"Berani-beraninya kamu duduk di sofa itu, hanya anggota keluarga majikan yang boleh duduk di sana!" kecam Tiara
dengan sombongnya.
Mendengar perkataan Tiara yang begitu sombong, membuat Alexa tertawa.
"Sungguh, aku merasa geli melihatmu seperti ini," sahut Alexa masih dengan tawa kecilnya.
"Mengapa kamu tertawa? ada yang lucu?".Tiara memasang wajah tidak suka.
" Kamu pikir aku ini siapa?" Alexa sengaja ingin membuat Tiara bingung.
Dan dengan sombongnya Tiara berkata,
"Babu,kau babu bukan?"
"Dia putriku!" terdengar sebuah suara dari arah pintu.
"Papa?" Tiara berlari menyongsong kedatangan Pak Hendra.
"Apa maksud papa?" tanya Tiara tidak mengerti
"Ya, dia Alexa, kakakmu!" jawab Pak Hendra.
Sontak membuat Tiara menganga lebar.
"A-alexa, k-kakak?" suara Tiara tersendat, entah mengapa ia merasa sakit hati ketika mendengar Pak Hendra menyebut Alexa sebagai putrinya.
"Ya, dia kakakmu anak dari istri pertamaku sebelum papa menikah dengan mamamu." jawab Pak Hendra memberikan penjelasan.
"T-tidak! Ini tidak mungkin, hanya aku putri papa satu-satunya, tidak boleh ada yang lain!" teriak Tiara lalu berlari menuju ke kamarnya.
Namun, sebelum ia benar-benar pergi dari ruangan itu, Tiara lebih dahulu mendorong Alexa yang tetap berdiri di tempatnya.
"Ini semua gara-gara kamu!" kecam Tiara, lalu pergi berlalu begitu saja meninggalkan Alexa yang terjatuh.
Melihat tingkah Tiara, Pak Hendra terkejut lalu berteriak.
"Tiara!!"
Akan tetapi yang dipanggil telah pergi berlalu dari tempat itu.
Pak Hendra bergegas membantu Alexa berdiri.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Pak Hendra.
"Tidak apa-apa Yah," jawab Alexa
"Maafkan adikmu, walau bagaimanapun dia adalah saudaramu satu-satunya." Pak Hendra mewakili Tiara meminta maaf.
Bu Lusi yang sempat melihat semua itu, datang menghampiri suaminya. Dengan rasa jengkel ia berkata.
"Baru setengah hari dia disini telah membuat masalah, awas saja jika sampai terjadi sesuatu kepada putriku, aku tidak akan memaafkan dirimu!" telak Bu Lusi yang ditujukan kepada Alexa, kemudian pergi menyusul putrinya.
Alexa terdiam mendengar perkataan Bu Lusi, ia teringat akan almarhumah ibunya yang telah tiada.
Ingin rasanya Alexa memiliki ibunya seperti dulu, ingin rasanya ia kembali bersama dengan ibunya seperti dulu, ada yang membela ketika ada seseorang yang menyakiti.
Tanpa Alexa sadari bulir air mata telah mengambang memenuhi kelopak matanya.
"Sudahlah, jangan diambil hati ya, mama Lusi orangnya memang seperti itu." Pak Hendra mencoba menenangkan Alexa.
"Iya,Yah tidak apa-apa," hanya ucapan itu yang bisa ia katakan.
Hatinya telah terlanjur sakit dengan perlakuan dari Bu Lusi dan Tiara.
Pak Hendra mengusap air mata yang mulai menetes dari kelopak mata putrinya.
Dengan lembut ia berkata,
"Besok Ayah akan mengajakmu ke suatu tempat, jadi persiapkan dirimu!"
"Kemana Yah?" kedua bola mata Alexa berbinar, ia mengira Pak Hendra akan mengajak dirinya ke kantor dan akan memberinya pekerjaan di sana. Sebuah senyum terlukis di bibirnya yang merona.
"Besok kamu juga akan tahu, sekarang ayo ikut Ayah," ajak Pak Hendra yang langsung membuat Alexa bertanya.
"Kemana Yah?"
"Kita beli semua keperluanmu," jawab Pak Hendra.
Ya, sebenarnya Pak Hendra masih ada uang tabungan yang memang ia simpan untuk Alexa sejak dulu, meskipun saat itu, Pak Hendra belum mengetahui bahwa Bu Rianti melahirkan seorang putri. Dan uang itu, tidak pernah di pakai oleh Pak Hendra walau sedikitpun, ia lebih memilih untuk berhutang dari pada harus memakai uang itu.
Bukan tanpa alasan, Pak Hendra menyisakan sedikit tabungannya, dikarenakan ia khawatir suatu saat nanti, anaknya dari Bu Rianti akan datang dan menuntut haknya.
