangan manja"
Mereka keluar dari perusahaan saat situasi sudah sepi, hanya security yang membungkuk hormat saat tuan Dev dan Lucy melewati pos nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Eka 'aina
nyesek klo jadi Lucy tapi tegar bngt dia😢
2024-06-03
0
kalea rizuky
menye menye cweknya
2024-05-13
0
Ririn Nursisminingsih
a pling sebel klau ceweknya lemah kyak gini
2024-05-03
2