Oleh karena itu, meskipun Alexa tiba tiba hadir dalam hidupnya, Pak Hendra tidak merasa gelisah sedikitpun, karena memang hak milik Alexa telah ia persiapkan.
"Tidak perlu Yah, bukankah aku telah membawa semua keperluanku dari desa," tolak Alexa, walau bagaimanapun, ia merasa tidak enak hati jika harus merepotkan ayahnya.
"Ini semua adalah hakmu, tolong jangan halangi Ayah untuk memberikan semua hak ini padamu." Pak Hendra menatap wajah putrinya dengan penuh kasih.
"Baiklah, jika begitu terserah Ayah saja." sahut Alexa setelah tidak mungkin untuk menolak.
Akhirnya Pak Hendra membawa Alexa pergi bersamanya dengan. Mengendarai mobilnya.
Sementara itu, di dalam kamarnya, Tiara sedang mengamuk. Ia melemparkan semua barang-barang ke segala arah. Sehingga membuat kamarnya seperti kapal pecah.
"Papa! Aku tidak percaya papa sejahat ini, papa tidak lagi menyayangi ku, papa lebih membela perempuan itu daripada aku! Aku benci papa, aku benci!!" teriak Tiara, seraya membanting sebuah foto keluarga yang dipajang di dalam kamarnya.
Bu Lusi hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan putrinya, dengan lembut ia berkata,
"Sayang, untuk apa kau bersikap seperti ini, hanya buang-waktu dan tenaga saja," bujuk Bu Lusi kepada Tiara.
"Mama berkata seperti itu karena mama tidak tahu bagaimana rasa sakit hatiku ma, papa lebih membela perempuan itu, ketimbang aku!" tukas Tiara dengan penuh emosi.
Tiara yang selama ini telah terbiasa dimanjakan oleh kedua orangtuanya, membuat Tiara tidak bisa menerima kenyataan bahwa ia memiliki seorang kakak dari ibu yang berbeda.
Dan, itu jelas terlihat dari sikap dan kemarahan yang ditunjukkan oleh Tiara.
"Baik, mama nanti akan mencoba bicara kepada papamu, supaya gadis kampung itu tidak lagi tinggal disini." ucap Bu Lusi seraya membelai rambut putrinya dengan lembut.
"Makasih ya ma, mama memang yang terbaik!" Tiara kembali bertingkah manja.
"Iya sayang, selagi ada mama, apasih yang tidak untukmu!"
"Mama, I love you ma!" ucap Tiara dengan tingkah manjanya.
Kemudian Bu Lusi memeluk putrinya dengan penuh kasih sayang.
Namun, Bu Lusi tidak menyadari kalau kasih sayang yang ia berikan sangatlah berlebihan hingga mengakibatkan kemungkinan hal buruk di kemudian hari.
************************************************
Sedangkan Alexa dan Pak Hendra saat ini sedang berada di sebuah mall, mereka ingin berbelanja semua kebutuhan Alexa.
Sebenarnya Pak Hendra sengaja mengajak putrinya ke tempat itu agar Alexa terlihat cantik di mata Saga.
Dan, Alexa tidak pernah tahu akan hal itu.
"Ini yang mana Yah, yang bagus?" tanya Alexa seraya memperlihatkan dua buah baju di tangan kanan dan kiri nya.
"Semua bagus, ambil saja semuanya!" jawab Pak Hendra dengan senang, melihat putrinya bahagia.
"Ini juga bagus, dan sepatu heels ini sepertinya cocok untuk mu!" ucap Pak Hendra dengan memperlihatkan gaun berwarna merah dan sepatu heels berwarna senada.
"Tidak perlu Yah, ini sudah cukup!" Alexa kembali menolak untuk yang kedua kalinya.
"Ayah kan sudah katakan, jangan pernah menolak! Ya sudah ayo kita ke kasir!" ajak Pak Hendra setelah di rasanya cukup untuk membeli beberapa keperluan Alexa.
"Kau putri Ayah, jadi mulai sekarang kau harus berpenampilan lebih cantik dan mempesona." ucap Pak Hendra setelah memilih beberapa macam alat make up untuk Alexa.
Walau sebagai seorang pria, Pak Hendra cukup cerdas dalam memilih produk yang berkualitas. Jadi, tidak diragukan lagi semua barang-barang yang dipilih oleh Pak Hendra, adalah barang-barang yang ori.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Wong kam fung
kasih aja cabe tuh tiara
2023-03-29
0
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Karisma Ad🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
terus tertawa aja tiara, biar kapok itu orang yang sombong..
2023-03-29
0
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸
Wkwk tiara ada saingan/musuh baru nih
2023-03-20
0